PENDAHULUAN
Seorang pekerja kesehatan bertanggung jawab
atas pelayanan kesehatan penduduk dalam suatu daerah geografis. Daerah ini dapat
sekecil desa atau seluas wilayah/kabupaten tetapi, besar maupun kecil, sellau
timbul masalah yang harus diatasi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Bekerja dalam Masyarakat
Pekerja kesehatan yang tergabung dalam
suatu pusat kesehatan mempunyai tanggung jawab khusus untuk menyokong pekerja
kesehatan desa dan, pada saat yang sama, menjadi penyambung antara pekerja
tersebut dan pelayanan kesehatan tingkat pusat atau Kabupaten. Pekerja
kesehatan seperti ini hampir selalu mempunyai fungsi manajemen, sehingga
harus mengenali masyarakat tersebut dan menetahui sebanyak-banyaknya masalah
dan kebutuhan mereka. Banyak amsalah
mungkin tidak tampak sebagai masalah kesehatan tetapi kebanyakan, mislanya
perumahan yang buruk dan kurang gizi, akan menjadi penyebab atau berhubngan
dengan, masalah kesehatan.
Kebanyakan
negara memiliki rencana kesehatan nasional atau sejumlah program nasional
mislanya kesehatan Ibu dan anak, atau pengendlaian penyakit menular. Departemen
kesehatan menetapkan kebijakan umum dan merinci tujuan umum program
yang harus diterapkan pada tingkat madya dan dasar. Tujuan umum ini harus
diperinci menjadi tujuan dan sasaran menengah. Mislanya, tujuan nasional adalah
memberantas polimielitis. Tujuan program mungkin adalah menurunkan insidensi
(angka kejadian kasus baru) kelumpuhan akibat poliomielitis sampai
50%, dan sasarannya mungkin “mengimunisasi semua anak di bawah suia dua tahun,
yaitu tiga juta anak, terhadap poliomielitis dalam dua tahun, dari 1993 sampai 1995”.
Meningkatan Cakupan
Kesehatan
Di banyak negara, banyak sekali keluarga tidak dapat
menjangkau pelayanan kesehatan atau tidka tercakup oleh sistem kesehatan. Bagaimana
seorang pekerja kesehatan di sebuah desa dapat mengadakan pelayanan kesehatan
untuk banyak orang, terutama bagi mereka yang tinggal sampai sejauh 10 atau 20
km? Salah satu cara adalah dengan bekerja sama dengan masyarakat dan menggunakan
sumber daya yang ada dalam masyarakat sehingga, untuk sejumlah tugas,
masyarakat dapat mengurusi dirinya sendiri, dengan dukungan pekerja kesehatan
yang mengunjungi mereka dari waktu ke waktu. Penduduk desa akan mengirim orang
sakit atau mereka yang memerlukan pelayanan dan nasihat yang lebih khusus
kepada pekerja kesehatan masyarakat atau perawat di apotik atau pusat
kesehatan.
Pekerja kesehatan yang memiliki peran manajemen
meningkatkan cakupan kesehatan dengan melatih dan mendukung para pekerja
kesehatan amsayrakat dan dengan kata lain memperluas cakupan kesehatan
masyarakat.
Merencanakan
Kegiatan Kesehatan
Pendahuluan : Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan
itu benar-benar timbul, mengantisipasi sebanyak mungkin keputusan pelaksanaan
dengan meramalkan masalah-masalah yang mungkin timbul, dan menerapkan
prinsip-prinsip serta menetapkan aturan-aturan untuk memecahkannya. Dengan
demikian, perencanaan mencakup rincian kriteria evaluasi, aturan, norma, dan
sebagianya, yang akan dipakai dalam keputusan penerapan.
Para pembaca dapat
memahami jenis-jenis keputusan yang terlibat dalam perencanana,
dengan membayangkan suatu perjalanan yang direncanakan. Seorang pekerja harus
memutuskan:
-
Tujuan
-
Rute
-
Bentuk transportasi; akomodasi
-
Bagaimana menghindari atau mengatsi hambatan atau
kesulitan yang mungkin timbul
-
Perlengkapan, pakaian
-
Biaya perjalanan dan berapa banyak yang mampu ia biayai
-
Jadwal hari demi hari
Dengan cara serupa,
seorang perencana harus memutuskan;
-
Tujuan dari apa yang direncanakan
-
Pendekatan, atau strategi untuk mencapia tujuan
-
Kegiatan-kegiatan (misalnya, pelayanan) yang diperlukan
untuk mencapai tujuan
-
Hambatan yang dapat merintangi kegiatan
-
Sumber daya yang akan digunakan
-
Baiya kegiatan
-
Jadwal pelaksanaan yang rinci
Untuk menentukan
dengan lebih tepat jenis-jenis keputusan yang akan dimabil dalam masing-masing
bidang itu, pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dijawab: mengapa? Apa? Yang
mana? Siapa? Dimana? Bagaimana? Berapa banyak? Dan kapan? Serta menerapkannya kepada ketiga dasar
perencanaan, yaitu:
-
Tujuan
-
Kegiatan
-
Sumber daya
Merencankan
Kegiatan Kesehatan, Langkah Demi Langkah
Perencanaan bermula sebagai sebuah gagasan atau sebagai
repons terhadap keadaan tertentu. Ini dapat terjadi di semua tingkatan sistem kesehatan.
Namun, biasanya kementrian kesehatan mengeluarkan kebijakan dan pedoman umum
sistem. Peranan tim kesehatan dengan demikian adalah menerjemahkan
kebijakan itu di tingkat daerah, merencanakan penerapannya, dan memastikan
bahwa kebijakan tersebut terlaksana.
Pada pekerjaan rutin, perencanan terjadi secara
terus-menerus. Metode perencanaan dapat diterapkan pada program besar, misalnya
program nasional malaria atau program kecil, mislanya penyuluhan kesehatan
untuk seorang pasien.
Bab ini
menitikberatkan pada lima langkah perencanaan:
Langkah 1 Mengamati keadaan
Langkah 2 Mengenali masalah
Langkah 3 Menetapkan tujuan
Langkah 4 Mengkaji hambatan
Langkah 5 Menjadwalkan kegiatan
Langkah 1 :
Mengamati keadaan
Sumber Informasi
Untuk tujuan
perencanaan pelayanan kesehatan masyarakat, diperlukan informasi/
keterangan mengenai:
-
Masyarakat (jumlah penduduk, kelahiran dan kematian,
kelompok umur, perumahan, sekolah, pemimpin, organisasi, dan sebagainya)
-
Kesehatan, penyakit dan kesakitan
-
Organisasi pelayanan kesehatan
-
Staf kesehatan
-
Sumber daya masyarakat
Beberapa dari keterangan ini dapat dikumpulkan dari berbagai
sektor diluar kesehatan, misalnya pendidikan dan pertanian. Sebagian besar
mungkin didapat dari catatan dan laporan.
Informasi ini biasanya bersifat formal (atau resmi, atau
diterbitkan).
Informasi mungkin
diperoleh secara tidak resmi dari masyarakat daripada dari sumber
resmi, dan mungkin paling penting untuk membuat perencanaan program
kesehatan. Banyak yang dapat dipelajari dari diskusi-diskusi dengan berbagai
kelompok pemimpin
masyarakat, guru, para pekerja kesehatan tradisional.
Mengumpulkan
Informasi
Informasi dasar seringkali perlu dikumpulkan untuk memutuskan jenis kegiatan
kesehatan apa yang diperlukan dan untuk menghitung jumlah orang yang harus
menerima berbagai jenis pelayanan kesehatan. Keterangan in juga memungkinkan
menilai kemajuan setiap selang waktu tertentu.
Suatu informasi
dasar akan berisi:
-
Jumlah penduduk dan distribusi berdasarkan jenis
kelamin
-
Distribusi berdasarkan kelompok umur
(tahun)
-
Pekerjaan utama
-
Susunan keluarga umumnya
-
Jumlah kelahiran dalam masyarakat pada tahun lalu
-
Jumlah lahir mati atau kematian anak di bawah usia satu
tahun pada tahun lalu
-
Kemungkinan penyebab kematian
-
Penyakit yang paling banyak
-
Siapa yang dipanggil atau dimintai nasihat oleh
masyarakat bila mereka sakit
-
Topografi (gambaran georgafis) daerah
-
Sumber penyediaan air
-
Cara pembuangan tinja
-
Makanan yang tersedia dan dimakan
Keterangan ini dapat dikumpulkan melalui beberapa cara.
Para pemimpin desa dapat memberikan beberapa di antaranya, tetapi survei ke
rumah-rumah tangga juga perlu dilakukan untuk mendapatkan semua informasi yang
dipelrukan. Dengan melakukan
tanya jawab tehadap semua, atau kepada sejumlah sampel, rumah tangga, dapatd ibuat
survei mengenai, misalnya,
jumlah orang dalam setiap rumah, atau di daerah yang padat perumahan, setiap
empat atau lima rumah. Para pekerja
kesehatan sering membutuhkan bantuan para relawan desa untuk mengumpulkan
keterangan. Mereka harus diberitahu mengapa dan bagaimana survei akan
dilakukan, dan informasi apa yang
dikumpulkan. Para pemimpn desa dapat memberi masukan dalam pemilihan
relawan. Biasanya perlu dipersipakan
beberapa kuesioner.
Informasi Mengenai
Sumber Daya yang Tersedia
Keterangan mengenai sumber daya sangat penting. Sumber daya dapat berupa siapa saja atau
apa saja yang dapat dipakai untuk menjalankan kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Sewaktu memilih suatu
tindakan, semua jenis sumber daya masyarakat dan pelayanan kesehatan harus
dipertimbangkan secara sistematis, stau per satu. Jenis-jenis utama tersebut
adalah sebagai berikut:
·
Orang : orang yang terlatih, terampil atau yang lain yang
terlibat dalam pengadaan pelayanan kesehatan.
·
Bagunan, misalnya apotik, pusat kesehatan, rumah sakit
daerah.
·
Peralatan : bahan-bahan transportasi
·
Informasi buku dan petunjuk, catatan dan laporan,
penelitian masyarakat
survei.
·
Faktor sosial dan lingkungan; pendapat masyarakat,
dukungan pemerintah, sumber daya
teknis (misalnya listrik)
iklim.
·
Uang: diperlukan untuk memperoleh sumber daya yang lain
(misalnya membeli obat-obatan)
·
Waktu : misalnya, waktu yang paling disukai masyarakat
untuk ikut serta dalam program kesehatan.
Mengumpulkan
Informasi untuk Menjelaskan Penyebab Masalah
Keterangan mungkin
juga harus dikumpulkan untuk membantu memahami mengapa suatu masalah dapat
timbul. Jadi, mungkin diperlukan penyelidikan untuk mengetahui mengapa laporan
bulanan menunjukakn peningkatan insidensi diare. Pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini
mungkin perlu disimak:
·
Apakah masyarakat mengerti akan perlunya higiene dan
sanitasi yang baik?
·
Adakah sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan
masalah?
·
Apakah persediaan air aman? Bila tidak, mengapa?
·
Apakah masyarakat menggunakan jamban yang telah
dibuat? Bila tidak mengapa tidak?
Jawaban atas pertanyaan di atas akan memberikan keterangan
yang memungkinkan kita menafsirkan secara lebih lengkap dan tepat data-data
yang ditemukan dalam catatan.
Dari informasi yang
dikumpulkan, pekerja kesehatan dapat merencanakan cara yang
lebih baik dalam memecahkan masalah atau menyesuaikan program.
Melihat Pekerjaan
Kesehatan yang Sedang Dilaksanakan
Akan banyak bermanfaat bila kita membuat daftar sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya dan memeriksa mana yang telah dicapai
(misalnya, target jumlah anak yang diimunisasi) dan mana yang belum. Hal ini
juga membantu mempelajari halangan dan kesulitan yang timbul dalam usaha mencapai
sasaran tersebut. Kadang-kadang tidak terdapat keterangan mengenai pencapaian
sasaran, karena catatan dasar tidak ada atau tidak dapat dipercaya, hal ini
sendiri merupakan informasi yang juga penting.
Pendapat masyarakat mengenai pekerjaan kesehatan harus
dicatat. Apakah masyarakat ikut serta penuh dalam program-program
tertentu? Apakah mereka puas dengan prgam
yang sedang dikerjakan? Apakah mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari
dan yang telah diajarkan oleh para pekerja kesehatan? Apa halangan yang ada? Dapatkah
halangan itu dihindari atau dikurangi? Apakah sasaran harus diubah?
Membuat Tabel
Informasi Kumulatif
Untuk mengkaji ulang program
kesehatan, informasi perlu
diatur dalam bentuk tabel:
Contoh: tabel Pengkajian Pencapaian target
Progam
|
Target tercapai ?
|
Kendala
|
KIA : Pelayanan antenatal persalinan
|
Tidak
Ya
|
Kelangkaan sarana transportasi ke daerah
bergunung-gunung
|
Pengendalian penyakit menular: diare
|
Kakus? Tidak program pendidikan kesehatan? Ya
Air?
|
Sikap penduduk desa
(Data tidak ada)
|
Menganalisis
Informasi
Mengumpulkan keterangan saja tidaklah cukup. Keterangan
tersebut harus dianalisis dan “dicerna”.
Informasi harus dipilah-pilah, sehingga hanya yang
berguna yang diperhatikan. Informasi ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat diperbandingakan dengan keterangan lain
(distandarisasi), dan dicatat sehingga dapat diingat, ditemukan, lagi bila
diperlukan, dan disampaikan kepada orang yang memerlukannya.
Langkah 2 : Mengenali masalah
Ada dua batasan
masalah yang berguna, seperti di bawah ini:
·
Masalah adalah kesulitan atau hambatan yang
timbul di antara keadaan sekarang dan tujuan yang diinginkan di masa datang.
·
Masalah adalah kesenjangan yang dirasakan antara apa yang
ada dan yang seharusnya
ada.
Harus dipahami bahwa ruang yang berbeda
melihat suatu masalah secara berbeda. Sebuah masalah harus dinyatakan dengan
jelas. Bila tidak setiap langkah penyelesaiannya akan salah. Banyak masalah kesehatan memiliki beberapa
penyebab. Sangat mudah keliru menganggap suatu hal sebagai penyebab masalah; dan
kemudian penyebab tersebut disingkirkan tanpa menyelesaikan masalah.
Perhatikan hal-hal
ini:
1.
Banyak penduduk terserang diari
2.
Air sumur tercemar
3.
Terdapat banyak lalat
4.
Sanitasi buruk
5.
Masyarakat kekurangan pendidikan kesehatan
Yang mana yang
merupakan masalah kesehatan?
Masalah kesehatan
adalah “banyak penduduk terserang diare.
Penyataan 2, 3 ,4 dan 5 adalah
kemungkinan penyebab untuk masalah tersebut. Bila masalah dinyatakan sebagai “sanitasi
buruk”, dan usaha yang dilakukan untuk memecahkan masalah ditujukan hanya
untuk memperbaiki sanitasi, diare, tidak akan hilang. Penyakiit
ini masih disebarkan oleh lalat atau air yang tercemar dan oleh perilaku tidak
sehat penduduk.
Dalam memecahkan
amsalah:
-
Analisis dan definsikan apa masalahnya
-
Temukan semua penyebab yang mungkin
-
Cari jalan untuk menghilangkan penyebab
Memilih Masalah
yang Penting
Dalam memilih masalah-masalah yang penting, akan
bermanfaat bila semua masalah dikelompokkan di bawah judul-judlu berikut ini:
·
Masalah Penyakit atau Kesehatan, Misalnya:
Malaria
Kurang gizi
Penyakit pernapasan
Diara
·
Masalah pelayanan kesehatan, misalnya
Kekurangan obat
Kelangkaan pekerja yang berkualitas
Kesulitan mengunjungi daerah terpencil
·
Masalah masyarakat, misalnya:
Penyediaan air yang kurang
Tidak ada pendidikan dasar
Penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke
pusat kesehatan
Hasil panen yang buruk dalam dua tahun ini
Penduduk laki-laki pergi dari desa untuk bekerja di
sektor industri.
Pekerja kesehatan selalu berhadapan dengan lebih dari
satu masalah pada suatu waktu dan tidak dapat memecahakan semuanya sekaligus. Masalah-masalah
itu harus dipelajari dan yang terpenting diberikan prioritas, yakni
masalah-masalah ini yang akan ditangani dahulu. Sumber daya teurtama akan
dipergunakan untuk masalah-masalah ini. Sewaktu berusaha memilah-milah prioritas
masalah, penyabab yang sesungguhnya harus diamati secara cermat, terutama untuk
merencanakan intervensi kesehatan. Banyak masalah kesehatan paling baik diselesaikan
dengan menyediakan makanan yang lebih baik dan banyak, air bersih, pendidikan
dan perumahan yang kokoh dan aman.
Dalam mencari keterangan, pekerja kesehatan jugas harus
melihat bidang lain di luar kesehatan.
Satu cara untuk
menentukan prioritas masalah adalah dengan menetapkan dan menerapkan kriteria
seleksi. Kriteria adalah prinsip atau standar untuk mengukur atau menilai
suatu. Sejumlah kriteira dpaat dibuat sebagai daftar periksa seperti berikut
ini:
Apakah Masalah:
-
Mempengaruhi sejumlah besar penduduk, misalnya malaria,
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), lepra?
-
Menyebabkan angka kematian bayi yang tinggi, misalnya malnutrisi,
tetanus neonatorun?
-
Mempengaruhi kesehatan ibu, misalnya komplikasi pada
kehamialn, kehamilan berulang, perdarahan pascapersalinan?
-
Mempengaruhi anak-anak dan penduduk usia muda, mislanya
tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di rumah?
-
Menyebabkan keaadan kronis dan kecacactan, mislanya
kebutaan, trakoma, polimielitis?
-
Mempengaruhi pembanguann desa, mislanya river
blindess, penyakit tidur (sleeping sickness)?
-
Menyebabkan keprihatinan yang besar pada seluruh masyarakat?
Bila ada jawaban ya untuk satu dari pertanyaan di atas,
maka masalah itulah yang harus diberi prioritas. Sebuah masalah juga
didahulukan bila terdapat cara yang sederhana untuk memecahkannya. Banyak
masalah berada di luar lingkup kesehatan, tetap harus diperhatikan karena berpengaruh
tehadap kesehatan. Pekerja kesahatan dapat menetapkan pendidikan masyarakat
sebagai prioritas, untuk memberitahu mereka mengenai masalah-maslah ini dan
mengajarkan mereka bagaimana mencegah dan menanggulanginya. Hal ini berarti
bekerja sama dengan guru sekolah, atau dengan program pemberantasan buta huruf,
untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk membantu masyarakat belajar mengnai
kesehatn sekaligus belajar membaca. Air yang tercemar atau kelangkaan air
bukan merupakan masalah yang dapat diatasi oleh para pekerja kesehatan sendirian.
Mereka dapat menghubungi orang yang bertanggung jawab dan bekerja sama
denganya, dan harus mempertimbangakn hal ini membuat rencana kerja. Dapat
dibuat sebuah rencana menangani, misalnya pendidikan, dan ikut serta dengan,
masyarakat dalam prorgam pembuatan jamban atau dalam ushaa untuk menampung air
di rumah.
Langkah 3 :
Menetapkan tujuan
Menentukan tujuan adalah suatu langkah positif menuju
peningkatan kesehatan. Sebuah tujuan menyatakan hasil yang ingin dicapai dengan
tepat. Seringkali, jasa pelayanan diselenggarakan bertahun-tahun tetapi
perbaikan yang terlihat di masyarakat hanya sedikit atau tidak ada sama sekali,
karena kegiatan kesehatan masyarakat hanya sedikit atau tidak ada sama sekali,
karena kegiatan kesehatan itu tidak mempunyai tujuan yang jelas. Dengan
menetapkan tujuan, apa yang telah dikerjakan dapat terus menerus dinilai dan,
pada akhir jangka waktu yang telah ditentukan, dapat dievaluasi, yakni
pencapaian program dapat diukur dan dilakukan penilaian mengenai kemaknaannya,
untuk kemudian dilakukan perubahan-perubahan untuk memperbaikinya.
Sebuah tujuan dapat
dinyatakan sebagai berikut:
·
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari sebuah
program atau kegiatan yang berhasil.
Terdapat dua alasan penting untuk menentukan tujuan. Pertama
adalah bahwa tujuan yang jelas penting bagi perencanaan. Bila anda
mengatakan :saya pergi ke Timur”, tidak satupun dapat dibuat rencana perjalanan
yang pasti yang dapat dibuat. Tetapi bila anda mengatakan “Saya pergi ke
Shanghai”, dapat disusun sebuah rencana perjalnan, misalnya bus dari desa ke
kota, kereta api dari kota ke pelabuhan, kapan dari pelabuhan ke Shanghai.
Alasan kedua untuk menentukan tujuan adalah agar hasil dapat dievaluasi.
Bila tujuan sebuah program tidak dinyatakan atau tidak diketahui, hasil
akhirnya tidak dapat dievaluasi. Dengan demikian, bila tujuan seuatu program
kesehatan anak adalah mengurangi angka kematian bayi dalam perbandingan dan
jangka waktu tertentu, maka evaluasi programnya memerlukan pengukuran derjat
pengurangan yang berhasil dicapia dalam waktu yeng telah ditentukan. Bila tujuannya
adalah mengurangi jumlah kasus campak sebesar 50% pada tahun 1995, hasilnya
dapat dihitung dari jumlah kasus campak yang terdapat dalam masyarakat pada
tahun 1995 dibandingkan dengan jumlah kasus setiap thun selama lima tahun sebelumnya.
Tujuan biasanya
dibatasi oleh waktu, yakni harus dicapai dalam sejumlah minggu, bulan atau
tahun.
Ciri-Ciri Tujuan
yang Bermanfaat
Tujuan harus memenuhi beberapa kriteria: harus relevan
dapat dilaksanakan dan dapat diamati atau diukur. Sebuah tujuan dikatakan
relevan bila sesuai dengan kebijakan kesehtan secara umum dan berkaitan dengan
masalah yang akan diselesiakan atau dikurangi. Sebuah tujuan dikatakan dapat
dilaksnakan (feasible) bila ia dapat dicapai yakni bila sumber daya
yang dipelrukan tersedia dan hambatan-hambatan dapat diatari. Sebuah tujuan
dikatakan dapat diamati bila pencapaiannya dapat dilihat dengan jelas
atau dapat diukur. Bila sebuah bangunan didirikan atau seorang pekerja dilatih
dalam ketermapilan baru, maka ini adalah hasil yang dapat dilihat. Sebuah tujuan dikatakan terukur bila
hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya “malnutrisi akan
dikurangi menjadi 1%” dapat diukur, “semua bayi baru lahir di Unit Bersalin
akan divaksinasi dengan BCG” dapat diukur pada ahir tahun, jumlah bayi yang
lahir dan jumlah yang divaksin dapat diperbandingkan, yakni kemajuan ke arah
pencapaian tujuan dapat diukur.
Tujuan dapat
Dinyatakan pada Berbagai Tingkatan dalam Sistem Kesehatan
Berikut ini adalah sebuah contoh dari penertapan tujuan
oleh kementrian kesehatan pada tingkat nasional:
·
Pada akhir 5 tahun, kurang dari 4% anak-anka berusia di
bawah tiga thun yang masih menderita kurang gizi (kurang dari 60% berat menurut
umur pada tabel pertumbuhan standar).
Pada tingkat daerah,
tujuan itu dinyatakan sebagai sejumlah tagert operasional. Berikut adalah contoh target operasional dan
kegiatan yang berkaitan:
·
Menemukan anak-anak usia 0-3 tahun yang kekurangan gizi,
seusia dengan kriteria gizi yang dipakai (desa dan jumlah anak yang akan
dicakup harus didaftar)
·
Melatih para pekerja kesehatan desa untuk mengenali
keadaan malnutrisi sesuai dengan kriteria (jumlah para pekerja kesehatan desa
yang akan dilatih harus diberitahu)
·
Mengatur jumlah sesi pelatihan.
·
Menyelenggarakan pelayanan anak-anak kurang gizi sesuai
dengan instruksi standar (mutu pelayanan dapat dinilai)
Pada tingkat desa,
target operasional pekerja pelayanan kesehatan masyarakat akan:
·
Mencatat semua bayi baru lahir.
·
Menemukan anak kurang gizi di antara populasi anak suia
0-3 tahun (sesuai dengan krietria khusus).
·
Menyelenggarakan pelayanan terhadap anak kurang gizi
sesuai dengan instruksi standar.
Pada contoh berikut ini beberapa tujuan diuji dengan
daftar periksa yangberiis pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui apakah tujuan
tersebut relevan, dapat dilaksanakan, dapat dimatai dan/atau terukur.
Contoh: Memeriksa Tujuan Berdasarkan Kriteria
·
“Peningkatan tingkat gizi secara umum di Wilayah x pada
tahun 1995”
Apakah Relevan? Ya, bisa jelas terdapat masalah
kurang gizi.
Apakah dapat dilaksanakan? Ya, bila didasarkan pada
pengetahuan keadaan setempat, dan bila sumber daya dapat diperoleh atau
tersedia.
Apakah dapat diamati? Tidak, tiudak sampai
“tingkat gizi” dinyatakan dengan jelas sedmeikian rupa sehingga dapat diukur,
mislanya dengan mengukur lingkar lengan atas (dalam sentimeter).
·
“Mengurangi tingkat penularan cacing cambuk di wilayah Y
dalam tahun depan”
Apakah Relevan? Ya, bila penyakitnya terbesar
luas dan menimbulkan anemia.
Apakah dapat dilaksanakan? Tidak. Waktu yang dinyatakan (tahun depan) terlalu
singkat untuk banyak sasaran operasional (program sanitasi dan pendidikan) yang
akan dipelrukan.
Apakah dapat diamati? Ya, bila angka
penularan yang sekarang diketahui.
Apakah dapat diukur? Tidak, tidak sampai
penurunan penularan yang diusulkan dinyatakan dalam angka atau persentase.
Ringkasan Langkah-3
·
Tujuan adalah hasil atau pencapaian yang diinginkan dari
seutau program atau aktivitas
·
Tujuan harus relevan, dapat dilaksnakan, dapat diamati
dan terukur,
·
Tujuan penting untuk membuat perencanaan dan untuk
mengevaluasi hasil.
·
Sasaran operasional adalah langkah-langkah menuju tujuan;
sasran tersebut mengacu kepada aktivitas, populasi dan periode tertentu.
·
Tim kesehatan menetapkan sasaran operasionalnya sendiri
menuju tujuan nasional
Langkah 4 : Mengkaji hambatan
Jenis Hambatan dan
Keterbatasan
Keterbatasan suatu kegiatan dapat hanya berupa kekurangan sumber
daya yang ditemukan sewkatu eilakukan pengakjian ulang mengenai sumber
daya.
Misalnya:
·
Penduduk tidak tertarik, atau mereka merasa memiliki kebutuhan
lain yang lebih penting, atau tidak ada orang-orang yang terlatih atau termapil
untuk menjalankan program.
·
Peralatan tidak tersedia atau terlalu mahal.
·
Informasi sulit didapat: tidak terdapat buku-buku dan statsitik
tidak tersedia.
·
Uang tidak dapat dikumpulkan dari masyarakat setempat.
·
Waktu: para staf tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan
semua hal yang diharapkan dikerjakan.
Mungkin ada beberapa hambatan lingkungan tertentu.
Sewaktu membuat perencanaaan, lingkungan harus dikaji untuk melihat apakah terdapat
kesulitan-kesulitan tertentu, misalnya:
·
Keadaan geografis, yang akan penting untuk pembanguann jalan,
pemasran barang, atau mengirim pasien ke rumah sakit; misalnya gunung, sungai
dan danau dapat menyebabkan hambatan yang berarti dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang baik di beberapa daerah.
·
Iklim, yang dapat mempengaruhi jenis bangunan, sarana
transportasi, tanaman yang tumbuh, sifat masalahkesehatan dan sebagainya.
·
Kendarla teknis yang berhubungan dengan pembangunan
teknis dalam masyarakat; misalnya, alat pemusing (centrifuge) listrik
tidak berguna di pusat kesehatan yang tidak memiliki aliran listriknya.
·
Faktor sosial, yang merupakan hambatan paling berarti: mungkin terdapat
bebebrapa kebiasaan atau tabu yang bertentangan dengan rencana, penduduk dapat
mempunyai prasangka terhadap gagasan-gagasan baru, atau ada hukum atau
pertauran (yang baik atau buruk) yang menghalangi pelaksanaan beberapa
kegiatan.
Menganalisis
Hambatan
Cara sederhana untuk menganalisis hambatan adalah dengan
membuat daftar tujuan, tuliskan hambatan dan keterbatasan untuk
masing-masing dan masukkanlah mereka di bawah tingga judul, seperti berikut
ini:
·
Hambatan yang dapat diatasi, yakni dapat dicarikan jalan keluarnya.
Misalnya “menyelenggarakan dan memperbaiki pelayanan ibu hamil”. Hambatannya: kekurangan bidan yang beirjazah.
Jalan keluar yang disarankan adalah melatih dukun bersalin dan menyelenggarakan
penagwasan yang dilakukan oleh bidan.
·
Hambatan yang dapat dimodifikasi atau dikurangi. Misalnya : sejumlah desa ingin anak-anak mereka dididik.
Mereka menetapkan target “membangun sebuah sekolah dan mempekerjakan seorang
guru”. Ternyata sumber daya yang ada tidak cukup, sehingga bukannya membangun gedung
sekolah mereka membangun rumah yang dapat menarik seorang guru untuk datang ke
daerah terpencil. Seorang guru dapat mengajar tanpa gedung sekolah tetapi
sebuah bangunan, bagimanapun lengkapnya, tidak akan berguna tanpa guru.
·
Hambatan yang tidak dapat diatasi atau dikurangi. Sebagian besar
penduduk memiliki kebehasilan yang lebih kurang tetap, setidak-tidaknya untuk
jangka waktu yang panjang. Orang dapat membuat anggaran yang baik,
membelanjakan uangnya dengan cara yang berbeda, dan melakukan tawar-menawar
tetapi penghasilan tidak berubah, sehingga penghidupan harus disesuaikan
dengannya. Dalam perencanaan kesehatan,
suatu tujuan kadang-kadang harus diganti dengan yang lainnya yang membutuhkan
sumberdaya lebih sedikit. Misalnya, bila semula direncanakan untuk
mempekerjakan seorang pengawas bidan dan tidak seorangpun yang ada, maka tujuan
dapat diubah menjadi mempekerjakan seorang dukun bersalin berpengalaman yang
telah dilatih yang akan mendorong dan membantu yang lain.
Setelah memeriksa
ulangdan menggolongkan hambatan dan keterbatasan tim atau pekerja kesehatan
harus melihat lagi tujuannya dan melakukan penggantian atau penyesuaian
bilamana perlu, mungkin dengan mengatur kegiatan-kegiatan khusus untuk
mengatasi atau mengurangi beberapa hambatan; misalnya sebuah survei untuk
mengumpulkan keterangan yang hilang, pelatihan untuk menghasilkan staf yang
terampil, dan sebagainya.
Hasil akhir latihan ini akan berupa sebuah analisis
mengenai berbagai hambatan dan keterbatasan serta daftar yang telah diperbaiki
yang berisi tujuan serta sasaran.
Langkah 5 : Menjadwalkan kegiatan
Mempertimbangkan
rangkaian tindakan alternatif
Sebaiknya dilakukan pengumpulan gagasan-gagasan dari
masyarakat mengenai cara sederhana untuk mengatasi atau mengurangi hambatan
atau keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan harus dirundingkan terlebih dahulu
sebagai masalah tersendiri dan kemudian sebagai kelompok topik yang saling
berhubungan. Para wakil masyarakat harus
diikutsertakan dalam setiap diskusi.
Bila sumber daya
terbatas, maka dipakai dua prinsip umum:
·
Gunakan sumberdaya yang ada sebaik-baiknya sebelum
meminta yang lain.
·
Sumberdaya yang paling siap digunakan semaksimal mungkin,
sebelum sumberdaya lain dimobilisasi
Berbagai strategi
sedikit banyak mengandalkan satu jenis atau lebih sumberdaya (atau gabungan
dari sumber daya), misalnya:
-
Infrastruktur (misalnya bangunan, sarana komunikasi)
-
Petugas (profesional atau pendamping)
-
Peralatan dan persediaan (baik tradisional atau
berteknologi tinggi, tetapi selalu tepat guna)
-
Masyarakat (misalnya relawan, komite kesehatan desa,
anggota keluarga)
-
Pembelanjaan modal atau pengeluaran rutin.
Misalnya,
strategi-strategi pada pusat kesehatan masyarakat terutama
berorientasi kepada penduduk: strategi tersebut sangat sedikit bergantung pada
infrastruktur yang kompleks, menggunakan secara maksimal tenaga terlatih yang
berjumlah sedikit, bergantung pada teknologi tradisional yang tepat guna, dan
tidak memakai modal atau menggunakan dana belanja rutin yang lebih besar
daripada yang dapat ditanggung oleh penduduk.
Prinsip dasar dalam
merancang strategi-strategi alternatif untuk mengatasi hambatan di luar
sumberdaya adalah dengan menyesuaian diri pada lingkungan fisik (iklim,
permukaan tanah), dan dengan memilih metode yang dapat dimengerti dan diterima
oleh masyarakat serta sesuai dengan praktek administratif dan politik negara
dan pembangunan ekonomi daerah.
Dengan demikian,
strategi pusat kesehatan masyarakat akan sesuai dengan keadaan setempat. Hal ini dicapai dengan menghindari beberapa
faktor yang atau yang akan menjadi hambatan dalam pelaksanaannya, dan dengan
mengambil keuntungan dari faktor lain untuk memperkenalkan perubahan-perubahan
dalam pelayanan.
Menyeimbangkan
sumber daya dengan kebutuhan
Untuk memutuskan rencana tindakan (strategi), sebaiknya
dibuat suatu daftar atau tabel tentang sumberdaya yang diperlukan untuk
berbagai strategi, dan daftar mengenai berbagai kemungkinan, dengan
memperhatikan apakah semua sumberdaya yang diperlukan tersedia atau dapat
diadakan.Kajian ulang terhadap sumberdaya harus mengikutsertakan sumberdaya
dari masyarakat sendiri – terutama manusia.
Kajian ini juga harus mencakup bangunan misalnya tempat pertemuan
masyarakat tempat kegiatan kesehatan dapat dilaksanakan, bahan misalnya kayu
untuk konstruksi, kendaraan misalnya perahu, hewan, atau jasa bus setempat, dan
mungkin uang. Dapat dipertimbangkan
kemungkinan penggunaan tanah dan air semaksimal mungkin untuk meningkatkan
produksi makanan, misalnya, kebun kecil sayuran atau kolam ikan, serta
penggunaan sumber air setempat secara lebih efesien dan higienik.
Melalui para pemimpin desa dan wakil yang ditunjuk, masyarakat
harus diambil bagian secara aktif dalam pengkajian ini. Harus dibuat sebuah
rencana, dalam batas-batas sumber daya yang tersedia, walaupun kendala
ini berarti penundaan beberapa kegiatan pada permulaan. Perlu dicari prioritas dan pertimbangkan sumberdaya
dapat dipergunakan sebaik-baiknya demi keuntungan seluruh masyarakat. Alternatif lain penggunaan sumberdaya, atau
penggunaan lebih sedikit sumber daya, perlu dipertimbangkan, misalnya, di
beberapa negara, menggunakan sarana transportasi umum dapat menjdi alternatif
dari membeli kendaraan yang mahal dan membiayai pengemudi, bahan bakar, pelayanan
dan perbaikan.
Manfaat perencanaan dalam hal ini adalah untuk memastikan
bahwa akan terjadi beberapa perubahan.
Akan tetapi kemajuan menuju target.
Hanya bila semua sumber daya setempat yang tersedia telah bagis
terpakai, permintaan untuk sumber daya lain diajukan. Kadang-kadang dibuat
rencana yang terlalu mengandalkan sumbangan atau dana di luar pemerintah; bila
sumber-sumber ini mengandlakan sumbangan atau dana di luar pemerintah; bila
sumber-sumber ini tidak memberikan dana, atau dana tidak diberikan untuk waktu
yang cukup, maka rencana seperti ini akan gagal.
Contoh: Strategi
Alternatif untuk Mengatasi Keterbatasan dan Hambatan dalam Pelayanan Antenatal
Strategi-strategi berikut ini dapat dipertimbangkan dalam
menghadapai kekurangan minat di antara para wanita pada pelayanan ibu dan anak:
1) Mobilisasi
para bidan dengan menyediakan transportasi.
Tindakan in akan membantu meningkatkan minat para wanita, tetapi tidaka
kan menyelesiakan masalah jalan-jalan yang tidak dapat dilalui.
2) Cari
satu atau dua wanita dari masing-masing desa yang dapat menjadi pemimpin yang
baik dan yang akan mendorong wanita lain untuk berminat, dan menggunakan, pelayanan
KIA. Namun, tindakan ini tidak membuat
pelayanan lebih dekan dengan masyarakat, atau meningkatkan akseptabilitas atau
kapasitas pelayanan.
3) Perkenalkan
pendekatan risiko dalam pelayanan yang telah ada, yakni menitikbertakan
pelayanan antenatal dan merujuk para wanita yang berisiko tinggi. Hal ini akan mengurnagi tekanan pada staf;
mnunjukkan manfaat pelayanan antenatal, serta meningkatkan minat para
wanita. Namun, kelangkaan sarana
transportasi tetap merupakan halangan.
4) Tingkatkan
mutu dan jumlah pelayanan yang diselenggarakan oleh dukuk bersalin (DB)
di desa dengan cara memperkenalkan pelayanan antenatal dalam pekerjaan mereka
sheari-hari, melalui pelatihan dan pengawasan oleh bidan pusat kesehatan.
5) Gunakan
gabungan strategi 1, 2, dan 3 (pelayanan oleh bidan, kepemimpinan desa dan
pendekatan risiko).
6) Gunakan
gabungan strategi 2, 3, dan 4 (kepemimpinan desa, pendekatan risiko, DB)
Memilih Strategi
yang Terbaik
Pemilihan kegiatan di suatu negara, wilayah atau daerah
bergantung pada keadaannya. Umumnya
terdapat lebih dari satu pilihan. Misalnya. DB dapat dilatih dan, sementara
itu, dapat dimulai rencana jangka panjang untuk klinik yang akan datang. Para
DB akan menangani persalinan normal dan klinik akan menangani persalinan dengan
komplikasi yang dirujuk.
Dalam
memperkenalkan rancangan strategi alternatif, beberapa kriteria telah
disebutkan. Kriteria ini dapat ditetpkan untuk memilih strategi yang “paling
baik”:
·
Harus merupakan strategi yang mmelrukan sedikit mungkin
sumber daya yang langka, tetapi seklaigus juga memakai sumber daya yang ada
sebesar-besarnya.
·
Harus meurpakan strategi yang paloing sesuai bagi
lingkungan, nilai-nilai dan perilaku dalam msayrakat, yakni memperkenalkan
perubahan-perubahan yang dapat diterima yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam pelayanan yang diusulkan.
·
Harus merupakan strategi yang dapat memenuhi target
jumlah, mutu dan cakupan pelayanan speerti yang dibutuhkan untuk mencapia
tujuan.
Memilih Satu dari
Strategi Alternatif yang Telah Dikaji Ulang
Alternatif ke-6 dari contoh di atas itu tampaknya
merupakan kemungkinan terbaik dalam keadaan tersebut, berdasrkan alasan sebagai
berikut:
·
Tidak sangat bergantung pada sarana transportasi yang
memelrukan biaya.
·
Menggunakan sumber daya setempat, yakni dukun bersalin
·
Tidak sangat bergantung pada keadaan jalan
·
Tidak memerlukan dana modal
·
Menyelenggarakan pelayanan spenajang waktu, baik di desa
maupun di pusat kesehatan
·
Menyelenggarakan pelayanan prioritas kepada para wnaita,
yang paling memerlukannya.
·
Mendidik dan memotivasi penduduk wnaita.
Apa keuntungan dari
strtaegi yang telah dipilih?
·
Akan melayani sebagian besar penduduk.
·
Dengan melatih DB agar dapat mengadakan pelayanan
antenatal sederhana dan menemukan para wnaita ‘berisiko tinggi’, staf pusat
kesehatan akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengadakan pelatihan dan
pengawasan serta untuk menangani aksus-kasus yang berat. Akhirnya, dengan semakin banyaknya DB yang
dilatih, semua wanita hamil akan mendapatkan pelayanan antenatal. Sangat sedikit peralatan yang
diperlukan. Pada DB dapat ‘belajar
sambil bekerja’: walaupun tanpa peralatan, mereka dapat belajar mengerjakan
banyak hal yang berguna.
·
Ini adalah strategi yang diinginkan para penduduk. Mereka telah mengenal para DB, yang selalu
siap melayani penduduk desa.
Mendefinsiikan
Kegaitan yang Dipilih
Mendefinisikan secara rinci kegiaatn yang dipelrukan
untuk strategi yang telah dipilih juga mengiutsertakan tim kesehatan dan para
wakil masyarakat.
Dengan demikian,
kegiatan “mencari dukun bersalin” berarti:
-
survei terhadap mereka yang mengadakan praktek kebidanan
tradisional
-
draft nama para DB
-
pendaftaran DB
-
Mungkin beberapa penilaian menegnai beban kerja,
ketermapilan, dan kinerja para DB
Sama seperti di
atas, kegiatan “melatih dukun bersalin agar dapat memberikan pelayanan
antenatal” berarti:
-
Menentukan pelatihan yang dipelrukan oleh para DB
-
Memotivasi DB untuk mendapatkan pengetahuan, ketermapilan dan sikap
baru
-
Mempersiapkan bahan pelajaran untuk ketermaplan-keterampilan khusus
-
Pelatihan
-
Memberi para DB peralatan dan persediaan yang dieprlukan untuk
menjalankan ketermapilan baru mereka.
Hal itu juga
berarti:
-
Menilai kemampuan mengajar dan manejemen para bidan
-
Menentukan kebutuhan belajar/pengetahuan bidan
-
Melatih bidan
-
Membuat catatan dan prosedur pencatatan
-
Mengajar dan mengawasi
Penempatan program pelatihan pada gilirannya dapat
melibatkan kegiatan administratif, misalnya meminta persetujuan untuk
biaya perjalanan, mengkoordinasi sarana transportasi, dan sebagainya.
Seperti telah
dikemukakan sebelumnya, kegiatan adlaah sesuatu yang dipelrukan agar strategi
dapat terlaksna, sesuatu yang dapat ditugaskan secara jelas kepada seseorang
(DB, bidan, pengawas, kepadla desa), sesuatu yang dapat dilaksnakan 9sekali
atau lebih sering) dalam periode wkatu tertentu dan karenanya memerlukan
sejumlah sumber daya (peralatan, persediaan, bahan pengajaran, catatan,
upah). Kegiatan mengubah sumber daya
menjadi hasil.
Sebuah jadwal
kegiatan menyatakan waktu yang ditetapkan dan ahsil atau produk yang
diharapkan.
Menulis Rencana
Garis Besar
Sebuah rencana dapat dituliskan dalam berbagai cara.
Urutan penulisannya bergantung pada tujuan atau penggunaan utamanya.
Kadang-kadang pemeirntah atau dewan memerlukan perencanaan dalam bentuk khusus,
terutama bila diajukan untuk meminta dana atau sumber daya lainnya. Dalam kasUs lain, urutan
judul yang dipakai dalam penulisan rencnaa kurang penting. Tetapi rencana harus selalu ditulis
berdasarkan sejumlah tata cara penulisan judul, sehingga tidak ada yang
terlupakan. Sebaiknya dibuat
ringkasan singkat dari rencana keseluruhan dan kemudian menambahkan rinciannya,
mislanya daftar perlaatan, dalam lampiran. Terlalu banyak rincian akan
mengaburkan pandangan rencana keseluruhan, tetapi rincian diperlukan supaya
pekerja kesehatan yang bertanggung jawab mengelola program memiliki kendali
penuh atas pelaksanannya. Untuk memastikan bahwa uang, tenaga dan
peralatan tersedia pada waktunya, perlu disertakan suatu jadwal waktu (time
table)-sebuah daftar terinci mengenai target-waktu-sebagai lampiran
rencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar