1. Pengertian
Organisasi berasal dari kata organon
dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah
banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat
sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive
Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama
antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of
cooperatives of two more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every
human association for the attainment of common purpose” (Organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the
systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole
through which authority, coordination and control may be exercised to achive a
given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di
atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur
dasar, yaitu : (1) Orang-orang (sekumpulan orang), (2) Kerjasama,
(3). Tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk
melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama,
dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Organisasi dalam arti statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai
sesuatu yang tidak bergerak/diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak
bergerak/diam berarti melihat organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan
(organogram) yang beraneka ragam.
Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi
dalam arti statis, antara lain sebagai berikut:
1) Organisasi dipandang sebagai wadah
atau sebagai alat (tool) yang berarti:
a)
Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan
yang ditetapkan sebelumnya,
b)
Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok
orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
c)Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen
dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga
memberi bentuk pada admanistrasi dan manajemen.
2) Organisasi dipandang sebagai
jaringan dan hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam
suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kotak tersebut memberikan gambaran-gambaran
tentang kedudukan atau jabatan yang harus diisi oleh
orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing.
3) Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki
kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan secara jelas tentang garis
wewenang, garis komando, dan garis tanggungjawab.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis merupakan
wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan
gambaran yang jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan, jabatan
wewenang, garis komando dan tanggung jawab.
Organisasi Dalam Arti Dinamis
Organisasi dalam arti dinamis
berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisme
yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti
memandang organisasi tidak hanya dan segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga
melihat organisasi itu dan segi isinya. Isi danipada organisasi ialah
sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau
kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat
berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai
berikut:
1) Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak
mengadakan pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan
serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2)
Organisasi dalam
arti dinamis berarti memandang
organisasi itu dan segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja
sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis
menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan unsur
terpenting dan seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah yang memiliki
sifat kedinamisan.
Organisasi dalam arti dinamis selalu
dihadapkan kepada 2 (dua) macam kemungkinan, yaitu:
1) Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yang berarti organisasi itu selalu
bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan
perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih
penting adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat
kualitatif.
2)
Kemungkinan
organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan
ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat diatasi. Kematian
organisasi mempakan tantangan dalam arti bahwa orang-orang yang tergabung dalam
organisasi itu dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat
atau kadar persoalan yang berbeda-beda. Setiap masalah harus dapat diatasi,
karena bila tidak dapat diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi.
Kematian organisasi merupakan ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang
ditampung datam organisasi akan bubar berantakan.
Ancaman kematian suatu organisasi
dapat bersumber dan dalam maupun dan luar. Ancaman yang datangnya dan dalam
adalah ancaman yang datangnya dan para anggota organisasi sendini, misalnya,
pam anggota bersifat statis, tidak mau menerima pembahan (metode) barn, tidak
ada nasa memiliki dan pam anggota dan lain sebagainya. Ancaman yang datangnya
dan luar adalah ancaman yang datangnya dan berbagai organisasi Iainnya dalam
bentuk persaingan, baik secara wajar maupun secara tidak wajar (persaingan
tidak sehat), baik persaingan itu dilakukan secara terbuka (terang-terangan)
maupun secara tertutup (terselubung).
Dengan
demikian organisasi dalam arti dinamis benarti organisasi selalu
bergerak, tumbuh dan benkembang untuk mempertahankan eksistensinya. Bergena,k,
tumbuh dan benkembangnya organisasi pada dasamya mempakan kenyataan hidup. Dan
uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa onganisasi dalam anti dinamis
merupakan proses kenjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah
tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara
bersama pula. Proses adalah langkah-Iangkah yang hams dilalui. Langkah.Iangkah
yang hams dilalui dalam usaha mencapai tujuan bersama dimulai dan pnoses
penencanaan (planning), proses pengonganisasian (organizing), pembenian
motivasi (motivating), pnoses pengawasan (controlling) dan proses pengambilan
keputusan (decision making). Pnoses tersebut sening disebut sebagai
fungsi manajemen sehingga onganisasi dalam anti dinamis disebut pula onganisasi
sebagai fungsi, yaitu onganisasi yang membeni kemungkinan manajemen untuk
bengenak. Organisasi sebagai proses juga memandang organisasi dari segi
interaction antara orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang
terjadi di dalam organisasi dapat berlangsung secara formal (hubungan— hubungan
formal), dan secara informal (hubungan-hubungan informal).
Hubungan formal adalah
hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah diatur dalam dasar
hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi, seperti yang telah
ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.
Hubungan informal adalah hubungan-hubungan
yang terjadi dalam organisasi yang tidak terikat oleh dasar hukum pendirian
organisasi, tidak terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat oleh hirarki,
dan tidak terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan secara resmi oleh pemimpin
organisasi. Oleh karena itu hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam
struktur organisasi atau tidak tergambar dalam bagan organisasi.
Hubungan-hubungan
informal berdasarkan kepada
hubungan-hubungan pribadi atau personal relations, dan atas dasar kesamaan kepentingan
di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi
antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antara bawahan
dengan bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain interaksi yang
terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal maupun
secara diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh keserasian
interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di dalam organisasi. Oleh
karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti proses lebih banyak
menyoroti faktor manusia dalam organisasi.
Kesimpulan yang dapat kita ambil lebih
lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya sekedar sebagai wadah saja,
tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai sistem tata-hubungan kerja, dan
sebagai proses pembagian tugas.
Organisasi Sebagai Sistem Kerjasama
Sistem
adalah suatu keseluruhan yang sangat rumit dan berbagai unsur atau faktor
atau hal yang saling berhubungan dan saling ketergantungan antara yang satu
derigan lainnya sehingga semua unsur atau semua faktor atau semua hal itu
merupakan suatu kesatuan atau merupakan suatu kebulatan yang utuh. Keutuhan dan
kebulatan dan semua unsur/faktor atau hal tersebut disatupadukan oleh suatu
asas atau prinsip tatatertib tertentu.
Kerjasama
merupakan suatu bentuk perwujn danpada hubungan dua orang atau lebih dalam
usaha mencapai tujuan bersama. Jadi tujuan daripada orang-orang melakukan
keniasama ialah untuk mewujudkan apa yang menjaditujuan bersama mereka. Agar
orang-orang yang bekenjasama itu dapat mencapai tujuan maka perlu adanya
hubungan yang baik. Hubungan yang dilakukan oleh orang-orang dalam usaha
mencapai tujuan bersama dinamakan hubungan kerja. Dengan demikian dalam
kenjasama paling tidak terdapat dua unsur, yaltu tujuan bersama dan
hubungan kerja.
Apabila tujuan yang akan dicapai itu
sedemikian kompleks, hal itu akan mengakibatkan timbulnya jaringan hubungan
kerja yang sangat kompleks dan rumit, sehingga memerlukan perumusan kenja yang
lebih baik. Setiap pekerjaan dirumuskan dengan baik, dan setiap pekerjaan
mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu. Karena setiap pekerjaan
itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab, maka diperlukan suatu sistem
penugasan kepada orang-orang yang mengkhususkan din dalam bidang tertentu dati
suatu tugas bersama. Dengan demikian setiap orang yang terbentuk dalam suatu
bentuk kerjasama mempunyai peran yang diikuti dengan pertanggungjawaban.
Dan uraian tersebut jelas bahwa organisasi sebagai sistem
kerja sama dapat diartikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai benikut:
1) Organisasi sebagai sistem kerjasama, adalah suatu sistem mengenai
pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, dan masingmasing pekeijaan itu
mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu yang memungkinkan
orang-orang dan suatu organisasi dapat bekerjasama secara efektif dalam usaha
mencapai tujuan bersama.
2)
Organisasi sebagai
sistem kerja adalah suatu
sistem penugasan pekerjaan kepada orang-orang yang mengadakan kenjasama yang
mengkhususkan dii dalam suatu bidang tertentu dan suatu tugas bersama.
3)
Organisasi sebagai
sistem kerjasama adalah suatu
sistem daripada aktivitas-aktivitas kenjasama dan sekelompok onang yang
mengadakan kenjasama untuk mencapai
tujuan bensama.
4)
Organisasi sebagai
sistem kerjasama adalah suatu
sistem yang tenencana daripada usaha kenjasama dengan membenikan penan kepada
setiap onang untuk dijalankan, wewenang, tugas dan tanggungjawab untuk
dilaksanakan.
Organisasi Sebagai Sistem Tata-Hubungan
Kerja
Tata-hubungan
kerja ialah hubungan yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam
suatu situasi kelompok (group situation) untuk mengadakan kerjasama dalam usaha
mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan situasi kelompok adalah suatu
kelompok yang anggota-anggotanya dapat mengadakan interaksi (hubungan) dalam
waktu yang sama sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat erat. Lawan dari
situasi kelompok adalah situasi kebersamaan (togetherness situation), yaltu
kelompok di mana orangorang yang berada dalam kelompok saling tidak mengenal
sebelumnya. Mereka berada dalam suatu tempat hanya secara kebetulan dan secara
kebetulan pula mereka mempunyai kepentingan atau kebutuhan yang sama. Misalnya
pasar, adalah suatu contoh yang konkrit dan situasi kebersamaan, karena mereka
bertemu di pasar hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mempunyal
kepentingan atau kebutuhan yang sama, yaitu berbelanja atau menjual barang
dagangannya.
Setelah selesai dengan urusan
masing-masing atau setelah pasar bubar, mereka saling berpisah dan entah
kapan bertemu lagi. Oleh karena itu suatu tata-hubungan yang tidak dilakukan
oleh orang-orang yang berada dalam situasi kelompok (dalam situasi kebersamaan
= togetherness situation) tidak dapat dinamakan tata-hubungan kerja. Dalam
tata-hubungan kerja masingmasing berada dalam suatu situasi kelompok,
masing-masing pihak bekerja untuk kepentingan bersama, dan satu sama lain
saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Tata-hubungan dapat bersifat pribadi,
formal, informal Iangsung atau secara tidak langsung. Apabila kegiatan
dalam kelompok itu semakin kompleks, maka diperlukan sistem pembagian
tugas/pekerjaan, ketentuanketentuan atau peraturan-peraturan yang hams ditaati
dan dijalankan oleh setiap anggota. Dalam hal demikian maka perlu ditunjuk
anggota yang diserahi tugas untuk mengums atau memimpin (pengurus/pemimpin) dan
anggotaanggota yang diserahi tugas untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan atau
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pengurus atau pemimpin, yaitu pekeija
atau workers. Tenjadilah tata-hubungan antara pemimpin dengan pekerja dan
sebaliknya antara pekerja dengan pemimpin. Dengan demikian tata-hubungan tidak
hanya berlangsung secara pribadi, formal, informal, langsung dan tidak
langsung, tetapi dapat berlangsung pula secara struktural, hirarki, vertikal,
horizontal dan diagonal.
1) Tata-hubungan pribadi, adalah tata-hubungan yang
berlangsung antarpnbadi, satu dengan satu.
2)
Tata-hubungan
formal, adalah
tata-hubungan yang berlangsung dengan mengikuti suatu pola atau aturan-aturan
yang telah ditentukan. Media yang dipergunakan dalam tata-hubungan formal,
misalnya perintah, instruksi, saran/petunjuk, rapat, laporan, surat memo).
3)
Tata-hubungan
informal, adalah
tata-hubungan yang tidak mengikuti atau menyimpang dan aturan atau ketentuan
formal yang telah ditetapkan. Tata-hubungan informal mi dapat tenjadi setiap
saat (di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam keadaan atau
kondisi yang bagaimanapun).
4)
Tata-hubungan langsung, adalah
tata-hubungan yang tidak dipisahkan oleh jarak (tamp muka = face to face).
Media yang dipergunakan antara lain wawancara, rapat, ceramah, temu karya dan
lain sebagainya.
5)
Tata-hubungan tidak
Iangsung, adalah
tata-hubungan yang dipisahkan oleh jarak. Media yang dipergunakan misalnya:
telepon, intercom atau interpon, surat, memo atau nota).
6)
Tata-hubungan
struktural atau hirarki,
adalah tata-hubungan yang mengikuti saluran secara hirakis seperti yang telah
ditetapkan dalam struktur organisasi.
7)
Tata-hubungan
vertikal, adalah tata-hubungan
yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Dengan
demikian tata-hubungan vertikal dapat berlangsung secara up ward dan secara
down ward.
a)
Up word, adalah tata-hubungan yang benlangsung
antara bawahan dengan pimpinan atau antara instansi yang lebih rendah dengan
instansi yang lebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu
mempakan bawahan langsung danipada pimpinan atau instansi yang lebih tinggi.
b)
Down ward, adalah tata-hubungan yang berlangsung
antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan
instansi yang lebih rendah.
Atasan/pimpinan atau instansi yang Iebih tinggi itu merupakan atasan langsung
daripada bawahan atau instansi yang lebih rendah.
8) Tata-hubungan horizontal, adalah tata-hubungan
yang berlangsung antara pimpinan yang setingkat, antana bawahan dengan
bawahan, atau antara instansi yang
setingkat.
9) Tata-hubungan
diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara atasan dengan
bawahan dan sebaliknya, atau antara instanSiyang lebih tinggi dengan instansi
yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan
atasan Iangsung maupun tidak Iangsung dan bawahan atau instansi yang Iebih
rendah. Tata-hubungan diagonal dengan demikian juga dapat bersifat up ward dan
down ward.
a)
Up ward diagonal. adalah tata-hubungan yang berlangsung
antara bawahan dengan pimpinan atau ántara instansi yang Iebih rendah dengan
instansi yang Iebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu bukan
merupakan bawahan Iangsung maupun tidak langsung dan atasan atau instansi yang
lebih tinggi.
b)
Down ward diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung
antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan
instansi yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan
merupakan atasan langsung maupun tidak langsung dan bawahan atau instansi yang
lebih rendah.
Kerjasama dan tujuan bersama
merupakan dua unsur penting suatu organisasi. Akan tetapi kedua unsur tersebut
akan terwujud apabila didukung oleh suatu sistem tata-hubungan kerja yang baik.
Oleb karena segala sesuatunya sangat ditentukan oleh sistem tata-hubungan kerja
maka organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja memandang organisasi itu
sebagai sistem tatahubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga
dapat mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi di antara para
anggota atau antar unit satuan kerja yang ada di dalamnya.
Mengingat tata-hubungan kerja itu
berlangsung dalam suatu situasi kelompok (group situation) yang masing-masing
pihak bekerja dan satu sama lain saling bekerjasama guna mewujudkan tujuan
bersama, maka tatahubungan kerja itu akan menimbulkan suatu jaringan kerja yang
sangat kompleks.
Dan uraian di atas, organisasi sebagai
sistem tata-hubungan kerja dapat diberi pengertian dengan berbagai cara, yaitu
sebagai berikut:
1) Organisasi sebagai sistem tata-hubungan
kerja, adalah suatu
sistem tata-hubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat
menimbulkan suatu bentuk kerjasama
yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang
ada sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama.
2)
Organisasi sebagai
sistem tata-hubungan kezja, adalah suatu
jaringan kerja yang mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi
antara para anggota atau antar unit satuan keija yang ada sehrngga tujuan
bersama dapat dicapai dengan cepat, tepat, efisien dan efektif. Jaringan kerja
tersebut dapat dalam bentuk jaringan kerja vertikal, jaringan kerja horisontal,
atau jaringan kerja diagonal.
Organisasi Sebagai Proses Pembagian
Tugas
Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapal tujuan bersama perlu memiliki sistem
pembagian tugas. Adanya kerjasama yang baik tidak menjamin keberhasilan
pencapaian tujuan. Setiap jenis pekerjaan, yang paling sederhanapun, sepanjang
pekerjaan itu d ilakukan oleh dua orang atau lebih, mutlak memerlukan pembagian
tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing (kemampuan fisik maupun ratio).
Misalnya, ada dua orang mengangkut
buah-buahan dengan mempergunakan gerobak dorong. Antara dua orang itu diadakan
pembagian tugas sebagai berikut:
1) Satu orang ada di depan, bertugas menarik gerobak sekaligus
mengemudikan untuk memilih jalan yang balk dan menentukan arah jalan gerobak.
2)
Apabila keduanya
ada di depan, semuanya menarik
gerobag, ha! itu bisa saja hal terjadi, tetapi jelas tidak efektif dan
menunjukkan tidak adanya pembagian tugas yang baik. Sebaliknya, apabila
keduanya ada di belakang, semua, maka gerobak akan berjalan tidak terarah.
1.2. Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi mempunyai
tiga unsur, yaitu ada orangorang, ada kenjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga
unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendini, akan tetapi saling kait
atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Agar
orang-orang yang ada di dalam Organisasi dapat melakukan kenjasama dalam usaha
mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya kerja. Daya kerja dibedakan
menjadi dua macam, yaitu daya manusma dan daya bukan manusia.
1) Daya Manusia
Daya manusia terdiri dani kemauan dan
kemampuan, yang meliputi
a. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja
atau untuk benbuat,
b. Kemauan dan kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain, dan
c. Kemauan dan kemampuan untuk
melaksanakan pninsip-prinsip organisasi.
2) Daya Bukan Manusia
Daya bukan manusia ialah daya yang diperoleh
dan sumber materi, barang, benda; misalnya mesin-mesin, uang, waktu, metode,
dan dan sumber kekayaan alam lainnya (iklim, udara, cuaca, air dan sebagainya).
Di samping itu keadaan lingkungan
(environment) juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya
organisasi. Keadaan lingkungan itu, misalnya, keadaan sosial, budaya, ekonomis
dan teknologis yang sedang berkembang.
Di atas telah disebutkan bahwa salah satu
daya manusia ialah kemauan untuk melaksanakan prinsip-prinsip organisasi. Oleh
karena itu prinsip-prinsip organisasi merupakan unsur organisasi juga. Dengan
demikian organisasi modem mempunyai unsur-unsur lengkap yang terdiri dari :
Man
Man (orang-orang),
dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan senng disebut dengan istilah
pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dan semua anggota atau
warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dan unsur
pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam
organisasi, para manager yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semuanya itu
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Administrator dan para manager merupakan unsur pimpinan yang diserahi
tugas untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi ke arah
tercapainya tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk
mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi, administrator dan para
manager hams mampu melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pemberian motivasi kepada para pegawai (motivating), pengawasan
(controling) dan membuat suatu keputusan (decision making) yang cepat dan
tepat.
Kerjasama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalab suatu perbuatan
bantumembantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tuJuan bersama. Oleh karena itu semua anggota atau semua warga yang
menurut t1ngkatantingkatannya dibedakan menjadi administrator, manager, dan
pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power)
organisasi.
Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah
atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai,
yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang hams dikerjakan.
Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang hams dicapai melalui prosedur,
program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Menurut jangka waktunya, kapan tujuan
itu dapat tercapai dapat dibedakan menjadi:
1) Tujuan jangka panjang,
misalnya Era Pembangunan 25 Tahun di negara kita,
2) Tujuan jangka menengah, misalnya tujuan Pembangunan Lima Tahun
(Pelita).
3) Tujuan jangka
pendek, misalnya tujuan
yang dicapai dalam masa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Penetapan jangka waktu dan masing-masing
tujuan tersebut tidak mutlak hanya 25 tahun, 5 tahun dan satu tahun. Hal mi
tergantung dan jenis usaha dan sasaran akhir yang akan dicapai oleh organisasi
yang bersangkutan.
Tujuan dapat pula dibedakan menjadi tujuan
pokok dan tujuan bukan pokok. Tujuan pokok adalah tujuan yang
menyebabkan timbulnya organisasi dan yang menyebabkan kelangsungan hidup
organisasi. Misalnya tujuan pokok setiap organisasi niaga adalah mendapatkan
keuntungan semaksimal mungkin. Apabila suatu perusahaan selalu mengalami mgi,
perusahaan itu akan jatuh pailit. Tujuan pokok dapat pula dikatakan sebagai
tujuan akhir yang akan dicapai oleh organisasi. Untuk mencapai tujuan pokok
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan
produksi baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan pemasaran, meningkatkan
pelayanan kepada para pegawai sebagai upaya untuk meningkatkan semangat kerja
mereka, dan sebagainya. Peningkatan produksi, pemasaran dan peningkatan
pelayanan kepada pars pegawai itu pun merupakan suatu sasaran atau tujuan yang
hams dicapai karena hal tensebut menentukan keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan pokok. Tujuan-tujuan yang demikian dinamakan tujuan bukan
pokok. Jadi tujuan bukan pokok adalah tujuan sampingan yang mau tidak mau harus
dipenuhi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pokok.
Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat daripada organisasi adalah peralatan
atau equipment yang terdiri dan semua sarana/tool, berupa materi, mesin-mesin,
uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
Lingkungan (Environment)
Yang termasuk sebagai faktor lingkungan
mi misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomis, dan teknologis. Termasuk dalam
unsur lingkungan, antara lain:
1)
Kondisi atau
situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap
daya gerak dan kehidupan organi-sasi, karena kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.
2)
Tempat atau lokasi,
sangat erat hubungannya dengan masalah komuniksi dan transportasi yang hams
dilakukan oleh organisasi.
3)
Wilayah operasi
yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
-
Wilayah kegiatan,
menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan
sesuai dengan tujuan organisasi.
-
Wilayah jangkauan,
atau wilayah geografis atau wilayah tentonal, menyangkut wilayah atau daerah
operasi organisasi.
-
Wilayah personil,
menyangkut semua pihak (orang-orang, badanbadan) yang mempunyai hubungan dan
kepentingan dengan organisasi.
-
Wilayah kewenangan
atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas,
tanggungjawab dan kebijaksanaan yang hams dilakukan dalam batas-batas tertentu
yang tidak boleh dilampauj sesual dengan aturan main yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam mi misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora
dan fauna.
Kerangka Atau Konstruksi Mental
Organisasi
Konstruksi mental organisasi ini berupa pninsip-pnnsip organisasi.
Organisasi modern dibangun dan digerakkan berdasarkan pada pninsip-prinsip
sebagai benikut:
1) Pembagian tugas (division of work),
2) Pendelegasian wewenang (delegation of
authority),
3) Disiplin (disipline),
4) Kesatuan penintah (unity of command),
5) Kesatuan arah (unity of direction),
6) Rentangan pengawasan (spon of
control),
7) Koordinasi (coordination),
8) Jenjang organisasi (hierarchy),
9) Sentralisasi (centralization),
10) Inisiatif (inisiative), dan
11) Kesatuan jiwa korp (esprit de corp).
Manusia sebagai Faktor Organisasi
Dari beberapa unsur atau faktor tersebut
manusia merupakan faktor yang terpenting. Manusia merupakan faktor terpenting
organisasi karena:
1) Manusia mempakan makhluk Tuhan yang paling sempuma di antara makhluk
ciptaan Tuhan.
2)
Manusia mempunyai
rasio, berbeda dengan
makhluk hidup lainnya.
3)
Faktor-faktor
lainnya yang dimiliki oleh organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu mengelolanya
dengan baik.
4)
Manusia mempunyai
kemauan dan kemampuan
untuk berbuat dan membangun.
5)
Manusia merupakan
faktor perangsang ke arah
tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
6)
Manusia merupakan
modal utama bagi organisasi.
7)
Manusia merupakan
mahiuk sosial, makhluk
bermasyanakat, yang mampu mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha
mencapai tujuan bensama.
8)
Manusia mempakan
unsur tenpenting dalam organisasi
karena manusia mampu untuk berkembang baik dalam cara berpikir, carshidup
maupun cara berkelompok atau bermasyarakat. Makin tinggi cara berpikir dan cara
hidupnya maka semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Makin maju cara
bermasyrakatnya berarti semakin tinggi kesadaran manusia untuk berorganisasi,
ini merupakan salah satu ciri manusia modern.
Sebagai akibat dan kesadaran untuk
berorganisasi yang semakin tinggi maka manusia modern mendapat berbagai macam
predikat, antara lain sebagai berikut:
1) Manusia organisasi, adalah:
§ Manusia yang suka berkarya dalam
berbagai bentuk kelompok,
§ Manusia yang mampu bekerjasama dengan
semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama, dengan sistem, metode dan prosedur
kerja yang balk,
· Manusia yang mampu mengendalikan
sekelompok orang guna mencapal tujuan bersama dengan berpedoman kepada prinsip-
prinsip organisasi.
2) Manusia
manajemen, adalah manusia
yang mampu melakukan pengendalian dan pengembangan kegiatan operasional melalui
kemampuan dalam penyusunan rencana yang balk, pengorganisasian yang rapi,
pemberian motivasi yang selaras dengan kebutuhan dan pam anggota, para pekerja
(workers), pengawasan yang baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan
tepat dalam menghadapi masalah yang harus segera dipecahkan.
3) Manusia adininistrasi
Ada pendapat bahwa administrasi merupakan
suatu tipe manajemen tertentu yang merupakan overall management suatu
organisasi. Yang dimaksud dengan oeverall management ialah manajemen yang
sifatnya menyeluruh, meliputi segala aspek kegiatan dan seluruh unit
organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan manusia administrasi ialah
manusia yang mampu menjalankan overall management, manusia yang mampu
mengadakan pengendalian dan pengembangan secara efektif dan efisien
kegiatan-kegiatan operasional yang masing-masing dijalankan, dikendalikan,
dikembangkan dan dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia
yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi sepe1i yang dijalankan oleh manusia
manajemen Secara keseluruhan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia
administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan
secara keseluruhan (overall planning), pengorganisasian secara keseluruhan
(overall organizing), pembenan motivasi secara keseluruhan (overall
motivating), pengawasan secara keseluruhan (overal controlling), dan
pengambilan keputusan secara keseluruhan (overal decision making). Overall
planning dibuat oleh administrator sehingga kadang-kadang disebut dengan
istilah administratif perencanaan (administrative planning).
Overrall planning meliputi segala
aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan menjadi landasan kerja
pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal mi berbeda dengan
perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut perencanaan manajemen
(management planning); atau ada yang menyebut perencanaan eksekutif (excekutive
planning). Perencanaan manajemen hanya meliputi satu bidang tertentu, dan
dibuat oleh manager unit yang memegang tugas eksekutif. Demikian setemsnya
untuk fungsi-fungsi lainnya.
1.3. Macam-Macam Organisasi
Di
dalam buku ini dikemukakan berbagai macam institusi dilihat dan jalur
pembentukannya, dan telah diuraikan pula institusi formal dan institusi
non-formal. Di samping itu masih terdapat berbagai macam organisasi, tergantung
dan segi memandangnya. Dalam buku mi dikemukakan berbagai macam organisasi
dilihat dan berbagai segi, yaitu dan jumlah pucuk pimpinan, dan segi keresmian,
dan segi tujuan, dan segi luas wilayah, dan segi kebutuhan sosial, serta dan
segi bentuk (bentuk-bentuk organisasi).
Macam organisasi dari segi jumlah pucuk
Pimpinan
Dan
segi jumlah pucuk pimpinan, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi tunggal (single organization) dan organisasi jamak (plural
organization atau plural executive organization).
Organisasi Tunggal
Dinamakan
organisasi tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu
orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dan jenis kegiatan
organisasi. Dalam bidang pemerintahan, misalnya Presiden, Menteri, Direktur
(Djrektur Jendral, Direktur), Kepala, Ketua, Gubernur, Bupati, Walii
kotamaciya, Camat, Lurab. Dalam bidang kemiliteran, misalnya: Panglima,
Komandan, Kepala (Kadapol = Kepala Daerah Kepolisian, Kapolri= Kepala
Kepolisian Republik Indonesia). Dalam bidang pendidikan, misalnya Rektor,
Dekan, Direktur (Direktur Akademi....), Kepala (Kepala Sekolah, organisasi
kursus). Dalam bidang niaga, misalnya Administrator (Administrator Pelabuhan
Tanjung Priok), Manajer.
Organisasi Jamak
Dinamakan
organisasi jamak apabila pucuk pirnpinan organisasi tersebut ada di tangan
beberapa orang. Beberapa orang pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan. Nama
dan kesatuan pimpinan itu ada bermnacam-macam, tergantung dan jenis kegiatan
atau fungsi organisasi atau lembaga tersebut, misalnya: Presidium (Presidium
Kabinet Ampera), IJewan (Dewan Pimpinan Pusat = DPP, Dewan Pimpinan Daerah =
DPD), Majelis, Direksi, Direktorium.
Dalam praktik masing-masing pimpinan yang
duduk dalam dewan, majelis, dan sebagainya itu mempunyai tugas dan
tanggungjawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas di antara
mereka dan sekaligus perlu ada koordinasi keija. Untuk itu diperlukan seorang
ketua (Ketua Dewan, Ketua Majelis, Direktur Utama, Ketua Presidium).
Kadang-kadang
nama dan kesatuan pimpinan itu sekaligus dipergunakan sebagai nama dan
organisasi atau lembaga yang bersangkutan. Misalnya: Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Majelis Agung Wali
Gereja Indonesia (MAWI), sekarang Konperensi Wall Gereja Indonesia (KWI),
Majelis Ulama Indonesia (MIJI), Dewan Gereja—gereja Indonesia (DGI).
Dua jenis organisasi tersebut
masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan. Organisasi tunggal, karena
pucuk pimpinan hanya ada di tangan satu orang, segala ketentuan, kebijaksanaan
dan keputusan ada di tangan pimpinan. Hal mi mengakibatkan keputusan dapat
diambil dengan cepat, tanpa hams melalui prosedur (musyawarah). Akan tetapi
suatu keputusan yang diambil secara perseorangan belum tentu tepat, karena
mungkin kurang input sebagai bahan pertimbangan.
Karena dalam organisasi tunggal segala
sesuatunya ada di tangan satu orang, hal itu akan mengakiba&an timbulnya
kepemimpinan yang bersifat otoriter/diktatur. Kelemahan dalam organisasi
tunggal mi sebenarnya dapat diatasi dengan menempatkan badan staff sebagai
badan penasihat (advisory stafj) yang bertugas memberikan saran, advis kepada
pimpinan. Tetapi perlu diingat bahwa staff tidak mempunyai wewenang untuk
memutuskan sesuatu. Badan staff hanya bertugas sebagai badan pemberj
nasihat/saran/advis dan segala sesuatUflya tetap ada di tangan pimpinan.
Macam Organisasi Dari Segi Keresmian
Menurut
keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu prganisasi formal
(formal organization) dan organisasi informal (informal irganization).
Organisasi Formal (Formal Organization)
Dikatakan
organisasi formal apabila kegiatan yang dilakukan oleh eberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoorçlinasikan guna tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang tergabung dalam kelompok itu
mempunyai struktur yang jelas. Struktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang
menggambarkan hubungan wewenang, kekuasaan dan tanggungjawab. Mengenai
organisasi formal, Herbert G. Hicks antara lain mengatakan sebagai
berikut:
A formal organization has a well-defined structure that
may describe its authority, power, accountability, and responsibility
relationships. The structure can also define that channel spec Wed jobs every
member. The hierarchy of objective offormal organizations is explicity stated.
Status, prestige, pay, rank, and at her perguimitites are well ordered, nad
controlled. Formal organization are durable and planned; becaise of their
emphasis on order, they are relatively inflexible. Membership in formal
organization is gained consciusly, at aspefic time, and usually openly.
Jadi menurut Herbert G. Hicks,
organisasi formal mempunyai ciri-cin sebagal benkut:
1) Suatu organisasi formal mempunyai struktur yang baik, yang
dapat menggambarkan hubungan-hubungan wewenang (authority), kekuasaan(Power),
akuntabilitas (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility).
Struktur itu dapat pula menunjukkan saluran-saluran fllelalui
kornunikasi/tata-hUbUngan.
2)
Organisasi formal mempunyai spesifikasi jabatan yang
jelas bagi setiap anggota.
3)
Hirarici dan tujuan organisasi formal dinyatakan dengan
tegas.
4)
Dalam organisasi
formal, masalah status,
prestise (prestige), gaji (pay), keciudukan atau pangkat (rank) dan penghasilan
diatur dan diawasi dengan baik.
5)
Orgafl formal tahan lama dan Jirencanakan, sebab
penempatannya sesaai dengan peraturan. Mereka relatif tidak fleksibel
(inflexible).
6)
Dalam organisasi
formal, keanggotaafl diperoleh secara sadar, paia waktu tertentu dan umumnya
terbuk a.
Herbert G. Hicks, memberikan beberapa contoh organisasi formal, antara
lair’ Peflisahaan besar (large business corporations), pemerintah pusat
dan daerah (federal and state government), dan universitas-universitas.
Organisj formal dapat pula dilihat dan
bentuk hubungan-hubungan yarI teijidi antara orang-orang dalam kelompok
tersebut. Dikatakan organisasii formal apabila hubungan antara orang-orang
dalam kelompok kerjasarila bersifat formal, karena hubungan-hubungan formal
pada umumnya telah diaI1r dalan dasar hukum pendirian organisasi/lembaga.
Hubungan-hubungan formal biasanya telah
tergambar dalam bagan organisasi atau struktur organisasi.
Organisasi Informal (Informal
Organization)
Organisasi informal adalah
organisasi yang disusun secara bebas dan spOmm dan keanggotaannya diperoleh
secara sadar atau secara tidak sadar, di kapan seseorang menjadi anggota sulit
ditentukan. Dalam organisas’ 10formal tidak ada perincian secara tegas tentang
tujuan organisasi. Biasanyaa organiasi informal bersifat semantara karena
pembentukannya tidak didasarkan atas rencana yang matang dan jelas.
Secara terinci, ciri-ciri organisasi
informal ialah sebagai berikut:
1) Disusun secara bebas, spontan, tak
pasti, dan fleksibel.
2) Keanggotannya diperoleh secara sadar
atau ecara tidak sadar.
3) Kapan seseorang menjadi anggota sulit
ditentukan.
Ciri-Ciri
Organisasi
Seperti telah
diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih
rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling
mengenal,
b.Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain
saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan
atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d.Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Prinsip-Prinsip
Organisasi
Prinsip-prinsip
organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan
pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government
Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1)
Prinsip bahwa
Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2)
Prinsip Skala
Hirarkhi,
3)
Prinsip Kesatuan
Perintah,
4)
Prinsip
Pendelegasian Wewenang,
5)
Prinsip
Pertanggungjawaban,
6)
Prinsip Pembagian
Pekerjaan,
7)
Prinsip Rentang
Pengendalian,
8)
Prinsip Fungsional,
9)
Prinsip Pemisahan,
10)Prinsip Keseimbangan,
11)
Prinsip
Fleksibilitas,
12) Prinsip Kepemimpinan.
1)
Organisasi Harus
Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan lain lain.
2)
Prinsip Skala
Hirarkhi.
Dalam suatu
organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.
3)
Prinsip Kesatuan
Perintah.
Dalam hal ini,
seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan
saja.
4)
Prinsip
Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin
mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu
dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa
minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5)
Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan
tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6)
Prinsip Pembagian
Pekerjaan.
Suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7)
Prinsip Rentang
Pengendalian.
Artinya bahwa
jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8)
Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang
pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9)
Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas
pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10)Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara
struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan
struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan
organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan
dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh
‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan
organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau
Surabaya.
11)
Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi harus
senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi
apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan
yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Jenis-Jenis
Organisasi
Pengelompokan jenis
organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1.
Berdasarkan jumlah
orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal,
yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas
pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi
merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan
tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2.
Berdasarkan lalu
lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi
ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari
pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin
unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini
pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu
pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk
organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh
seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3.
Berdasarkan sifat
hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi
formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi
pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum
(2) organisasi informal, adalah
organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
4.
Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini
dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan
atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘
5.
Berdasarkan
kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi
pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6.
Berdasarkan fungsi
dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi
produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada
politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat integratif,
misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli
lingkungan, dan lain lain.
7.
Berdasarkan pihak
yang memakai manfaat.
Organisasi ini
meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service
organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh
pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang
bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth
organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
masyarakat umum, seperti organisasi
pelayanan kesehatan, contohnya rumah
sakit, Puskesmas, dll
LANGKAH-LANGKAH
MENGOORGANISASI TIM KESEHATAN
1. Menggunakan
Uraian Pekerjaan
Sebuah uraian
pekerjaan menyatakan:
-
Tujuan, kegiatan
dan program pemegang jabatan yang bersangkutan
-
Wewenang pekerja
kesehatan, yakni keputusan yang diharapkan diambil dan dimiliki wewenangnya
oleh seseorang pekerja kesehatan
-
Tanggung jawab pekerja
kesehatan, yakni tingkat pencapaian tugas dan fungsi yang diharapkan
Tujuan uraian
pekerjaan adalah untuk menjelaskan dengan tepat kepada jabatan, rekan kerja,
dan pengawas meraka:
-
Apa yang diahrapkan
akan dilakukan oleh para pemegang jabatan yang bersangkutan
-
Standar apa yang
diharapkan mereka capai
-
Kepada siapa mereka
bertanggung jawab
-
Pekerjaan siapa
yang mereka awasi
Manfaat uraian
Pekerjaan Yang Rinci
Uraian pekerjaan merupakan perangkat yang berguna bagi
pengorganisaisan pekerjaan.
Sebuah uraian
pekerjaan menyatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh masing-masing
pekerja kesehatan dan apa yang diharapkan tercapai.
-
Uraian pekerjaan
membantu mencegah perselsihan di antar para pekerja tentang siapa melakukan
apa.
-
Duraian pekerjaan
membantu mencegah timbulnya kesenjangan dan tumpang tindih
-
Sebuah uraian
pekerjaan dapat menunjukkan kebutuhan akan pelatihan, misalnya untuk tugas yang
pekerja kesehatannya belum dilatih sebelumnya atau memerlukan pelatihan lebih
lanjut.
-
Uraian pekerjaan
berguna sebagai dasar untuk mengevaluasi prestasi/kinerja anggota tim.
Isi dalam Uraian
Pekerjaan
Uraian pekerjaan
harus ditulis di bawah judul-judul yang spEsifik untuk memastikan uraian ini
memberikan seluruh informasi yang diperlukan. Seperti:
-
Nama Pekerjaan
-
Tanggal
-
Ringkasa pekerjaan
-
Tugas-Tugas
-
Hubungan
-
Kualifikasi
-
Pelatihan dan
Pengembangan
-
Peninjauan dan
Penilaian
Bagaimana
Menguraian Tugas
Tugas-tugas dalam
suatu pekerjaan baisanya ditentukan oleh:
· Tradisi dan pelatihan
· Interpretasi pemegang pekerjaan
· Tuntutan program dan pelayanan
2.
Menggunakan Norma
dan Standar
Tujuan pengorgansiasian dalam manajemen adalah untuk menjamin bahwa
penerapan/pelaksanaan akan mencapia tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus sebuah uraian pekerjaan
menyebut segala sesuatu yang diahrapkan akan dikerjakan oleh seorang pekerja
kesehatan sebagai bagian dari tim kesehatan sehingga tujuan dapat
tercapai. Norma dan standar dapatd
iterapkan dalam pekerjaan, kinerja, produktivitas dan kadang-kadang perilaku.
Manajer kesehatan
menggunakan norma pekerjaan, kinerja dan produktivitas tidak hanya untuk
membandingkan pencapian dengan sasaran, tetapi juga untuk membandingkan pekerja
kesehatan dengan pekerja kesehatan, pusat kesehatan dengan pusat kesehatan dan
daerah dengan daerah mengenai kontribusi dalam pencapain tujuan dan sasaran.
a.
Mengkoordinasikan
Kegiatan
Mengkoordinasikan
kegiatan atau kelompok
kegiatan adalah menempakan kegiatan-kegiatan tersebut dalam hubungan yang
sesuai satu dengan yang lainnya, untuk memastikan bahwa smeua yang perlu
dikerjakan akan dikerjakan dan tidak ada dua orang yang mencoba mengerjakan
pekerjaan yang sama.
Koordinasi
merupakan alat untuk:
-
Distribusi
wewenang;
-
Pengadaan
asaluran-saluran komunikasi;
-
Penataan pekerjaan
sehingga
pekerjaan yang
benar terlakasnaa (apa)
pada tempat yang
tepat (di
mana)
pada waktu yang
tepat (kapan)
dengan cara yang
tepat (bagaimana)
oleh orang yang
tepat (oleh
siapa)
Menggunakan Prinsip
Pengorganisasian
Tujuan
|
Tujuan
masing-masing kelompok kerja harus memberi kontribusi kepada tujuan
organisais secara keseluruhan
|
Batasan
|
Masing-maisng
kelompok kerja harus didefinisikan dengan jelas sehingga setiap orang tahu
dengan pasti apa tugas-tugas yang ada
|
Komando
|
Masing-masing
kelompok kerja harus mempunyai satu orang yang bertanggung jawab dan semua
yang berkepentingan harus mengetahui orang tersebut.
|
Tanggung jawab
|
Orang yang
memimpin sebuah tim bertanggung jawab atas kinerja kelompoknya.
|
Wewenang
|
Masing-masing
orang yang bertanggung jawab atas kelompok kerja harus mempunyai wewenang
yang setara dengan tanggung jawabnya
|
Cakupan
pengawasan
|
Seorang pemimpin
kelompok kerja jangan smapai mengawasi lebih dari enam sampai sepuluh orang
|
Keseimbangan
|
Orang yang memimpin
beberapa kelompok harus memperhatikan keseimbangan kelompok.
|
Daftar Periksa
untuk Koordinasi
Apa yang akan dikerjakan?
Di mana tindakan tersebut akan dilaksnakan?
Keapan tindakan tersebut akan diadakan?
Apa perlengkapan yang diperlukan?
Bagaimana tindakan tersebut akan diatur?
|
Mengkoordinasikan kegiatan
|
Anggota mana dari tim kesehatan yang ikut ambil bagian?
Siapa di luar tim kesehatan yang ikut ambil bagian?
Siapa akan mengerjakan apa?
Siapa yang akan memimpin?
|
Mengkoordinasikan Orang
|
Apakah semua
informasi yang dibutuhkan tersedia?
Apakah informasi
tersebut telah disampaikan?
|
Komunikasi
|
b.
Komunikasi
Untuk mendorong terjadinya komunikasi, pemimpin tim haru
selalu mengamai beberapa prinsip berikut:
-
Sebuah anggota tim
harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan-pandangan mereka dan harus
didorong untuk bertindak seperti itu.
-
Sebuah pesanan atau
komunikasin, baik lisan maupun tertulis, harus dinyatakan dengan jelas dan
dalam bahasa dan ungkapan yang dapat dimengerti oleh semua yang berkepentingan
-
Komunikasi
mempunyai dua unsur – mengirim dan menerima.
Bila pesan yang dikirim tidak diterima, komunikasn tidak berjalan. Dengan demikian pemimpin tim (atau pelaku
komunikasi yang lain) harus selalu menggunakan suatu cara untuk memeriksa
apakah efek yang diharapkan telah terjadi
-
Perselsiihan adalah
normal dana hubungan antara manusia, hal ini harus diatur sedemikian sehingga
dapat mencapia hasil yang konstruktif.
Bagaimana Mengatur
Ruangan untuk Membantu Komunikasi
· Dalam satu kelompok yang terdiir dari
tidak lebih enam atau tujuh orang, semua orang dapat ikut serta dalam diskusi,
dengan dmeikiaj, sebuah kelompok besar, lebih baik dibagi menjadi
kelmpok-kelompok kecil
· Meja dapat menghalangi komunikasi karena
permukaan atau bentuknya, atau cara benda tersebut ditempatkan.
· Hindakan meja yang panjang dan berbentuk
huruf U
· Jangan meletakkan meja sedemkian rupa
sheingga memeprlihatkan atau menekankan bahwa beberapa orang berada dalam
kedudukan yeng lebih tingg dan yang lain lebih rendah, kecuali anda mempunyai
alasan yang kuat untuk itu.
c.
Mempimpin Pertemuan
Memprsiapkan
Pertemuan
Dalam
mempersiapakan suatu pertemuan, akan bermanfaat bila hal-hal berikut ini
diperiksa:
· Tujuan
Tujuan pertemuan
harus sangat jelas. Untuk komisis resmi,
agenda harus menyatakan tujuannya.
· Permasalahan Utama
Agara pertemuan
berguna, setiap orang yang hadir harus memiliki informasi sebanyak mungkin
mengenai permasalahan yang akan didiskusikan.
Berbagai fakta, prinsip, atau gagasan yang diperlukan sebagai landasan
bagi diskusi juga harus tersedia, kadang-kadang sebelum pertemuan, misalnya
dari sebuah buku atau kertas kerja.
· Jenis Pertemuan
Pertemuan dapat
kecil atau besar, resmi atau tidak resmi dan terbuka bagi smua atau khusus bagi
anggota
· Besarnya Pertemuan
Besarnya pertemuan
sangat menentukan bagaimana sebuah permasalahan akan didiskusikan, apakah semua
orang ikut serta, dan apakah mudah untuk mencapai keputusan atau harus
melakukan pengambilan suara.
· Tempat dan Waktu
Tempat dan waktuy
pertemuan harus dipilih sedemikian hingga sebagain besar peserta tidak perlu
menempuh jarak yang jah dan sebagainya.
· Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara
harus diketahui dengan jelas. Pengatur/pengelola yang dapat merupakan orang
yang sama dengan penyelengagra atau seornag pembantu, membuat persiapkan sebelum
pertemuan itu diadakan.
· Pemberitahuan atau Informasi Menegnai
Pertemuan
Semua yang
bekepentingan dengan pertemuan harus mengetahuinya jauh sebelum nya. Pemberitahuan
mengenai pertemuan dapat berbentuk undangan tertulis, tetapi biasanya ditempel
di dinding-dinding dan di pintu-pintu pada tempat keramaian mislanya toko atau
kantor pos.
Memimpin Pertemuan
Dalam memimpin
pertemuan apa pun, beberapa faktor harus selalu diingat:
· Komunikasi
Keberhasilan suatu
pertemuan bergantung pada mutu komunikasi. Berselisih dan berteriak dalam
pertemuan tidaklah membantu dan seringlaki disebabkan oleh komunikasi yang
buru. Bila orang-orang saling mengerti satu sama lain dengan baik, akan lebih
jaring timbul perselisihan.
· Peran Ketua
Ketua menjaga agar
pertemuan tetap pada tujuan utamanya, memberi kesmepatan yang adil bagi
semuanya untuk berperan serta, mengatur waktu dan menjaga ketertiban.
· Mengatur Waktu
Mengatur waktud
untuk diskusi dan pertanyaan adalah bagian penting dalam mempimpin
pertemuan. Pertanyaan dan diskusi
anggota harus diatur dalam batas waktu tertentu untuk memberikan kesempaatn
berbicara kepada semuaorang.
Bila keputusan
tidak dapat dicapai dalam batas waktu yang telah diteapkan, disarankan untuk
menunda usaha, dengan demikian dapat memberi tambahan waktu untuk pemikiran
atau persiapan lebih lanjut.
Pertemuan Komisi
Pertemuan komisi adalah jenis pertemuan yang khusus. Komite
adalah sekelompok orang yang ditunjuk oeh roang lain atau oelh sekelompok
orang untuk fungsi khusus atau untuk menyelesaikan suatu urusan tertentu. Ada dua tipe komite, penasihat dan pelaksana,
dan komisi ini dapat bersifat permanen atau sementara
Ada tiga alasan
utama untuk menunjuk sebuah komite daripada perorangan:
-
Supaya tanggung
jawab dapat dibagi
-
Untuk menjamin bahw
asebelum keputusan diambil telah dilakukan konsultasi pengetahuan dan pendapat
yang cukup ekstensif
-
Untuk menghilangkan
penyimpangan karena kepentingan diri sendiri atau pendapat pribadi dalam
pengambilan keputusan
· Peraturan dan Tata Cara Komite
Sewaktu sebuah
komite dibentuk, keadaan-keadaan di mana komite tersebut akan bekerja harus
dipaparkan dengan jelas, sebainya secara tertulis. Mereka meliputi:
- Kekuasan dan tugas;
Sebuah komisi tidak
dapat berfungsi secara efektif bila tidak ada pernyataan resmi mengenai
kekuasan dan tugasnya. Hal ini mirip
dengan kekuasaan dan tanggung jawab yang beralku bagi perorangan.
Kekuasaan sebuah
komisi menentukan keputusan apa yang dapat diambilnya; tugas komisi menentukan
apa tanggung jawabnya.
- Keanggotaan;
Harus ada peratruan
yang dinyatakan dengan jelas untuk mengangkat anggota komisi, untuk mengisi
lowongan yang mungkin timbul, untuk menentapkan jangka waktu keanggotaan.
- Pemungutan suara;
Hak pemungutan
suara anggota komisi, termasuk anggota-anggota baru harus ditetapkan.
- Perencanaan Pertemuan;
Aturan harus
menjealskan dengan rinci seberapa sering komisi harus bertemu, tata cara
pemanggilan anggota dan siapa yang memanggil mereka, serta berapa lama di muka
pemberitahuannya harus diberikan.
- Tata Cara;
Harus ada
kesepakatan mengenai prosedur, yakni bagaimaan kegiatan-kegiatan komisi
dilaksnakan. Hal ini harus meliputi
peraturan yang menyatakan bagaiamana keputusan dicapai, misalnya dengan suara
terbanyak, dengan dua pertiga suara terbanyak atau dengan suara bulat.
- Ketua;
Ketua ditunjuk oleh
seseorang atau sekelompok yang mendirikan komisi atau dipilh oleh anggota
komisi. Ketua menyelenggarakan sidang,
memutuskan acara, memimpin perteman, dan menandatangani catatan pertemuan
setelah disepakati para anggota.
- Sekretaris;
Sekretaris mencatat
keputsuan-keputusan komisis. Seperti
ketua, sekretaris ditunjuk oleh mereka yang mendirikan komisis atau dipiliha
oleh para anggota komisis.
Tugas utama
sekretaris adalah mencatat kejadian-kejadian penting dari seuah pertemuan dan
khususnya mencatat:
i)
Nama-nama anggota
yang hadir
ii)
Nama-nama tamu
iii)
Nama-nama anggota yang
tidak hadir dan mereka yang minta ijin untuk tidak hadir
iv)
Kata-kata dari
keputusan secara persis
v)
Rangkuman diskusi
yang melahirkan keputusan tersebut
vi)
Tanggal pertemuan
berikutnya
d.
Pelatihan Staf
Pelatihan adalah tanggung jawab manajamen. Manajemen
menggunakan pelatihan staf sebagai cara untuk memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sumber daya manusia dalam siatem kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan, dan penyebarannya
yang merata dalam masyarakat, sangat bergantung pada sumber daya manusia, yakni
pada dipekerjakan oleh pelayanan kesehatan, dan pada orang-orang lain tertentu,
yang dilatih sebagai pekerja kesehatan atau pekerja dalam bidang lain, atau
anggota masyarakat yang memainkan peranan lain dalam pelayanan kesehatan.
Manfaat dan Tujuan Pelatihan
Manajemen
menggunakan pelatihan:
-
Untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tim kesehatan dalam semua aspek
pekerjaannya
-
Untuk membairkan
para anggota tim menadpat keputusan dari, dan dengan demikian mempertahankan
sikap yang baik terhadap, pekerjannya
-
Untuk mengurangi
kecemasan atau rasa tidak mampu yangmungkin dialami setiap anggota tim bila
menghadapi masalah-masalah yang sulit atau asing
-
Untuk menjamin
bahwa tim kesehatan sebagai satu kesatuan, dan masing-masing anggotanya, tahu
apa yang ahrus mereka capai dan memiliki kemampuan untuk mencapainya.
-
Untuk menjamin
bahwa masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang terlatih yang memungkinkan
orang menjalankan kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomi
Dengan cara-cara
tersebut, pelatihan staf kesehatan daerah bertujuan untuk;
-
Meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan kesehatan
-
Memperluas wawasan pelayanan
kesehatan
-
Melaksanakan
kebijakan kesehatan dan perubahan-perubahan kebijakan
-
Memecahkan atau
mengurangi masalah kesehatan di masyarakat
Manajemen
Bergantung Pada Staf Yang Terlatih Baik
Batasan dan prinsip
manajemen adalah:
Menyelsaikan
pekerjaan: manajemen berdasarkan
tujuan dan belajar dari pengalaman
Penggunaan sumber
daya secara efisisn: pembagian kerja
Penghematan sumber
daya yang jarang : substitusi sumber daya
Mengajak
orang-orang bekerja sama secara harmonis untuk mencapia tujuan: konvergensi
pekerjaan dan pelimpahan.
Penerpaan
konsep-konsep dan prinsip-pinsip ini berganting pada orang-orang yang telatih
baik, pada manajemen yang terus berusaha untuk mengetahui tentang kemampuan tim
kesehatan yang sesungguhnya dan yang potensial dan pada pelatihan yang tepat
dan terus menerus.
Stratagi Yang
Sistematis
Manajemen dapat
mengguankan dua pendekatan yang slaing melengkapi dalam menjalankan fungsi
pelataihannya:
-
Program nasional
atau daerah atau sistem pendidikan berkelanjutan (continuing educatio)
bagi pekeja kesehatan.
-
Sistem pelatihan
jabatan (in-service training) berkelanjutan bagi staf daerah.
Pendidikan
Berkelanjutan Bagi Pekerja Kesehatan
Pada dasarnya pendidikan berkelanjutan dikelola sebagai
suatu sistem yang memberikan kesemapatan bagi seluruh kategori pekerja
keseharian melanjutkan pendidkan sepanjang karirnya, baik untuk pengembangan
profesi dan karir mereka sendiri, maupun untuk pelayanan kesahatan.
Berkaitan dengan tujuan utama yaitu meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan, pendidkan berkelanjutan dihubungan dengana spek lain dari
usaha meningkatkan dan mempertahankan moral serta produktivitas staf, sebagai
bagian dari pengembangan sumber daya manusia.
Namun banyak negara belum memiliki sistem pendidkan berelanjutan
yang cukup tanggap terhadap kebutuhan sistem kesehatan. Pelatihan berkelanjutan
masih direncanakan dan dilaksanakan sedikit demi sedikit, sehingga umumnya
tidak efektif.
Sistem Pelatihan
Jabatan Berkelanjutan untuk Staf Kesehatan Daerah
Fungsi manajemen kesehatan darerah adlaah membuat daerah
mampu melakukan pelatihan jabatan, tetapi tetap didukung oleh sistem pendidikan
berkelanjutan nasional atau regional, bila memungkinkan dan perlu.
Pelatihan jabatan:
-
Berkenaan dengan
kebutuhan daerah
-
Memenuhi kebutuhan
pelatihan yang timbul atau menjadi nyata dalam perorangan dan tim
-
Mencapai
sasaran-sasaran terutama dalam hal proses pemecahan masalah
-
Menggunakan
pengalaman kerja pada pekerja kesehatan sebagai kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengertian
-
Menyokong belaja
mandiri dengan mendorong dan membantu para pekerja kesehatan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka
-
Mengatsai dengan
kebutuhan belajar seblum timbul, melalui program pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan dan teratur yang terpusat pada masalah kesehatan prioritas
Memastikan
Kemampuan Tim Kesehatan
Memilih dan
Mengangkat Staf
Manajemen pertama-tama berhubngan dengan kemampuan para
pekerja kesehatan apda tahap pemilihan dan pengangkatan mereka. Manajemen harus
sangat memahami keterampilan yang diperlukan untuk mencapia tujuan pelayanan
kesehatan. Ia memilih dan mengangkat
mereka yang mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan seperti
didefinsikan dalam uraian pekerjaan yang terkini.
Mengawasi dan
Menilai Kemampuan dan Kinerja Pekerja Kesehatan: Menetapkan Tujuan Pelatihan
Dalam tim kesehatan yang telah mapan dan berfungsi,
pemimpin tim atau manajer terus memantau kemampuan dan tingkat kinerja
tiap-tipa anggota tim dengan pengawasan dan penilaina, atau penaksiran,
kinerjanya. Bila ditemukan kekurangan
dalam prestasi staf karena kekurangan pengetahuan atau keterampilan, atau
karena sikap yang buruk yang mempengaruhi penerapan pengatahuan atau keterampilan,
manajemen mengambil tindakan untuk mengatasinya. Pertama manajemen menentukan
dengan setepat-tepatnya kekurangan kemampuan pekerja kesehatan tersebut. Hal ini menjadi tujuan pelatihan atau tujuan
pendidikan pekerja kesehatan.
Pendekatan Jabatan
untuk Pelatihan
Menajemen menggunakan beberapa pendekatan untuk pelatihan
pada waktu yang sama:
-
Pelatihan dalam
jangka waktu tertentu, mislanya satu tahun, dan menitikberatkan pada satu atau
beberpaa masalah kesehatan prioritas dalam masyarakat
-
Mengatasi kebutuhan
akan pelatihan yang timul atau menjadi nyata dalam perorangan atau tim , atau
sewaktu muncul tugas baru dan asing, atau sewaktu adanya masalah yang belum
terselesaikan.
-
Menggunakan
pengalaman kerja sehari-hari pada pekerja kesehatan sebagai kesempatan untuk
belajar
-
Pendekatan belajar
mandiir, dimana masing-masing pekerja kesehatan didorong dan dibantu untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
Menghubungkan
Sistem Pelatihan dengan Sistem Pleayanan
Sistem pelatihan di pusat kesehatan atau daerah harus
berkaitan erat dengan kegiatan pelayanan.
Fungsi sistem atau subsistem pelatihan adalah untuk menyokong pelayanan,
dengan menyediakan tenaga kerja yang terampil dan bermotivabsi sesuai kebutuhan
untuk melayani tuntutan pengembanagn kesehatan masyarakat. Bagian dari fungsi ini adalah pengembangan
profesional para pekerja kesehatan, yang menghasilkan kepuasan dan kebanggan
atas pekrjaan dan konsekuensinya pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Bagian lin dari fungsi ini adalah menjadikan
para pekerja kesehatan terampil dan dapat belajar sendiri secara efisien, serta
untuk menyokong usaha belajar-mandiri.
Kebutuhan Sistem
Distrik pada Pelatihan Jabatan
Pelatihan jabatan
memerlukan:
-
Suatu organisasi
dengan haris komunikasi ke pelayanan-pelayanan kesehatan
-
Suatu cara untuk
melatih tenaga kerja dengan metode mengenal dan menganalisis masalah-maslaah
kesehatan untuk menemukan penyebabnya dan cara untuk mengatasi atau
penguranginya
-
Suatu cara untuk
menrapkan solusi terhadap masalah-maslaah tersebut, termasuk pelatihan dan
pengembangan sumber daya mansuianya
-
Suatu cara untuk
menterjemahkan rencana pemecahan menajdi tujuan pelatihan dan tujuan
pendidikan, untuk diikuti dengan belajar aktif
-
Kemampuan untuk
membedakan penyebab-penyebab yang tidak dapat ditanggulangi dengan penyebab
yang dapat ditanggulangi atau dikurangi dengan menggunakan sumber-sumber
setempat yang tersedia.
-
Kemampuan untuk
menentukan penyebab-penyebab yang dapat ditanggulangi dengan pelatihan
-
Kemampuan untuk
menentukan kategori para pekerja kesehatan yang perlu dilatih, dan dalam
keterampilan apa.
Proses
Pendidikan
Bila penyelesaian masalah kesehatan yang menjadi
prioritas memelrukan perubahan-perubahan cara bekerja, para pekerja kesehatan
yang terkait akan perlu untuk belajar keterampilan baru atau mengubah
keterampilan yang telah ada untuk menggunakan cara baru tersebut. Manajemen kemudian:
-
Menetapkan tujuan
pendidikan
-
Mengorganisasikan
pengalaman belajar yang dapat membantu para pkerja kesehatan mencapia tujuan
-
Menyiapkan keadaan
yang memungkinkan pendidkan dapat diselenggarakan
Menetapkan Tujuan
Pendidikan
Sebuah tujuan pendidikan menyatakan apa yang harus dapat
dikerjakan oleh peserta didik sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Dalam
pelatihan jabatan yang dimaksudkan untuk mengurangi masalah-maslaah kesehatan
atau masalah dalam pelayanan kesehatan, tujuan pendidikan meruapkan jalan
keluara yang telah diajukan.
Menetapkan Kriteira
dan Merancang Metode untuk menilai Pencapaian tujuan
Setelah tujuan pendidikan ditetapkan, manajemen kemudian
memutuskan tingkat keterampilan yang harus dicpaia dan kriteria serta metode
yang akan digunakan untuk menilai tingkat ketercapian suatu keterampilan. Kriteria tersebut dapatdisusun dalam suatu
daftar, yang terdiri dari kmponen-komponen keterampilan serta tingkat prestasi
yang dibutuhkan. Dalam seperti ini
memberitahukan, baik kepada peserta didi da maupun pelatih, unsur-unsur
keterampilan atau kinerja yang harus dicapai. Namun dalam prakteknya, bila
tujuan pelatihan dan pendidikan adalah untuk memecahkan masalah kesehatan, maka
pelatih, pengawas atau pemimpin tim yang berpengalaman dapat menilai kelayakan
prestasi seorang pekerja kesehatan dan tingkat keterampilan yang telah atau
akan dicapai.
Memilih Metode
Pendidikan
Metode harus sesuai dengan tujuan. Bila tujuannya adalah
mencapai suatu keterampilan atau kelompok keterampilan, metode pendidikan ahrus
memberi kesempatan bagi para peserta latihan untuk mempraktekkan bagian-bagian
dari ekterampilan tersebut dan keterampilan itu sendiri, dalam praktek yang
nyata.
Mengorganisasi
Pengalaman Belajar
Untuk pelatihan jabatan yang berorientasikan pemecahan
masalah, manajemen mengorganisasikan seangkaian kegiatan, dimana para peserta
didik:
-
Menemukan apa yang
harus masing-masing peserta kerjakan agar dapat memechakan atau mengurnagi masalah
(mislanya, mengerti tujuan secara jelas)
-
Menjadi
berkewajiban untu, dan terangsang untuk, mengerjakan hal itu
-
Mampu mengerjakan
hal itu dalam praktek (yang mungkin sangat tidak menyenangkan)
-
Mampu menerapkan
pengetahuan mereka yang baru atau yang telah ditingkatkan itu pada sejumlah
masalah serupa di tempat dan pada kesempatan lain.
Menciptakan Keadan
agar proses belajar aktif dapat terlaksana
Menciptakan Keadan agar proses belajar aktif biasanya
berarti memberikan kesemaptan kepada para pekerja kesehatan peseta latihan
untuk mempraktekkan keterampilan yang meraka dapat di bawah pengaasan, smapai
mereka mampu menerapkannya dalam praktek sehari-hari.
Pengalaman belajar seperti ini menuntut keterlibatan
aktif dan tanggung jawab terhadap pemecahan masalah, serta pengawasan dan
dukungan yang terlatih. Hal ini juga
menuntut agar para pekerja kesehatan, baisanya sebagai bagian dari pekerjaan
sehari-hari mereka, memainkan peran aktif dalam mengenali dan menganalisis
masalah kesehatan prioritas dan mencari penyelesaiannya.
Pelatihan berkaitan dengan, dan didasarkan pada, masalah
kesehatan yang sedang timbul dan pada kebutuhan akan pengetahuan seperti yang
dirasakan oleh para pekerja kesehatan dan para pengawas mereka.
Mengembangkan dan
Menggunakan Sumber Daya Pelatihan
Untuk mengembangkan dan menggunakan sumber daya
pelatihan, manajemen memerlukan staf yang terampil, misalnya sbeuah satuan
pelatihan atau seorang petugas pelatihan, yang tampil dalam pelatihan jabatan
berorientasikan masalah. Dalam unit yang
terkecil, hal ini dapat dilakukan oleh pimpinan tim kesehatan atau pekerja
kesehatan dengan tanggung jawab pelatihan paruh waktu yang telah dilatih untuk
mengelola sistem seperti ini.
Pimpinan, atau
lembaga pelatihan atau pekerja kesehatan yang bertanggung jawab untuk pelatihan
harus:
-
Mengetahui sumber
daya pelatihan yang tersedia di daerah dam
mampu menggunakannya secara terampil
-
Memiliki akases dan
mampu menggunakan secara terampil berbagai macama pendekatan pelatihan, bahan-bahan pendidikan misalnya buku
pegangan, pedoman, buku ters dan alatu bantu pendidikan, transportasi, bangunan
serta dana
- Mampu menyelenggarakan dan menggunakan
sumber daya dari sistem pendidikan bekelanjutan
-
Menggunaan atau
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga pelatihan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan atau
kegiatan pengembangan pelayanan kesehatan;
Mendorong
Pengalaman Belajar dengan Pengawasan Suportif
Fungsi maanjemen
dalam hal ini dipenuhi dengan:
-
Pengawasan suportif untuk membantu integrasi keterampilan
dan pengetahuan baru dengan praktek nyata
-
Kemampuan pengawasan
yang sesuai, waktu yang cukup
dan transportasi
-
Pendidikan jarak
jauh: ini merupakan cara
untuk memperluas jangkaian pendidikan dari pusat kesehatan atau lembaga
pendidikan kepada para kerja kesehatan yang berada jauh dari pusat dan mungkin
bekerja sendiri di unit kesehatan atau masyarakat mereka;
-
Mengatur para
pekerja kesehatan agar mengadakan
pertemuan kelompok untuk slaing berbagai pengalaman dalam menerapkan
keterampilan mereka di lapangan.
-
Mengroganisasikan
lokakarya pelatihan mengenai masalah-masalah
khusus atau aspek khusus dari masalah
-
Mengatur agar apra
pekerja kesehatan ikut ambil bagian
dalam pertemuan dan lokakarya lantujan di pusat kesehatan.
Evaluasi
Evaluasi adalah penialian atas hasil (dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang baru atau yang telah ditingkatkan) dan dampak (pada pemecahan atau
pengurangan masalah kesehatan dan apda kesehatan masyarakat yang lebih baik)
pelatihan dan proses yang melahirkan hasil dan dampak tersebut.
Pelatihan jabatan dirancang untuk meningkatkan mutu,
jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan dan untuk membantu memachakan atau
mengurangi masalah kesehatan utama. Dengan
demikian, evaluasi pelatihan jabatan harus didasarkan apda pengukuran atau
penialan terhadap tingkat keberhasilan pencapain tujuan terhadap cara
bagaiamana hal ini tercapai.
Sudah pasti bhwa usaha pelatihan umumnya tidak sempurna,
dan evaluasi pelatihan merupakan cara penting untuk meningkatkannya. Evaluasi
harus mampu membedakan antara efek pelatihan dan efek kegiatan lain yang tidak
ber hubungan dengan pelatihan, karena peningkatan kinerja pekerja kesehatan dan
peningkatan kesehatan masyarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain
pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar