A. Defenisi Tim
Keberhasilan organisasi untuk melakukan improvement terhadap
sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi masyarakat sangat
ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh manajemen dalam mengoorganisasi
sumber daya manusia (TIM).
Tim Adalah kumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing
yang bersifat saling melengkapi, bekerjasama untuk mewujudkan tujuan tertentu
bersama.
Tujuan Tim. Tim dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu. Ada tim yang
dibentuk untuk pengembangan produk, pengembangan sistem, improvement terhadap
kualitas, penyelesaian masalah, atau perekayaasaan kembali sistem yang
digunakan melayani masyarakat.
Masa Kerja Tim. Masa kerja tim dapat dibagi menjadi dua
: (1) sementara dan (2) permanen. Tim yang memiliki masa kerja
permanen adalah tim yang dibangun sebagai bagian permanen dari struktur
organisasi. Contoh tim dengan masa kerja permanen adalah tim departemen
fungsional, seperti fungsi produksi, pemasaran, akutansi, keuangan dan sumber
daya manusia. Tim sementara adalah tim yang dibentuk untuk mewujudkan
tujuan-tujuan jangka pendek dan akan segra dibubarkan begitu tujuan tim telah
tercapai. Contoh tim sementara adalah tim pemecahan masalah, tim proyek, dsb.
Keanggotaan Tim. Keanggotaan Tim dapat bersifat
fungsional atau lintas fungsional. Organisasi yang dibangun dengan pendekatan
fungsional hirarki umumnya membentuk departemen atau unit organisasi lain yang
keanggotaanya bersifat fungsional. Tim fungsional beranggotakan orang-orang
dengan keahlian sama, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman.
Tim Lintas fungsional adalah sekelompok orang yang berasal dari
berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi, berusaha bersama-sama
mewujudkan tujuan tim. Tim lintas fungsional dapat dibentuk secara
permanen untuk mewujudkan tujuan jangka panjang organisasi, atau dibentuk untuk
menyelesaikan masalah jangka pendek organisasi.
Keanggotaan Tim Lintas Fungsional, beranggotakan berbagai personil yang
memiliki keahlian tertentu dibidangnya. Dengan demikian tim lintas fungsional
seringkali disebut dengan tim multidisiplin.
Pimpinan tim Lintas
fungsional dipimpin oleh
seorang manajer, yang mememgang kepemilikan sistem dan bertanggung jawab untuk
melakukan improvement berkelanjutan terhadap sistem tersebut.
Keunggulan tim kerja : (1). Kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan secara cepat, (2). Kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks, (3)
berfokus ke masyarakat, (4). Meningkatkan kreaktifitas, (5) menjadikan
organisasi belajar, (6). Menyediakan titik tunggal untuk kontak bagi
masyarakat.
Kelemahan Tim
Lintas Fungsional adalah kompleksitas organisasi hierarki.
Untuk membangun
komitment anggota tim lintas fungsional dapat ditempuh :
1. Rumuskan misi tim lintas fungsional
2. Misi tersebut
dirumuskan melalui proses diskusi yang melibatkan seluruh anggta tim
3. Misis tersebtu dijabarkan kedalam serangkaian tujuan kinerja
yang jelas, terukur, dan spesifik.
4. Tetapkan peran setiap anggota dalam
mewujudkan tujuan kinerja tim, sehingga setiap anggota tim merasa
bertanggungjawab atas perwujudan tujuan kerja tim
5. Rumuskan rencana kerja untuk mewujudkan
kinerja tim. Setiap anggota dibuat bertanggung jawab atas terwujundnya kinerja
tim, bukan hanya sebagian.
Tim kesehatan diartikan sebagai
sekelompok orang yang mempunyai suatu sasaran dan tujuan yang sama dalam hal kesehatan,
yang ditentukan, oleh kebutuhan masyarakat, menuju kepada pencapian di mana
setiap anggotanya ambil bagian, sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya dan
dalam koordinasi dengan fungsi orang lian.
Anggota tim
kesehatan meliputi semua yang bekerja bersama-sama; contohnya staf
penunjang-pesuruh, pengemudi, petugas kebersihan-semua merupakan bagian dair
tim. Hasil kerja dan kontribusi mereka harus diakui seperti satf teknis lainnya
(pembantu medis, perawat, dan pekerja kesehatan masyarakat).
Sebuah tim
kesehatan baisanya mempunyai pangaklan: anggota tim dapat bekerja sama dalam
satu bangunan, misalnya pusat kesehatan, tempat penyiraman peralatan dan
penyelengagraan beberapa klinik. Dari pangakalan
ini mereka mengunjungi masyarakat untuk menanggulangi masalah kesehatan,
menangani usaha kesehatan sekolah, membuka klinik, atau memantau pasien-pasien
di rumah mereka.
Prinsip-prinsip
saling ketergantungan (intedependensi) dan kerja sama kelompok
adalah sama untuk seluruh kasus, tetapi mungkin berbeda penerapannya.
1.1
Tim Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
Tim kesehatan
diadakan untuk masyarakat. Masyarakat mempunyai kebutuhan akan kesehatan dan
merupakan tugas tim kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan
esensial yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara serta memperbaiki derajat
kesehatan bagi masyarakat umum. Pelayanan tersebut
mencakup pelayanan untuk meningkatkan kesehatan, misalnya menjaga kebersihan
lingkungan, penyediaan air
bersih, pemberantasan penyakit menular, higiene, pelayanan gizi masyarakat, dan
sebagainya.
Untuk mencapia tujuannya,
sebuah tim kesehatan harus dapat
mendorong, merangsang, dan mendukung peran serta masyarakat, yakni membantu masyarakat
untuk mempercayai sepenuhnya semua usaha dan sumber daya mereka sendiri untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan mereka. Satu hal penting agar masyarakat bertanggung jawab
atas kesehatannya adalah dengan menunjuk pekerja pelayanan kesehatan masyarakat
yang berasal dari masyarakat itu sendiri, dan kemudian menjadi kewajiban bagi
tim kesehatan dari pusat kesehatan untuk melatih dan mendukung para pakerja
ini.
Anggota tim juga
harus bekerja sama dengan para pekerja dari sektor lain yang terkait dengan kesejahteraan
dan pembangunan masyarakat, misalnya guru, tenaga penyuluh pertanian, tenaga
pembangunan masyarakat, dan pemimpin agama.
Sebuah tim
kesehatan harus:
- Memahami dan berkomunikasi dengan
masyarakat
- Mendorong peran serta masyarakat dalam
mengenai masalah dan mencari pemecahannya; dan
- Bekerja dalam masyarakat, yakni di pusat
kesehatan, balai pertemuan masyarakat, balai kerja, sekolah dan rumah penduduk.
Untuk membangun
hubungan baik dengan masyarakat, seseorang pekerja kesehatan atau tim kesehatan
hendaknya mengikuti empat langkah berikut:
-
Dengar, pelajari dan pahami,
-
Bicarakan, diskusikan danputuskan
-
Dorong, organisasikan dan ikut serta, dan
- Beri informasi
Pekerja kesehatan dapat mengamati dan mempelajari tentang
masyarakat melalui pokok-pokok berikut:
-
Standar-standar
kerja dan standar hidup (sumber daya
masyarakat)
- Kehidupan keluarga
- Struktur sosial dan politik
- Struktur populasi
- Nilai-nilai kepercayana dan adat
- Sikap kesehatan
· Standar Kerja dan Hidup
Standar Kerja dan Hidup yang menjadi kebiasaan
dan dapat diukur adalah Bagaimana orang-orang mendapatkan makanan, bagaimana
mereka mencari uang? Apakah mereka petani, nelayan, peternak, pekerja
pekerbunan, pekerja pabrik? Bagaimana mereka menghabiskanw aktu senggang
mereka? Apakah mereka bekerja pada malam hari?
Siapa yang bekerja,
kaum pria, wanita atau keduanya? Apakaha anak-anak mereka bekerja? Berapa
banyak anak-anak yang bersekolah?
· Kehidupan keluarga
Kehidupan keluarga yang dapat diukur adalah Bagaimana mutu
hubungan dalam keluarga? Siapa yang
mengambil keputusan? Apakah system keluarga merupakan keluarga
besar? Berapa rata-rata jumlah anak dalam satu
keluarga? Bagaimana anak-anak tersebut diberi makan, bagaimana mereka dididik?
· Struktur Sosial dan Politik
Struktur Sosial dan
Politik yang dapat diukur
adalah Siapa pemimpin-pemimpin masyarakat? Bagaimana mereka dapat menjadi
pemimpin? Siapa yang mengambil keputusan? Apakah struktur politik bersifat
otoriter atau demokratis?
· Struktur Populasi
Struktur Populasi yang dapat diukur adalah Apakah banyak
yang berusia lanjut? Berapa banyak anak yang lahir? Apakah banyak wanita usia
subur? Apakah hanya sedikit dijumpai orang dewasa muda karena kebanyakan dari
mereka meninggalkan desa untuk bekerja di kota?
·
Nilai, Kepercayaan
dan Adat
Dalam setiap masyarakat, terdapat banyak
kepercayaan tentang kehidupan, yang berasal dari tradisi dan agama.
Adat-adat yang mengatur bagaimana orang harus bertingkah laku terhadap
sesamanya, mislanya menghormati yang lebih tua, menuntut kepatuhan dari
anak-anak.
·
Sikap Kesehatan
Apa kepercayaan umum terhadap penyebab penyakit? Pengobatan apa yang
biasa dipakai dalam keluarga? Apakah ada pengobatan dengan tanaman? Apakah ada
duku? Metode tradisional apa yang dipakai? Apakah ada kepercayaan khusus
tentang kelahiran, pemberian air susu, dan menyapih? Bagaimana sikap mereka
terhadap penjarangan kelahiran atau keluarga berencana?
Bicarakan,
Diskusikan dan Putuskan
Pada tahap ini,
suatu pertemuan resmi atas kehendak memimpin masyarakat dapat
diselenggarakan untuk mencoba memutuskan masalah mana yang paling berat dan apa
yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Hal ini dapat sulit dan mungkin diperlukan beberapa kali pertemuan agar
dapat dicapia keputusan yang jelas.
Dorong,
Organisasikan Dan Ikut Serta
Dalam persiapan
rencana kegiatan inilah para pekerja kesehatan dapat sangat membantu. Dengan pengetahuan dan latihan, mereka dapat
menjelaskan kepada masyarakat penyebab dari beberapa masalah dan bagaimana
memecahkannya. Misalnya, bila masyarakat
menaruh perhatian mengenai penyakit pada anak-anak, seorang pekerja kesehatan
dapat menerangkan berbagai cara pencegahannya, misalnya melindungi sumber air,
mengimunisasi anak, dan meningkatkan mutu makanan penyapihan.
Beri Informasi
Sesudah rencana
kegiatan diajukan, didiskusikan dan diterima,
masyakat harus diberitahu tentang seluruh tujuan dan keputusan yang telah
diambil.
Hanya bila anggota
masyarakat serta tim kesehatan menyaradi tujuan dan keputusan ini, peran serta
aktif mereka dapat terwujud. Bila
masyarakat tidak tahu apa yang dituju, atau tidak mengertia mengapa suatu
tujuan diajuakan dan mengapa bukan yang lain, mereka enggan melakukan apa-apa
untuk membantu mencapainya.
Pusat kesehatan
dapat merupakan salah satu dari berbagai tempat bagi anggota tim untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Tempat ini juga meruapkan tempat bagi tim untuk memasang poster, grafik
yang mudah dimengerti, atau cara lain yang cocok untuk memberi informasi kepada
masyarakat. Misalnya, lebih baik memberitahu masyarakat tentang masalah yang
praktis, mislanya sampah dan pengumpulannya, atau jamban, atau pasokan air, daripada
tentang jumlah pemeriksaan ginekologis atau pemeirksaan urin yang telah
dilakukan.
B. Memimpin Sebuah
Tim Kesehatan (Tim Leader)
Pengertian
Kepemimpinan
Beberapa definisi
kepemimpinan tidak edikit jumlahnya, diantaranya adalah :
George R.Terry
Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi
orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela.
Robert.O.Tannenbaum,
Irving R.Wechler dan fred Messarik
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang
dilakukan dalam situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi untuk mencapai
suatu tujuan atau tujuan-tujuan khusus.
Harold Koonzt dan
Cyrill O’Donnel
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang-orang
untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama.
Singkatnya kepemimpinan adalah
suatu upaya yang dilakukan seseorang dalam hubungan antar manusia untuk
mempengaruhi (Influence) orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi
dengan maksud mencai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan komunikasi
adalah setiap gerak-gerik, tata cara, bicara dan segala tindakan yang dilakukan
oleh seseorang.
Definisi ini mengandung arti bahwa dalam kepemimpinan
tercermin adanya pendayagunaan pengaruh dan semua aspek hubungan antar manusia
dan mengandung unsur komunikasi yang akan berpengaruh terhadap pikiran, tingkah
laku, dan hasil kerja para pengikut (The Follower). Ketidakmampuan
pemimpin dalam komunikasi merupakan kelemahan yang serius bahkan kegagalan
bekerja 70% diakibatkan karena ketidakmampuan berkomunikasi seorang pemimpin.
1.Kekuasaan Merupakan Dimensi Pengaruh
Kepemimpinan
mengandung unsur mempengaruhi orang lain, sedangkan pengaruh dihubungkan dengan
kapasitas kekuasaaan. Pada umumnya kekuasaan merupakan sifat yang dimiliki
pribadi-pribadi atau kedudukan dalam organisasi yang pemimpin. Kesanggupan
untuk mempengaruhi dan mengendalikan situasi didasarkan pada adnya kekuasaan.
Otoritas atau kewenangan (Authority) merupakan hak seorang pemimpin,
untuk mengendalikan hasil karya orang lain berdasar kekuasaan yang ada
hubungannya dengan kedudukan dalam hirarki organisasi. Agar kepemimpinan
berjalan efektif maka kepemimpinan memerlukan dua ladasan kekuatan tersebut.
Jadi disini tampak adanya perpaduan antara kemampuan kepemimpinan individu (Leadership)
dengan adanya kewenangan (Authority).
Menurut French
& Raven sumber kekuasaan disebut sebagai Social power dengan
sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai
berikut :
2.
Kekuasaan Yang Bersumber Dari Organisasi
a. Kekuasaan sah
berdasarkan hukum yang sah (Legitimatting power).
Kekuasaan ini
diperoleh dari kedudukan sebagai pemimpin dalam kelompok organisasi biasanya
merupakan organisasi formal dimana ada surat keputusan tentang seseorang
menduduki jabatan kepala atau pemimpin dalam suatu organisasi. Tetapi
legitimasi ini mengandung arti siapa saja yang memiliki jabatan, gelar atau
posisi.
b. Kekuasaan
imbalan (Reword power)
Sumber kekuasaan
terdapat dalam kemampuan untuk mengedalikan pemberian imbalan pada orang lain
yang dapat berupa barang, uang, pujian, kenaikan pangkat dan penghargaan.
Dengan syarat bahwa perilaku the follower sesuai dengan keinginan the leader.
c. Kekuasaan
Berdasarkan Paksaan (Coercive power)
Sumber kekuasaan
ini dipeoleh dari kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain baik berupa
teguran penurunan pangkat dan lain sebagainya, jika anak buah tidak sesuai atau
bertentangan dengan keinginan pemimpin.
3.
Kekuasaan Yang Bersumber Dari Kemampuan Individu
a. Kekuasaan
berdasar keahlian (Expertise power)
Kekuasaan ini bersumber kepada kecakapan
individu, keahlian atau pengetahuan khusus yang dimiliki pemimpin. Para
pengikut memandang pemimpinanya memiliki keahlian yang diperlukan dan mereka
yakin bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tersebut dan mereka percaya bahwa
pemimpinannya akan mampu membawa mereka kepada keberhasilan.
b. Kekuasaan
berdasarkan sifat yang menarik atau kharismatik (Referent power)
Kekuasaan bersumber keyakinannya terhadap
nilai-nilai tertentu. Seorang pemimpin yang dikagumi karena berpendirian kukuh
terhadap nilai-nilai yang ada maupun nilai yang telah ditetapkannya. Seringkali
merupakan kekuatan bagi para pemuka agama.
Menurut Raven, Kruglanski, Hersey dkk
masih ada dua sumber kekuatan lainnya yang
dimiliki pribadi seorang pemimpin yaitu:
1.Kekuasaan Koneksi (Conection)
Sumber kekuasaan ini berdasarkan kepada hubungan sang pemimpin dengan
orang-orang penting yang erkuasa dan berpengaruh, seorang pemimpin yang
berkuasa berdasar koneksi yang tinggi akan menimbulkan kepatuhan para pengikut
karena mereka berusaha memperoleh keuntungan atau menghindari ketidaksukaan
dari orang penting tersebut.
2.
Kekuasaan informasi
(Information)
Kekuasaan ini berdasar pada informasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin
dan kemudahan mendapat informasi yang berharga dan dibutuhkan oleh orang lain
untuk kelancaran tugsnya.
Bentuk lain dari
Kekuasaan mengacu pada Robert Dawson, 1999 yaitu:
1. Kekuasaan berdasarkan perilaku sesorang yang seperti gila
disebut sebagai The Power of Crazy.
Orang seperti ini seolah sifatnya agak gila dan sulit dipahami oleh orang
lain, memang ia sengaja berbuat seperti gila dengan harapan orang lain akan
menuruti keinginannya atau ia mampu memepngaruhi orang lain dengan kegilaannya.
2.
Kekuasaan yang
berasal dari penggabungan beberapa kekuatan atau Combination power.
Kekuatan yang timbul dari penggabungan beberapa kekuatan dalam mempengaruhi
orang lain, pemimpin jenis ini selalu berubah-ubah dalam menggunakan
kekuasaannya dan sulit ditebak oleh orang lain.
3.
Kekuasaan yang
bersumber dari perang yang membingungkan atau The Power of conflusion.
Pemimpin ini menggunakan taktik penguasaan yang mampu membingungkan orang
lain, seperti jurus dewa mabuk pada film Mandarin.
4.
Kekuasaan yang berasal
dari kemampuan individu dalam membanding-bandingkan atau The Power of
competitive.
Pemimpin ini menggunakan kekuatan kekuasaan berdasar kemampuannya
membandinkan-bandingkan, misalnya ada karyawan yang kinerjanya merosot maka
dengan sigap ia akan membandingkan denga karyawan dari perudsahaan lain yang
berhasil karena kinerja yang lebih baik dari karyawannya.
5. Kekuasaan berdasarkan situasi yang
dimiliki atau The Power of situation.
Pemimpin jenis ini pandai menggunakan situasi yang ada untuk menambah kekuatannya
dalam rangka mempengaruhi orang lain.
Sebagai gambaran
bahwa kekuasaan dapat dijadikan alat untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa
pakar memngatakan bahwa kekuasaan itu sangat merusak, namun menurut (George
Bernar Shaw,1997). Kekuasaan itu tidak merusak manusia, hanya orang bodoh
jika mendapatkan posisi kekuasaan cenderung menyalahgunakannya.
4. Penggunaan
Kekuasaan Secara Efektif
Setiap orang yang memangku jabatan
pimpinan baik itu direktur, kepala manajer atau ketua-ketua, berada dalam posisi
DHD yang harus memiliki kemampuan tinggi dalam memberdayakan orang lain,
sejalan dengan kemampuan itu, tersirat tanggung jawab dalam menggunakan
keuasaannya.
Kekuasaan itu sendiri tidaklah buruk,
akan tetapi perilaku pengusa itulah yang banyak menyebabkan terjadinya
keburukan. Kekacauan bahkan pertempuran yang bermakan buruk dalam kepemimpinan.
Hal ini disebabkan karena banyak pimpinan tapi bukan seorang pemimpin, ia hanya
mengandalkan kewenangannya ketimbang kompetensi individuanya dalam memimpin.
Menurun, John Kobasigh, terlalu banyak pemimpin di puncak pemerintahan
dan perusahaan dilahirkan oleh penunjukan kewenangan atau hanya mengandalakan
legitimasi semata, akan tetapi mereka menganggap bahwa semua itu adalah karena
usaha mereka sendiri. Keadaan ini menyebabkan mudah timbulnya arogansi.
Ditinjau dari penggunaanya,
kekuasaan itu dapat bermakna baik atau buruk mutu kepemimpinan seseorang dapat
dinilai efektif jika :
1. Membuat para
pengkuitnya merasa kuat, menumbuhkan perasaan bahwa mereka mampu menetukan masa
depan dan lingkungan hidup mereka;
2. Menumbuhkan
kepercayaan para pengikut terhadap para pemimpin;
3. Membangun serta
memupuk hungan kerja sama bukannya hngan persaingan;
4. Memecahkan
pertentangan yang timbul dalamhubungan tugas dengan cara terbuka (win-win);
5. Merangsang serta
mengembangkan cara berpikir dan bertingkah laku stratgeis yang berpedomen pada
visi.
Pendekatan Konsep
Kepemimpinan
[
Menurut Gerry
A.Yukl. konsep kepemimpinan dapat digolongkan kepada tiga pendekatan utama
yaitu :
1. Pendekatan sifat-sifat pemimpinan
2. Pendekatan tingkah laku pemimpin
3. Pendekatan situasional
1. Pendekatan
sifat-sifat pimpinan
Pendekatan ini bertitik berat kepada
kualitas pribadi pemimpin. Teori ini dikenal dengan “The great man theory”
bahwa seseorang yang dilahirkan mempunyai bakat kepemimpinan tertentu yang
menjadikannya pemimpin yang berhasil pada setiap situasi dan yang dikenal
dengan Natural leader.
Sifat sifat tersebut terdiri dari :
- Karakteristik-karakteristik fisik
seperti tinggi badan yang ideal, wajah yang ideal, dan kekuatan fisik yang baik
- Kemampuan (ability) seperti
kecerdasan, kemampuan berbicara (verbal)
-
Kepribadian yang
memiliki intregitas (Intregity) harga diri, pengaruh dan inisiatif.
Namun berdasar penelitian ternyata sifat dan efektifitas kepemiminan ini tidak
konsisten karena tidak diperhitungkan aspek situasi eksternal tyermasuk sikap
dan perilaku bawahan dan tugas yang akan menentukan sifat-sifat kepemimpinan
efektif (The leader depend on the follower).
2. Pendekatan
tingkah laku pemimpin
Pendekatan ini menitikberatkan kepada
apa yang dikerjakan oleh seorang pemimpin atau memperlajari tingkah lakunya
dalam mensikapi tuntutan situasi, termasuk harapan bawahan, pandangannya
sendiri dan harapan pribadinya dengan cara menggunakan kepandaian dan
pengalamannya.
Frederick
Winslow Taylor mengemukakan dasar manajemen keilmuan dimana karyawan
diperlakukan sebagai alat atau mesin untuk mencapai tujuan. Namun disanggah
oleh Elton Mayo yang memperlopori gerakan hubungan antara manusia yang
lebih mementingkan hubungan antara manusia dalam organisasi daripada tugas,
atau menekankan manusia sebagai manusia.
Studi kepemimpinan Iowa (Ronald
Lipid dan Ralphs Witgh) meneliti tingkah laku pemimpin dan mendapatkan tiga
jenis tingkah laku yaitu :
- Tingkah laku otoktratis (Authocratic)
yang lebih menekankan kepada petugas tanpa memdang manusianya.
- Tingkah laku demokratis (democratic)
lebih cenderung hubungan antara manusia
- Tingkah laku Leizesfair cenderung
memberi kebebasan kepada karyawan tanpa batas untuk melakukan apa yang
diinginkan. Tidak ada kebijakan atu prosedur yang ditetapkan. Tidak seorang
pun berusaha mempengaruhi orang lain se
hingga tidak tampak suasana formal.
Faktor-Faktor
Kepemimpinan
Kepemimpinan mengandung
faktor-faktor tertentu, yang dapat menentukan didukung atai tidaknya seorang
pemimpin. Sepeti telah dibahas sebelumnya bahwa kepemimpinan merupakan
penggabungan dari faktor-faktor, komunikasi, kepedulian terhadap lingkungan,
kemampuan-kemampuan dalam memberikan pemahaman terhadap orang lain, kapasitas
yang prima, kemampuan unggulan, merupakan agen perubahan , pemberi jalan dan
kesempatan, manusia yang creative, sensitif tehadap lingkungan, ada
kemauan untuk berbagi, memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi, memiliki
kecepatan ideal dalam pengambilan keputusan, pintar, memiliki intergritas
tinggi, memiliki intuisi yang memadai, inspiratif, mampu mengendalikan emosi,
memberdayakan karyawan dan mampu memanfaatkan jabatannya dengan benar.
Jika yang telah digambarkan diatas
dimiliki oleh seorang pemimpin maka sudah dapat dipastikan bahwa fungsi
kepemimpinannya akan berjalan dengan baik dan akan mampu mempengaruhi para
pengikutnya untuk meraih kepentingan bersama.
Menurut Paul Hersey dan Ken
Blanchard, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi altivitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam suatu siatuasi tertentu.
Berdasarkan gambaran di atas maka
komponen-komponen kepemimpinan harus diketahui agar kepemimpinan di rumah sakit
bisa lebih efektif. Dan untuk itu perlu digambarkan secara berurutan komponen
yang harus dimainkan oleh seseorang pemimpin agar bisa berfungsi dengan baik
seperti di bawah ini:
[
Komunikasi Dan
Rethorika Pemimpin
Communication
Komunikasi merupakan pendukung utama agar fungsi kepemimpinan bisa efektif, karena
seringkali kegagalan kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya kemampuan
berkomunikasi. Bahkan terdengar bahwa kegagagalan bekerja 70% diakibatkan oleh
kegagalan komunikasi.
Komunikasi adalah hal penting bagi kehidupan kita
sehari-hari, setiap saat dan setiap tempat hampir selalu terjadi komunikasi,
baik komunikasi verbal, non verbal, tertulis, simbolis sengaja maupun tidak
sengaja. Pada umumnya berkomunikasi sekitar 50% sampai dengan 75% dari waktu bekerja
dan 80% dilakukan dengan cara berbicara.
Oleh karena itu apa
yang kita katakan dan bagaimana cara mengatakannya akan sangat menentukan kelancaran
dalam berkomunikasi. Ungkapan yang cantik adalah pada saat anda mulai
berbicara, yang saat itu pula pintu atau jendela rumah anda terbuka dan orang
lain akan melihat isi rumah anda, dan secara tidak sadar anda selalu membawa
rumah anda, kemanapun anda pergi.
Komunikasi tidak hanya menyangkut masalah
kata-kata. Hanya 70% saja komunikasi antar pribadi dillakukan dengan kata-kata,
sedangkan sisanya terkandung dalam unsur-unsur nonverbal, yaitu 50%
dilakukan melalui ekspresi wajah dan gerakan dan bahasa tubuh lainnya dan 38%
seseorang menggunakan nada suaranya.
Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan pemikiran,
perasaan dan keinginan. Kita berkomunikasi jika kita menyukai dan menghormati
seseorang. Kita mengkomunikasikan kebahagiaan, ketidakpastian, kegembiraan,
penderitaan, keluhan, memperoleh pengakuan,, memperingatkan, bersikap sopan,
meningkatkan harga diri, memerintah, memberi pertolongan, memberi nasehat, bahkan
berbohong dan berbuat curang maupun menipu. Caranya ada yang sederhana, adapula
yang kompleks.
Oleh karena itu
komunikasi sangat berpengaruh dan mendalam terhadap kehidupan serta hubungan
tnter personal dalam kesehrian. Jadi dalam berkomunikasi sangat diperlukan
kemampuan yang prima dan harus mengetahui dengan jelas apa yang akan kita
katakan, hal ini terungkap dari perkataan seorang terkenal George Bernard
Shaw”Dengan kunci yang tepat seseorang dapat mengatakan apa saja”.
Namun bila kuncinya
salah, tak sesuatupun dapat dikatakan. Bagian tersulit adalah menentukan kunci
tersebut”.Bahkan Albert Einstein mengungkapkan “ Aku jarang sekali
memikirkan kata-kata” atau ungkapan menarik dari Abraham Lincoln “Lebih baik
tetap diam dan tetap tidak tahu daripada membuka mulut dan menyingkirkan segala
keraguan”.
Jadi jelas bahwa
pentingnya komunikasi dalam kehidupan kita, karena dengan komunikasi yang baik
dan benar hubungan interpersonal maipun hubungan sosial akam semakin mambaik,
bahkan kemempuan komunikasi akan mengurangi kesalahan kita dalam bekerja, serta
merupakan kunci peningkatan karier anda.
Ilmu Rethorika
Ilmu
Rethorika adalah ilmu atau tatacara berbicara di depan orang lain, dengan
maksud menyampaikan pesan yang spesifik. Ilmu ini umumnya digunakan unutk
berpidato, kampanye, diskusi, presentasi, negosiasi menyakinkan orang, membawa
misi, motivasi, membangkitkan emosi merubah perilaku dan lain sebagainnya untuk
kepentingan komunikasi. Orang yang terampil dan menarik dalam berpidato disebut
Orator dan sering dikatakan bahwa orang tersebut berbicara sangat
retorik.
Rethorika
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari teori komunikasi, hanya berpidato
lebih ditekankan terhadap komunikasi dalam bentuk lisan. Namun pada prinsipnya
semua ilmu komunikasi yang ada, merupakan teori dasar dalam berpidato.
Kaidah-kaidah komunikasi harus dipatuhi pada saat berpidato, orasi atau
presentasi.
Langkah dalam
Memimpin Sebuah Tim Kesehatan
1. Menetapkan dan
Membagi Tujuan dengan Anggota Tim
Orang akan bekerja sama bila mereka saling
sepakat satu sama lain dan saling berbagai tugas dalam menetapkan dan mencapia
tujuan dari seluruh tim. Untuk memenuhi
tujuan-tujuan suatu organisasi, mereka yang bekerja untuk organisasi tersebut
harus mengetahui apa yang menjadi tujuan.
Pekerja kesehatan yang bertanggung jawab atas suatu program beserta tim
kesehatan mula-mula harus berurusan dengan orang dan kemudian dengan
benda. Masyarakat tidak akan bekerja
sebaik-baiknya bila mereka diperintah untuk mengerjakan sesuatu. Salah satu jalan terbaik-mungkin satu-satunya
jalan-untuk menjamin bahwa mereka sepkaat dengan suatu tujuan, dan mereka
mendorong untuk mencapianya, adalah dengan membuat mereka ikut serta dalam
penetapannya.
Motivasi adalah suatu
dorongan dari dalam diri yang menentukan apa yang seseorang lakukan dan tenaga
serta semangat dalam melakukannya. Motivasi merupakand asar untuk mengambil
keputsuan pribadi. Manusia senang
mengambil keputusan yang penting bagi dirinya sendiri. Mereka sangat lebih siap untuk bekerja mencapia
tujuan-tujuan yang mereka tetapkan sendiri daripada untuk tujuan-tujuan yang
ditetapkan orang lain.
Ketika tujuan kesehatan setempat ditetapakan, berbagai
kelompok masyarakat harus diminta pendapatnya.
Mereka adalah:
- Orang dalam Masyarakat
Sering sekali
sangat sulit untuk menemukan apa yang merupakan tujuan masyarakat atau seberapa
besar kebutuhan sekelompok masyarakat akan perbaikan kesehatan atau perubahan
sosial atau lingkungan lian yang dapat meningkatkan mutu kehidupan. Dalam setiap kelompok masyarakat, rakyat
harus ikut serta dalam menentukan tujuan-tujuan kesehatan mereka sendiri; staf
kesehatan tidak diperbolehkan untuk menentukannya sendiri. Namun, beberapa orang akan mencoba
mempengaruhi rakyat secara tidak semestinya untuk mengambil kepentingannya
sendiri dan para pekerja kesehatan harus mengimbangi pengaruh tersebut dengan
mendorong semua orang berperan serta dalam penetapan tujuan.
- Pasien
Pasien menginginkan
pelayanan. Bila telah mengerti masalah
mereka, dan telah datang kepada pekerja kesehtan untuk mencari pemecahan,
mereka berhak untuk didengarkan.
Kebutuhan dalam bidang kesehatan dari suatu masyarakat seirng tercermin
mula-mula pada mereka yang sakit. Bagi
tim kesehatan, pengobatan penyakit mungkin bukan merupakan kebutuhan utama,
tetapi untuk mendapatkan kerja sama masyarakat, tim kesehatan pertama-tama
hanya harus memenuhi kebutuhan yang merasa tunjukan ini.
- Pekerja Kesehatan
Salah satu kegunaan
penetapan tujuan adalah agar tim mampu menilai hasil, dan salah satu sifat dari
tujuan adalah bahwa tujuan harus dapat diamati bila telah tercapai. Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas
mendoong para pekerja kesehatan melakukan tugas-tugas mereka dan membantu
meninjau ulang serta menganalisis kegiatan rutin meraka. Ini sbebanya sangatlah penting ditetapkan
tujuan.
- Departemen Kesehatan
Tujuan nasional
ditetapkan oleh departemen kesehatan dan kemudian dimodifikasi agar sesuai
untuk berbagai tingkatan sistem kesehatan.
Pada dasarnya, departemen kesehatan mengandaikan masyarakat secara
keseluruhan, dan menetapkan kebijakan kesehatan secara umum.
2. Memotivasi
Anggota Tim
1)
Definisi Motivasi
Setiap organisasi ingin mencapai tujuannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peran manusia yeng terlibat di dalamnya sangat penting. Untuk
menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka harus
dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena
motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang bekerja atau dengan kata
lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Untuk itu
agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi maka harus ada perpaduan
antara motivasi mereka dan permintaan organisasi.
Motivasi berasal dari bahasa latin, mafere yang
berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi hanya diberikan kepada para
karyawan yang mempersoalkan tentang bagaimana cara mendorong gairah kerja
karyawan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada dasarnya organisasi
bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang
penting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang
optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi
organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan menggunakan kemampuan,
kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.
Motivasi penting karena dengan
memotivasi ini diharapkan setiap
individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas
kerja yang tinggi Hasibuan, (2005).
Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta
dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul
dari diri sendiri (Internal) dan dari luar (Eksternal).
Rangsangan (material dan nonmaterial) ini akan menciptakan “motif dan
motivasi“ yang mendorong orang kerja (beraktivitas) untuk memperoleh
kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya.
Motif dapat diartikan sebagai driveng
force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah laku dan berbuat dengan tujuan tertentu. Dengan
demikian, motif dapat diartikan sebagai dorongan yang menjadi pangkal seseorang
melakukan aktivitas.
Motivasi dipandang dari arti katanya, motivation
berarti pemberian motif, penimbunan motif, atau hal lain yang menimbulkan
dorongan.
2)
Teori Motivasi
Menurut Hasibuan
(2005), teori-teori tentang motivasi dikelompokkan menjadi beberapa hal
antara lain :
a.
Teori Kepuasan ( Content
Theory)
Teori ini mendasarkan atas faktor-faktor kebutuhan
dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri
seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya.
Teori ini menjelaskan pertanyan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong
semangat bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun non material yang
diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin
terpenuhi maka semangat bekerjanya akan semakin baik pula. Jadi, pada dasarnya
teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak ( bersemangat bekerja )
untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya.
Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat
orang tersebut bekerja. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan
yang ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat kerja orang tersebut.
Content Theory yang dikenal antara lain :
1)
Teori Motivasi
Klasik oleh F.W. Taylor
Teori ini dikenal pula dengan sebutan teori kebutuhan
tunggal. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan
dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis
ini akan terpenuhi jika gaji atau upah
(uang atau barang) yang diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah
karyawan dinaikkan maka semangat bekerja mereka akan meningkat.
2)
Maslow’s Need
Hierarchy Theory
Dasar dari teori ini adalah suatu kebutuhan yang telah
dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang
belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow
yang dikutip oleh Manullang (2001) adalah sebagai berikut :
a)
Physiological needs
- kebutuhan
badaniah, meliputi sandang, pangan dan pemuasan seksual.
b)
Safety needs- kebutuhan akan keamanan, meliputi baik
kebutuhan akan keamanan jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta.
c)
Social needs- kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan
diterima orang lain, dihormati, ingin maju dan ingin ikut serta.
d)
Esteem needs - kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga
diri dan pandangan baik dari orang lain.
e)
Self actualization
needs - kebutuhan akan kepuasan diri untuk
mewujudkan yaitu kebutuhan menggerakkan nilai dan kepuasan yang didapat dari
pekerjaan.
Kesimpulan dari teori motivasi kepuasan ini adalah :
a)
Motivasi para bawahan hendaknya dilakukan dengan
memenuhi keinginan dan kebutuhannya akan material dan non material yang
memberikan kepuasan bagi mereka.
b)
Keberadaan dan
prestasi kerja bawahan hendaknya
mendapat pengakuan dan penghargaan secara wajar secara tulus.
c)
Penghargaan dan
pemberian motivasi hendaknya
dilakukan secara persuasive dan dengan kata-kata yang dapat merangsang
gairah kerja.
d)
Pemberian alat
motivasi hendaknya
disesuaikan dengan status sosial dan kedudukannya dalam organisasi.
e)
Motivasi bawahan hendaknya dilakukan dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang baik yang akan
digunakan dalam melaksanakan pekerjaan.
f)
Motivasi bawahan hendaknya memberikan kesempatan dan tantangan untuk
berprestasi dan promosi.
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri yang menyebabkan
seseorang berlaku dengan cara tertentu.
Motivasi merupakan serangkaian dorongan dalam diri seseorang pada
tingkat yang berbeda.
Tingkat 1. Untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup-makanan, tempat tinggal,
pakaian, istirahat, dan keananan.
Tingkat 2. Untuk memuaskan kebutuhan dasar hidup-makanan, tempat
tinggak, pakaian, istirahat, dan keamanan.
Tingkat 3. Untuk menjamin beberapa kepuasan pribadi dan untuk mengejar
cita-cita. Manusia perlu merasa puas
terhadap dirinya sendiri, dengan apa ang mereka capai dalam hidup, dan dengan
bakat dan kemampuannya.
b. Menggunakan Motivasi Pribadi untuk Mencapai Tujuan
Kerja
Seorang pemimpin
tim harus mengerti apa yang mendorong seseorang mempergunakan kemampuan dan
tenaganya dalam bekerja, dan apa yang mebuatnya tidak puas dalam bekerja. Dua kelompok faktor ini berturut-turut dapat
disebut sebagai motivastor dan dissatifier.
Enam motivator
utama dalam kerja adalah:
Prestasi
Kebanyakan orang
suka mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Mereka senang berhasil. Kepuasan
mereka akan keberhasilan dan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik terutama
berasal dari pencapian apa yang mereka harap dapat dicapia dan apa tujuan yang
ingin mereka capai. Jadi prestasi sangat
penting bagi seseorang.
Penghargaan
Sangat sedikit
orang yang merasa puas hanya dengan mengetahui sendiri bahwa mereka telah
berhasil. Sebagian besar orang suka bila
orang lain mengetahui keberhasilan mereka.
Seseorang dapat merasa yakin bahwa orang lain mengetahui keberhasilannya
hanya bila mereka menanggapi penecapaian, yakni mengakui kesuksesan
tersebut.
Macam Pekerjaannya
Sendiri
Orang-orang senang
mengerjakan pekerjaan yang berguna dan berharga, bermanfaat bagi orang lain dan
membantu mereka sendiri dama mencapia cita-cita mereka. Staf dari suatu organisasi akan senang
mengerjakan pekerjaan yang dainggapnya ikut berperan dalam pencapain
tujuan-tujuan organisasi.
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab
adalah mampu menerima akibat, baik atau buruk, dari keputusan atau
perbuatan. Kebanyakan orang dapat
menerima tanggung jawab sebagai lainnya menghindarinya. Banyak orang senang membuat keputusan
mengenai kehidupan mereka sendiri dan bertanggung jawab atasnya.
Peningkatan
Peningkatan adalah
sautu bentuk penghargaan. Penghargaan tanpa imbalan tidak cukup
meyakinkan. Orang lebih senang
penghargaan yang diberikan dalam bentuk nyata misalnya peningkatan gaji atau
tanggangung jawab yang besar, dengan kebebasan memperguankan inisiatif mereka,
yang menimbulkan kepuasan kerja.
Pengembangan Diri
Manusia senang
menjadi dewasa, berkembang seperti orang lain. Banyak berkobran besar untuk
meningkatkan diri sendiri dan keluarganya.
Banyak orang menginginkan kesempatan untuk menemukan, membangun,
menguasai, dan menggunakan kemampuan meraka sendiri untuk mengembangkan
seluas-luasnya pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Karena para pekerja kesehatan berhadapan
dengan orang, terdapat kesempatan yang tidak habis-habisnya untuk mengembangkan
diri dalam pekerjaan.
c. Tujuan dan
Motivasi
Tujuan merupakan motivator yang baik. Seorang muda yang ingin masuk universitas
akan belajar dengan keras siang dan malam untuk mencapia tujuan tersebut. Di pihak lain, seseorang yang hanya bertujuan
lulus sekolah dengan sedikit mungkin kesulitan akan mengerjakan pekerjaan
sekolahnya sedikit mungkin yang masih diijinkan oleh gurunya.
Hal-hal yang membuat orang menjadi tidak senang dengan
pekerjaan mereka adalah dissatisfiers (penyebab ketidakpuasan)
atau faktor-faktor demotivasi.
Enam penyebab
ketidak puasan adalah:
Administrasi yang
Tidak Efisien
Orang akan suka bekerja
untuk administrasi yang efisien, dan adil.
Waktu dan sumber daya lain yang dibuang sia-sia akan menjengkelkan dan
membuat mereka marah. Walaupun tidak
mengeluk, mereka tidak senang dibairkan menunggu. Membiarkan seseorang menunggu adalah tanda
tidak menghargai, yang melawan dengan pengharagan.
Pengawasan yang
Inkompeten
Para pengawan
diharapkan mahis secara teknis. Mereka
harus mengenal secara keseluruhan dengan rinci pekerjaan yang mereka
awasi.
Hubungan Personal
yang Buruk
Orang harus
diperlakukan dengan adil. Pengawas yang
pilih kasih, atau tidak jujur dalam melaporkan pekerjaan sifatnya, tidak
disukai dan pekerjaan akan terlantar.
Mutu Kepemimpinan
yang buruk
Orang akan lebih
senang menanggapi contoh daripada desakan. Tanpa kewibawaan pribadi yang
berasal dari kejujuran, keadilan, dan pengertian yang mendalam akan pekerjaan,
wewenang berdasarkan jabatan pemimpin tidak akan menimbulkan kesan bagi mereka
yang dipimpin
Gaji yang rendah
Bisa gaji absolut
kurang penting dibandingkan nilai relatifnya. Gaji memuaskan para pekerja bila
mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, apa yang diterima oleh orang lain
dengan pekerjaan yang sama, dan apa yang dianggap secara umum sebagai keadilan.
Kondisi kerja yang
buruk
Wajar bagi pekerja
kesehatan untuk merasa tidak puas atas kondisi kerja yang buruk bila hal
tersebut disebabkan oleh inkompetensi atau kelalaian adaministrasi dan
kepemimpinan yang sebenarnya dapat diperbaiki.
3. Pelimpahan Wewenang
dan Tanggung Jawab
Pimpinan suatu tim
bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditangani timnya. Pemimpn harus yakin
bahwa timnya memiliki sarana dan sumber daya yang diperlukan dan setiap anggota
tim telah terlatik serta ampu mengerjakan pekerjaannya. Pemipin bertanggung ajwab atas keberhasilan
dan kegagalan timnya. Pada saat yang bersamaan, para pekerja kesehatan dalam
suatu tim bertanggung jawab atas
tugas-tugas yan dibebankan kepada masing-masing.
Pelimpahan memiliki
beberapa keuntungan:
· Melimpahkan beberapa pengambilan keputusan
dapat menghemat waktu untuk pekerjaan lain
· Bila pekerjaan tersebar di wilayah yang
luas, mislanya tugas kesehatan desa, para pekerja kesehatan setempat harus
mampu membuat keputusna sesuai dengan situasi yang ada.
· Pelimpahan tanggung jawab mengurangi
penundaan yang terjadi akibat menunggu keputusan dari kantor pusat atau
instansi lain yang berwenang.
· Para pekerja kesehatan yang diperbolehkan
mengambil keputusan akan lebih menikmati pekerjaan mereka dan menjadi semakin
berpengetahuan dan terampil.
Pelimpahan juga
mempunyai kerugian:
· Bila diambil keputusan yang salah, maka
pekerjaan mungkin tidak selesai atau selesai tetapi kurang baik.
· Seorang pemimpin yang memberikan
pelimpahan tidak sebagiamana mestinya dapat memberikan seluruh pekerjaannya
kepada angota tim dan meninggalkan sedikit saja untuk dikerjakannya.
· Seorang pemimpin mungkin melimpahkan
keputusan kepada orang yang kurang berpengalaman.
Aturan untuk
melimpahkan wewenang dan tanggung jawab
· Tegaskan mengenai apa yang akan
dilimpahkan
· Pilih orang-orang yang anda yakini dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
· Jelaskan kepada yang lain bahwa anda
telah melimpahkan pekerjaan dan kepada siapa
· Jangan ikut campur kecuali diminta, dan bersiaplah
terhadap kemungkinan kesalahan
· Berikan dukungan seperlunya dan terus
pantau kemajuan pekerjaan
4. Menggunakan Gaya
yang Berbeda dalam Pengawasan
Ada tiga gaya
pengawasan yang utama:
Otokkratis ® kerjakan apa yang saya perintahkan!
Anarkis ® Kerjakan sesukamu!
Demokrastis ® Mari kita sepakati apa yang akan kita
kerjakan!
Memutuskan
Bagaimana Harus Mengawasi
Sebagian besar orang lebih suka bekerja di bawah
pengawasan yang demokrasti. Namun ini
tidak berati bahwa gaya demokrasti adalah yang terbaik. Pemilihan gaya
pengawasan bergantung pada jenis pekerjaan yang harus dikerjakan dan jenis
orang yang diawasi.
Faktor pekerjaan
meliputi:
-
Tingkat kerumitan
pekerjaan
-
Tingkat kesulitan
pekerjaan
-
Keperluan akan
keputsuan yang cepat
-
Keperluan akan hasil
yang kosnisten
-
Keperluan akan
pekerjaan kreatif
Faktor personal
meliputi:
-
Keterampilan,
keandalan, dan pengalaman mereka yang mengerjakan pekerjaan
-
Kemauan mereka
untuk meneriam atanggung jawab dan mengambil keputusan
Jangan memilih gaya yang hanya cocok dengan kepribadian
pengawas, tetapi tidak sesuai dengan keadan ayang ada dan kebutuhan pekerjaan
atau tidak sesuai dengan kemampuan para pekerja. Para pemimpin yang baik
menyesuaikan gara mereka dengan kebutuhan dan keadaan yang ada.
Gaya konsultatif,
yakni demokrasti, merupakan gaya yang paling sesuai:
-
Untuk pekerjaan
yang memerlukan kreativitas, mislanya keterlibatan masyarakat, penelitian
-
Untuk orang-orang
yang cakap dan berpengalaman
-
Untuk orang-orang
yang dapat dianadalkan
-
Untuk orang-orang
yang mau bertanggung jawab dan mengambil keputusan dalam keadaan tertentu
pengawasan harus bersifat otoritatif, yakni perintah-perintah tidak dapat
dibantah. Gaya kepemipinan dapat dipakai:
-
Untuk tugas-tugas
yang membutuhkan koordinasi dan konsistensi, mislanya tugas yang berhadapan
dengan banyak orang
-
Untuk orang-orang
yang hanya sedikit memahami tujuan organisasi
-
Untuk orang-orang
yang keterampilan serta pengalamannya terbatas
-
Untuk orang-orang
yang diketahui tidak dapat diandalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar