A. Pengertian Manajemen
Untuk dapat memahami pengertian manajemen, perlu diketahui bahwa
dalam manajemen terkandung pengertian-pengertian :
1.
Manajemen adalah suatu proses yang merupakan rangkaian
kegiatan-kegiatan yang sistematik.
2.
Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk
kegiatan-kegiatan tersebut.
3.
Dalam Manajemen, kegiatan-kegiatan tersebuf diatur oleh para
manajer yang menggerakkan sumber daya (resources ) dalam rangkaian kegiatan
tersebut.
4.
Proses/rangkaian
kegiatan/penggerakkan sumber daya tersebut dilakukan untuk
mencapai/merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian pola umum pengertian manajemen, sebagai berikut:
1.
Manajemen adalah alat daripada administrasi untuk mencapai tujuan,
sehingga disebut sebagai unsur dinamik.
2.
Manajemen bergerak, bekerja dalam unsur statik administrasi
yaitu organisasi.
3.
Manajemen menggerakkan sumber daya (resources) dalam setiap
proses/kegiatan/fungsinya.
4.
Penggerakan sumber daya tersebut dalam masing-masing fungsi
manajemen.
5. Arah gerakan manajemen adalah untuk
mencapai/merealisasi tujuan.
6. Asas/prinsip
gerakan proses tersebut adalah efisiensi.
B. Prinsip-prinsip dalam
Manaiemen
Prinsip-prinsip/asas-asas yang harus diikuti dalam
melakukan proses manajemen diutarakan oleh Henry Fayol, sebagai berikut
:
1.
Pembagian kcrja.
2.
Kekuasaan dan tanggungjawab.
3.
Disiplin.
4.
Kesatuan perintah.
5.
Kesatuan jurusan.
6.
Kepentingan umum di atas kepentingan individu.
7.
Upah yang cukup dan adil.
8.
Sentralisasi.
9.
Hirarki.
10.
Tata tertib.
11.
Bertindak adil.
12.Stabilitas personil.
13.Suasana yang penuh
inisiatif, dan
14.Esprit de Corps (kerja
sama kelompok).
C. Unsur Manajemen
Unsur manajemen yang dimaksud adalah unsur-unsur yang akan dipergunakan/dilibatkan dalam
melakukan kegiatan/proses manajemen, yang juga sering disebut sebagai sumber
daya (resources).
Unsur manajemen ini dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
· Peterson
menggolongkannya dalam konsep 3M yaitu: Man, Material, dan Money.
· Terry menambahkannya
menjadi 5 M yaitu ditambah Methode dan Machine.
· Sarwoto menambahkannya
menjadi 6 M yaitu ditambah Market.
Apabila kita menelaah konsep sistem, maka unsur manajemen
ini adalah sebagai komponen Input, yang dapat dirinci menjadi kelompok
Provider, Consumer dan Resources non manusia lainnya. Sehubungan dengan makin
meluasnya studi tentang demand daripada konsumer dan studi tentang marketing,
maka para konsumer ini akan menjadi input/sumber daya yang akan dikelola dalam
proses manajemen. Provider merupakan unsur manusia/ man yang memberikan
jasa pelayanan, consumer merupakan unsur pasar/market yang memanfaatkan jasa
pelayanan.
Sarjana-sarjana lain membagi sumber daya dalam penggolongan sebagai berikut
;
1.
Hardware/piranti keras, merupakan barang/bahan/benda
sediaan dan peralatan/permesinan.
2.
Software/piranti lunak, merupakan program atau metode.
3.
Brainware/manusia pengatur, merupakan unsur manusia dalam
proses manajemen.
Fuad Amsyari rnenggambarkan
penggolongan Sumber daya ini menladi:
1. Labour resources
(tenaga kerja)
a. Skilled / yang ahli, dan
b. Unskilled / yang tidak ahli.
2. Capital resources (modal):
a. Fixed capyital resources (benda modal tak bergerak)
b. Working capital resources (benda modal bergerak)
3. Natura Resources (benda alami)'
D. Manajer
Manajer adalah orang yang bertugas melakukan proses/fungsi manajemen.
Manajer berdasarkan
hirarki tugasnya dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Manajer tingkat pertama (lower manager), adalah manajer
yang langsung berhubungan dengan para pekerja (worker) yang menjalankan mesin/
peralatan atau memberikan pelayanan langsung kepada konsumer. Manajer ini
diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan
conceptual skill yang terkecil.
2.
Manajer tingkat puncak (top manager), adalah manajer yang
menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama
pelaksanaan administrasi. Manajer ini memiliki proporsi peranan conceptual
skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil.
3.
Manajer tingkat rnenengah (middle manager), adalah
manajer yang mengisi jenjang antara top manager dan lower rnanager. Manajer ini
menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara kedua jenjang
manajer tersebut sehingga manajer ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan
hubungan antar manusia yang kuat
Conceptual skill, adalah keterampilan dalam penyusunan konsep-konsep,
identifikasi dan penggambaran hal-hal yang abstrak. Technical skill,
adalah keterampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antar
manusia, merupakan keterampilan melakukan komunikasi atau hubungan dengan
sesama manusia lain.
Hubungan antar manusia ada dua jenis yaitu:
a. Human relotion : adalah hubungan
antar manusia intern dalam organisasi guna mernbina lancarnya pekerjaan\ team
work.
b . Public reLation :
adalah hubungan antar manusia extern keluar orga nisasi.
Tugas-tugas manajer :
1.
Sebagai pengambil kePutusan
2.
Sebagai pemikul tanggung jawab
3.
Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
4.
Sebagai pemikir konsePtual
5.
Bekerja sama dengan/dan melalui orang lain
6.
Sebagai mediator
7.
Sebagai politikus
8.
Sebagai diplomat
Menurut Henry Mintzberg, peranan manajer karena kedudukan status
formalnya sebagai seorang manajer dan kewenangan yang menyertainya, maka ia
akan mempunyai peranan-peranan sebagai berikut :
1. Peranan interpersonal
:
a.
Figurehead/kepala, yaitu seseorang yang mempunyai
atribut/simbol sebagai kepala organisasi, terutama daiam tugas-tugas
ceremonial.
b.
Leader/pemimpin, yaitu seseorang yang mempunyai kewenangan
formal sebagai seorang pemimpin bagi anggota-anggota organisasinya.
c.
Liaison/penghubung, yaitu peranan mengadakan hubungan keluar
organisasinya.
2. Peranan
informasional:
a.
Monitor/pengamat, yaitu peranan untuk melakukan pengamatan/
memonitor segala informasi di dalam organisasinya, di lingkungan dimana
organisasinya berada, dan informasi dari hubungan liaisonnya.
b.
Disseminator/penyebar, yaitu peranan untuk menyebarkan informasi
yang diperolehnya ke dalam satuan-satuan kerjanya.
c.
Spokesman/juru bicara, yaitu peranan untuk menjadi juru bicara dari
organisasinya.
3. Peranan pengambilan
keputusan:
a.
Enterpreneur, yaitu seorang manajer harus senantiasa berusaha
memperbaiki/meningkatkan keadaan organisasinya ataupun jenis pelayanannya agar
selalu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan keadaan dilingkungan organisasinya.
Karena itu ia harus mempunyai inisiatif sebagai enterpreneur/mengambil
keputusan mengadakan perubahan-perubahan perbaikan.
b.
Disturbance handler/penanganan gangguan, yaitu seorang manajer
juga harus mampu menjaga situasi untuk menangani dan meredam segala
gangguan/kekacauan yang mungkin timbul.
c.
Resource allocator/pengatur alokasi sumberdaya, yaitu seorang manajer
juga perlu mempunyai peranan dan kemarnpuan untuk mengadakan alokasi sumber
daya organisasi pada saat yang tepat. Bila mungkin bahkan ia perlu melakukan
penyempurnaan design struktur organisasrnya.
d.
Negotiator/ahli negosiasi, yaitu peranan manajer untuk melakukan
negosiasi-negosiasi.
E. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan manajemen dengan
spesifikasi tertentu dan dilaksanakan pada periode-periode tertentu. Para ahli
memperkenalkan berbagai kategorisasi/pengelompokan manajemen ini, sebagai
berikut:
PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah fungsi perlama yang harus dilaksanakan dalam manajemen dan merupakan
fungsi yang paling penting, karena merupakan penentuan apa yang harus dicapai
(tujuan), bagaimana cara mencapainya dan bagaimana tolak ukur pencapaian tujuan
serta memberikan rincian kegiatan (Blue print) yang akan dikerjakan
selanjutnnya. Perencanaan dapat diartikan sebagai kerja dan sebagai hasil karya
merencanakan.
Agar perencanaan dapat dikerjakan sebaik-baiknya, maka diperlukan unsuf
-unsur:
1. Unsur tujuan,
adanya perumusan tujuan yang jelas.
2. Unsur policy,
adanya metode unluk mencapai tujuan.
3. Unsur prosedur,
pembagian tugas dan hubungan antara masing-masing anggota kelompok/organisasi.
4.Unsur progres/kemajuan.
adanya standar evaluasi.
5. Unsur program,
macam-macan program disusun menurut prioritasnya.
Macam perencanaan
menurut tingkatannya:
- Top Level/ tingkat
atas
- Middle level/Tngkat
menengah
- Bottom level/ tingkat
bawah
Macam penyusunan rencana
menurut tingkatannya:
- Bottom up
- Top to the bottom
- All at once
Botom up adalah perencanaan yang
disusun dari tingkat bawah dan kemudian disusun ke tingkat atas dalam suatu
organisasi. Top to the bottom adalah perencanaan yang disusun di tingkat atas
suatu organisasi dan dijalankan ke tingkat-tingkat bawah organisasi tersebut.
