1. Menata Ruangan
Kerja
Manajemen yang baik juga melakukan penataan ruangan tempat
para staf akan bekerja. Banyak unit kesehatan yang memiliki penataan ruangan
kerja yang tidak nyaman oleh karena ukuran bangunan atau ruangan kerja
perorangan yang sempit, atau bentuknya yang aneh, atau seringkali karena tidak
ada orang yang memikirkan hal ini.
Tidak diperlukan
aturan yang rumit untuk menata ruangan kerja. Hanya ada dua pertanyaan
sederhana yang perlu dijawab:
·
Pekerjaan apa yang akan diselesaikan di sini?
·
Dapatkah ruangan ini diatur dalam cara lain yang dapat
memudahkan pekejaan dan lebih nyaman untuk pasien?
Persoalan yang sering terjadi adalah kelangkaan ruangan
penyimpanan. Gudang yang ada seringkali terlalu kecil dan terlalu penuh,
sehingga sulit bila harus mencari sesuatu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah ini. Pertama dengan menempatkan lemari-lemari yang dapat dikunci
di sepnajang lorong. Cara lain adalah dengan menjadikan kantor sebagai
gudang tempat penyimpanan persediaan yang besar, dan menggunakan gudang sebagai
kantor kecil.
1.2.Mengatur Arus Kerja
Salah satu gambaran yang terdapat di banyak unit
kesehatan adalah kurangnya keteraturan dalam mengelola orang-orang yang
terlibat di dalamnya. Di ruang yang sama mungkin ada orang yang duduk menunggu,
sementara yang lain berbaris mengantri; orang menghalangi jalan orang lain atau
menghambat pekerjaan staf. Sebagian besar masalah ini dapat diselesaikan dengan
memperhatikan ‘arus kerja’ (work-flow).
Arus kerja adalah pengaturan serangkaian fungsi kerja dalam tempat
dan waktu sehingga penundaan dapat ditekan sesedikit mungkin. Hambatan terbesar
dalam mengorganisasikan arus kerja adalah sikap. Hambatan dan antrian kini
sangat mudah ditemui di berbagai tempat pelayanan kesehatan sehingga kebanyakan
mudah ditemui di berbagai tempat pelayanan kesehatan sehingga kebanyakan orang
menganggapnya sebagai hal yang lumrah atau tidak dapat dihindari dan tidak
melakukan apa-apa untuk mendegahnya. Beberapa orang beranggapan bahwa panjangnya
antrian menunjukkan betapa sibuk dan kerasnya mereka bekerja.
Sebagian besar pabrik atau unit produksi memberikan
contoh yang baik mengenai arus kerja. Apakah pabrik itu dijalankan secara
otomatis atau dengan tenaga kerja, tata cara kerjanya selalu mengikuti lainnya
dalam keteraturan tempat/waktu.
Arus Pasien di
Bagian Pasien Rawat Jalan
Untuk mengatur arus kerja di bagian pasien rawat jalan,
tiap-tiap tahapan harus diperiksa secara terpisah. Bila terdapat antrian, ini
merupakan tanda bahwa kecepatan kerja atau efisiensi kerja harus ditingkatkan
atau pembagian kerja harus diubah.
Arus yang biasanya
dipakai pada unit pasien rawat jalan adalah sebagai berikut:
MASUK ¾¾® Pendaftaran
Pemeriksaan
Laboratorium
Ruangan
Pengobatan
Apotik ¾¾¾¾¾¾® KELUAR
Seluruh proses perlu diperiksa. Memindahkan antrian dari
satu tahapan hanya akan mengakibatkan terjadinya antrian di tempat lain;
misalnya, bila pendaftaran dipercepat sehingga para pasien dapat mempeorleh
kartu mereka dengan cepat, dapat terjadi antrian di luar ruangan pemeriksaan.
Bila keadaan di ruangan pemeriksaan diperbaiki, pasien mungkin harus menunggu
di apotik untuk mendapatkan obat mereka.
Memperbaiki Arus
Kerja
Arus kerja yang baik tercapai bila setiap pasien dapat
melalui semua tahapan hanya dengan waktu tunggu yang singkat. Berikut ini
adalah beberapa cara untuk menghindari penundaan:
·
Setiap pintu seharusnya diberi label agar pasien tahu ke
mana ia harus pergi
·
Pada bagian pendaftaran:
-
Harus ada sistem yang terpisah bagi pasien lama dan baru;
-
Pasien lama harus diperbolehkan menyimpan kartu mereka,
atau diberi nomar sehingga kartunya mudah ditemukan kembali dengan cepat
-
Harus dikembangkan sistem pengarsipan sehingga kartu
catatan dapat ditemukan dengan cepat
·
Untuk memanfaatkan ruangan pemeriksaan dengan baik:
-
Perawat muda atau perawat pembantu harus dilatih untuk
melakukan skrining1 pasien di tempat yang berbeda, misalnya untuk
melakukan anamnesis riwayat penyakit, mengukur suhu, dan bila demam, membuat
sediaan apusan darah;
-
Pasien lama yang datang untuk serangkaian pengobatan
harus langsung menuju ruangan pengobatan;
-
Resep yang telah dicetak atau disalin serangkaian
pengobatan harus langsung menuju ruangan pengobatan;
-
Resep yang dicetak atau disalin harus selalu tersedia
untuk keluhan-keluhan ringan yang rutin;
-
Untuk penyakit-penyakit yang memelukan waktu lama,
misalnya tuber culosis, lepra, malnutrisi, harus disediakan hari-hari klinik
tertentu;
-
Perjanjian dengan petugas yang sibuk harus dibuat saat ia
tidak begitu sibuk
·
Di apotik:
-
Simpanlah selalu persedaiaan aturan tertulis untuk pasien
tentang bagaiamna menggunakan obat;
-
Obat-obatan yang rutin diberikan harus dipersiapkan
terlebih dahulu.
·
Harus dibentuk pelayanan kesehatan keluarga,
yang akan merawat seluruh anggota keluarga, dan dengan penghubung antara
keluaraga dengan staf pusat kesehatan. Dalam sistem ini, sejumlah keluarga dari
sebuah daerah, desa sejumlah lingkungan atau jalan, diserahkan kepada seorang
pekerja di pusat kesehatan yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan
mereka. Sebagai hasilnya, seroang wanita
tidak perlu lagi berkali-kali mengunjungi pusat kesehatan, mislanya satu hari
untuk perawtan antenatal, dan pada hari lainnya untuk mengimunisasi
anak-anaknya. Sebaliknya, kebutuhan dirinya dan keluarganya dapat dipenuhi
dalam satu kali kunjungan.
Pelayanan kesehatan keluarga seperti itu memiliki
beberapa keuntungan:
-
Perjalanan yang tidak perlu dapat dihindari, terutama
bagi para ibu yang memiliki banyak anak.
Keluarga dapat lebih jarang mengunjungi pusat kesehatan, di luar
kunjungan pengobatan khuusus untuk anggota keluarga tertentu (misalnya untuk
mengambil obat bagi penderita lepra atau tuberkulosis)
-
Para staf mendapatkan kepuasan kerja yang lebih besar. Kegiatan yang beragam dan perasaan
ebrtanggung jawab membangkitkan semangat.
Keluarga-keluarga akan merasa bahwa mereka mempunyai teman di pusat
kesehatan.
-
Keluarga di pandang sebagai satu kesatuan, dan amsalah kesehatan
dapat dipandang secara keseluruhan.
Riawat penyakit yang diperoleh adalah riwayat keluarga; keterangan yang
sama tidak dinyatakan berulang kali.
-
Pekerja kesehatan yang kurang termapila lebih mampu
menyeleksi pasien, sehingga hanya mereka yang mempunyai masalah yang memerlukan
keahlian di bidang kedokteran atau kepelayanan yang memerlukan waktu dan tenaga
perawat atau dokter. Biasanya kebanyakan orang dapat ditangani oleh pekerja
kesehatan yang kurang termapil, dan hanya masalah-masalah yang serius dirujuk
kepada staf yang lebih terampil.
1.3.Menentukan Daerah Cakupan
‘Daerah cakupan’ atau ‘daerah tangkapan’ (catchment
area) adalah istilah yang dipinjam dari geografi, yang berarti dari
permukaan tanah tempat air hujan terkumpul dan mengalir ke sungai atau
danau.
Bila dipakai di unit kesehatan, istilah ini berarti
daerah asal pasien yang datang ke pelayanan kesehatan. Untuk rumah sakit wilayah
atau daerah, daerah cakupan adalah seluruh bagian atau daerah; untuk pusat
kesehatan daerah cakupan adalah desa-desa di sekitar pusat kesehatan, dan untuk
pos pengobatan kecil atau pos pembantu mungkin hanya satu desa.
Konsep daerah cakupan sangat penting karena ia membatasi
daerah yang menjadi tanggungjawab suatu unit kesehatan. Sebuah unit kesehatan
dimaskudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan menyeleuruh kepada seluruh
penduduk dan masyarakat dalam daerah cakupannya. Hal ini berarti bahw semua hal
yang berpengaruh terhadap kesehatan dalam daerah cakupan merupakan tanggung
jawab manajemen unit kesehatan. Untuk mengetahui apa tanggung jawab tersebut,
daerah cakupan harus ditetapkan.
1.4.
Menggunakan Peta dalam Pekerjaan Kesehatan Daerah
Sebuah pusat kesehatan daerah tanpa peta adalah ibarat
seorang doktor tanpa catatan medis; ia kehilangan pedoman penting. Berikut ini
adalah beberapa dari sekian banyak kegunaan peta dalam pekerjaan kesehatan:
·
Untuk menunjukkan jarak dari berbagai unit kesehatan dan
desa. Jarak dapat diukur dalam kilometer atau waktu tempuh perjalanan. Walau tempuh perjalanan lebih penting dalam
pekerjaan kesehatan.
·
Untuk merencanakan rute perjalanan. Dalam pekerjaan
kesehatan daerah akan lebih menyenangkan dan menghemat waktu bila dau atau tiga
tempat dapat dikunjungi pada hari yang sama.
Rute yang sesuai dapat direncanakan dengan bantuan peta.
·
Untuk menentukan cara bepergian. Beberapa rute dapat
dicapai dengan menggunakan jasa bis umum; hal ini ditandai pada peta. Jalan
lain tidak dapat ditempuh kecuali menggunakan jip, atau tidak dilalui pada
musim tertentu.
·
Untuk mempelajari jenis-jenis masyarakat yang berbeda dalam
satu daerah.
·
Untuk memperoleh keterangan mengenai lingkungan
masyarakat.
·
Untuk memperlihatkan topografi suatu daerah, misalnya
kadaan fisik gunung, sungai dan tumbuh-tumbuhan dan apakah tumbuh-tumbuhannya
berupa hutan, semak-semak, ataukah tanah yang ditanami.
·
Untuk memperlihatkan bangunan-bangunan umum, khususnya
yang dapatdigunakan untuk pekerjaan kesehatan, misalnya untuk klinik atau
pertemuan.
·
Keterangan yang didapat dari survei kesehatan
kadang-kadang diperlihatkan dalam peta, ditandai dengan paku berwarna; mislanya
satu paku untuk setiap 10 atau 20 pasien dengan penyakit tertentu, misalnya,
lepra paku untuk setiap 10 atau 20 pasien dengan penyakit tertentu, misalnya
lepra, dapat dipasang di suatu bagian map yang menunjukkan tempat tinggal
pasienpasien tersebut. Penyebaran paku-paku itu kemudian menandai penyebaran
lepra di daerah tersebut. Hal ini, kemudian akan menunjukkan tempat yang paling
sesuai untuk membuka klinik.
Tidak semua keadaan
dapat digambarkan pada satu peta. Biasanya diperlukan beberapa, masing-masing
memberikan keterangan yang berbeda-beda.
1.5.Membuat Peta Sketsa Daerah Kesehatan
Membuat peta geografis adalah pekerjaan yang sulit dan
memerlukan banyak waktu masing-masing keadaan harus digambarkan dalam
perbandingan yang tepat. Seorang pekerja kesehatan tidak memiliki ketermapilan
atau waktu yang cukup untuk membuat peta geografis yang tepat, dan dengan skala
yang sesuai.
Peta seringkali didapatkan dari petugas pemeirntahan
setempat atau bagian pertanahan. Mungkin peta itu memiliki rincian yang tidak
dibutuhkan, tetapi gambaran utama yang diperlukan untuk pekerjaan kesehatan
dapat dijiplak dari peta itu di atas kertas tembus pandang dan kemudian
dipindahkan ke kertas besar dan digantung di dinding. Bila tidak ada peta yang
resmi, lebih baik membuat peta yang disketas secara kasar mencakup seluruh daera
daripada tidak ada sama sekali.
2. MENGELOLA ADMINISTRASI
2.1.Fungsi Kantor Pada Pusat Kesehatan
Kantor adalah tempat
pelaksanaan pekerjaan adminsirtasi dan penyimpanan dokumen serta surat-surat.
Kantor tidak selalu berupa satu ruangan penuh; dapat hanya berupa sebuah meja
atau sudut ruangan.
Beberapa contoh dari pekerjaan
administrasi yang penting bagi fungsi utama unit kesehatan diperlihatkan
berikut ini:
Kegiatan atau
Fungsi
Surat menyurat
(Korespondensi)
Masalah pasien
Masalah
administrasi
Kegiatan
pelayanan kesehatan
Kedatangan pasien
Pemeriksaan dan
diagnosis
Pengobatan
Penerimaan pasien
rawat
Pengeluaran
Penyakit khusus
Pelayanan Ibu
Pelayanan anak
Survei lingkungan
Kegiatan umum
Pendidikan
kesehatan
Manajemen staf
Masalah staf
Administrasi dana
dan peralatan
Pemesanan
Penyimpanan
Pengeluaran
Dana
Pertemuan staf
|
Administrasi
(Tulis Menulis)
Surat rujukan
pasien
Surat ke dan dari
pengawas
Pendaftaran
Catatan klinis
Catatan
laboratorium
Catatan bangsal
Surat/formulir
pemulangan
Catatan
tuberkulosis/lepra
Kartu antenatal
Kartu pelayanan
anak
Formulir laporan
Formulir laporan
bulanan
Poster, selebaran
Arsip staf
Formulir
pemesanan (permintaan)
Buku besar stok
Surat tanda pengeluaran barang dan inventaris
Buku kas, tanda terima, dan kartu pengeluaran kas kecil
Notulen pertemuan
|
Di beberapa negara sebuah arsip besar menggabungkan
beberapa pekerjaan yang ada dalam daftar “Surat-Menyurat” dan “Kegiatan Pelayanan
Kesehatan” Kadang-Kadang Pusat Kesehatan menyimpan catatan tentang
kelahiran dan kematian yang terjadi dalam daerah cakupannya.
2.2.
Bagaimana Membuat Surat Resmi
Terdapat tata cara yang diakui secara internasional untuk
mengemukakan hal-hal dalam surat-menyurat. Namun, tempat menuliskan isi surat
yang tepat dalam halaman surat berbeda dari satu negara ke negara lainnya.
Satu kerangka surat
diperlihatkan di bawah ini.
Alamat
(Berasal Dari)
Tanggal
/ Bulan / Tahun
Nomor
Referensi
Nama (Kepada siapa surat ini ditujukan)
Alamat
Referensi
Yang terhormat Bapak/Ibu/atau Jabatan dan nama kecil,
Garis bawahi
masalah pokok
Berkenaan dengan surat anda tertanggal
............., nomor referensi ..................
..................................................... ........................... ..................................... ............
Salam terakhir (misalnya, Hormat Kami)
Tanta Tangan
Jabatan dan nama atau nama dan pekejaan.
(Diketik atau ditulis tangan dengan
jelas menggunakan huruf besar)
2.2.
Membangun Sistem Pengarsipan
Kadang-kadang dokumen-dokumen hanya ditumpuk di dalam
laci sehingga sulit dicari kembali. Berkas-berkas penting seirng ditempatkan
dalam arsip yang tidak diketahui dan kemudian hilang. Untuk menjamin bahwa
setiap surat dapat ditemukan bilamana diperlukan, perlu dibuat sistem
pengarsipan.
Sistem pengarispan adalah sebuah penataan jenis-jenis
berkas yang berbeda ditempatkan dalam arsip terpisah sehingga dapat ditemukan
kembali secara cepat. Sistem pengarispan yang baik harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
·
Harus ada tempat untuk setipa jenis surat yang biasanya
dijumpai dalam unit kesehatan (sistem inklusif)
·
Harus sederhana, sehingga anggota staf dapat
menjalankannya (sistem sederhana)
·
Surah harus dapat ditemukan secara cepat bila diperlukan (rentrievability)
Penataan Arsip
(Penggolongan Arsip)
Ada beberapa cara
pengarsIpan yang digunakan
di seluruh dunia, yaitu:
- Berdasarkan abjad
·
Arsip disusun berdasarkan abjad, bergantung pada huruf
pertama nama anggota staf atau apsien. SiStem ini dipakai bila terdapat sejumlah
besar berkas berisi topik yang sama. Dalam jasa pelayanan kesehatan, hal ini
paling bermanfaat untuk arsip staf.
·
Masing-masing anggota staf memiliki arsip pribadi. Di
dalamnya tercantum data diri, rincian kepegawaian dan gaji, tanggal cuti,
tanggal kenaikan gaji, dan semua korespondensi yang berhubungan dengan masalah
pribadinya.
- Berdasarkan nomor
Masing-masing orang diberi nomor dan arsip atau kartu
catatan kemudian disusun secara berurutan. Namun, arsip referensi silang tetap
diperlukan bilamana, mislanya, pasien menghilangkan nomor kartunya.
- Berdasarkan topik
Pengarsipan berdasarkan topik adalah sistem yang paling
berguna untuk keperluan umum dalam unit kesehatan kecil.
Semua dokumen, berkas, surat dan sebagianya, yang tidak
termasuk dalam arsip yang telah ada harus dibuatkan daftar. Untuk itu dibuatkan
suatu arsip untuk masing-masing golongan topik.
Contoh arsip tersebut ada di bawah ini:
Surat-menyurat
Surat-menyurat mengenai pasien (salinan dari surat
rujukan)
Surat-menyurat dengan pengawasa atau administrator
(misalnya petugas daerah atau wilayah pada tingkat yang lebih tinggi dari unit
kesehatan).
Semua surat lainnya (surat-menyurat staf, dalam arsip
anggota staf)
Dana dan keuangan
Formulir permintaan
Tanda terima
Surat tanda pengluaran barang
Surat tanda pengeluaran uang kas kecil
Inventaris
- Berdasarkan letak
geografis
Untuk masing-masing desa harus dibuatkan arsip, yang
berisi keterangan misalnya nama para pemimpin desa, tanggal pasaran, masalah
khusus, jarak dan waktu perjalanan, angkutan bus dan sebagainya. Hal ini
khususnya berguna untuk mengawasi kegiatan di daerah, misalnya klinik keliling
atau kunjungan rumah.
Menyusuan dan
membuat Indeks pada Sistem Pengarsipan
Pengarsipan tidak selalu dapat mencapai tujuan utamanya,
yaitu memungkinkan setiap surat ditemukan setiap saat dibutuhkan, karena
seringkali surat dimasukkan dalam arsip yang salah, atau arsip tidak diatur
dengan baik, atau arsip tidak diberi indeks.
Indeks adalah daftar (biasanya disusun menurut abjad)
yang menunjukkan tempat di mana barang atau suatu hal dapat ditemukan. Misalnya,
buku memiliki indeks di belakangnya, yang menunjukkan halamn di mana dapat
ditemukan suatu topik tertentu.
Indeks arsip menunjukkan nama atau nomor dari arsip atau
daftar di mana beberapa topik tercatta. Daftar seperti ini dapat diketik dan
ditempelkan pada papan dinding di kantor. Sebuah contoh dari indeks kantor unit
kesehatan adalah sebagai berikut:
Keterangan Letak
Tata usaha dan surat lainnya Arsip, rak atas
Buku Kas Laci
kanan meja
Catatan klinis Kotak
di bagian pasien rawat jalan
Formulir pengeluaran Meja
bangsal
Inventaris Lemari
penyimpanan
Surat tanda pengeluaran barang Lemari penyimpanan
Kartu lepra Kotak
di bagian apsien rawat jalan
Laporan bulanan Arsip,
rak kedua
Surat tanda pengeluarna uang kas kecil Laci kanan meja
Tanda terima Lemari
penyimpanan
Formulir permintaan Lemari
penyimpanan
Buku besar persediaan Lemari
penyimpanan
Kartu tuberkulosis Kota
di bagian apsien rawat jalan
Keterangan desa Rak
ketiga, berdasarkan nama
Pendaftar atau Buku Besar
Tidak semua catatan
di unit kesehatan terdiri dari kertas lepas. Sejumlah barang dicatat dalam buku
yang besar, biasanya disebut buku daftar atau buku besar.
Di mana menemukan arsip, buku daftar, dan buku besar
Arsip, buku
daftar (register), dan buku besar paling baik disimpan di tempat buku itu akan
digunakan; misalnya, daftar laboratorium disimpan di laboratorium, daftar pelayanan
di bangsal, buku besar
persediaan dana arsip tanda terima di gudang atau lemari, surat-surat di
kantor, dan arsip pasien
di bagian rawat jalan. Di manapun berkas-berkas tersebut disimpan, tempatnya
harus tertentu dalam rak atau dalam lemari sehingga dapat ditemukan dengan
mudah. Rak-rak di kantor tempat penyimpanan sejumlah arsip harus diberi tabel
dengan jelas. Tempat penyimpanan setiap berkas harus tercantum dalam indeks
kantor.
Perlengkapan Kantor
Selain dokumen juga
terdapat perlengkapan kantor
yang memerlukan tempat tersendiri di rak atau dalam lemari. Perlengkapan itu
sendiri dari alat tulis dan amplop, formulir resmi, lem, guntung, pita perekat,
kertas pembungkus dan tali, pena, pensil dan tinta, kertas stensil, dan kertas
karbon.
terima kasih untuk penjelasannya, ijin share
BalasHapusAplikasi Klinik