Fungsi Penerapan
Prinsip pembagian kerja dan pelimpahan terutama
diterapkan pada fungsi manajemen terutama yang berkaitan dengan hubungan
pribadi. Prinsip-prinsip ekonomi dan penggantian sumber daya diterapkan pada
fungsi manajemen yang berkaitan dengan peralatan,
persediaan, dan dana. Prinsip manajemen dengan pengecualian, yang diterapkan terutama terhadap
informasi, mempengaruhi fungsi evaluasi dan, melalui hal itu, juga
mempengaruhi banyak keputusan penerapan. Dalam penerapan, manajemen berkaitan
dengan pencapaian dan kinerja. Pada tahap perencanaan harus diambil empat jenis
utama keputusan. Jenis yang pertama terdiri dari semua hal yang menjamin bahwa kegiatan
program dilaksanakan sesuai rencana dan pelayanan dilakukan seperti yang
dimaksud. Jenis kedua berkaitan dengan
penempatan orang dalam jumlah yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat,
untuk menjalankan kegiatan-kegaitan itu. Yang ketiga berkaitan dengan
mobilisasi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan tersebut. Jenis keempat adalah keputusan yang berkenaan
dengan informasi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan tersebut. Jenis
keempat adalah keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan,
cara pengolahannya dan cara komunikasinya untuk mendukung keputusan-keputusan
terdahulu dan untuk mendukung evaluasi. Jadi, keempat jenis keputusan
pelaksanaan berhubungan dengan:
-
Keputusan Mengenai Koordinasi Kegiatan
Apakah sebenarnya hakikat keputusan sehari-hari yang
berkaitan dengan koordinasi kegiatan pelayanan, pengembangan,
dan penyokong? Untuk setiap keiatan yang akan diterapkan sesuai dengan rencana, manajemen harus memastikan
bahwa semua kegiatan pendahulu telah dilaksanakan tepat pada waktunya.
Mislanya:
Pelatihan ulang para DB akan dilangsungkan minggu depan.
Kegiatan pendahuluan yang diperlukan adalah:
- Pemilihan calon
DB
- Mempersiapkan bahan-bahan
pengajaran
- Penugasan pengajar
- Penataan kelas
Hasil pemeriksaan ini dapat berupa keputusan untuk ‘maju
terus’ (yakni melaksanakan kegiatan pelatihan ulang sesuai jadwal) atau
keputusan untuk mengubah rencana dengan mengubah isi, waktu, tempat, atau
pengaturan lain terhadap kegiatan yang telah direncanakan.
Kadang-kadang keputusan tersebut digunakan untuk menambatkan kegiatan yang telah
direncanakan, untuk
menjalankan rencana darurat (rencana alternatif yang telah disiapkan untuk
dilaksanakan pada keadaan
yang tidak diharapkan), atau untuk memperbaiki (memutuskan strategi lain tanpa
persiapan khusus). Tentu saja keputusan-keputusan seperti itu bergantung pada
informasi yang didapat, syarat acuan, dan aturan pelaksanaan pembuat keputusan. Biasanya, manajemen
meninjau ulang dan mengubah jadwal kerja sebagai cara untuk mengkoordinasikan
kegiatan.
- Keputusan
Menegnai Penempatan Tenaga Kerja
Keputusan manajemen penting yang berkaitan dengan
penempatan tenaga ekrja untuk menjalankan kegiatan yang telah direncakan dapat
dikelompokkan berdasarkan tiga judul besar berikut ini:
- Mengoorganisasikan
- Mengarahkan
- Mengawasi
Hal-hal berikut ini menggambarkan beberapa keputusan yang berkaitan
dengan fungsi organisasi manajemen.
·
Untuk kegiatan X, Y, dan Z anggota staf A, B, dan C akan
menjalankan tugas-tugas tertentu-suatu keputusan penugasan
·
Agar koordinasi kegiatan X, Y, dan Z baik, pertemuan staf
akan diadakan dalam jangka-jangka waktu tertentu untuk memecahkan masalah dalam
penerapan yang mungkin timbul-suatu keputusan komunikasi.
·
Untuk membantu staf menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, akan
diselenggarakan pelatihan jabatan para bidang dan DB suatu keputusan
pengembangan staf.
Uraian pekerjaan, prosedur pelaksanaan standar, dan
daftar piket merupakan perangkat yang dipakai oleh amanjemen untuk mengatur
pekerjaan.
Contoh-contoh keputusan yang berkenaan dengan pengarahan
staf adalah:
·
Staf yang ditugaskan menangani kegiatan X, Y dan Z diberi
wwenang megerjakan tugas-tugas tertentu-suatu keputusan pelimpahan.
·
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, staf yang ditugaskan
menjalankan kegiatan x, Y dan Z bertanggung jawab kepada petugas
tertentu – suatu keputusan pengawasan adminsitratif.