All at once, adalah proses penyusunan perencanaan secara bersamaan antara
tingkat atas dan bawah dalam sebuah organisasi.
Macam perencanaan
menurut jangka waktunya:
- Long range plan ; 10 – 20 tahun
- Medium term plan ; 5 -7 tahun
- Short term plan ; 1 – 3tahun
- Annual plan ; rencana tahunan
Long range plan dikenal sebagai rencana jangka panjang, medium term plan disebut sebagai
rencana jangka menengah, short term plan disebut sebagai rencana jangka pendek,
sedang annual plan disebut sebagai rencana tahunan.
Syarat-syarat perencanaan menurut Gullick :
o Tujuan harus dirurnuskan
secara jelas.
o Sifatnya harus sederhana
o Berisi analisa dan
penjelasan, penggolongan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan pedoman-pedoman.
o Bersifat fleksibel,
dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan/ perubahan yang mungkin terjadi.
o Ada keseimbangan dalam
rencana, baik ke dalam maupun keluar (keseimbangan ke dalam adalah keberbagai
bagian proyek dari suatu rencana, keseimbangan keluar berarti antara tujuan dan
persyaratannya).
o Penggunaan sumber daya
harus efektif dan eflrsien.
Manfaat suatu rencana
menurut Wilson:
·
Dirumuskannya secara jelas dan tepat tentang
tujuan-tujuan dan metode untuk mencapai tujuan
·
Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi seluruh anggota
organisasi
·
Merupakan proses yang terus-menerus untuk meningkatkan
cara kerja anggota organisasi
·
Merupakan alat kendali peiaksanaan
·
Menjamin penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien
Langkah-langkah dalam suatu perencanaan :
A. Measurement &
Assesment
Measttrernent & Assesment adalah kegiatan mengumpulkan atau mengukur
data-data. Data-data tersebut diperoleh dengan menjabarkan variabel-variabel
yang hendak diukur/diketahui permasalahannya sampai menjadi indikator-indikator
yang dapat langsung diukur melalui instrumen pengumpulan data yang sesuai.
Langkah-langkah dalam
tahap ini adalah ;
I. Merumuskan semua data
yang akan dikumpulkan.
Data yang diukur tersebut dapat berupa data tentang suatu kejadian yang
sudah terjadi ataupun data yang menggambarkan keadaan pada masa yang akan
datang. Beberapa data sering diukur pada beberapa kepentingan/pendekatan antara
lain :
1. Analisa situasi:
o Resources/sumberdaya
o Penggunaan
resources/penggunaan sumber daya
o Conditioning factors:
demografi, sanitasi, pendidikan penduduk, perekonomian penduduk
o Indikator kesehatan:
morbiditas/kesakitan, mortalitas/kematian,
disability/gangguan atau kecacatan
2. Data diagnosa
komunitas (Bennett):
·
Demografi (vital statistik)
·
Sebab morbiditas dan mortalitas (umur-sex)
·
Pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan kesehatan ibu dan
anak
·
Pola gizi, makanan dan penyapihan anak, pertumbuhan anak
sekolah dan prasekolah
·
Keadaan komunitas, budaya dan stratifikasi sosial ekonomi
·
Pola kepemimpinan dan komunikasi
·
Kesehatan mental dan penyebab umum stress
·
Lingkungan meliputi air, pemukiman dan vektor penyakit
·
Knowledge-Attitude-Practice di bidang kesehatan
·
Epidemiologi tentang kondisi Endemik
·
Resources dan pelayanan non medik
·
Derajat keterlibatan penduduk dalam pelayanan kesehatan
sendiri, dukun serta pengobatan tradisionai.
·
Sebab-sebab kegagalan program kesehatan yang lalu, dan
antisipasi tentang kesulitan/hambatan pelaksanaan program pada masa yang akan
datang.
3. Karakteristik
daripada population at risk:
o Family composition:
umur, jenis kelamin, status kawin, jumlah anggota keluarga, umur anggota
keluarga termuda/tertua.
o Social structure:
pekerjaan, klas sosial, pendidikan, ras, etnik
o Health believe
o Sumber daya keluarga
o Illness/derajat
kesakitan
o Upaya mencari pengobatan
bila sakit
4. Faktor dan variable
yang terlampir dalam Sistem kesehatan Nasional :
a. Derajat kesehatan masyarakat:
o Lama hidup: umur harapan
hidup.
o Kematian/mortalitas:
angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu bersalin, angka
kematian kasar, angka kematian perinatal.
o Kesakitan/morbiditas: insidens
dan prevalensi penyakit, angka absen perorang pertahun (karyawan dan pelajar)
o Kecacatan: angka
kecacatan
o Status gizi: berat badan
lahir, berat badan usia 3 tahun, rata-rata tinggi dan berat badan, intake
kalori/protein perorang, prevalensi gondok endemik
o Tingkat pendidikan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
o Air bersih: % penduduk
yang memperoleh air bersih 601/hari (desa), dan % penduduk yang memperoleh air
bersih 100-150 Vhari (kota) .
o Kebersihan lingkungan:
prosentase penduduk yang mempunyai tempat sampah, frekuwensi pengangkutan
sampah (minimal lx/hari).
o Jamban: prosentase rumah
yang memiliki jamban.
o Kepenuhsesakan: jumlah
penghuni paksimal dua orang/satu kamar tidur, luas lantai rumah minimal 3,5
mz/orang.
b. Upaya kesehatan
c. Demografi
d. Perilaku penduduk terhadap kesehatan
e. Pengadaan sumber daya
f. Pemanfaatan sumber daya
g. Kesepakatan kebijaksanaan
h. Potensi organisasi kemasyarakatan
i. Lingkungan
Rincian daripada ad. b, c, d, e, f, g, h dan
i dapat diperiksa lebih lanjut dalam buku Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Jadi, yang merupakan hal penting dalam kegiatan ini adalah melakukan identifikasi
suatu variabel yang akan diteliti menjadi indikator-indikator. Persyaratan
indikator :
·
Valid, harus dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya yang
akan diukur oleh idikator tersebut
·
Obyektif, untuk hal yang sama, indikatyor harus
memebrikan hal yang sama pula, walaupun dipakai oleh orang yang berbeda atau
pada waktu yang berbeda.
·
Sensitif, mampu mendeteksi perubahan yang kecil
·
Feasibilitas, dapat diukur/dicari data atau informasinya.
II. Mengelompokkan
indikator-indikator data yang akanr
dicari dalam kelompok/jenis instrumennnya masing-masing dan kedalam
kelompok/jenis sumber datanya masing-masing
III. Melakukan pengumpulan data pada
masing-masing sumber datanya, yang tentu nya mengikuti kaidah-kaidah metodologi
penelitian.
Data yang kita kumpulkan, dapat digunakan untuk memperoleh deskripsi
tentang ;
a. Hal-hal/kejadian-kejadian yang sedang terjadi, dan
b. Hal-hal/kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa yans akan datang.
Apabila kita ingin tahu tentang rnasaiah yang rnungkin akan terjadi pada
masa yang akan datang, maka data yang perlu kita peroleh adalah data yang dapat
memberikan deskripsi tentang keadaan pada masa yang akan datang tersebut. Data
tersebut dapat kita peroleh dengan melakukan peramalan melalui tehnik
forecasting.
FORECASTING adaIah metode perarnalan untuk memperoleh informasi tentang deskripsi,
ukuran. distribusi, model suatu keadaan atau kejadian pada masa yang akan
datang. Beberapa metode forecasting yang
dapat kita lakukan adalah sebagai beriurt :
1. Metode intuitif ;
yaitu metode yang menggunakan pendeekatan secara intuisi :
a.
Historical analogy/persamaan atau analogi sejarah
b.
Delphi technique/teknik Delphi
c.
Metode pertimbangan dan survei.
2. Metode kuaniitatif dan model: yaitu metode
yang menggunakan pendekatan secara kuantitatif atau menggunakan model :
a. Estimasi Aljabar :
- Estimasi Ratio
- Geoinetric mean/rata-rata
geometrik
b. Trend Extrapolationiekstrapolasi kecenderungan:
- Free hand smoothrngipenghalusan
- Algebraicmethodeimetoda aljabar
- Semi/Hi-Lo Average/rata-rata tinggr rendah
- MovingAverage/rata-ratabergerak
- Percentage change methode/metoda
perubahan prosentase
- Least Square regression/regresi
kwadrat kecil
- Korelasi dan Regresi
- Box Jenkins/ARIMA methode (auto regressive integrated moving average)
- Non linear trend extrapolation:
- Parabola, Exponential/Logaritma, Perubahan Exponential
c. Morphological technique & relevance
trees/teknik morpologr dan pohon relevansi
d. Computer simulation/simulasi komputer
e. Operation Research model/model riseL operasional
f. The Product Life cycle/siklus kehidupan produk
g. Input - output model/model input output
h. Ekonometrika
M.V Jones mengelompokkan metode
.Forecasting tersebut sebagai berikut :
- Intuition
- Trend
extrapolation/ekstrapolasi kecenderungan
- Trend
correlation/korelasi kecenderungan
- Models
(statistical)/model statistik
- Analogy/analogi.
D. Bell mengelompokkan metode Forecasting tersebut sebagai berikut :
- Social
Physics/tubuh sosial
- Trend &
Forecast/kecenderungan dan peramalan
- Structural
certainties/kepastian berstruktur
- Operational code/kode
operasional
- Operational system/sistem
operasional
- Structure
requisitesistruktur kebutuhan
- Overriding
problems/masalah yang sedang berjalan
- Prime mover/penggerak
utama
- Sequential
developrnent/pengembangan sekuensial
- Accounting
schemes/skema pembukuan
- Alternative
future/alternatif masa depan
- Decission theory/teori
keputusan
B. Analisa Data
Setelah semua data kasar berhasil dikumpulkan, terdapat tiga langkah yang
dapat kita lakukan dalam menganalisa data tersebut, yaitu :
1.
Pengorganisasian/pengelompokan data
Data dari berbagai sumber data dan dari
berbagai jenis instrumen pengumpulan data, dikelompokkan kembali menurut
kategori jenis-jenis variabelnya masing-masing sesuai matriks variabel -
indikator.
2. Penyajian data
Langkah berikutnya
adalah menyajikan data-data tersebut dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan
karakteristik datanya untuk memudahkan kita menarik kesimpulan. Beberapa bentuk
penyajian data yang dapat digunakan untuk memperoleh deskripsi data-data
tersebut ;
a Statistik deskriptif
Yaitu penyajian data untuk memperoleh
deskripsi/kesimpulan deskriptif tentang suatu variabel/data secara
biostatistik, meliputi:
- Tabel distribusi frekuwensi
- Diagram batang,
- Diaglarn garis,
- Diagram Pie,
- Diagram Iambang,
- Diagram peta,
- Diagrarn pencar,
- Histograam,
- Polygon frekuensi,
- Ogive,
- Ukuran kecenderungan terpusat,
(mean, median, modus),
- Ukuran simpangan.
b. Epidemiologi
deskriptif.
Yaitu penyajian data untuk menggambarkan
deskripsi/kesimpulan deskriptif tentang masaiah kesehatan pada masyarakat,
meliputi deskripsi:
1. Penyebaran, menurut:
- Waktu,
- Tempat,
- Orang,
2. Jumlah/frekuensi menurut ukuran:
- Rate (molbidity & mortality)
- Ratio
- Proportion.
3. Sebaran menurut Surveilans Epidemiologi
c. Demografi
Yaitu penyajian data untuk menggambarkan
deskripsi/kesimpulan deskliptif tentang ukuran-ukuran demografis meliputi :
- dinamika kependudukan,
- fertilitas,
- mortalitas,
- migrasi.
3. Perumusan/identiEkasi
masalah kesehatan
Pada prinsipnya dan secara umum, perumusan masalah kesehatan dapat
dirumuskan daiam suatu model sebagai berikut :
Problem = Gap x Concern x
Responsibiliiy
Masalah = Kesenjangan x
Perhatian x Tanggung jawab
Jadi , masalah kesehatan
dinyatakan ada apabila terdapat pemenuhan terhadap kriteria-kriteria :
a. Kesenjangan/gap.
Adanya kesenjangan/gap anatar kenyataan
/hasil/data/ramalan terhadap
harapan/standar/target/pedoman/obyektif/kebijaaksanaan baik secara kuantitatif
atauapun secara kualitatif sehingga menimbulkan suatu keadaan yang tidak diharapkan
/ merugikan ;
Standar tersebet dapat bcrupa:
- Standar rata-rata.
- Standar normatif, maupun
- Standar teori .
b. Perhatian (concern,).
Artinya terdapatnya suatu
perhatian/ketidakpuasan administrasi terhadap adanya gap tersebut, dengan
perkataan lain bahwa gap tersebut berkonotasi negatif.
c.Tanggung jawab
(Responsibility)
Administrator merasa bertanggun jawab untuk
memperkecil/meniadakan gap tersebut , dan masih berada dalam ruang lingkup
tanggung jawabnya. yaitu dalarn sektol kesehatan.
C. Prioritas Masalah
Kesehatan
Dengan kegiatan perumusan masalah diatas, sering terdapat beberapa masalah
yang terungkap/teridentifikasi. Pihak administrator sering pula tidak dapat
menanggulangi keseluruhan masalah yang terungkap karena terdapatnya
keterbatasan-heterbatasan. Oleh kkarena itu, perlu diiakukan pengurutan masalah
tersebut sesuai prioritasnya, untuk memilih satu atau bebelapa masalahyang
dapat ditanggulangi lebih dahulu. Terdapat dua hal yang perlu dipikirkan dalam
tahap ini ;
yaitu:
1. Pertimbangan yang
layak/lazim dipakai untuk menilai prioritas masalah kesehatan,
2. Teknik/metode untuk
pemilihan prioritas masalah kesehatan.
Beberapa pertimbangan untuk mengurutkan masaiah berdasar prioritasnya
adalah sebagai berikut:
a. Emergenci/kegawatan
masalah.
Yaitu ukuran gawatnya/cepat berkembangnya masalah/kejadian tersebut.
Emergency dapat diukur dari
ukuran insiden atau kefatalan suatu kejadian. Karena semakin gawat suatu masalah,
maka semakin cepat berkembang menjadi lebih besar anggotanya dan' adanya
kernungkinan dampak yang bersifat fatal.
b. Seuerity/akibat.
Yaitu ukuran berat ringanya akibat yang
ditimbulkan oleh suatu kejadian, dan sering diukur dengan tingkat ke
fatalan/kematian tingkat, reversibilitas/kecacatan, atau jenis suatu penyakit
berbahaya tertentu.
c. Magnitudel greatest
member/anggota terbanyak.
Yaitu ukuran di mana seberapa bagian masyarakat
telah terkena resiko. Keadaan ini dapat dinyatakan dalam ukuran prevalens, atau
proporsi/distribusi wilayah yang terkena suatu kejadian, karena sering suatu
kejadian dengn anggota yang banyak
adalah kejadian yang bersifat insidious/tidak jelas gejalanya tetapi sukar
ditanggulangi serta bersifat laten. Keadaan ini akan menjadi jelas bila
digambarkan dalam model fenomena gunung es.
d. Rate of
increaselkecepatan peningkatan.
Yaitu ukuran cepat berkembangnya suatu
peristiwa atau kejadian, dan sering diukur dengan kenaikan prevalensi.
e. Expanding scope
lluasnya perkembangan.
Yaitu ukuran meluasnya masalah- Keadaan ini
dapat dijelaskan dalam dua pengertian:
- expanding scope horizonral, yaitu masalah
yang dapat meluas mengenai program atau sektor lain. (Contoh: masalah gizi akan
dapat meluas ke masalah KIA, imunitas,
penyebaran penyakit, kematian, dsb).
- expanding scope longitudinal, yaitu masalah
yang cenderung meluas menurut kurun waktu secara Iongitudinal, cenderung
menjadi endemis, latent dan menetap.
f. Persepsi
masyarakatl/public concern.
Yaitu ukuran besarnya perhatian/rasa prihatin
masyarakat terhadap kejadian atau peristiwa tersebut. Apabila persepsi
masyarakat dalam menafsirkan suatu masalah yang ukurannya kecil menjadi sesuatu
kejadian yang membahayakan, maka masalah ini dapat lebih diprioritaskan.
g. Degree of Unmeet
Need/derajat kebutuhan
Yaitu ukuran besarnya keinginan/partisipasi
masyarakat untuk ikut menyelesaikan masalah tersebut. Dapat diukur melalui
tingkat partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
h. (Technological)
Feasibility dapatkah dikerjakan.
Yaitu dapat tidaknya masalah tersebut
diselesaikan sesuai dengan kemampuan teknologi yang tersedia.
i. Resources
avaibility/tersedianya sumber daya.
Yaitu
tersedianya sumber daya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
j. Benefit
(economical/social) Keuntungan ekonomi/sosial
Yaitu besarnya keuntungan (ekonomi/sosial)
yang akan dioeroleh akibat penyelesaiaan masalah tersebut.
K. Keterpaduan
Apabila penanggulanagan
suatu maslah dapat dilakukan secara terpadu dengan maslah-masalah lain, maka
prioritasnya sebiknya diutamakan.
l. Pertimbangan politik
dan spesial mandat
Adanya pertimbangan politik atau adanya mandat dari induk organisasi.
Selelah masalah dipcrtimbangkan masing-masing parameter tersebut diatas,
maka perlu diperhitungkan skala prioritsnya dengan Tehnik Prioritas masalah,
seagai berikut
l . Scoring tchnique, '
Dilakukan kuantifikasi dalam bentuk nilai skor berskala
1-5 menurut masing-masing parameter/pertimbangan pelihan prioritas. Diberi skor
satu bila nilai parameter/pertimbangan tersebut kecil, dan skor Iima apabila
bernilai besar. Jumlah/rata-rata skor terbesar dari parameter-parameter
tersebut menunjukkan masalah tersebut berada pada skala prioritas utama.
2. Alteration Rangking
Technique
Disediakan dua kertas, kertas pertama untuk membuat
daftar masalah dan kertas kedua untuk membuat rating rangking scale.
Masalah-masalah ditulis dalarn kertas daftar masalah, masalah yang tidak dapat
dinilai dicorel dari daftar masalah. Pada kertas kertas Rating Ranking Scale
dibuat skala dengan jumlah anggota sebanyak sisa masalah pada Daftar masalah.
Dari
daftar Masalah, dilakukan perbandingan antar masalah dan dipilih satu
masalah yang dianggap paling besar/penting, kemudian ditulis pada skala nomor 1
pada rating Ranking Scale; dan masalah tersebut kemudian dicoret dari Daftar masalah.
Pada Daftar Masalah dilakukan perbandingan antara masalah dan dipilih masalah
yang paling kecil/tidak penting, kemudian ditulis pada skala terakhir pada
Rating Ranking Scale; dan masalah tersebut kemudialr dicoret dari Daftar
maslah. Pada Daftar masalah dilakukan perbandingan lagi dan diikuti
langkah-langkah selanjutnya dan dipilih masalah secara bergantian antara
masalah terbesar dan masalah terkecil, sampai semua masalah habis tercoret pada
daftar masalah dan semua masalah telah dipindahkan secara berurutan pada rating
rangking scale. Urutan masalah pada rating rangking scale merupakan skala
prioritas masalah, dan rangking 1 merupakan prioritas terbesar dari masalah-masalah
tersebut.
3. Paired Comparisson
Methode:
Satu masalah dibandingkan secara berpasangan dengan
masalah yang Iain dalam tabel pembanding. Bila masalah tersebut lebih besar,
diberi tanda (+); dan apabila masalah tersebut lebih kecil, diberi tanda ( - )
.Masalah dengan tanda ( + ) paling banyak, merupakan masalah terbesar dan
masalah dengan tanda ( - ) paling banyak, merupakan masalah terkecil.
D. Alternative Solution
Dari hasil penentuan skala prioritas masalah ini
masing-masing masalah yang terpilih untuk ditanggulangi lebih dahulu, dicari
pemecahannya lebih lanjut. Fase ini disebut sebagai Problem Solving/penentuan
Alternative solution terhadap masing-masing masalah tersebut. Problem solving
juga disebut sebagai pemecahan masalah. Alternative solution juga diartikan sebagai
kumpulan cara-cara pemecahan masalah.
Beberapa pendekatan dalam pemecahan masalah:
- Pendekatan yang bersifat analitis dan terprogram:
a. pemecahan masalah secara historis,
b. melalui percobaan-percobaan.
- Pendekatan heuristik (mela-lui coba-coba).
- Perenungan.
- Analogi, asosiasi, mencegah keterikatan
pada ide yang kaku atau prosedur yang rutin, brainstorming, dsb.
Satu masalah dapat mempunyai banyak cara pemecahan/solution, sebagai contoh
adalah DHF (demam berdarah), pemecahannya antara lain :
- PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
- Abatisasi
- Fogging
- Penyuluhan kesehatan, dsb.
Tentunya tidak semua alternative solution akan dikerjakan sebagai program
selanjutnya, sehingga perlu dilakukan satu kesempatan untuk mengambil keputusan
terhadap pemilihan suatu alternative solution yang dianggap terbaik.
E. Pengambilan
Keputusan/Decision Making Process
Dikenal dua bentuk proses pengambilan keputusan/decision making process,
yaitu :
a. Normatif/Preskriptif
Yaitu, model pengambilan keputusan yang memberitahu para
pengambil keputusan tentang bagaimana mereka harus mengambil suatu keputusan,
sehingga dititikberatkan pada teknik pengambilan keputusan. Konsep ini yang
dikembangkan dalam bidang AKM.
b. Deskriptif
Yaitu, model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana seorang
pengambil keputusan dalam mengambil keputusan, sehingga dititikberatkan pada
perilaku si pengambil keputusan. Konsep ini dikembangkan dalam bidang perilaku.
Dalam pengambllan keputusan secara normatif,
terdapat pula dua bentuk teknik pengambilan keputusan, yaitu :
a.
Pengambilan keputusan tertutup /programmed decision / closed decision model:
yaitu yang dilakukan secara
terpisah dari (mengesampingkan) masukan lain yang tidak diketahui yang
berasal dari lingkungan.
OIeh karena itu, teknik ini menganggap:
- mengetahui semua perangkat/kemungkinan alternatif dengan semua
akibat/hasiinya masing-masing,
- memiliki metode yang memungkinkan membuat urutan kepentingan semua
alternatif,
- mernilih aiternatif untuk me:naksimalkan hasil/kegunaan/keuntungan, dsb.
Pada teknik ini dapat dispesifikasi perangkat alternatifnya (percabangan
alternatifnya, probabilitas, dsb), dan metodenya.
Ciri-ciri:
- Perhitungan matematik atau grafis,
- Terdapat suatu model,
- Perlu diketahui: perkiraan hasil, probabilitas, dan kejadiannya/perangkat
b. Pengambilan keputusan
terbuka/non programmed decision:
Yaitu, keputusan/alternatif dianggap berada dalam suatu lingkungan yang
rumit yang sebagian komponennya tidak diketahui. Pada teknik ini dianggap :
- pengambil keputusan tidak mengetahui semua alternatif dan perkiraan
hasil.
- para pengambil keputusan melakukan pencarian yang terbatas untuk
menentukan beberapa alternatif yang memuaskan.
- untuk mengambil keputusan sesuai dengan tingkat aspirasi tertentu.
Ciri-ciri ;
- Bersifat kuantitatif
- Dapat berbentuk uji coba
Conth ;
- Delbeg/nominal group
technique
- Penelitian opreational
research
f. Penetapan Tujuan
Tahap penetapan tujuan dilakukan untuk mencapai dua
maksud yaitu ;
1. Memperoleh deskripsi tentang hasil akhir yang ingin dicapaiu, dan
2. Mengidentifikasi unit kegiatan dari rancangan suatu program.
Tujuan/obyektifitas
adalah deskripsi yang spesifik tentang hasil akhir yang ingin dicapai / yang
telah ditentukan sejak semula. Tuju ini adalah penjabaran yang spesifik dari
pemechn masalah dan hasil pengambiln keputusan, dan sering dituliskan dalam
tujuan umum/judul. Oleh karena itu tujuan harus ditulis secar jelas, dan
sebiknuya megikuti kaidah 5W-Ih, yaitu ; what, whom, who, where, when, dan how.
Hiererkiy tujuan adalah uraian hierarky tujuan umum sampai tujuan tyang
lebih spesifik, umumnya berbentuk piramida. Jioerarky tujuan ini merupakan
langkah untuk mengidentifikasi unit-unit kegiatan suatu program/perencanaan.
Goal adalah uraian tentang tujuan umum program,
yaitu merupakn deskripsi hasil akhir yang ingin dicapai, sebiknya ditulis dalam
kaidah 5W-1H diatas.
Policy objective/tujuan kebijaksanaan, merupakan uiraian dari goal mendeskripsikan
suatu tujuan memperbaiki keadaan tertentu untuk mengatasi efek/dampak tertentu
dari suatu masalaha kesehatn.
Service/processing objective, merupakan uraialn dari masing-maslng program/strategy
objective, mendeskripsikan suatu tujuan outpu/effort tertentu dari sebuah
program.
Resources objective, merupakan uraian dari masing-masing service/ processing
objective, mendeskripsikan suatu tujuan tertentu dari input sebuah produk
pelaksanaan program.
Implementation objective, merupakan uraian dari masing-masing resources objcctive,
mendeskripsikan suatu tujuan implementasi dari kegiatan terkecil sebuah program
dalam rangka memenuhi resources objective. Implementation objective inilah
merupakan suatu unit kegiatan sebuah program.
G. Penyusunan Rencana
Operasional
Atas dasar perumusan tujuan yang telah
tersusun, maka disusunlah tahap akhir perencanaan yaitu penyusunan rencana
operasional. Penyusunan rencana operasional sangat bergantung dari penjabaran
tujuan pada tingkat tertentu. ISI dari perencanaan operasional harus dirinci
secara lengkap,jelas dan spesifik, sebagai berikut :
a.
Identifrkasi dan perumusan semua kegratan secara jelas.
b.
Merumuskan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan pada
setiap kegiatan.
c.
Membuat daftar kebutuhan semua sumber daya yang akan
digunakan, termasuk besarnya/jumlah dan Iokasinya.
d.
Mendefinisikan tanggung jawab fungsional menurut setiap
hirarki pelaksana.
e.
Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap
kegiatan.
f.
Mengadakan hubungan timbal balik antar tiap kegiatan.
Kegiatan penJrusunan rencana operasional/plan of action dapat pula
dikategorikan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Memahami unit kegiatan unit kegiatan suatu rencana
operasional.
2.
Membuat penjadwalan (scheduling) unit kegiatan-unit
kegiatan tersebut, antara lain berupa:
a . Gant Chart
b. Gant Chart and Milestone
c. Network of Milestone
d. PERT/CPM
(Program Evaluation & Rcview & Technique/critical Path Melhode).
3. Memperhitungkan biaya satuan (unit cost)
dan frekuensi setiap unit kegiatan dan menyusunnya dalam suatu anggaran
(budgeting).
4. Mengidentifisir sumber daya Iain yang
diperlukan dalam setiap unit kegiatan
dan menyusunnya dalarn kebutuhan sumber daya.
5. Menyusun rencana pengawasan dan rencana
evaluasi terhadap pelaksanaan Program.
6. Mengidentitikasi kebutuhan Legal
Aspect/aspek hukum dan hubungan extramural pelaksana Program.
Biasanya rencana operasional ini disusun
dalarn bentuk buku dan digunakan sebagai pedoman peliiksanaan kegiatan/blue
print dari kegiatan.
Buku tersebut sering kita sebut sebagai:
- Buku Rencana,
- Proposal,
- Plan of Action,
- Project Design,
- dan sebagainya.
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat-alat, tugas,
wewenang, dan tanggungjawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional
sehingga organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan untuk mencapai
tujuan. Proses pengorganisasian dapat dirinci sebagai berikut :
- Memaharni tujuan
- Penet:apan tugas pokok
dan perincian kegiatan
- Pengelompokan
tugas/jabatan
- Penyusunan struktur
organisasi dan departementasi
- Penyusunan otoritas
organisasi
- Pengisian
jabatan/staffing
- Facilitating
A. Pemahaman Tuiuan
Tujuan diiuraikan sehingga jelas tolok ukurnya dan sesuai dengan hirarki
tujuan oleh karena itu rincian kegiatan/tugas dapat diidentifikasikan secara
lengkap.
B. Penetapan Tugas Pokok
dan Perincian Kegiatan
Dalam tahap ini tugas-tugas pokok dan kegiatan-kegiatan yang dapat
diidentifikasi sebelumnya, dirumuskan secara jelas dan lengkap.
C. Pengelompokan
Tugas/Jabatan
Tugas-tugas/jabatan dikelompokkan sesuai jenisnya masing-masing dan
dikelompokkan dalam fungsi yang sama. Setelah dilakukan pengelornpokan atau
diferensiasi secara horizontal dan vertikal, maka diperoleh kelompok-kelompok
tugas. Kemudian dilakukan transformasi tugas kedalam jabatan-jabatan (job), dan
perlu dirumuskan :
- Job analysis (analisa
tugas)
- Job description
(uralan tugas)
- Joh spesification (syaral
tugas)
- Job evaluation
(evaluasi tugas)
Bila perlu setelah
tersusun jabatan-jabatan yang dibutuhkan, maka disusun pengelompokan jabatan
(position grouping).
D. Struktur Organisasi
dan Departementasi
Kelompok jabatan diubah menjadi satuan-satuan organisasi atas dasar :
1. Departementasi
horizontal :
- Kesamaan fungsi dan jabatan,
- Kesamaan proses dan cara kerja,
- Kesamaan hasil Produksi,
- Kesamaan kelomPok konsumen,
- kesamaan lokasi,
- Kombinasi dalam bentuk/struktur matrix,
2. Departementasi
vertikal :
- Hirarhi,
- Koordinasi
Bila perlu dapat dilakukan Departementasi tambahan, Penyusunan Prosedur
kerja dan Metode kerja.
E. Otoritas Organisasi
Menyusun kekuasaan/hak untuk bertindak/memberi perintah/ menimbulkan
tindakan dari orang lain. Otoritas ini harus tercantum dengan jelas baik pada
Job description maupun struktur organisasi.
Sumber/dasar penyusunan
otoritas dalam organisasi :
- Ketentuan perundangan,
- Posisi dalam
konstelasi organisatoris sebelumnya,
- Pelimpahan otoritas/mandat,
- Perintah atasan.
F. Staffing
Proses staffing
meliputi:
- Mempelajari
Organisasi.
- Perkiraan kebutuhan
staf:
* Kualifikasi tenaga (Job specification)
* Jumlah staf (Jo6 analysis)
- Pencarian staf.
- Seieksi, penerimaan
dan penempatan staf.
- Job training:
* Prcscrvice training.
* I n scrvice t r a i n i n g .
Preservice training adalah training (pendidikan dan latihan) yang dilakukan
sebelum pegawai tersebut melakukan pekerjaan pelayanan. in service training
adalah training (pendidikan dan latihan) yang dikerjakan pegarn'ai tersebut
sambil melakukan pekerjaan pelayanan (magang).
G. Fasilitating
Pemberian bekal
fasilitas untuk bekeria:
- Peralatan
- Material
- Keuangan
PENGGERAKAN (ACTUATING)
A. Pengertian
Actuating dimaksudkan sebagai rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas
mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kearah
pencapaian sasaran/tujuan administrasi. Actuating juga dimaksudkan sebagai
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok atau berusaha untuk
mencapai sasaran organisasi sesuai dengan perencanaan manajerial. Actuating
sering pula disebut sebagai Penggerakan Pelaksanaan.
B. Alat-alat penggerakan
Alat-alat penggerakan
meliputi :
1. Perintah.
2. Petunjuk.
3. Bimbingan.
4. Surat edaran.
5. Rapat koordinasi.
6.
Pertemuan-pertemuan/Lokakarya (workshop).
C. Motivasi
1. Pengertian motivasi:
Proses pemberian rnotive/penggerak bekerja
kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan secara efisien. Untuk dapatnya melakukan motivasi tersebut,
manajer perlu mengetahui Basic Personal Need daripada anggota organisasinya.
2. Basic Personal
Need/kebutuhan dasar manusia
a. Kebutuhan material :
Bersifat ekonomik :
- Makanan
- Pakaian
- Perteduhan(shelter)
Bersifat biologik:
- Kelangsungan hidup (survival)
- Perkembangan
- Pertumbuhan
b. Kebutuhan non material:
# Psikologik:
- Pengakuan (recognition)
- Kasih sayang (affection)
- Perhatian (attention)
- Kekuasaan (Power)
- Keharuman nama (prestige)
- Kedudukan sosial (Status)
- Kehormatan (honour)
- Rasa berprestasi (sense of achievement)
- Kebebasan pribadi (Pivacy)
- Rasa bangga (Pride)
- Penghormatan (respect)
- Nama balk (reputation)
- Perdamaian (Peace)
- Rasa berbeda dengan yang lain (sense to be
different)
- Keadilan (justice)
- Kemajuan (progress)
# Sosiologik:
- jaminan keamanan
- persahabatan
- rasa menjadi anggota kelompok (sense of belonging )
- semangat/solidaritas keolmpok (!'es prit de corp)
3. Teknik Motivasi
a. Motivasi tidak langsung:
# Sinkronisasi aspirasi individu dengan tujuan organisasi:
- Pengertian aspirasi
individu tentang tujuan organisasi akan memberi manfaat pada pekerja
- Pengertian bahwa tujuan
organisasi tidak bertentangann dengan
aspirasi individu.
- Pemberian kesempatan
pekerja untuk menentuntukan cara Pencapaian tujuan.
- Cara mencapai tujuan
tidak merugikan pekerja.
# Kond.isi organisasi menciptakan keadaan favourable berprt,stas..
- social condition
- association condition
- customary dan conformity working condition
- condition of communication
Social condition, adalah suatu kondisi/keadaan yang dicptakan sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin adanya intaraksi sosial yang baik diantara para
pekerja.
Association condition, adalah suatu kondisi yang memungkinkan para karyawan
dapat membentuk/mengikuti asosiasi–asosiasi karyawan/Profesional.
Customary/conformity working condition, adalah kondisi kerja yang diciptakan sedemikian
rupa sehingga memberikan suasana kerja yang enak dan nyaman.
Condition of communication, adalah kondisi/keadaan kerja yang diciptakan sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin komunikasi antar pekerja/anggota organisasi yang
baik.
b. Motivasi langsung:
# Insentif rnaterial :
Dasar pemberian terhadap :
- Waktu
- Hasil kerja
- Gabungan waktu dan hasil kerja
Insentif material dapat berupa pemberian uang
atau jaminan sosial.
Uang :
-
Bonus
- Komisi
- Profit sharing
- Kompensasi
Jaminan sosial :
- Rumah dinas
- Pengobatan cuma-cuma
- Koran/majalair cuma-cuma.
Cuti sakit digaji
- Piagam Penghargaan
- Biaya pindah
- Tugas belajar
# Insentif non material:
- Pemberian gelar
- Tanda jasa/medali
- Pujian lisan/tertulis , resmi/pribadi
- Ucapan terima kasih, formal/informal
- Promosi
- Hak menggunakan atribut jabatan
- Hak dimakamkan di taman makam pahlawan
D.
Leadership/kepemimpinan
Leadership atau kepemimpinan diartikan berbagai ahli ( stogdill dan Koontz)
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan adalah
suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham.
2. Kepemimpinan adalah
suatu bentuk inspirasi dan persutasi.
3. Kepemimpinan rnerupakan
hubungan kekuatan dan kekuasaan.
4. Kepernimpinan adalah
cara mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses dalam
mempengaruhi seseorang atau keiompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan melalui metode-metode kegiatan manajemen. Kepemimpinan
dapat pula diartikan sebagai suatu atribut memimpin yang harus
dikenakan/digunakan oleh seorang pemimpin untuk dapat membuat bawahannya
bekerja dengan baik. Kepenirnpinan harus dapat memanipulasi unsur-unsur sosok
pemimpin, keadaan anggota/bawahannya, serta keadaan/situasi
lingkungan/pekerjaan guna menjadikan kepemimpinan yang baik Oleh karena itu, kepemimpinan dapat
digambarkan dalam model matematik, sebagai berikut :
Leadership = F ( Leader , Follwer, Situation)
Menurut model tersebut
dikatakan bahwa sebagai manajer, seseorang harus menggunakan atribut
kepemimpinan/leadership yang merupakan fungsi matematis dari pengaturan sosok
diri sang pemimpinnya/leader, pengaturan anggota-anggota
organisasinya/follower, dan pengaturan situasi kerjanya/situation. sebagai
leader, ia harus mengenakan atribut sebagai pemimpin, mulai menata penampilan,
gaya bicara, gaya berjalan dan sebagainya. Mengatur follower, artinya ia harus
menempatkan para anggota organisasinya sedemikian rupa sehingga menunjang
kepemimpinannya. Mengatur situation, artinya ia bisa membuat suasana kerja yang
memberikan rasa nyaman bekerja, menimbulkan gairah kerja, dan rasa bangga bagi
karyawannya untuk bekerja, dan sebagainya, sehingga atribut kepemimpinannya
yang ia kenakan tidak Iagi bergantung pada kharisma/bakat lagi, tetapi
bergantung pada seni memimpin.
Mc. Gregor mengutarakan bahwa dalam kepemimpian dikenal dua bentuk kepemimpinan,
yaitu teori X dan teori Y. Ia menyatkan bahwa edua bentuk kepemimpinan ini
gayanya sangat jauh bebeda tetapi keduanya sama-sama dibutuhkan dalarn
memimpin, bergantung pada keadaan organisasinya.
1. Teori X:
Yaitu teori yang menyatakan bahwa di dalam melakukan leadership diperlukan
dominasi unsur otoritas dan bila perlu dilakukan persuasi paksaan agar anggota
organisasi mau bekerja mencapiri tujuan manajerial.
Beberapa keadaan yang memerlukan leadership teori X :
- Organisasi masih baru.
- Organisasi bersifat darurat dan untuk tim yang mengatasi kegawatan
- Organisasi tim operasi darurat.
2. Teori Y
Yaitu, teori yang menyatakan bahwa di daram melakukan leadership maka
pekerjaan dapat dilakukan dengan tanpa ada perasaan otoritas, serta pekerjaan
dianggap sebagai pelaksanaan suatu game/permainan, untuk mencapai tujuan
manajerial. Beberapa keadaan yang memeriukan leadership teori y
- Organisasi sudah Iama dan mantap.
- Organisasi yang sebagian besar anggotanya adalah cendekiawan.
Teori kepemimpinan Iainnya adalah teori kontinum (tannenbaum), yang
menyatakan bahwa terdapat suatu spektrum yang kontinum dari seni mempimpin,
yang pada satu sisi/kutubnya memberikan otoritas kekuasaan yang sangat besar
kepada sang atasan/pemimpin (berorientasi kepada pemimpin) dan pada sisi/kutub
lainnya memberikan kebebasan yang besar pada para karyawannya (berorientasi
kepada bawahan). Kepemimpinan yang dipakai adalah seberapa besar kita membagi
proporsi kekuasaan atasan dan kebebasan bawahan dan berada di dalam spektrum
tersebut, dimulai dari sang pemimpin yang selalu membuat dan mengumumkan
keputusan-keputusannya kepada para bawahannya, sampai pada sang pemimpin
mengijinkan bawahannya berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh sang
pemimpin.
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN (CONTROLING)
A. Pengertian
Menurut Fayol, pengawasan terdiri dari tindakln meneliti apakah segala sesuatu tercapai
atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, instruksi-insruksi
yang telah dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Pengawasan
bertujuan menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki
dan mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan tersebut.
Sedangkan menurut Terry, pengawasan adalah proses untuk mendeterminasi apa yang
akan dilaksanakan, mengevaiuasi pelaksanaan dan jika perlu menerapkan
tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana.
Dengan demikian dapatlah diaftikan bahwa pengawasan adalah suatu proses
untuk menetapkan pekerjaan/kegiatan apa saja. yang sudah dilaksanakan, dan
menilainya terhadap rencana serta mengroeksinya agar pelaksanaan dilakukan
sesuai dengan rencana. Syarat/prinsip pengawasan :
a. Harus ada rencana
yang jelas.
b. Harus mampu menjamin
adanya tindakan perbaikan.
c. Harus bersifat
fleksibel.
d. Ada pemberian
instruksi yang jelas serta kewenangan pada bawahan.
e. Harus ekonomis.
f. Dapat dimengerti.
g. Dapat merefleksi poia
organisasi.
B. Proses Pengawasan
Proses pengawasan
meliputi :
a. Menetapkan alat
pengukur (standar), dan mengumpulkan data/fakta.
b. Mengadakan penilaian
(evaluate).
c. Mengadakan perbaikan
(corrective action) .
C. Standar yang
Digunakan dalam Pengawasan
a. Norrna:
Standar yarrg ditetapkan atas dasar pengalaman yang lalu:
- Proyek yang lalu
- Proyek lain dengan bentuk dan situasi yang sama
b. Kriteria :
Standar yang ditetapkan dan diharapkan sebagai ukuran pelaksanaan program
secara memuaskan pada tingkat kepuasan tertentu.
Dalam hal penyimpangan pelaksanaan terhadap standar, masih diperlukan
adanya batas toleransi terhadap penyimpangan tersebut.
D. Jenis/Kategorisasi
Pengawasan
a. Waktu:
- Preventif/bersifat mencegah penyimpangan,
- Repressif/bersifat menekan/mengoreksi
terjadinya penyimpangan
b. Obyek pengawasan :
- produksi
- keuangan
- waktu
- manusia dan kegiatan
c. Subjek pengawasan:
- intern (rlari dalam organisasi)
- extern (clari luar organisasi)
d. Cara pengumpulan datanya:
- personal observation/inspection/pemeriksaan
atau pengawasan
perorangan,
- oral report/laporan lisan
- written reportfiaporan tertulis
- control by exception/pengawasan khusus
terhadap hal-hal khusus.
PENILAIAN (EVALUATION)
A. Pengertian
Evaluasi adalah prosedur
penilaian pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan
membandingkannya dengan standar dan dengan mengikuti kriteria/metode/tujuan
tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya.
Tujuan Evaluasi:
a.
Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan
program dan perencanaan program yang akan datang.
b.
Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.
c.
sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan
yang sedang berjalan.
d.
sebagai alat untuk rnengadakan perencanaan kembali yang
lebih baik daripada suatu program.
Evaluasi yang dapat kita
lakukan pada satu program, dapat berupa :
·
Menilai pelaksanaan kegiatan program tersebut
dibandingkan dengan standar/norma tertentu,
·
Menilai hasil program tersebut dibandingkan dengan
stancar tertentu, atau
·
Menilai hasil program tersebut dibandingkan dengan data
pengamatan awal sebelum program dikerjakan.
Evaluasi pada beberapa
program dapat dilakukan antara lain :
o Menilai pelaksanaan
kegiatan program A dibanding pelaksanaan program B.
o Menilai hasil yang
dicapai program A dengan sumber dayanya, dibandingkan dengan hasil proglam B
dengan sumber dayanya.
Berdasarkan waktunya
evaluasi dapat digolongkan menjadi :
a. Evaluasi Formative
Yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan program masih
sedang berlangsung; dikelompokkan dalam dua bentuk :
- Critical Review Evaluation, yaitu evaluasi
untuk menilai suatu program belum dilaksanakan.
- Midterm Evaluation, yaitu evaluasi pada
saat program sedang dikerjakan, ada dua bentuk :
o
Evaluasi Proses yaitu evaluasi untuk menilai
proses/kegiatan, dan
o
Evaluasi Monitoring yaitu evaluasi untuk mengawasi
berjalannya suatu program.
b. Evaluasi Summative
Yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan program sudah selesai
dilakukan, dikelompokkan dalam dua bentuk :
o Evaluasi output yaitu
evaluasi untuk menilai hasil kegiatan progran,.
dan
o Evaluasi
dampal/impact/outcome yaitu evaluasi untuk meni]ai dampak dari hasil
pelaksanaan program.
B. Proses Evaluasi
Tahapan evaluasi ;
a.
Kegiatn berpikir konseptual ;
– Formulasi tujuan,
sasaran dan manfaat evaluasi
– Formulasi sumber dan
jenis informasi yang diperlukan
– Formulasi kriteria
evaluasi
– Formulasi model/kerangka
kerja/rancang bangun
b.
Kegiatan operasionall
- Pengumpulan informasi
c.
Kegiatan penilaian
- Formulasi derajat
keberhasilan
- Formulasi dan
identifikasi masalah
- Formulasi faktor dan
penunjang dan penghambat
d.
Kegiatan tindak lanjut ;
- Formulasi/rekomendasi
tindakan pemecahan masalah
- Feed back tentang
kebutuhan informasi tambahn
- Feed back hasil evaluasi
kepada user/pengguna
- Followup/corective/action
perbaikan.
C. Kriteria Evaluasi
1. Relevansi
Relevansi dipakai untuk memeriksa rasionalisasi relevansi suatu progrm
yaitu memeriksa relevansi antara ;
- Masalah
- Kebijakan
- Tujuan/jawaban masalah
- Kegiatan
- Unit kerja, dsb
Relevansi juga dapat dipakai untuk menilai pengadan/penghentian suatu
program.
a.
Adanya dasar yang kuat (kriteria) pengadaan/pelaksanaan
program antara lain ;
# Adanya relevansi sosial;
- Tujuan program sesuai
dengan tujuan nasional kesehtan.
- Terdapatnya kontribusi
yang jelas dari program tersebut terhadap keadaan kesehatan masyarakat
- Metodenya cukup
sederhana
- Program tersebut dapat
menjawab need/kebutuhan masyarakat.
# adanya akibat negatif bila program tidak ada
b. Adanya dasar yang kuat untuk menghentikan program:
- Bila masalahnya sudah hilang.
- Usaha yang dilakukan tidak memberikan hasil.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi relevansi bersifat
kualitatif atau intuitifiif.
2. Tingkat kecukupan
(adequacy)
Tingkat kecukupan (adequacy) menggambarkan tingkat kecukupan suatu hasil,
atau tingkat kecukupan sejumlah kegiatan suatu program. Tingkat kecukupan dapat
pula menggambarkan kecukupan perhatian terhadap pelaksanaan suatu program dan
menunjukkan seberapa banyak masalah telah dapat diatasi.
a. Tingkat kecukupan sejumlah kegiatan (adequacy of effort):
jumlah kegiatan yang dilaksanakan
x l0O %

b . Tingkat kecukupan aktivitas dan pencapaian (adequacy of performance):
jumlah
hasil/pencapdian kegiatan

coverage
Ooverage adalah perkiraan/jumlah hasil yang seharusnya dapat dicapai dari
pelaksanaan program.
3. Ukuran tingkat
kemajuan (progress)
Ukuran tingkat kemajuan adalah penilaian
dengan cara membandingkan rencana&enyataan suatu program secara berkala
pada waktu program sedang berjalan, guna mengetahui :
- Monitoring tingkat kemajuan pelaksanaan.
- Identifikasi dan koreksi hambatanpelaksanaan.
Ukuran tingkat kemajuan dapat dilakukan dalam satuan waktu mingguaan,
bulanan, atau tahunan, secara time series analysis. Beberapa metode untuk
memeriksa ukuran tingkat kemajuan suatu program :
a.
Garis kecenderungan sederhana =

dilakukan dengan membuat garis kecenderungan (trend) pada hasil program
yang diasumsikan mengikuti pola Linear Trend.
Garis kecenderungan sederhana dapat dibuat cicngan beberapa cara. antara
lain cara aljabar, cara Hi-Lo average (rata-rata nilai tinggi dan rencah),
Percentage Change Methode (metode perubahan prosentasc), dan sebagainya. Metode
ini dapat dikerjakan bila sebaran hasil menurut waktu pada scatter diagram
(diagram pencar) mcnunjukkan suatu asumsi/berpola linear/garis. Nilai a
menunjukkan nilai awal dari hasil, dan nilai b menunujukkan tanda dan besarnya
slope (derajat peningkatan/penurunan) hasil dari waktu ke waktu. Slope bertanda
positif menunjukkan kemajuan/progress yang meningkat dari waktu ke waktu. Slope
bertanda negatif menunjukkan kemajuan yang menurun dari waktu ke waktu, dan
slope bernilai 0 menunjukkan tidak adan-ya peningkatan/penurunan hasil atau
bernilai tetap dari waktu ke waktu.
b. Estimasi Ratio
c. Rata-rata ukur/geometric mean
P t : Po ( 1 + r ) t
Pt = output yangdiperkirakan
Po = output awal
r = tingkat kenaikan output
t = interval waktu untuk mencapai Pt
d. Regressi
Metode regresi yang dapat dipakai dalam evaluasi progress adalah metode
least square regression atau metode regresi kwadrat kecil, dengan menggunakan
rumus-rumus :
S Yi = na + bXi
S XY i = aXi + bSXi
e. Diagram batang/garis dengan skala
waktu pada sumbu x,
Contoh ;








Diagram garis Time
4. Efektifitas
- Menilai tingkat kcberhasilan proljram
- me#nilai tingkat pencapaian target
- pert#andingan efektifitas beberapa progra
Hasil

target
5. Efisiensi:
Hasil

biaya
Umumnya dipergunakan untuk membandingkan
tingkat efisiensi beberapa program. Digunakan untuk menilai pencapaian hasil
dikaitkan dengan banyaknya sumber daya yang drgunakan. Beberapa bentuk evaluasi
efisiensi :
a. Unit cost/average cost/biaya satuan:
Biaya program tenentu Total biaya


Hasil atau frekuensi Jumlah hasil
b. Cost benefit analysis : (=CBA)
= (discounted) Benefit - Cost
(discounted) Benefit

Cost
c. Cost effectiveness analysis : (= CEA)
Efektivitas
=
--------------------
Cost
Biaya satuan/unit cost adalah nilai biaya yang diperlukan per satuan
kegiatan tertentu. Sehingga
kegiatan/program yang lebih efisien adalah kegiatan/program dengan nilai unit
cost terkecil.
Cost Benefit analysis adalah perbandingan/ratio atau sclisih antara biiaya
yang harus dikeluarkan dibanding dengan keunlungan,/benefit/manfaat dalam skala
uang yang bisa diperoleh. sehingga kegiatan/program Yang Iebih efisien adalah
kegiatan atau program yang mempunyai nilai CBA yang tertinggi.
Cost Efectiveness Analysis adalah ukuran perbandingan antara besarnya hasil
yang efektif dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga
kegiatan/program dengan nilai CEA yang tertinggi adaiah kegiatan program Yang
efisien.
MANAJEMEN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
PENDAHULUAN
Sudah sewajarnya apabila membicarakan tentang
manajemen di Puskesmas maka terlebih dahulu harus dipahami dan dimengerti arti
menejemen. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan
organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai
tujuan bersama. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata manajemen. Sama
seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, manajemen sebenarnya juga
sulit didefenisikan. Ada ahli yang menyebut manajemen sebagai seni, sedang ahli
lainnya menyebut manajemen sebagai suatu proses. Mengartikan manajemen sebagai
seni mengandung arti bahwa hat itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi.
Mengartikan manajemen sebagai proses
mengandung arti bahwa proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
Salah seorang ahli, Appley LA menganggap manajemen sebagai suatu seni
dengan mengatakan manajemen sebagai the of getting things done through the effort
of other people. Sedangkan dalam Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial
manajemen dibatasi sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan
sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen
sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain.
Definisi ini diartikan bahwa para manajer
dalam mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, yang berarti tidak
dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai berikut "manajer adalah
satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan kaki".Bagaimana manajer
mengatur orang lain atau bagaimana menejer memakai seribu tangan adalah dengan
proses manajemen. Teori sederhana untuk menejemen pelayanan kesehatan yang
telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit, fasilitasnya, alat-alat
kesehatan, sumber daya manusia, dana yang tersedia dan sebagainya melalui
proses menejemen yang baik yang melingkupi planing. organizing dan staffing,
actuating dan controlling diharapkan menghasilkan produk jasa
pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat
mencapai tujuan survival dan growth. Pada dasarnya apabila dibuat suatu batasan
atau definisi tentang manajemen, maka dapat dikemukakan sebagai berikut
"Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling)".
Hellriegel dan Slocum juga merupakan ahli
yang menyebut menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar
dikerjakan orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri. Menurut George R.
Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya :
“manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art,
and followed in order to accomplish predetermined objectives).
Menurut Fayol H, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan
unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah
yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials, machine,
methode dan markets yang diterjernahkan bebas sebagai manusia, uang,
bahan, mesin, metode, dan pemasaran. Jika menyebut manajemen kesehatan,
sebenarnya terdapat dua pengertian didalamnya yaitu pengertian manajemen di
satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan
manajemen kesehatan ialah manajemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan
demi terciptanya keadaan sehat. manajemen atau administrasi adalah suatu seni
atau proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, pengkoorganisasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan
kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan.
Manajemen yaitu Seni dalam menyelesaikan
sesuatu melalui orang lain (Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997).
Manajemen juga berarti seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang
terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005). Manajemen kesehatan
adalah manajemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya
keadaan sehat.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di
atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain
:
· Manajemen diarahkan
untuk mencapai tujuan
· Manajemen sebagai
proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan
pengawasan
· Tersedia sumber
daya; manusia, material dan sumber lain
· Mendayagunakan atau
menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
· Terdapat orang yang
menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
· Penerapan manajemen
berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit tiga
jenis manajemen, yaitu:
1.
Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan
dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain) yang diderita oleh
seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah agar
pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan,
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil
keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani pasien/klien
(disebut petugas fungsional – dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan
lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang
bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.
2. Manajemen
Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan
dalam menghadapi masalah yang menghambat atau potensial menghambat kinerja
unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah
kurangnya dana/anggaran, masalah tidak terawatnya peralatan, masalah tingginya
kebocoran pendapatan, dan lain-lain. Tujuannya adalah agar unit/organisasi
terhindar atau terbebas dari masalah, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah para pimpinan
unit/organisasi kesehatan – Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya,
Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas,
dan lain-lain.
MANAJEMEN DI PUSKESMAS
1. Pendahuluan
1.1. Ruang Lingkup Manajemen
Manajemen yang baik sekarang
merupakan suatu ciri khas dari rumah sakit yang baik. Hal ini diakui juga oleh
ERSI atau etika rumah sakit yang baik (1986). Dimana kita baca "Rumah
Sakit berdaya guna dan berhasil guna dalam manajemen untuk mencapai tujuan
pelayanan rumah sakit dan harus dikelola secara profesional untuk optimalisasi
penggunaan sumber dana dan daya". Sama halnya dengan Puskesmas dimana
Puskesmas juga sama-sama melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai hal ini sangatlah tergantung
pada kualitas tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas. Salah satu kualitas
yang diharapkan dari staff Puskesmas yang berperan penting untuk diperolehnya
kualitas pemeliharaan masyarakat, adalah tingginya kemampuan keorganisasian dan
menejerial di kalangan staff Puskesmas. Penerapan menejemen dalam pelaksanaan
penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas mempunyai dampak positif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara
dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik serta dapat menentukan kebutuhan dan
tuntutan dengan tepat. Pada praktek juga diharapkan memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya pada masyarakat dan tidak lepas dari sistem menejemen. Adapun
ruang lingkup dari manajemen adalah planning, organizing dan staffing,
actuating dan controlling.
A. Perencanaan
Perencanaan memusatkan perhatian
pada masa yang akan datang. Manajemen harus mempersiapkan layanan kesehatan
dalam menghadapi hal-hal yang akan datang baik sudah diramalkan maupun yang
tidak terduga sebelumnya. Perencanaan menspesifikasikan apa yang harus dicapai
atau dilakukan pada rnasa datang dan bagaimana hal itu dapat dilaksanakan.
Fungsi perencanaan mencakup aktifitas-aktifitas manajerial yang menentukan
sasaran dan alat yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut. Beberapa faktor
untuk perencanaan, antara lain :
1. Sasaran-sasaran
2. Tindakan-tindakan
3. Sumber-sumber daya yang diperlukan
4. Implementasi
B. Organizing and Staffing
Pengorganisasian merupakan fungsi
menejemen organisasi kedua sesudah perencanaan. Organisasi merupakan sekumpulan
orang yang bekerjasama dalam wujud pembagian kerja, guna mencapai suatu tujuan
bersama tertentu. Sebuah rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya biasanya
dipegang oleh satu orang pimpinan yang disebut Direktur. Direktur dibantu oleh
staff yang ahli dibidangnya seperti planning dan development dan internal
audit. Planning dan development dan internal audit mengawasi dan membawahi
beberapa kepala seperti medis, kepala penunjang medis, kepala perawatan dan
kepala servis administrasi dan keuangan. Planning dan development adalah bagian
yang membantu Direktur di dalam perencanaan rumah sakit, baik jangka pendek,
menengah dan panjang dan bertanggung jawab terhadap pengembangan rumah sakit,
baik pengembangan sumber daya manusia: pendidikan/training baik di dalam rumah
sakit maupun di luar rumah sakit, di dalam negeri atau bila perlu ke luar
negeri. Pengembangan gedung dan fasilitas: mengkaji permintaan penggunaan dari
masing-masing bidang untuk maintenance dan pengembangan gedung, juga pembelian
alat-alat kesehatan, pengembangan mutu layanan, merupakan faktor yang sangat
penting karena dengan mutu layanan yang baik bisa memberikan kepuasan
pelanggan. Internal audit diperlukan untuk operasional rumah sakit agar
berjalan dengan baik, tak ada penyimpangan dan juga aset rumah sakit tetap
terjaga dengan baik. Di dalam staffing akan dibahas bagaimana menempatkan
sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia pada struktur organisasi
yang telah dibentuk, sehingga organisasi berjalan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manajer dituntut kejelian siapa yang cocok untuk menjadi kepala medis,
kepala perawatan dan sebagainya yang tentunya masing-masing dilihat back ground
pendidikannya, apakah ada bakat untuk memimpin, bagairnana kejujurannya dan
sebagainya. Staffing disamping perencanaan untuk penempatan SDM juga termasuk
pendidikan dan pengembangan. Berapa banyak jumlah personalia suatu organisasi
berapa dana yang disediakan untuk pendidikan pengembangan. Harus disadari bahwa
pendidikan dan latihan sangat penting berhubung ilmu kedokteran semakin maju
dimana spesialisasi/sub spesialisasi makin berkembang, sehingga bila menejemen
tidak memberi kesempatan untuk pendidikan yang cukup tentunya akan kalah
bersaing dengan usaha pelayanan kesehatan lainnya.
C. Actuating
Actuating tidak lepas dari
kemampuan manajer/pimpinan untuk mengarahkan staffnya ataupun bawahannya untuk
menjalankan fungsi masing-masing dengan baik. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan menejer untuk merangsang bawahannya agar pelaksanaan kegiatan
meningkat dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
D. Controlling/Pengendalian
Ada beberapa hal yang menyebabkan
pengendalian semakin diperlukan dalam setiap organisasi, antara lain :
1.
Perubahan kondisi saat ini selalu banyak mengalami
perubahan, banyaknya persaingan akibat munculnya pelayanan kesehatan yang baru,
adanya peraturan baru dan lain sebagainya.
2.
Kompleksitas
3.
Makin besar organisasi makin besar masalah dihadapi
sehingga membutuhkan pengendalian yang baik.
4.
Kemungkinan membuat kesalahan kemungkinan kesalahan bisa
terjadi pada bawahan maupun manajer oleh karena itu pengendalian/pengawasan
perlu, sehingga bila ada kesalahan, hal ini bisa dideteksi.
1.2. FUNGSI MANAJEMEN
Banyak ahli manajemen
yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi.
Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan
Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut :
Perbandingan Fungsi
Manajemen
Dari keempat ahli
manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar
dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi
pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling,
reporting).
1.3. PELAKSANAAN MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Dalam rangka peningkatan
manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas
perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian
telah dikernbangkan.
1.3.1. Perencanaan
Secara umum perencanaan
dapat dikatakan sebagai suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan di
tingkat Puskesmas atau yang disebut juga Microplanning dikeluarkan pada
tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas adalah
penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk rincian tiap
tahunnya. Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena kurun
waktu rencana yang disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai
permasalahan bahwa belum semua Puskesmas melaksanakan mikropalanning dan kurang
dimanfaatkannya hasil mikroplanning oleh Dinas Kesehatan II. Oleh karena itu
dikembangkan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang akan memuat
petunjuk dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun. Diharapkan hasil penyusunan rencana tingkat Puskesmas ini
dapat seragam sehingga dapat mempermudah dalam pengolahan selanjutnya di
tingkat Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan kesehatan di daerah tingkat ll.
Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan adanya
nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan menejemen Puskesmas dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh
kegiatan pokok Puskesmas. Penyusunan Rencana Tingkat Puskesmas dilakukan dalam
4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) dan tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
a. Tahap persiapan
Tahap ini bertujuan
untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat dalam proses
perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan dalam melaksanakan
langkah-langkah Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tahap ini dilaksanakan melalui
pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
b. Tahap analisis
situasi
Pada tahap ini diperoleh
data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah operasional Puskesmas
yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud dengan masalah operasional adalah tidak
tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan dan penyebabnya.
Data yang perlu dikumpulkan adalah data situasi umum (data kependudukan, data wilayah,
data sekolah) dan data pencapaian target program.
c. Tahap penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi tiga
langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah perumusan pendekatan
pemecahan masalah dan langkah penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
d. Tahap penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang
disebut pula dengan Plan Of Action (POA) adalah penyusunan rencana yang
mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga
pelaksana, sumber biaya dan penjadwalannya.
1.3.2.Penggerakan Pelaksanaan
Dalam rangka manajemen
Puskesmas yang terdiri atas perencanaan (PI), penggerakan pelaksanaan (P2) dan
Pengawasan, pengendalian dan penelitian (P3), maka Lokakarya Mini Puskesmas
merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan. Lokakarya Mini Puskesmas terdiri
atas 4 komponen yaitu penggalangan kerja sama lintas sektoral, dan rapat kerja
tribulanan lintas sektoral.
a. Penggalangan Kerja
Sama dalam Tim.
Yaitu lokakarya yang
dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan Puskesmas sendiri, dalarn
rangka meningkatkan kerja sama antar
petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
b. Penggalangan Kerja
Sama Lintas Sektoral
Dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan diperlukan penggalangan kerja sama lintas sektoral serta
dilaksanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu
perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta mayarakat dalarn bidang
kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah
kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Rapat Kerja Bulanan
Puskesmas
Sebagai tindak lanjut
rapat penggalangan kerja sama dalam Tim setiap akhir bulan diadakan pertemuan
antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan
hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan dibahas bersama untuk
dipecahkan bersama dan kernudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
d. Rapat kerja tribulan
lintas sektoral
Sebagai tindak lanjut
pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral dilakukan pertemuan lintas
sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas
sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi kemudian
disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan berikutnya.
Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan
data, pengolahan data, analisis masalah
dan penentuan langkah penanggulangannya yang
dilakukan mulai dari tingkat
Puskesmas, Kabupaten, Propinsi sampai ke
tingkat Pusat. Stratifikasi Puskesmas dilaksanakan setahun sekali secara menyeluruh
dan serentak di semua Puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi
sampai ke Pusat
2. MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN
Rumah sakit dan
Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2)
pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat
darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi
dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit
maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif)
dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan
masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan
kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
Dengan bergesernya
orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan
perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin
diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi.
Apabila suatu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan lingkungan yang
tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah. Sedangkan misi
dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah
ditetapkan.
Manajemen yang
diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang
disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating),
pengawasan dan pengendalian (controlling).
2.1. Manajemen Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang
dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian.
1.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting,
karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan
upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik
yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik,
yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan
tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut
misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara
lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk
menghimpun semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan
kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.
3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit
hampir sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang
sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban
sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang
sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat
dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang
berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan (customer
service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna,
sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan
untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini
sangat kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis
profesi.
4. Pengawasan dan
pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus
(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan
fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk
menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi
tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat,
bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.
2.2. Manajemen Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit
organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi
aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya
yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
·
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
·
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ;
(1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh
organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas
yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi
sarana kesehatan (Puskesmas)
·
Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
·
Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
·
Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD).
2.3. PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Setiap program yang ada
di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi;
perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan,
manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan
pencatatan/pelaporan.
Kecenderungan Perubahan
Manajemen Puskesmas
Seperti telah
disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam
pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan,
termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan. Adanya
perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan memiliki 3 misi,
yaitu;
(1) Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan,
(2) Memberdayakan keluarga dan masyarakat
dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bermutu.
Adapun strategi yang
dikembangkan meliputi;
a)
Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang
mantap di tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya pembangunan
berwawasan kesehatan,
b)
Mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat,
c)
Meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud
kualitas pelayanan kesehatan,
d)
Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian
puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada
Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit tata usaha.
Program pokok Puskesmas atau program kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di
Puskesmas meliputi ; (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan
lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga
berencana, (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular,
(6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan
strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan program-program unggulan
berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah masing-masing.
Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan
kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti ibu
hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di wilayah tersebut dapat
dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing)
sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar