A. Pengertian
Kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif,
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Sebagaimana
diketahui bahwa pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan telah terdapat
kesepakatan perlunya menerapkan ilmu menejemen. Pada dasarnya memang
menejer dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha
ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Demikian juga
halnya Puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu
meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat.
Pentingnya ilmu
dalam menerapkan pelayanan kesehatan, menyebabkan keharusan bagi setiap
petugas terutama bagi pengelola pelayanan kesehatan untuk memahami apa yang
dimaksudkan dengan menejemen dan atau administrasi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata menejemen. Sama
seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, menejemen sebenarnya juga
sulit didefenisikan.
Ada ahli yang
menyebut menejemen sebagai seni, sedang ahli lainnya menyebut menejemen
sebagai suatu proses. Mengartikan menejemen sebagai seni mengandung arti
bahwa hat itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Mengartikan
menejemen sebagai proses mengandung arti bahwa proses adalah cara sistematis
untuk melakukan pekerjaan. Salah seorang ahli, Appley LA menganggap
menejemen sebagai suatu seni dengan mengatakan menejemen sebagai the of
getting things done through the effort of other people. Sedangkan dalam
Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial menejemen dibatasi sebagai proses dimana
pelaksanaan dari pada suatu tujuan sebagai proses tertentu diselenggarakan dan
diawasi.
Mary Parker Follet mendefinisikan menejemen sebagai suatu seni
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain. Definisi ini
diartikan bahwa para menejer dalam mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai
berikut ”menejer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan kaki”.
Bagaimana menejer
mengatur orang lain atau bagaimana menejer memakai seributangan adalah dengan
proses menejemen. Teori sederhana untuk menejemen pelayanan kesehatan yang
telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit, fasilitasnya, alat-alat
kesehatan, sumber daya manusia, dana yang tersedia dan sebagainya melalui proses
menejemen yang baik yang melingkupi planing. Organizing dan staffing,
actuating dan controlling diharapkan menghasilkan produk
jasa pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang
dapat mencapai tujuan survival dan growth.
Pada dasarnya apabila dibuat suatu
batasan atau definisi tentang menejemen, maka dapat dikemukakan sebagai berikut
”Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling)”
Hellriegel Dan Slocum Juga merupakan ahli yang menyebut menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar dikerjakan orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri.
Menurut FAYOL H, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan unsur-unsur menejemen.
Sedangkan alat menejemen untuk mencapai
tujuan adalah yang disebut sebagai enam M yaitu man, money,
materials,machine, methode dan markets yang diterjernahkan
bebas sebagai rnanusia, uang, bahan, mesin, metode, dan pemasaran (11). Jika
menyebut menejemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian di dalamnya
yaitu pengertian menejemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak
lain. Yang dimaksud dengan menejemen kesehatan ialah menejemen yang diterapkan
pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Untuk dapat
memahami pengertian manajemen, perlu diketahui bahwa dalam manajemen terkandung
pengertian-pengertian :
1.
Manajemen adalah suatu proses yang merupakan
rangkaian kegiatan-kegiatan yang sistematik.
2.
Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk
kegiatan-kegiatan tersebut.
3.
Dalam Manajemen, kegiatan-kegiatan tersebuf diatur oleh
para manajer yang menggerakkan sumber daya (resources ) dalam rangkaian
kegiatan tersebut.
4.
Proses/rangkaian kegiatan/penggerakkan sumber daya tersebut
dilakukan untuk mencapai/merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dengan demikian pola umum pengertian manajemen, sebagai
berikut:
1. Manajemen adalah alat daripada administrasi untuk mencapai tujuan,
sehingga disebut sebagai unsur dinamik.
2. Manajemen bergerak, bekerja dalam unsur statik administrasi
yaitu organisasi.
3. Manajemen menggerakkan sumber daya (resources) dalam setiap proses/kegiatan/fungsinya.
4.
Penggerakan sumber
daya tersebut dalam masing-masing fungsi manajemen.
5. Arah gerakan manajemen adalah untuk
mencapai/merealisasi tujuan.
6. Asas/prinsip
gerakan proses tersebut adalah efisiensi.
B. Prinsip-prinsip dalam Manajemen
Prinsip-prinsip/asas-asas
yang harus diikuti dalam melakukan proses manajemen diutarakan oleh Henry
Fayol, sebagai berikut :
1.
Pembagian kcrja.
2.
Kekuasaan dan
tanggungjawab.
3.
Disiplin.
4.
Kesatuan perintah.
5.
Kesatuanjurusan.
6.
Kepentingan umum di
atas kepentingan individu.
7.
Upah yang cukup dan
adil.
8.
Sentralisasi.
9.
Hirarki.
10.
Tata tertib.
11.
Bertindak adil.
12.
Stabilitas
personil.
13.
Suasana yang penuh
inisiatif, dan
14.
Esprit de Corps
(kerja sama kelompok).
Manajemen
Berdasarkan Tujuan
Memutuskan dan
mengemukakan apa yang hendak dicapai adalah menentukan tujuan (sasaran,
maksud, akhir, target).
Tujuan harus
mengacu pada aspek-aspek berikut:
-
Apa yang hendak
dikerjakan
-
Berapa banyak/besar
yang hendak dicapai
-
Dimana akan
dikerjakan
-
Kapan harus
diselesaikan
-
Patokan yang akan
digunakan untuk mengatakan boilama, atau seberapa besar tujuan telah dicapai
Tujuan membantu dalam penialian apakah hasil
yang ingin dicapai sedang atai terlah tercapai.
Dengan kata lian, tujuan yang jelas sangat penting untuk efektivitas
kerja. Evektifitas adalah sebesarpa besar suatu tujuan sedang, atau
telah tercapai; efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh
manajemen.
Prinsip manajemen
yang menakankan perbandingan tujuan dengan hasil yang telah dicapia untuk
menilai efektivitas dikenal sebagai ‘belajar dari pengalaman’ (learning
from experience). Prinsip ini
berasal dari dan membenarkan-membuktikan nilai prinsip manajemen yang pertama,
yaitu, manajemen berdasarkan tujuan.
Pembagian Kerja
Bila pekerjaan dibagi-bagi, atau
didstribusikan, diantara anggota suatu kelompok, dan pekerjaan diarahkan serta
dikoordinasikan, kelmpok ini menjadi suatu tim.
Dalam suatu tim, dan umumnya bila mendapat spesialisasid an pembagian
kerja, di mana setiap kategori staf menggunakan keahliannya untuk mencapia
tujuan, manajemen bertugas mengatur keseimbangan proporsi tiap jenis
pekerja untuk pekerjaan yang harus dilakukannya.
Efisiensi berarti bahwa semua sarana yang
diperlukan digunakan untuk mencapia tujuan, dan jika ada pilihan dalam sarana
yang sama efektifnya, yang paling murahnya yang dipilih.
Pendekatan tim adalah cara dimana manajemen mencoba
mempertahankan keseimbangan di antara berbagai anggota suatu tim dan pekerjaan
yang mereka lakukan.
Konvergensi
Pekerjaan
Konvergensi
pekerjaan dairtikan sebagai
berbagai kegiatan yang dilakukan banyak orang secara bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dirancang, ditugaskan
dan dipimpin sedemikian rupa suapay mereka dapat slaing menunjang dalam
mencapai tujuan bersma. Hal ini juga
berarti bahwa hubungan kerja-bagaimana masing-masing anggota kelompok
berinteraksi satu sama lian-harus membantu keberhasilan tiap-tiap kegiatan, dan
juga pada egektivitas secara menyeluruh.
Pada umumnya,
kegiatan kesehatan dipelajrai, dijealskan dan selenggarakan berdasarkan tiga
hal pokok, yaitu:
-
Kegiatan jasa
-
Kegiatan
pengembangan (pembangunan)
-
Kegiatan penyokong,
kegiatan kerja yang spesifik harus mempunyai hubungan yang logis satu dengan
yang lainnya.
Pengantian Sumber
Daya
Salah satu tipe khusus
dari penggantian sumber daya adalah penggantian tenaga kerja (misalnya
menggunakan tenaga pembantu atau sukarelawan terlatih untuk mengerjakan
tugas-tugas yang smeual dikerjana oleh tanaga ahli). Contoh distribusi sumber daya yang seirng
dilakukan dalam manajemen kesehatan adalah penggunaan obat generik (di
negara-negara yang obat generiknya dapat dipercaya) untuki menggantikan sediaan
dagang, yang biasanya jauh lebih mahal.
Batasan manajemen
lain yang merangkum banyak hal:
Manajemen adalah: membuat orang bekerja asam
asecara harmonis dan menggunakan semua sumber daya secara efisien untuk
mencapia tujuan.
Definisis ini
menakankan perlunya mengusahakan agar orang bekerja dengan baik dan
kooperatif. Hubungan kerja meerupakan
perhatian utama dari manajer.
Hubungan ekrja
antara para pekerja baisanya digambarkan sebagai hubungan fungsional atau
struktural. Hubungan
fungsional berasal langsung dari sifat teknis pekerjaan, dan dimana, kapan dan
dalam urutan seperti apa dikerjakan.
Suatu contoh adalah hubungan kerja antara tim bedah. Hubungan
struktural berkaitan dengan aturan-aturan dan standar
administratif, dan ksuusnya mengenai wewenang dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada seseorang misalnya, siapa yang membentuk dan membubarkan
staf, berapa banyak dana yang dapat digunakan oeh seornag petugas kesehatan
tanpa pelru menghubungi atasan yang berwenang, atau kepada siapa seorang
perawat kesehatan masyarakat harus memberikan laporan dan perhitungan
keuangannya.
Dua konsep kunci
yang mendasari hubungan fungsional dan struktural adlama suatu tim kesehatan
adalah tanggung jawab dan wewenang; keaduanya sulit
ditempatkan secara terpisah dalam manajemen kelompok kerja sehari-hari.
Fungsi Manentukan
Sturktur
Bila pekerjaan
telah ditetapakan dengan jelas, yakni fungsi dan tugas
setiap inidvidu dalam suatu tim telah ditetapkan dengan jelas dan dimengerti
oleh semuanya, maka hubungan kerja (struktur) akan mengikuti.
Batasan manajemen
yang menerangkan wewenang:
Manajemen adalah :
Mengambil Keputusan
Batasan ini lebih
umum, dan menakankan bagian paling penting dari manajemen, yaitu pengambilan
keputusan. Keputusan
merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih tindakan. Hal ini dapat merupakan keputsuan untuk
melakukan sesuatu. Dalam istilah manajemen, pengambilan suatu keputsuan
merupakan jawaban atas pertanyaan tentang kemungkinan perjalanan/perkembangan suatu
kegiatan, suatu jawaban yang dapat dinyatakan dengan sederhana sebagai: ya,
tidak, lebih banyak, tidak sama sekali “saya tidak tahu” dalam konteks
ini bukan merupakan keputusan (indecision).
Demikian, wewenang
seorang anggota tim kesehatan dapat didefinisikan sederhana sebagai keputusan
yang dapat diambil anggota tersebut. Kegagalan yang umum dalam manajemen adalah
tidak adanya orang yang jelas bertanggung jawab mengambil keputusan terhadap
suatu kepentingan yang mendesak, atau seseorang bertanggung jawab, tetapi tidak
diberi wewenang cukup untuk menjalankannya.
Hal yang penting
dalam hubungan kerja adalah kemampuan mengambil keputusan, dimana dan bilamana
perlu, oleh orang yang paling sesuai. Setiap anggota tim dapat diminta untuk
mengambil keputusan pada suatu waktu, terutama bila pimpinan tim berhalangan,
bila tidak, kelompok dapat menjadi lumpuh. Dapat terjadi, seorang pekerja
kesehatan yang sangat taat pada peratruan tiddak melakukan apa-apa, dan
kemudian dipaersalahkan karena tidak melakukan sesuatu, misalnya pada keadaan
darurat. Yang diperlukan dalam hal ini
adalah penerapan prinsip pelimpahan (delegasi).
Pelimpahan
Pelimpahan terjadi
bilama seseorang yang berwenang “meminjamkan” wewenangnya kepada orang
lain, dengan atau tanpa persyaratan, sehingga memungkinkan orang tersebut
mengambil keputusan bilamana dipelrukan.
Prinsip manajemen ini pernaj dinyatakan dalam suatu ungkapan
jenaka. “jangan pernah mengerjakan
sendiri hal-hal yang dapat dilakukan dengan bail oleh orang lain”.
Untuk memutusakan
jenis kegiatan mana yang hendak dipilih, diperlukan informasi dan aturan
keputusan.
Unsur lain dari
pengambilan keputusan adalah menjamin bahwa keputusan yang dimabil
diberitahukan kepada smeua pihak yang berkepentingan. Ini adalah komunikasi. Banyak orang bahkan akan mengatakan bahwa
smeua orang yang berkepentingan harus sudah mengetahuinya sebelum keputusan
diambil. Seringkali, pengetahuan tentang
perlunya diambil suatu keputusan, dan ketelribatan dalam pengambilannya,
merupakan jaminan yang paling baik untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Prinsip manajemen
yang berurusan dengan informasi adalah manajemen berdasarkan pengecualian
(managenemnt by expection).
Manajemen
Berdasarkan Pengecualian
Manajemen
berdasarkan pengecualian memiliki dua arti:
Pertama: bersikap selektif, jangan smapai dibanjiri oleh ifnormasi rutin dan tidak
perlu. Selalu siap untuk menghadapi informasi-informasi darurat, yang
memerlukan anda harus segera bertindak.
Kedua: ambil keputusan-keputusan penting terlebih
dahulu. Terlalu banyak terlibat dalam
keputsuan-keputusan kecil dapat menyebabkan keputusan yang ear terbegkaalai,
atau yang disebut “menunda mengambil keputusan sampai menjadi tidak penting”. Secara singkat, manajemen berdasarkan
pengecialian berarti sikap selketif dalam mengumpulkan informasi dan menetapkan
prioritas dalam mengambil keputusan.
Jalan Pengambilan
Keputusan Tersingkat
Menerapkan prinsin
manajemen ini berarti bahwa semua keputusan dibuat sedekat mungkin dalam waktu
dan tempat dengan obyek keputusnnya dan dengan merak yang terkena
dampaknya. Hal ini akan menghemat waktu
dan pekerjaan (misalnya dalam penyampaian ifnormasi) dan juga menjamin bahwa
keputusan ini mengindahkan keadaan-keadaan yang menyebabkan keputusan ini perlu
dilakukan dan apakah akan berhasil guna.
Fungsi Utama
Manajemen
Fungsi dapat
diartikan sebagai: Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan.
Manajemen terdiri
dari banyak fungsi seperti definisi-definisi di atas. Tim kesehatan mempunyai tiga fungsi utama:
perencanaan, penerapan (impelementasi) dan ievaluasi.
Dengan demikian,
prinsip manajemen berdasarkan tujuan memerlukan perincian
tenga apa dan seberapa besar yang harus
diselesaikan, serta di mana dan kapan akan
dikerjakan. Masing-masing dari keempat pertanyaan ini memerlukan satu atau
lebih keputusan perenanaan. Gabungan
dair keputsuan-keputusan perencanaan ini membentuk fungsi perencanan
dari manajemen sebuah tim kesehatan.
Prinsip pelimpahan
menyangkut soal wewenang dan tanggung jwab, yakni hubungan fungsional
antara ornag-orang yang bekerja bersama dalam mencapia tujuan tertentu. Jenis keputsuan yang diperlukan berkaitan
dangan organisasi hubngan kerja untuk menjamin efektivitas dan efisienis kerja,
yakni penerapan.
Penerapan prinsip belajar
dari pengalaman memerlukan analisis terhadap kesenjangan antara
hasil yang diinginkan dengan hasil sebenarnya, atau pencapain dan penggunaan
informasi yang didapat dari hasil analisis untuk mengambil keputusan.
Untuk membantu
mengingat, ketiga fungsi manajemen yang luas itu dapat dilhat dalam grafik
berikut ini.

Diagram menunjukkan
perencanaan (P), penerapan (I), dan evaluasi (E)
sebagai tiga bagian dari sebuah “kue”.
Namun, yang penting adalah panah-panahnya yang menghubungkan ketiga
fungsi untuk menegaskan lingakran manajemen yaitu kontinyu.
C. Unsur Manajemen
Unsur manajemen
yang dimaksud adalah unsur-unsur yang akan dipergunakan/dilibatkan dalam
melakukan kegiatan/proses manajemen, yang juga sering disebut sebagai sumber
daya (resources).
Unsur manajemen ini
dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
· Peterson menggolongkannya dalam konsep 3M yaitu: Man,
Material, dan Money.
· Terry menambahkannya menjadi 5 M yaitu ditambah Methode dan
Machine.
· Sarwoto menambahkannya menjadi 6 M yaitu ditambah Market.
Apabila kita
menelaah konsep sistem, maka unsur manajemen ini adalah sebagai komponen
Input, yang dapat dirinci menjadi kelompok Provider, Consumer dan Resources
non manusia lainnya. Sehubungan dengan makin meluasnya studi tentang demand
daripada konsumer dan studi tentang marketing, maka para konsumer ini akan
menjadi input/sumber daya yang akan dikelola dalam proses manajemen. Provider
merupakan unsur manusia/ man yang memberikan jasa pelayanan, consumer merupakan
unsur pasar/market yang memanfaatkan jasa pelayanan.
Sarjana-sarjana lain membagi sumber daya
dalam penggolongan sebagai berikut ;
1. Hardware/piranti keras, merupakan barang/bahan/benda sediaan
dan peralatan/permesinan.
2. Software/piranti lunak, merupakan program atau metode.
3. Brainware/manusia pengatur, merupakan unsur manusia dalam proses
manajemen.
Fuad Amsyari rnenggambarkan penggolongan
Sumber daya ini menladi:
1. Labour resources (tenaga kerja)
a. Skilled / yang
ahli, dan
b. Unskilled / yang
tidak ahli.
2. Capital resources (modal):
a. Fixed capyital
resources (benda modal tak bergerak)
b. Working capital
resources (benda modal bergerak)
3. Natura Resources
(benda alami)'
Fungsi Manajemen
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai
suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh
seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi
manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan
pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara
lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel
mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut :
Perbandingan Fungsi
Manajemen
Dari keempat ahli manajemen tersebut,
ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan
menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing),
fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing,
coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling,
reporting).
MANAJEMEN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
Sudah sewajarnya
apabila membicarakan tentang manajemen di Puskesmas maka terlebih dahulu harus
dipahami dan dimengerti arti menejemen. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan
untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa ahli mencoba menjelaskan
arti kata manajemen. Sama seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia,
manajemen sebenarnya juga sulit didefenisikan. Ada ahli yang menyebut manajemen
sebagai seni, sedang ahli lainnya menyebut manajemen sebagai suatu proses.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hat itu adalah
kemampuan atau keterampilan pribadi.
Mengartikan
manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa proses adalah cara sistematis
untuk melakukan pekerjaan. Salah seorang ahli, Appley LA menganggap
manajemen sebagai suatu seni dengan mengatakan manajemen sebagai the of
getting things done through the effort of other people. Sedangkan dalam
Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial manajemen dibatasi sebagai proses dimana
pelaksanaan dari pada suatu tujuan sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Mary Parker Follet
mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan melalui orang lain.
Definisi ini
diartikan bahwa para manajer dalam mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai
berikut "manajer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan
kaki".Bagaimana manajer mengatur orang lain atau bagaimana menejer memakai
seribu tangan adalah dengan proses manajemen. Teori sederhana untuk menejemen
pelayanan kesehatan yang telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit,
fasilitasnya, alat-alat kesehatan, sumber daya manusia, dana yang tersedia dan
sebagainya melalui proses menejemen yang baik yang melingkupi planing.
organizing dan staffing, actuating dan controlling diharapkan
menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan
menjadikan rumah sakit yang dapat mencapai tujuan survival dan growth. Pada
dasarnya apabila dibuat suatu batasan atau definisi tentang manajemen, maka
dapat dikemukakan sebagai berikut "Bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)".
Hellriegel dan
Slocum juga merupakan
ahli yang menyebut menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar
dikerjakan orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri. Menurut George R.
Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya :
“manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art,
and followed in order to accomplish predetermined objectives).
Menurut Fayol H, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan
unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah
yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials, machine,
methode dan markets yang diterjernahkan bebas sebagai manusia, uang,
bahan, mesin, metode, dan pemasaran. Jika menyebut manajemen kesehatan,
sebenarnya terdapat dua pengertian didalamnya yaitu pengertian manajemen di
satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan
manajemen kesehatan ialah manajemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan
demi terciptanya keadaan sehat. manajemen atau administrasi adalah suatu seni
atau proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, pengkoorganisasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan
kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan.
Manajemen yaitu
Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997).
Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels,
McHugh and McHugh ,1997). Manajemen juga berarti seni atau proses dalam
menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan.
(Ernie&Kurniawan, 2005). Manajemen kesehatan adalah manajemen yang
diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Berdasarkan
beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki
beberapa ciri antara lain :
·
Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
·
Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
·
Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber
lain
·
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut
secara efisien dan efektif
·
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut
(manajer)
·
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau
keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
Dalam bidang
kesehatan dikenal adanya paling sedikit tiga jenis manajemen, yaitu:
1.
Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan
keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain)
yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya
adalah agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah
kesehatan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau
pengambil keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani
pasien/klien (disebut petugas fungsional – dokter, perawat, bidan, sanitarian,
dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang
bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.
2.
Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian
proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang menghambat
atau potensial menghambat kinerja unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah
tingginya absensi karyawan, masalah kurangnya dana/anggaran, masalah tidak
terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan, dan lain-lain.
Tujuannya adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah,
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil
keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan – Menteri Kesehatan
dan pejabat terasnya, Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi
Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, dan lain-lain.
Ruang Lingkup
Manajemen Puskesmas
Manajemen yang baik
sekarang merupakan suatu ciri khas dari rumah sakit yang baik. Hal ini diakui
juga oleh ERSI atau etika rumah sakit yang baik (1986). Dimana kita baca
"Rumah Sakit berdaya guna dan berhasil guna dalam manajemen untuk mencapai
tujuan pelayanan rumah sakit dan harus dikelola secara profesional untuk
optimalisasi penggunaan sumber dana dan daya". Sama halnya dengan
Puskesmas dimana Puskesmas juga sama-sama melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai hal ini sangatlah
tergantung pada kualitas tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas. Salah satu
kualitas yang diharapkan dari staff Puskesmas yang berperan penting untuk
diperolehnya kualitas pemeliharaan masyarakat, adalah tingginya kemampuan
keorganisasian dan menejerial di kalangan staff Puskesmas. Penerapan menejemen
dalam pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas mempunyai dampak
positif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dapat mengatur pemanfaatan
sumber, tata cara dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik serta dapat
menentukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat. Pada praktek juga diharapkan
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada masyarakat dan tidak lepas dari
sistem menejemen. Adapun ruang lingkup dari manajemen adalah planning,
organizing dan staffing, actuating dan controlling.
Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas
Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program
pokok) dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia,
pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring
program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.
Kecenderungan
Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari
adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh
terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan
kesehatan terdepan. Adanya perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas
sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada
tahun 2010, dengan memiliki 3 misi, yaitu;
(1) Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) Memberdayakan
keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) Memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
Adapun strategi
yang dikembangkan meliputi;
a)
Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang
mantap di tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya pembangunan
berwawasan kesehatan,
b)
Mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat,
c)
Meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud
kualitas pelayanan kesehatan,
d)
Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh
seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit
fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan
dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi
kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak,
termasuk keluarga berencana, (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan
penyakit menular, (6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat
mengembangkan program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan
kondisi daerah masing-masing. Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya
banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk
group) ; seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll.
Di wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community
health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan
lain.
Pelaksanaan
Manajemen Di Puskesmas
Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas,
maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah dikernbangkan.
Perencanaan
Secara umum
perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu proses penyusunan yang sistematis
mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
di tingkat Puskesmas atau yang disebut juga Microplanning dikeluarkan
pada tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas
adalah penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk
rincian tiap tahunnya. Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional
karena kurun waktu rencana yang disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping
itu dijumpai permasalahan bahwa belum semua Puskesmas melaksanakan
mikropalanning dan kurang dimanfaatkannya hasil mikroplanning oleh Dinas
Kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil penyusunan
rencana tingkat Puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah dalam
pengolahan selanjutnya di tingkat Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan
kesehatan di daerah tingkat ll. Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat
Puskesmas ini diharapkan adanya nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan
menejemen Puskesmas dalam merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya
yang meliputi seluruh kegiatan pokok Puskesmas. Penyusunan Rencana Tingkat
Puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap analisis
situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan tahap penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
a. Tahap persiapan
Tahap ini bertujuan
untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat dalam proses
perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan dalam
melaksanakan langkah-langkah Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tahap ini
dilaksanakan melalui pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
b. Tahap analisis
situasi
Pada tahap ini
diperoleh data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah operasional
Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud dengan masalah operasional
adalah tidak tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan dan
penyebabnya. Data yang perlu dikumpulkan adalah data situasi umum (data
kependudukan, data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian target program.
c. Tahap penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi
tiga langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah perumusan
pendekatan pemecahan masalah dan langkah penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK).
d. Tahap penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) yang disebut pula dengan Plan Of Action (POA) adalah penyusunan
rencana yang mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan,
tenaga pelaksana, sumber biaya dan penjadwalannya.
Penggerakan
Pelaksanaan
Dalam rangka
manajemen Puskesmas yang terdiri atas perencanaan (PI), penggerakan pelaksanaan
(P2) dan Pengawasan, pengendalian dan penelitian (P3), maka Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan. Lokakarya Mini Puskesmas
terdiri atas 4 komponen yaitu penggalangan kerja sama lintas sektoral, dan
rapat kerja tribulanan lintas sektoral.
a. Penggalangan
Kerja Sama dalam Tim.
Yaitu lokakarya
yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan Puskesmas sendiri, dalarn
rangka meningkatkan kerja sama antar
petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
b. Penggalangan
Kerja Sama Lintas Sektoral
Dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan diperlukan penggalangan kerja sama lintas sektoral serta
dilaksanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu
perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta mayarakat dalarn
bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan
adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Rapat Kerja
Bulanan Puskesmas
Sebagai tindak
lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam Tim setiap akhir bulan diadakan
pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang
lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan dibahas bersama
untuk dipecahkan bersama dan kernudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
d. Rapat kerja
tribulan lintas sektoral
Sebagai tindak
lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral dilakukan pertemuan
lintas sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama
lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi
kemudian disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan berikutnya.
Kegiatan stratifikasi mencakup
pengumpulan data, pengolahan data, analisis masalah
dan penentuan langkah penanggulangannya
yang dilakukan mulai dari tingkat
Puskesmas, Kabupaten, Propinsi sampai ke
tingkat Pusat. Stratifikasi Puskesmas dilaksanakan setahun sekali secara
menyeluruh dan serentak di semua Puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang
administrasi sampai ke Pusat
Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan
kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1)
pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan administrasi. Pelayanan
kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah
sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di
Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat
jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui
Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih
difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu,
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu
(pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang
dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan
holistik).
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan,
mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi
dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan
impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi
perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila suatu organisasi tidak memiliki
visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan
sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka
merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen
Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui
fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
Manajemen Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan
terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan
yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk
menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
·
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke
desa-desa.
·
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ;
(1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh
organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas
yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi
sarana kesehatan (Puskesmas)
·
Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
·
Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
·
Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD).
Manajemen Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara
garis besar meliputi ; perencanaan,pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
1.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen
yang penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam
keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis
perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan
obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola
epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan
kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan
beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2.
Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua
sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit,
sama hal dengan di organisasi lainnya.
3.
Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama
dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen)
dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat.
Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua
aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada
konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan
hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat
dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan
pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4.
Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses
untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana
kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap
penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar
kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator
kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai.
Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter maupun tenaga
administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam melakukan
koreksi apabila ada penyimpangan.
D. Manajer
Manajer adalah
orang yang bertugas melakukan proses/fungsi manajemen.
Manajer berdasarkan hirarki tugasnya dikelompokkan sebagai berikut
:
1. Manajer tingkat pertama (lower manager), adalah manajer yang langsung
berhubungan dengan para pekerja (worker) yang menjalankan mesin/ peralatan atau
memberikan pelayanan langsung kepada konsumer. Manajer ini diutamakan memiliki
proporsi peranan technical skill yang terbesar dan conceptual skill yang
terkecil.
2. Manajer tingkat puncak (top manager), adalah manajer yang menduduki
kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan
administrasi. Manajer ini memiliki proporsi peranan conceptual skill yang
terbesar dan technical skill yang terkecil.
3. Manajer tingkat rnenengah (middle
manager), adalah manajer
yang mengisi jenjang antara top manager dan lower manager. Manajer ini menjadi
saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara kedua jenjang manajer
tersebut sehingga manajer ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan
antar manusia yang kuat
Conceptual skill, adalah keterampilan dalam penyusunan
konsep-konsep, identifikasi dan penggambaran hal-hal yang abstrak. Technical
skill, adalah keterampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik.
Hubungan antar manusia, merupakan keterampilan melakukan komunikasi atau
hubungan dengan sesama manusia lain.
Hubungan antar manusia
ada dua jenis yaitu:
a. Human relation
: adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna mernbina
lancarnya pekerjaan\ team work, dan
b . Public Relation : adalah hubungan antar
manusia extern keluar orga nisasi.
Tugas-tugas manajer :
1. Sebagai pengambil kePutusan
2. Sebagai pemikul tanggung jawab
3. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai
tujuan
4. Sebagai pemikir konsePtual
5. Bekerja sama dengan/dan melalui orang
lain
6. Sebagai mediator
7. Sebagai politikus
8. Sebagai diplomat
Menurut Henry
Mintzberg, peranan manajer
karena kedudukan status formalnya sebagai seorang manajer dan kewenangan yang
menyertainya, maka ia akan mempunyai peranan-peranan sebagai berikut :
1. Peranan interpersonal :
a.Figurehead/kepala, yaitu seseorang yang mempunyai atribut/simbol sebagai
kepala organisasi, terutama daiam tugas-tugas ceremonial.
b.Leader/pemimpin, yaitu seseorang yang mempunyai kewenangan formal sebagai
seorang pemimpin bagi anggota-anggota organisasinya.
c. Liaison/penghubung, yaitu peranan mengadakan hubungan
keluar organisasinya.
2. Peranan informasional:
a.Monitor/pengamat, yaitu peranan untuk melakukan pengamatan/ memonitor
segala informasi di dalam organisasinya, di lingkungan dimana organisasinya
berada, dan informasi dari hubungan liaisonnya.
b.Disseminator/penyebar, yaitu peranan untuk menyebarkan informasi yang
diperolehnya ke dalam satuan-satuan kerjanya.
c. Spokesman/juru bicara, yaitu peranan untuk menjadi juru bicara
dari organisasinya.
3. Peranan pengambilan keputusan:
a.Enterpreneur, yaitu seorang manajer harus senantiasa berusaha memperbaiki/meningkatkan
keadaan organisasinya ataupun jenis pelayanannya agar selalu beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan keadaan dilingkungan organisasinya. Karena itu ia
harus mempunyai inisiatif sebagai enterpreneur/mengambil keputusan mengadakan
perubahan-perubahan perbaikan.
b.Disturbance handler/penanganan gangguan, yaitu seorang manajer juga harus mampu
menjaga situasi untuk menangani dan meredam segala gangguan/kekacauan yang
mungkin timbul.
c. Resource allocator/pengatur alokasi
sumberdaya, yaitu seorang
manajer juga perlu mempunyai peranan dan kemarnpuan untuk mengadakan alokasi
sumber daya organisasi pada saat yang tepat. Bila mungkin bahkan ia perlu
melakukan penyempurnaan design struktur organisasrnya.
d.Negotiator/ahli negosiasi, yaitu peranan manajer untuk melakukan
negosiasi-negosiasi.
Makasih banyak bang Hadi....., tulisan-tulisan bapak banyak saya baca and memperluas wawasan saya.
BalasHapus