·
Untuk mengarahkan sehari-hari kegiatan X, Y dan Z,
pemipin kegiatan akan menerapkan kontrol atas bagian dan staf tertentu – suatu keputusan
mengenai ‘rentang pengendalian’ (span of control).
·
Untuk memastikan bahwa kegiatan X, Y dan Z berhasil, akan
disediakan imbalan untuk mendorong peran serta dan kinerja – suatu keputusan
promosi.
Keputusan pengawasn yang umum berkaitan dengan:
·
Menerapkan standar dan norma kinerja yang disetujui, dan
merinci prosedur penilaian
kinerja staf.
·
Mengenali staf yang memerlukan pelatihan khusus pada
suatu atau lebih aspek kerjanya.
·
Mendorong staf menjalankan pekerjaannya.
·
Mengatasi perselisihan
Perangkan manajemen yang umum dipakai dalam bidang ini adalah daftar periksa
pengawasan.
Dapat dicatta bahwa pengoorgansasian,
pengarahan, dan pengawasan bukanlah fungsi yang sama seklai terpisah,
dan sebagian keputusan yang disebutkan di bawah judul di atas dapat ditempatkan
di bawah judul yang lain. Jenis-jenis keputusan ini termasuk dalam fungsi penerapan
manajemen.
- Keputusan
Menegnai Alokasi Sumber Daya
Pada tahap penerapan jenis keputusan yang berkaitan
dengan alokasi sumber daya bergantung pada sifat sumber daya. Sumber
daya dapat berupa sumber daya
fisik (misalnya peralatan dan persediaan, termasuk obat), uang, waktu dan
tempat, serta informasi. Namun, informasi merupakan bentuk khusus dari
sumber daya, terutama dalam bentuk catatan, dan dibahas terpisah. Berbagai
jenis keputusan yang berkenaan dengan:
·
Pemantauan dan pengawasan
|
Semua sumber daya
yang dapat diperbaharui perlu dipantau dan diawasi. Hal ini berarti mengamati
ketersediaan, konsumsi, dan pemakaiannya (yaitu kualitas) serta mutu (pengendalian mutu) dan pada
waktu yang tepat, pemesaan ulang, pengeluaran, pemusnahan dan sebagainya.
Waktu (sumber
daya yang tidak dapat diperbaharui) juga merupakan subyek bagi keputusan
pemantauan dan pengawsan, agar digunakan secar efisien
|
·
Logistik
|
Sebagian besar
sumber daya fisik juga mengenandung keputusan logistik,
yaitu perolehan,
penyaluran, penyiapan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian/pemulihan,
baik yang habis pakai (mislanya obat) dan yang tidak habis pakai (misalnya
kendaraan)
|
·
Akuntansi
|
Sebagai sumber daya yang
dapat diperbaharui, uang
yang merupakan subyek dari akuntansi, yaitu suatu bentuk khusus pemantauan
dan pengawasan. Tujuannya adalah agar sumber daya ini dapat ditelusuri dan
untuk membandingkan yang diterima bahwa dana hanya dipakai untuk
tujuan pengalokasiannya.
|
·
Organisasi
|
Beberapa sumber
daya, misalnya tempat kerja dan catatan, perlu pengoorganisasian.
Keputusan organisasi secara umum juga diperlukan untuk sumber
daya fisik (misalnya yang berkaitan dengan penyimpanan).
|
- Keputusan
Mengenai Pengolahan Informasi
Informasi berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum, dan khususnya
dengan koordinasi kegiatan, serta dengan manajemen tenaga kerja
dan sumber daya selama penerapan. Keputusan kunci yang berkaitan dengan
informasi adalah sebagai
berikut:
·
Mengapa?
|
Untuk tiap
keputusan yang telah dikaji sejauh ini terdapat kebutuhan informasi spesifik
|
·
Apa?
|
Harus dibuat sebuah
keputusan mengenai kuantitas dan kualitas informasi yang diperlukan.
Kriteria yang
harus dipenuhi oleh informasi untuk membantu pengambilan keputusan adalah
relevansi, kesahihan, kehandalan, ketepatan waktu dan murah.
|
·
Dari Mana?
|
Setelah sifat
informasi dikenali, manajemen harus memutuskan dari sumber mana keterangan
yang diperlukan itu harus dikumpulkan atau didapatkan.
|
·
Bagaimana?
|
Kemudian
pertanyaan tentang pengolahan yakni bagaimana seharusnya informasi
dikumpulkan (disatukan), dianalisis, catat, dilaporkan dan sebagainya.
Pengolahan dapat dilaksanakan di berbagai tempat, oleh orang yang berlainan.
Penyerahan tugas-tugas ini jelas merupakan keputusan manajemen.
|
·
Kepada siapa?
|
Kepada siapa informasi harus
disampaikan bergantung pada derajat spesifisitas keputusan yang memerlukan
informasi.
|
Informasi yang berubah menjadi jadwal rencana pekerjaan (atau kegiatan)
sewaktu penerapan berlangsung seringkali memerlukan perubahan. Suatu keputusan manajemen
penting yang harus dibuat dari waktu ke waktu adalah pembaruan jadwal
kegaitan-kegiatan.
2.1 Mengkoordinasikan Pekerjaan Tim
Kesehatan
Dengan dimasukannya perencanaan, tibalah bagian proses yang
paling sulit bagaimana menerapkan rencana tersebut. Rencana dirancang
untuk membantu proses penerapan/pelaksanaan. Rencana merupakan
daftar periksa sekaligus pedoman, bukan sesuatu yang dibuat terpisah dari
kegiatan yang ada. Sebuah prorgam adalah sekelompok atau
serangkaian kegiatan yang berlangsung terus menerus dan saling berhubungan yang
dirancang untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Program merupakan rangkaian
tindakan yang dirancang untuk menerapkan suatu rencana atu bagain dari rencana.
Tahap demi tahap, kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi rencana dilaksanakan sehingga
pekerjaan selesai semuanya. Perubahan dapat terjadi dan terintegrasi ke dalam
program yang telah ada atau menjadi awal dari program baru.
Sebagai bagian dari
fungsi manajemen, pekerja kesehatan:
1.
Mempelajari tujuan-tujuan rencana
2.
Mempelajari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk masing-masing tujuan
dan sasaran.
3.
Memeriksa jadwal waktu. Jadwal waktu
penting untuk penerapan; jadwal ini menyatakan dengan tegas kapan suatu
kegiatan harus dimulai dan
kapan diselesaikan.
4.
Memastikan pembagian tanggung jawab kepara staf sesuai
jadwal kegiatan dan uraian pekerjaan.
5.
Membahas penerapan dengan para wakil masyarakat, para
pekerja, dan staf pelayanan kesehatan di tempat lain, bila diperlukan.
Masyarakat memutuskan dengan cara apa mereka akan berperan serta.
6.
Memeriksa butir 1 sampai 5 di atas terhadap tujuh kata
pedoman; mengapa, siapa, kapan, apa yang mana, di mana dan bagaimana.
Uuntuk
mengkoordinasikan pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas
haru:
-
Mengkoordinasikan fungsi para anggota tim kesehatan
-
Mengkoordinasikan kegiatan
-
Menyampaikan keputusan-keputusan
Mengkoordinasikan
Fungsi Tim Kesehatan
Koordinasi terasa lebih ringan bil ada bagan
organisasi yang jelas, yang menjelaskan hubungan antara anggota organmisasi
satu sama lain.
Contoh:






Pekerja
Kesehatan Desa Dukusn
Bersalin (Penolong Persalinan
Tradisional)
Struktur organisasi menentukan bagaimana komunikasi
terjadi antara berbagai tingkat dari suatu sistem untuk mengkoordinasikan
program dan kegaitan tim kesehatan.
Struktur ini memerinci:
-
Siapa memerintah siapa untuk mengerjakan sesuatu pada
tiap tingkat organisasi.
-
Kepada siapa setiap orang melaporakan kemajuan atau
masalah.
Dalam struktur organisais seirngkali ada hubungan garis-langsung
tiga tingkatan, seperti yang digambarkan berikut ini.
Contoh:

Perintah Perintah
Laporan Laporan
Uraian
pekerjaan yang jelas membantu orang bekerja sama secara harmonis. Hubungan antara anggota staf lebih kokoh bila
mereka memiliki pembagian kerja perorangan yang jelas dan tahu kepada siapa mereka mempertanggungjawabkan
tindakannya. Bagaiamna pun juga, pembagian kerja harus dipandang sebagai
pedoman. Hal ini tidak boleh dipakai
sebagai alasan untuk tidak menolong yang lain yang mungkin, pada suatu waktu,
memiliki beban kerja yang lebih besar, atau menolak ambil bagian dalam kegiatan yang tidak
termasuk dalam uraian pekerjaannya.
Mengkoordinasikan
Kegiatan
Hanya membuat daftar kegiatan yang diperlukan dalam
perencanaan tidaklah cukup; daftar itu harus dijadikan jadwal kerja atau jadwal
waktu. Jadwal harus menyatakan waktu untuk memulai dan menyelesaikan tiap
kegiatan dan siapa yang bertanggung jawab atas ketepatan waktu penyelesaiannya.
Untuk membuat suatu
jadwal, program harus dikaji ulang sebagai berikut:
Apa yang harus dierjakan?
|
Isi program,
misalnya isi program Sanitasi.
|
Bagaimana harus dikerjakan?
|
Prosedur –
teknis, administrasi, manajerial dan sebagainya.
|
Siapa yang harus
mengerjakannya?
|
Orang yang
bertanggung jawab untuk berbagai tugas-pekerja kesehatan, staf administratif,
pekerja masyarakat, dan sebagainya.
|
Kapan hal itu harus dikerjakan?
|
Target waktu yang
harus diikuti.
|
Berapa biayanya?
|
Anggaran
|
Mengubah dan
Memperbaharui Jadwal Kegiatan
Rencana kerja dan jadwal kegiatan sering memerlukan
perubahan dan penyesuaian. Sebagian
kegiatan mungkin dapat diselesaikan sebelum jadwal yang telah ditetapkan dan
lainnya mungkin terlambat. Dapat timbul hambatan yang tidak diperkirakan
sebelumnya dalam pencapaian tujuan atau target; timbul kesenangan antara apa
yang direncanakan dan apa yang terjadi. Dengan demikian, menjaga agar
jadwal kegaitan tetap sesuai dengan keadaan merupakan tugas penting manajamen,
dalam kaitan dengan tugas pemantauan dan pengawasan.
Telah dikemukakan bahwa beberapa kegiatan misalnya banyak
kegiatan pelayanan, berlangsung terus menerus, yakni berlangsung sepanjang
waktu atau setidaknya sekali waktu dalam satu hari. Kegiatan lainnya, misalnya
pertemuan staf dan pelatihan staf, bersifat sporadik, yakni berlangsung dari
waktu ke waktu. Yang lainnya merupakan kegiatan sesaat yakni berlangsung hanya
sekali; contohnya pembelian kendaraan atau merancang sistem pencatatan. Dalam
mempersiapkan atau mengkaji ulang jadwal kegiatan, serta penugasan staf,
perbedaan-perbedaan ini harus selalu diingat.
Semua kegiatan biasanya menghasilkan sesuatu –
produk atau pelayanan, misalnya. Produk tertentu bersifat penting, atau kritis,
bagi kelancaran jalannya program atau pelayanan dan bagi pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Misalnya, tidak ada pelatihan yang dapat dilaksanakan tanpa
murid dan bahan pengajaran. Dengan demikian, kegiatan yang menghasilkan
produk-produk tersebut menjadi penting dan harus diadakan, dikoordinasikan,
serta dicantumkan dalam jadwal kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
pelatihan.
Dalam strategi yang dikemukakan di halaman 290, “Para DB
dilatih mengenai pendekatan resiko”, DB yang terlatih merupakan produk yang
kritis/penting. Bila bidan pusat kesehatan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelatihan ini, ia harus sangat memahami pendekatan resiko dan
telah mempersiapkan (atau mengumpulkan) bahan-bahan pengajaran yang diperlukan
– suatu produk penting lainnya. Sebagai pengelola kursus, ia harus mengetahui
para DB di masyarakat dan menjadi orang yang menyeleksi beberapa untuk ikut
kursus dan dengan demikian
harus membuat daftar calon peserta.
Dengan demikian, daftar ini – dan daftar mengenai kebutuhan belajar dan
keahlian yang diperlukan DB – merupakan produk penting ketiga dalam pelaksanaan
strategi.
Untuk membuat daftar mengenai kebutuhan pelatihan DB,
dalam mempersiapkan kegiatan pelatihan, kegiatan penting atau pendahulu dapat
meliputi:
1)
Sensus para wanita usia subur
2)
Survai mengenai praktek persalinan yang sering terjadi
3)
Pendaftaran para DB yang membuka praktek
4)
Penilaian kinerja para DB
5)
Pemilihan para DB yang akan dilatih
6)
Penyusunan kebutuhan pengajaran secara sistematis
berdasarkan ‘produk’ 1 sampai 5, yakni keterampilan khusus yang perlu dicapai
oleh DB dan cara-cara yang diperlukan untuk mendapatkan keterampilan itu.
Dengan cara yang sama, untuk menghasilkan bahan-bahan
pegajaran yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan yang penting dapat meliputi:
-
Penilaian keterampilan para bidan pelatih dalam
pendekatan risiko dan dalam mempersiapkan bahan-bahan pendidikan
-
Penentuan kebutuhan belajar para bidan tersebut, yakni
keterampilan yang kurang disukainya atau yang memerlukan peningkatan
-
Pelatihannya sekarang
-
Pengumpulan bahan dan peralatan, serta sarana yang
diperlukan untuk pembentukan dan pengaturan keduanya untuk keperluan pelatihan
DB
Harus dilakukan
penjadwalan ulang bila urutan kegiatan terlambat atau harus diubah – misalnya,
bila bidan dipindahkan ke tempat baru tepat setelah ia menyelesaikan
pelatihannya, dan bidan lain harus menggantikannya. Urutan kegiatan kemudian
harus dihentikan dan hanya dapat dilanjutkan setelah bidan baru datang dan
dilatih, bilamana perlu, untuk mempersiapkan bahan-bahan pendidikan.
Bagaimanapun, pelaksanan pelatihan mungkin harus ditunda. Jadwal baru akan bergantung
pada saat tersedianya bahan pengajaran dan pada gilirannya-mungkin akan
bergantung pada serangkaian kegiatan-kegiatan adminsitratir yaitu penunjukkan bidan
baru. Kegiatan administrasi ini (mengumumka lowongan, menyaring para calon,
memilih dan memindahkan bidan baru) akan menunda kursus, mungkin untuk
beberapa bulan, dan dengan demikian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pelatihan harus dijadalkan ulang.
Pada waktu yang bersamaan dengan pelatihan bidan untuk
memimpin kursus DB dan bahan-bahan pengajaran dipersipakan, beberapa kegiatan lainnya harus
dikerjakan:
-
Memilih desa atau sektor yang akan dijadikan tempat
pelatihan DB dalam aspek tertentu
-
Menentukan urutan bila pelatihan akan
diadakan di beberapa desa atau sektor yang berbeda (bila kelompok DB yang
berbeda akan dilatih secara terpisah)
-
Berunding dengan pemimpin masyarakat yang terkait
-
Mengatur kegiatan-kegiatan penyokong yang diperlukan.
Setelah kegiatan-kegiatan ini diselesaikan, kegiatan yang
mengarah pada “DB dilatih
mengenai pendekatan risiko” dapat
diadakan secara berurutan dari desa ke desa atau dari sektor yang satu ke
sektor lainnya dalam jangka waktu, katakanlah, tiga smapi enam bulan.
Penjadwalan ulang
kegiatan seperti itu merupakan tugas menajamen dan mengikutsertakan
kegiatan pemantauan serta pengontrolan. Koordinasi tiak berakhir dengan
penjadwalan ulang; keputusan harus disampaikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Menyampaikan
Keputusan
Keputusan apa yang
dihasilakn dari penggunaan pangkat koordinasi seperti dibicarakan di atas?
Jelaslah
|
-
Keputusan penjadwalan ulang mempengaruhi satu atau
lebih kegiatan.
|
Akibatnya
|
-
Keputusan penugasan ulang, menggeser waktu staf
dari satu atau lebih tugas kepada tugas atau kegiatan lainnya.
|
Hal ini menyebabkan
|
-
Pengalokasian ulang sumber daya kepada kegiatan atau
fungsi lain yang lowong karena penjadwalan ulang
|
Dan mungkin
|
-
Revisi uraian pekerjaan, daftar piket dan jadwal waktu
kerja.
|
Kadang-kadang
|
-
Perubahan tujuan dan target
|
Bagaimanpun baiknya kegiatan yang telah
direncanakan dijadwalkan
dan bagan organisasi serta pembagian kerja telah dituliskan, koordinasi tidak
akan berhasil kalau keputusan
dan pengarahan kerja tidak disampaikan dan dipahami oleh semua anggota
tim.
Sebuah bagan organisasi
dapat ditempatkan di dinding di pusat kesehatan dan diskusikan
dengan anggota. Tiap pekerja kesehatan harus memiliki berkas uraian pekerjaan
perorangan. Kegiatan yang
dijadwalkan harus dipelajari ulang dan diskusikan dengan tim kesehatan dan
dengan masyarakat untuk menentukan apakah target waktunya dapat dilaksanakan
dan masuk akal.
2.2 Memantau dan Mengarhakan Pekerjaan
(Mengontrol)
Banyak kegiatan
kesehatan terjadi pada waktu bersamaan, dan tim kesehatan memerlukan sejumlah
‘perangkat’ untuk mengamati, atau memantau, pekerjaan. Tujuan pemantauan adalah
sebagai berikut:
·
Memantau masukan menjamin bahwa:
-
Pekerjaan berjalan sesuai jadwal
-
Staf tersedia (sesuai penugasan)
-
Pemakaian sumber daya dan biaya masih berada dalam batas
yang direncanakan
-
Informasi yang diperlukan tersedia
-
Kelompok masyarakat atau perorangan berperan serta
seperti yang diharapkan
·
Memantau proses menjamin bahwa:
-
Fungai, kegiatan, dan tugas yang diharapkan
dijalankan sesuai dengan norma yang ditetapkan
-
Standar kerja dipenuhi
-
Diadakan pertemuan sebagaimana perlunya
-
Komunikasi terjadi bilamana perlu
·
Memantau keluaran/hasil akhir menjamin bahwa:
-
Produk / hasil sesuai dengan spesifikasi
-
Pelayanan diselenggarakan sesuai rencana
-
Pelatihan menghasilkan keterampilan baru atau
tingkat keterampilan yang lebih tinggi
-
Keputusan diambil tepat pada waktunya dan tepat
-
Pencatatan dapat dipercaya dan pelaporan dikerjakan
-
Perselisiahan di atasi
-
Masyarakat puas.
Tentu saja pemantauan tidak dapat mencapai semua ini
dengan sendirinya. Dimana terdapat kekurangan, keputusan kontrol harus mengikuti
hasil pengamatan tersebut, dan keputusan seperti itu seringkali melewati proses
yang lebih rumit.
Untuk meringkas pernyataan di
atas, dapat dikatakan bahwa pemantauan dan mengontrolkan berkaitan dengan:
-
Kemajuan kerja (work progress)
-
Kinerja staf (staff performance)
-
Pencapaian pelayanan (service achievement)
Pemantauan menghasilkan
informasi, dan
mencocokannya dengan norma atau standar yang telah ditetapkan; pengontrolan mengikuti
pengenalan atau penemuan kekurangannya.
Mempertahankan
Standar Kerja
Seorang pekerja
kesehatan harus mampu:
-
Menggunakan daftar periksa untuk mengamati kinerja kerja
dan mengenali kekurangan dalam prosedur, standar dan keluaran.
-
Melacak penyebab kekurangan dalam kerja (yakni alasan
tenaga, teknis administratif, atau organisasi sehingga standar tidak Tercapai).
Kegunaan daftar periksa telah didiskusikan dalam bab-bab
lain. Daftar periksa
(chekcklist) menyerupai sejumlah kriteria: para pekerja kesehatan dapat
mempersiapkan daftar periksa untuk membantu kegiatan mereka sendiri. Daftar periksa juga
merupakan catatan atau pengingat tentang apa yang terjadi dan dapat dipakai sebagai dasar
perencanaan kegaitan berikutnya dan untuk mengikuti kemajuan kegiatan. Terdapat banyak
penyebab kekurangan dalam kerja. Pekerjaan dinilai secara berkala untuk
mengenali kekurangan-kekurangan seperti itu dan penyebabnya, dan untuk
memperbaikinya sebelum menjadi terlalu parah. Kadang-kadang penyebabnya berupa
kesalahan teknis pada suatu peralatan, tetapi dapat juga berupa kesalahan organisasi, misalnya kegagalan
melatih pekerja kesehatan daerah untuk sejumlah tugas supaya dapat
mengurangi beban pada
perawat yang telah bekerja terlalu berat.
Kesalahan dapat terletak pada staf atau
administrasi. Misalnya, pelaporan terlambat, atau sama seklai tidak, disampaikan ke puast
kesehatan; hal ini, pada
gilirannya, dapat disebabkan oleh laporan terdahulu tidak diterima atau diikuti.
Menerima laporan dari desa memberitahukan bahwa isinya menarik dan
berguna, akan mengacu para pekerja kesehatan desa untuk mengirimkan laporannya,
dan dalam waktu yang tepat. Kadang-kadang kekurangan dalam pekerjaan dapat
diatasi dengan pelatihan ulang. Seorang pengawas yang memantau akan
terus memeriksa kegiatan pelayanan kesehatan, menyadari akan
kekurangan yang perlu perhatian, dan menanyakan pertanyaan, “Apakah program
atau pelayanan berjalan sesuai yang diharapkan?”
Misalnya:
Apakah unit kesehatan menerima cukup persediaan
obat-obatan?
Apakah klinik lepra dibuka secara teratur?
Apakah para bidan mengisi kartu KIA dengan benar?
Apakah sistem rujukan digunakan sebagaimana mestinya?
Metode Permantauan
Sorang pengawas memantau pekerjaan
dengan:
-
Secara terus menerus mengamati kemajuan pekerjaan,
kinerja staf, dan pencapaian pelayanan.
-
Memeriksa dan mencocokkan persediaan dengan daftar
inventaris dan daftar persediaan/stock
-
Memeriksa catatan
-
Membahas kemajuan dan kesulitan dengan satf dan
masyarakat.
Informasi yang
berhasil dikumpulkan dari pemantauan dipakai untuk mengenali permasalahn sehari-hari
serta untuk perencanan tahunan pekerjaan kesehatan di daerah itu. Perlu selalu disadari akan pentingnya
informasi dan meyakini kebenarannya.
Catatan harus dikaji ulang dalam periode waktu tertentu secara teratur
dan informasi harus dipastikan kebenarannya.
Mengarahkan Kembali
Kegiatan (Keputusan Kontrol)
Bila dijumpai target tidak tercapai, seringkali program
perlu diarahkan kembali dan
kadangkala tujuan perlu diubah. Dengan demikian, waktu
merupakan unsur yang penting. Bidan
harus menyesuaikan jadwal waktu dan kegiatannya. Petugas juga harus
menyesuaikan jadwal waktunya selama satu atau dua bulan untuk memungkinkannya
memberikan waktu tambahan mengunjungi sektor kesehatan A, mendorong petugas dan membantunya
mewujudkan program tersebut. Hal ini akan berarti memberikan tugas tertentu kepada anggota staf pusat
kesehatan lainnya. Karena program ini, bila berhasil, akan menjadi percontohan
bagi desa lain di daerah itu, petugas merasakan bahwa waktu yang dihabiskannya
bersama para bidang sangat berguna.
2.3 Melakukan Pengawasan
Bagian ini
membahasa beberapa kegaitan pengawasan dalam hubungannya dengan:
·
Tujuan. Pengawasan adalah
salah satu cara untuk:
-
Memastikan bahwa tujuan sesuai dengan kebutuhan
-
Mendsikusikan, menerangakn, membenarkan dan meminta
komitmen para pekerja kesehatan akan tujuan program
-
Memastikan bahwa tidak ada perbedaan
antara tujuan manajemen (misalnya standar kinerja), tujuan staf, dan tujuan
pengguna.
-
Mencari jalan keluar untuk setiap perselisihan yang
timbul antara manajemen, staf dan pengguna mengenai tujuan program.
·
Kinerja. Pengawasan
adalah cara untuk
-
Mengamati bagaimana tugas-tugas yang dipercayakan kepada berbagai
kelompok pekerja dilaksanakan, dan di bawah kondisi seperti apa
-
Menganalisis faktor-faktor yang menghasilkan atau
menghambat kinerja yang memuaskan (pengetahuan dan sikap para pekerja,
lingkungan dan sumber daya)
-
Menentukan, bersama dengan para pekrja kesehatan,
penyebab kesulitan-kesulitan.
·
Motivasi staf. Pengawasan adalah satu satu cara untuk:
-
Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
kebutuhan-kebutuhan dasar para pekerja kesehatan (terutama kebutuhan akan ‘rasa
memiliki’) kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan mencapai sesuatu)
-
Membantu staf menumbuhkan kedewasaan untuk mengemban
tanggung jawab, terutama dengan cara menemukan dan membahas faktor-faktor yang
berhubungan dengan kerja yang dapat membangkitkan atau memadamkan motivasi
-
Menemukan kekurangan-kekurangan keterampilan staf dalam
komunikasi, pemecahan masalah dan penyelesaian perselisihan
-
Menyesuaikan gaya kepemimpinan pengawas dengan apa yang
diharapkan oleh staf.
·
Kemampuan / kompetitif staf. Pengawasan dalah salah satu cara untuk;
-
Mempertimbangkan kebutuhan staf akan akan informasi mengenai
masyarakat, masalah kesehatan, tujuan program, dan standar-standar yang harus
dicapai.
-
Menentukan keterampilan yang diperlukan staf untuk
menyelenggarakan pelayanan, manajemen dan sebagainya.
-
Memutuskan secara beasama-sama metode
pengajaran yang tepat untuk mendapatkan atau meningkatkan keterampilan.
-
Menyusun program pendidikan berkelanjutan.
·
Sumber daya. Pengawasan adalah salah satu cara untuk:
- Mengenali kebutuhan-kebutuhan
tertentu akan dukungan logistik atau dana.
Dengan demikian, pengawasan menitikberatkan pada
orang-orang dan dibuat untuk meningkatkan kinerja. Hal ini dibenarkan terutama
dari kenyataan bahwa pengawasan memberi pengawas tidak hanya kesempatan untuk
mengarahkan, memberi nasihat, dan membantu, tetapi juga kesempatan untuk
belajar.
Membuat Jadwal
Pengawasan
Satu atau beberapa pekerja kesehatan
dapat ditugaskan ke beberapa desa yang berbeda dalam satu wilayah kesehatan. Dalam
kedua hal itu, harus dibuat rencana pengawasan untuk tiap tahun. Kekerapan kunjungan
pengawasan bergantung pada keadaan setempat, keadaan dan tahapan program, dan
ketersediaan sarana transportasi dan tenaga.
Merencanakan jadwal kunjungan pengawasan meliputi:
-
Menentukan seberapa sering kunjungan pengawasan perlu
dilakukan
-
Membuat daftar semua program.
-
Menentukan kebutuhan akan pengawasan (daftar
periksa)
-
Memperhatikan aspek-aspek pelayanan kesehatan yang memerlukan bantuan khusus
(daftar periksa)
Langkah 1: Membuat daftar kegiatan atau program kesehatan
yang paling memerlukan pengawasan
Sebuah daftar seperti yang diperlihatkan
di bawah ini memungkinkan pengawas mengetahui alasan-alasan mengapa perlu lebih
sering diadakan kunjungan, dan kemudian merencanakannya dengan tujuan untuk
mempertahankan kontrol yang diperlukan dalam pencapaian tujuan program.
Langkah 2: Mengkaji Ulang Jadwal Waktu
Langkah berikutnya dalam penjadwalan adalah mengatur
jadwal waktu untuk kunjungan pengawasan. Untuk ini diperlukan dua hal:
·
Rencana yang dibuat untuk sepanjang tahun.
·
Jadwal waktu atau jadwal kerja unit kesehatan.
Langkah 3. Membuat
Jadwal Tahunan untuk Kunjungan Pengawasan
Jadwal tahunan untuk kunjungan pengawasan kemudian direncanakan seperti
berikut ini, dengan memperhatikan:
-
Kebutuhan minimal kunjungan pengawasan
-
Kebutuhan prorgam akan kunjungan pengawasan yang lebih
sering
-
Tanggal-tanggal pasti dalam perencanaan tahunan
-
Kegiatan-kegiatan pasti yang terjadi secara rutin
setiap minggu
Kunjungan di luar pusat
kesehatan direncakan sedemikian rupa sehingga minggu keempat dari
tahap bulan dapat bebas digunakan untuk
melengkapi laporan bulanan yang diperlukan. Setelah jadwal pengawasan dibuat,
para pekerja kesehatan di daerah yang akan dikunjungi harus diberitahu tanggal
kunjungannya sehingga mereka ada di tempat.
Pimpinan desa juga harus diberitahu, sehingga mereka, atau masyarakat,
dapat berbicara dengan pekerja kesehatan yang bekrunjung. Bila jadwal kunjungan
tahunan pengawasan telah disiapkan,
harus diadakan pengaturan agar sarana transportasi tersedia pada hari-hari
kunjungan ke desa.
Persiapan untuk Kunjungan Pengawasan
Sebelum melakukan kunjungan pengawasan,
seorang pekerja kesehatan harus mengakji ulang catatan yang berkaitan dengan,
misalnya:
-
Target setempat
-
Kegiatan-kegaitan pekerja kesehatan yang akan
diamati
-
Kemajuan program saat ini dalam kaitannya dengan target
yang telah ditetapkan
-
Masalah-masalah dalam penerapan program
-
Masalah-maslaah yang diperlukan
Buku catatan kecil pengawasan membantu
merencanakan kunjungan. Di dalamnya,
pekerja kesehatan dapat mencatat informasi dari catatan yang terdapat di pusat
kesehatan, dan juga daftar topik yang akan didiskusikan selama kunjungan. Buku catatn ini
merupakan catatan tidak resmi, dan
dapat dibuat catatan dalam segala cara yang menurut pekerja kesehatan mudah dan
paling bermanfaat.
Melaksanakan Kunjungan Pengawasan
Bagian yang paling sulit dalam
pengawasan adalah yang terkahir, yaitu melakukan kunjungan pengawasan. Para
pengawas harus selalu ingat bahwa pengawasan adalah proses membantu. Catatan
pekerja tersebut dapat dibahas bersamanya untuk menilai jumlah pekerjaan yang
sedang dikerjakan. Keadaan perjalanan, jadwal kerja, dan keadaan geografis yang
dapat menyebabkan waktu perjalanan menjadi lebih lama daripa yang diperlukan
kemudian dibicarakan. Pengawasan baik bila kepada pekerja kesehatan itu
disarankan untuk membuat catatan sederhana mengenai jadwal waktu
kegiatannya. Hasilnya dapat didikusikan
selama kunjungan pengawasan
bulan berikutnya dan dapat
disarakan cara penggunaan waktu yang lebih baik. Contoh tanggapan
yang buruk dari pengawas terhadap masalah pekerja kesehatan ini dapat berupa
ucapan ‘bekerjalah lebih cepat”, lalu melanjutkan kegiatan rutin kunjungan
pengawasan. Tindakan ini dapat
berakibat “hilangnya” pekerja yang baik karena kekurangan pengertian dan
kegagalan mendengarkan dan memotivasi.
Kegiatan pengawasan rutin di sektor A, sesuai dengan rencana pengawasan akan
meliputi;
·
Memeriksa catatan untuk melihat apakah tersimpan rapi dan
apakah sesuai dengan informasi laporan bulanan (“apakah target telah tercpaia?”
telah tercantum dalam buku catatan pengawas”)
·
Mengamati bagaimana pekerja kesehatan mengerjakan
kegaitan yang telah tercantum dalam uraian tugas, misalnya membersihkan peralatan dan
menyimpan persediaan, mendidik masyarakat mengenai kesehatan, dan merawat orang
yang sakit dan terluka
·
Berbincang-bincang dengan pemimpin desa dan masyarakat
lainnya. Apakah mereka mengerti dan menginginkan program yang sedang diterapkan?
Apakah mereka merasa memerlukan pertolongan lainnya? Mereka harus didorongkan
untuk mengungkapkan kebutuhan yang mereka rasakan, dan bagaimana mereka merasa
bahwa kebutuhan ini harus dicapai.
·
Diskusikan dengan pekerja kesehatan, pada akhir kunjungan,
apa yang telah ditemukan: hal-hal yang baik (pusat kesehatan bersih, persediaan
tersimpan dengan aman)
serta hal yang membutuhkan perbaikan (cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa
atau mengobati orang sakit, beritahu mereka apa yang harus dilakukan agar tetap
sehat) dan bagiaman cara perbaikannya.
·
Ingatkan para pekerja kesehatan mengenai tanggal
kunjungan pengawasan berikutnya di daerah tersebut.
Semua pengamatan yang dilakukan harus dicatat dalam
daftar periksa pengawasan atau dalam buku catatan untuk ditindaklanjuti,
bilamana perlu.
Pada perjalanan
kembali ke pusat kesehatan, pengawas harus mengatur kegiatan tindak lanjut
hal-hal yang telah dictata, sehingga informasi atau penyelesaian masalah dapat
ditermukan sebelum kunjungan yang direncanakan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar