Sabtu, 17 November 2012

KONSEP MANAJEMEN





A. Pengertian
Kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Sebagaimana diketahui bahwa pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan telah terdapat kesepakatan perlunya menerapkan ilmu menejemen. Pada dasarnya memang menejer dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Demikian juga halnya Puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat.
Pentingnya ilmu dalam menerapkan pelayanan kesehatan, menyebabkan keharusan bagi setiap petugas terutama bagi pengelola pelayanan kesehatan untuk memahami apa yang dimaksudkan dengan menejemen dan atau administrasi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata menejemen. Sama seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, menejemen sebenarnya juga sulit didefenisikan.
Ada ahli yang menyebut menejemen sebagai seni, sedang ahli lainnya menyebut menejemen sebagai suatu proses. Mengartikan menejemen sebagai seni mengandung arti bahwa hat itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Mengartikan menejemen sebagai proses mengandung arti bahwa proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Salah seorang ahli, Appley LA menganggap menejemen sebagai suatu seni dengan mengatakan menejemen sebagai the of getting things done through the effort of other people. Sedangkan dalam Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial menejemen dibatasi sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan sebagai proses tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Mary Parker Follet mendefinisikan menejemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain. Definisi ini diartikan bahwa para menejer dalam mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai berikut ”menejer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan kaki”.
Bagaimana menejer mengatur orang lain atau bagaimana menejer memakai seributangan adalah dengan proses menejemen. Teori sederhana untuk menejemen pelayanan kesehatan yang telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit, fasilitasnya, alat-alat kesehatan, sumber daya manusia, dana yang tersedia dan sebagainya melalui proses menejemen yang baik yang melingkupi planing. Organizing dan staffing, actuating dan controlling diharapkan menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat mencapai tujuan survival dan growth.
Pada dasarnya apabila dibuat suatu batasan atau definisi tentang menejemen, maka dapat dikemukakan sebagai berikut ”Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)”

Hellriegel Dan Slocum Juga merupakan ahli yang menyebut menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar dikerjakan orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri.

Menurut FAYOL H, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat menejemen untuk  mencapai tujuan adalah yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials,machine, methode dan markets yang diterjernahkan bebas sebagai rnanusia, uang, bahan, mesin, metode, dan pemasaran (11). Jika menyebut menejemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian di dalamnya yaitu pengertian menejemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan menejemen kesehatan ialah menejemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Untuk dapat memahami pengertian manajemen, perlu diketahui bahwa dalam manajemen terkandung pengertian-pengertian :
1.        Manajemen adalah suatu proses yang merupakan rangkaian kegiatan-kegiatan yang sistematik.
2.       Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan-kegiatan tersebut.
3.       Dalam Manajemen, kegiatan-kegiatan tersebuf diatur oleh para manajer yang menggerakkan sumber daya (resources ) dalam rangkaian kegiatan tersebut.
4.        Proses/rangkaian kegiatan/penggerakkan sumber daya tersebut dilakukan untuk mencapai/merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian pola umum pengertian manajemen, sebagai berikut:
1.  Manajemen adalah alat daripada administrasi untuk mencapai tujuan, sehingga disebut sebagai unsur dinamik.
2. Manajemen bergerak, bekerja dalam unsur statik administrasi yaitu organisasi.
3. Manajemen menggerakkan sumber daya (resources) dalam setiap proses/kegiatan/fungsinya.
4.    Penggerakan sumber daya tersebut dalam masing-masing fungsi manajemen.
5. Arah gerakan manajemen adalah untuk mencapai/merealisasi tujuan.
6. Asas/prinsip gerakan proses tersebut adalah efisiensi.  

B. Prinsip-prinsip dalam Manajemen
Prinsip-prinsip/asas-asas yang harus diikuti dalam melakukan proses manajemen diutarakan oleh Henry Fayol, sebagai berikut :
1.        Pembagian kcrja.
2.       Kekuasaan dan tanggungjawab.
3.       Disiplin.
4.       Kesatuan perintah.
5.       Kesatuanjurusan.
6.       Kepentingan umum di atas kepentingan individu.
7.       Upah yang cukup dan adil.
8.       Sentralisasi.
9.       Hirarki.
10.   Tata tertib.
11.      Bertindak adil.
12.    Stabilitas personil.
13.    Suasana yang penuh inisiatif, dan
14.    Esprit de Corps (kerja sama kelompok).

Manajemen Berdasarkan Tujuan
Memutuskan dan mengemukakan apa yang hendak dicapai adalah menentukan tujuan (sasaran, maksud, akhir, target). 
Tujuan harus mengacu pada aspek-aspek berikut:
-    Apa yang hendak dikerjakan
-    Berapa banyak/besar yang hendak dicapai
-    Dimana akan dikerjakan
-    Kapan harus diselesaikan
-    Patokan yang akan digunakan untuk mengatakan boilama, atau seberapa besar tujuan telah dicapai
Tujuan membantu dalam penialian apakah hasil yang ingin dicapai sedang atai terlah tercapai.  Dengan kata lian, tujuan yang jelas sangat penting untuk efektivitas kerja. Evektifitas adalah sebesarpa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai; efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen. 
Prinsip manajemen yang menakankan perbandingan tujuan dengan hasil yang telah dicapia untuk menilai efektivitas dikenal sebagai ‘belajar dari pengalaman’ (learning from experience).  Prinsip ini berasal dari dan membenarkan-membuktikan nilai prinsip manajemen yang pertama, yaitu, manajemen berdasarkan tujuan.

Pembagian Kerja
 Bila pekerjaan dibagi-bagi, atau didstribusikan, diantara anggota suatu kelompok, dan pekerjaan diarahkan serta dikoordinasikan, kelmpok ini menjadi suatu tim.  Dalam suatu tim, dan umumnya bila mendapat spesialisasid an pembagian kerja, di mana setiap kategori staf menggunakan keahliannya untuk mencapia tujuan, manajemen bertugas mengatur keseimbangan proporsi tiap jenis pekerja untuk pekerjaan yang harus dilakukannya. 
Efisiensi berarti bahwa semua sarana yang diperlukan digunakan untuk mencapia tujuan, dan jika ada pilihan dalam sarana yang sama efektifnya, yang paling murahnya yang dipilih.
Pendekatan tim adalah cara dimana manajemen mencoba mempertahankan keseimbangan di antara berbagai anggota suatu tim dan pekerjaan yang mereka lakukan. 

Konvergensi Pekerjaan
Konvergensi pekerjaan dairtikan sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan banyak orang secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dirancang, ditugaskan dan dipimpin sedemikian rupa suapay mereka dapat slaing menunjang dalam mencapai tujuan bersma.  Hal ini juga berarti bahwa hubungan kerja-bagaimana masing-masing anggota kelompok berinteraksi satu sama lian-harus membantu keberhasilan tiap-tiap kegiatan, dan juga pada egektivitas secara menyeluruh. 
Pada umumnya, kegiatan kesehatan dipelajrai, dijealskan dan selenggarakan berdasarkan tiga hal pokok, yaitu:
-    Kegiatan jasa
-    Kegiatan pengembangan (pembangunan)
-    Kegiatan penyokong, kegiatan kerja yang spesifik harus mempunyai hubungan yang logis satu dengan yang lainnya. 

Pengantian Sumber Daya
Salah satu tipe khusus dari penggantian sumber daya adalah penggantian tenaga kerja (misalnya menggunakan tenaga pembantu atau sukarelawan terlatih untuk mengerjakan tugas-tugas yang smeual dikerjana oleh tanaga ahli).  Contoh distribusi sumber daya yang seirng dilakukan dalam manajemen kesehatan adalah penggunaan obat generik (di negara-negara yang obat generiknya dapat dipercaya) untuki menggantikan sediaan dagang, yang biasanya jauh lebih mahal. 

Batasan manajemen lain yang merangkum banyak hal:
Manajemen adalah: membuat orang bekerja asam asecara harmonis dan menggunakan semua sumber daya secara efisien untuk mencapia tujuan.
Definisis ini menakankan perlunya mengusahakan agar orang bekerja dengan baik dan kooperatif.  Hubungan kerja meerupakan perhatian utama dari manajer.
Hubungan ekrja antara para pekerja baisanya digambarkan sebagai hubungan fungsional atau struktural.  Hubungan fungsional berasal langsung dari sifat teknis pekerjaan, dan dimana, kapan dan dalam urutan seperti apa dikerjakan.  Suatu contoh adalah hubungan kerja antara tim bedah. Hubungan struktural berkaitan dengan aturan-aturan dan standar administratif, dan ksuusnya mengenai wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seseorang misalnya, siapa yang membentuk dan membubarkan staf, berapa banyak dana yang dapat digunakan oeh seornag petugas kesehatan tanpa pelru menghubungi atasan yang berwenang, atau kepada siapa seorang perawat kesehatan masyarakat harus memberikan laporan dan perhitungan keuangannya.
Dua konsep kunci yang mendasari hubungan fungsional dan struktural adlama suatu tim kesehatan adalah tanggung jawab dan wewenang; keaduanya sulit ditempatkan secara terpisah dalam manajemen kelompok kerja sehari-hari. 
Fungsi Manentukan Sturktur
Bila pekerjaan telah ditetapakan dengan jelas, yakni fungsi dan tugas setiap inidvidu dalam suatu tim telah ditetapkan dengan jelas dan dimengerti oleh semuanya, maka hubungan kerja (struktur) akan mengikuti.
Batasan manajemen yang menerangkan wewenang:
Manajemen adalah :  Mengambil Keputusan
Batasan ini lebih umum, dan menakankan bagian paling penting dari manajemen, yaitu pengambilan keputusan.  Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih tindakan.  Hal ini dapat merupakan keputsuan untuk melakukan sesuatu. Dalam istilah manajemen, pengambilan suatu keputsuan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang kemungkinan perjalanan/perkembangan suatu kegiatan, suatu jawaban yang dapat dinyatakan dengan sederhana sebagai: ya, tidak, lebih banyak, tidak sama sekali “saya tidak tahu” dalam konteks ini bukan merupakan keputusan (indecision). 
Demikian, wewenang seorang anggota tim kesehatan dapat didefinisikan sederhana sebagai keputusan yang dapat diambil anggota tersebut. Kegagalan yang umum dalam manajemen adalah tidak adanya orang yang jelas bertanggung jawab mengambil keputusan terhadap suatu kepentingan yang mendesak, atau seseorang bertanggung jawab, tetapi tidak diberi wewenang cukup untuk menjalankannya. 
Hal yang penting dalam hubungan kerja adalah kemampuan mengambil keputusan, dimana dan bilamana perlu, oleh orang yang paling sesuai. Setiap anggota tim dapat diminta untuk mengambil keputusan pada suatu waktu, terutama bila pimpinan tim berhalangan, bila tidak, kelompok dapat menjadi lumpuh. Dapat terjadi, seorang pekerja kesehatan yang sangat taat pada peratruan tiddak melakukan apa-apa, dan kemudian dipaersalahkan karena tidak melakukan sesuatu, misalnya pada keadaan darurat.  Yang diperlukan dalam hal ini adalah penerapan prinsip pelimpahan (delegasi). 

Pelimpahan
Pelimpahan terjadi bilama seseorang yang berwenang “meminjamkan” wewenangnya kepada orang lain, dengan atau tanpa persyaratan, sehingga memungkinkan orang tersebut mengambil keputusan bilamana dipelrukan.  Prinsip manajemen ini pernaj dinyatakan dalam suatu ungkapan jenaka.  “jangan pernah mengerjakan sendiri hal-hal yang dapat dilakukan dengan bail oleh orang lain”. 
Untuk memutusakan jenis kegiatan mana yang hendak dipilih, diperlukan informasi dan aturan keputusan. 
Unsur lain dari pengambilan keputusan adalah menjamin bahwa keputusan yang dimabil diberitahukan kepada smeua pihak yang berkepentingan. Ini adalah komunikasi.  Banyak orang bahkan akan mengatakan bahwa smeua orang yang berkepentingan harus sudah mengetahuinya sebelum keputusan diambil.  Seringkali, pengetahuan tentang perlunya diambil suatu keputusan, dan ketelribatan dalam pengambilannya, merupakan jaminan yang paling baik untuk melaksanakan keputusan tersebut. 
Prinsip manajemen yang berurusan dengan informasi adalah manajemen berdasarkan pengecualian (managenemnt by expection).


Manajemen Berdasarkan Pengecualian
Manajemen berdasarkan pengecualian memiliki dua arti:
Pertama:  bersikap selektif, jangan smapai dibanjiri oleh ifnormasi rutin dan tidak perlu. Selalu siap untuk menghadapi informasi-informasi darurat, yang memerlukan anda harus segera bertindak.
Kedua:  ambil keputusan-keputusan penting terlebih dahulu.  Terlalu banyak terlibat dalam keputsuan-keputusan kecil dapat menyebabkan keputusan yang ear terbegkaalai, atau yang disebut “menunda mengambil keputusan sampai menjadi tidak penting”.  Secara singkat, manajemen berdasarkan pengecialian berarti sikap selketif dalam mengumpulkan informasi dan menetapkan prioritas dalam mengambil keputusan.

Jalan Pengambilan Keputusan Tersingkat
Menerapkan prinsin manajemen ini berarti bahwa semua keputusan dibuat sedekat mungkin dalam waktu dan tempat dengan obyek keputusnnya dan dengan merak yang terkena dampaknya.  Hal ini akan menghemat waktu dan pekerjaan (misalnya dalam penyampaian ifnormasi) dan juga menjamin bahwa keputusan ini mengindahkan keadaan-keadaan yang menyebabkan keputusan ini perlu dilakukan dan apakah akan berhasil guna.

Fungsi Utama Manajemen
Fungsi dapat diartikan sebagai: Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan.
Manajemen terdiri dari banyak fungsi seperti definisi-definisi di atas.  Tim kesehatan mempunyai tiga fungsi utama: perencanaan, penerapan (impelementasi) dan ievaluasi.
Dengan demikian, prinsip manajemen berdasarkan tujuan memerlukan perincian tenga apa dan seberapa besar yang harus diselesaikan, serta di mana dan kapan akan dikerjakan. Masing-masing dari keempat pertanyaan ini memerlukan satu atau lebih keputusan perenanaan.  Gabungan dair keputsuan-keputusan perencanaan ini membentuk fungsi perencanan dari manajemen sebuah tim kesehatan. 
Prinsip pelimpahan menyangkut soal wewenang dan tanggung jwab, yakni hubungan fungsional antara ornag-orang yang bekerja bersama dalam mencapia tujuan tertentu.  Jenis keputsuan yang diperlukan berkaitan dangan organisasi hubngan kerja untuk menjamin efektivitas dan efisienis kerja, yakni penerapan.
Penerapan prinsip belajar dari pengalaman memerlukan analisis terhadap kesenjangan antara hasil yang diinginkan dengan hasil sebenarnya, atau pencapain dan penggunaan informasi yang didapat dari hasil analisis untuk mengambil keputusan. 








Untuk membantu mengingat, ketiga fungsi manajemen yang luas itu dapat dilhat dalam grafik berikut ini.
                             

                                                                                                    









Diagram menunjukkan perencanaan (P), penerapan (I), dan evaluasi (E) sebagai tiga bagian dari sebuah “kue”.  Namun, yang penting adalah panah-panahnya yang menghubungkan ketiga fungsi untuk menegaskan lingakran manajemen yaitu kontinyu. 

C. Unsur Manajemen
Unsur manajemen yang dimaksud adalah unsur-unsur yang akan dipergunakan/dilibatkan dalam melakukan kegiatan/proses manajemen, yang juga sering disebut sebagai sumber daya (resources).
Unsur manajemen ini dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
·   Peterson menggolongkannya dalam konsep 3M yaitu: Man, Material, dan Money.
·   Terry menambahkannya menjadi 5 M yaitu ditambah Methode dan Machine.
·   Sarwoto menambahkannya menjadi 6 M yaitu ditambah Market.
Apabila kita menelaah konsep sistem, maka unsur manajemen ini adalah sebagai komponen Input, yang dapat dirinci menjadi kelompok Provider, Consumer dan Resources non manusia lainnya. Sehubungan dengan makin meluasnya studi tentang demand daripada konsumer dan studi tentang marketing, maka para konsumer ini akan menjadi input/sumber daya yang akan dikelola dalam proses manajemen. Provider merupakan unsur manusia/ man yang memberikan jasa pelayanan, consumer merupakan unsur pasar/market yang memanfaatkan jasa pelayanan.
Sarjana-sarjana lain membagi sumber daya dalam penggolongan sebagai berikut ;
1.  Hardware/piranti keras, merupakan barang/bahan/benda sediaan dan peralatan/permesinan.
2. Software/piranti lunak, merupakan program atau metode.
3. Brainware/manusia pengatur, merupakan unsur manusia dalam proses manajemen.
Fuad Amsyari rnenggambarkan penggolongan Sumber daya ini menladi:
1. Labour resources (tenaga kerja)
a. Skilled / yang ahli, dan
b. Unskilled / yang tidak ahli.
2. Capital resources (modal):
a. Fixed capyital resources (benda modal tak bergerak)
b. Working capital resources (benda modal bergerak)
3. Natura Resources (benda alami)'

Fungsi Manajemen
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer.  Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut : 
Perbandingan Fungsi Manajemen

George Terry

L. Gullick
H. Fayol
Koonzt O’Donnel
Planning
Planning
Planning
Planning
Organizing
Organizing
Organizing
Organizing
Actuating
Staffing, Directing, Coordinating
Commanding, Coordinating
Staffing,
Directing
Controlling
Reporting
Controlling
Controlling

Budgeting


          Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak  kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).

MANAJEMEN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT
Sudah sewajarnya apabila membicarakan tentang manajemen di Puskesmas maka terlebih dahulu harus dipahami dan dimengerti arti menejemen. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata manajemen. Sama seperti bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, manajemen sebenarnya juga sulit didefenisikan. Ada ahli yang menyebut manajemen sebagai seni, sedang ahli lainnya menyebut manajemen sebagai suatu proses. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hat itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi.
Mengartikan manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Salah seorang ahli, Appley LA menganggap manajemen sebagai suatu seni dengan mengatakan manajemen sebagai the of getting things done through the effort of other people. Sedangkan dalam Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial manajemen dibatasi sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan sebagai proses dimana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain.
Definisi ini diartikan bahwa para manajer dalam mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai berikut "manajer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan kaki".Bagaimana manajer mengatur orang lain atau bagaimana menejer memakai seribu tangan adalah dengan proses manajemen. Teori sederhana untuk menejemen pelayanan kesehatan yang telah banyak dipakai adalah bangunan rumah sakit, fasilitasnya, alat-alat kesehatan, sumber daya manusia, dana yang tersedia dan sebagainya melalui proses menejemen yang baik yang melingkupi planing. organizing dan staffing, actuating dan controlling diharapkan menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat mencapai tujuan survival dan growth. Pada dasarnya apabila dibuat suatu batasan atau definisi tentang manajemen, maka dapat dikemukakan sebagai berikut "Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)".
Hellriegel dan Slocum juga merupakan ahli yang menyebut menejemen sebagai suatu seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Tujuan organisasi dicapai dengan cara menyusunnya agar dikerjakan orang lain dan bukan dengan melakukannya sendiri. Menurut George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives).
Menurut Fayol H, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials, machine, methode dan markets yang diterjernahkan bebas sebagai manusia, uang, bahan, mesin, metode, dan pemasaran. Jika menyebut manajemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian didalamnya yaitu pengertian manajemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan manajemen kesehatan ialah manajemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat. manajemen atau administrasi adalah suatu seni atau proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoorganisasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan.
Manajemen yaitu Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997). Manajemen juga berarti seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005). Manajemen kesehatan adalah manajemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya keadaan sehat.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain : 
·   Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
·   Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
·   Tersedia sumber daya;  manusia, material dan sumber lain
·   Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
·   Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
·   Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit tiga jenis manajemen, yaitu:
1.   Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain) yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani pasien/klien (disebut petugas fungsional – dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.
2. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang menghambat atau potensial menghambat kinerja unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah kurangnya dana/anggaran, masalah tidak terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan, dan lain-lain. Tujuannya adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan – Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya,  Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, dan lain-lain.

Ruang Lingkup Manajemen Puskesmas

Manajemen yang baik sekarang merupakan suatu ciri khas dari rumah sakit yang baik. Hal ini diakui juga oleh ERSI atau etika rumah sakit yang baik (1986). Dimana kita baca "Rumah Sakit berdaya guna dan berhasil guna dalam manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit dan harus dikelola secara profesional untuk optimalisasi penggunaan sumber dana dan daya". Sama halnya dengan Puskesmas dimana Puskesmas juga sama-sama melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai hal ini sangatlah tergantung pada kualitas tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas. Salah satu kualitas yang diharapkan dari staff Puskesmas yang berperan penting untuk diperolehnya kualitas pemeliharaan masyarakat, adalah tingginya kemampuan keorganisasian dan menejerial di kalangan staff Puskesmas. Penerapan menejemen dalam pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas mempunyai dampak positif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik serta dapat menentukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat. Pada praktek juga diharapkan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada masyarakat dan tidak lepas dari sistem menejemen. Adapun ruang lingkup dari manajemen adalah planning, organizing dan staffing, actuating dan controlling.

Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas


 Fungsi Manajemen

Kegiatan
Perencanaan
Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengorganisasian
·   Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan  struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional
·   Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok,  yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
·   Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa
Penggerakan Pelaksanaan
·   Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
·   Adanya proses kepemimpinan
·   Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
·   Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf
Pengawasan dan Evaluasi
·   Melalui pemantauan laporan kegiatan
·   Pemantauan wilayah setempat (PWS)
·   Supervisi
·   Rapat rutin (staff meeting)

Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan. 
Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan.  Adanya perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan memiliki 3 misi, yaitu;
(1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. 
Adapun strategi yang dikembangkan meliputi;
a)      Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat  kecamatan, agar dapat diterapkannya pembangunan berwawasan kesehatan,
b)      Mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
c) Meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,
d)      Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ;  (1) promosi kesehatan,  (2) kesehatan lingkungan,  (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana,  (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular,  (6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah masing-masing.  Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll.  Di wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan lain. 
Pelaksanaan Manajemen Di Puskesmas
Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah dikernbangkan.
Perencanaan
Secara umum perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut juga Microplanning dikeluarkan pada tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas adalah penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk rincian tiap tahunnya. Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena kurun waktu rencana yang disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa belum semua Puskesmas melaksanakan mikropalanning dan kurang dimanfaatkannya hasil mikroplanning oleh Dinas Kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil penyusunan rencana tingkat Puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah dalam pengolahan selanjutnya di tingkat Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan kesehatan di daerah tingkat ll. Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan adanya nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan menejemen Puskesmas dalam merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh kegiatan pokok Puskesmas. Penyusunan Rencana Tingkat Puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
a. Tahap persiapan
Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat dalam proses perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan dalam melaksanakan langkah-langkah Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tahap ini dilaksanakan melalui pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
b. Tahap analisis situasi
Pada tahap ini diperoleh data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah operasional Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud dengan masalah operasional adalah tidak tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan dan penyebabnya. Data yang perlu dikumpulkan adalah data situasi umum (data kependudukan, data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian target program.
c. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi tiga langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah perumusan pendekatan pemecahan masalah dan langkah penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
d. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang disebut pula dengan Plan Of Action (POA) adalah penyusunan rencana yang mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, sumber biaya dan penjadwalannya.
Penggerakan Pelaksanaan
Dalam rangka manajemen Puskesmas yang terdiri atas perencanaan (PI), penggerakan pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, pengendalian dan penelitian (P3), maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan. Lokakarya Mini Puskesmas terdiri atas 4 komponen yaitu penggalangan kerja sama lintas sektoral, dan rapat kerja tribulanan lintas sektoral.
a. Penggalangan Kerja Sama dalam Tim.
Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan Puskesmas sendiri, dalarn rangka meningkatkan kerja  sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
b. Penggalangan Kerja Sama Lintas Sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerja sama lintas sektoral serta dilaksanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta mayarakat dalarn bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Rapat Kerja Bulanan Puskesmas
Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam Tim setiap akhir bulan diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan dibahas bersama untuk dipecahkan bersama dan kernudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
d. Rapat kerja tribulan lintas sektoral
Sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral dilakukan pertemuan lintas sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi kemudian disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan berikutnya.
Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data, pengolahan data, analisis masalah
dan penentuan langkah penanggulangannya yang dilakukan mulai dari tingkat
Puskesmas, Kabupaten, Propinsi sampai ke tingkat Pusat. Stratifikasi Puskesmas dilaksanakan setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua Puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi sampai ke Pusat
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan  administrasi.  Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan. 
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif.  Selain itu,  pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik). 
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.  Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila suatu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditetapkan. 
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling). 
Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas 
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat  di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek;  promotif, preventif, kuratif,  dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
·         Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
·         Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu  peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
·         Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
·         Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
·         Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

 

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit  
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ; perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
1.   Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.
3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat.  Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas.  Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.

D. Manajer
Manajer adalah orang yang bertugas melakukan proses/fungsi manajemen.
Manajer berdasarkan hirarki tugasnya dikelompokkan sebagai berikut :
1.  Manajer tingkat pertama (lower manager), adalah manajer yang langsung berhubungan dengan para pekerja (worker) yang menjalankan mesin/ peralatan atau memberikan pelayanan langsung kepada konsumer. Manajer ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan conceptual skill yang terkecil.
2. Manajer tingkat puncak (top manager), adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Manajer ini memiliki proporsi peranan conceptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil.
3. Manajer tingkat rnenengah (middle manager), adalah manajer yang mengisi jenjang antara top manager dan lower manager. Manajer ini menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara kedua jenjang manajer tersebut sehingga manajer ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antar manusia yang kuat
Conceptual skill, adalah keterampilan dalam penyusunan konsep-konsep, identifikasi dan penggambaran hal-hal yang abstrak. Technical skill, adalah keterampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antar manusia, merupakan keterampilan melakukan komunikasi atau hubungan dengan sesama manusia lain.
Hubungan antar manusia ada dua jenis yaitu:
a. Human relation : adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna mernbina lancarnya pekerjaan\ team work, dan
b . Public Relation : adalah hubungan antar manusia extern keluar orga nisasi.
Tugas-tugas manajer :
1.  Sebagai pengambil kePutusan
2. Sebagai pemikul tanggung jawab
3. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
4. Sebagai pemikir konsePtual
5. Bekerja sama dengan/dan melalui orang lain
6. Sebagai mediator
7. Sebagai politikus
8. Sebagai diplomat
Menurut Henry Mintzberg, peranan manajer karena kedudukan status formalnya sebagai seorang manajer dan kewenangan yang menyertainya, maka ia akan mempunyai peranan-peranan sebagai berikut :
1. Peranan interpersonal :
a.Figurehead/kepala, yaitu seseorang yang mempunyai atribut/simbol sebagai kepala organisasi, terutama daiam tugas-tugas ceremonial.
b.Leader/pemimpin, yaitu seseorang yang mempunyai kewenangan formal sebagai seorang pemimpin bagi anggota-anggota organisasinya.
c.  Liaison/penghubung, yaitu peranan mengadakan hubungan keluar organisasinya.
2. Peranan informasional:
a.Monitor/pengamat, yaitu peranan untuk melakukan pengamatan/ memonitor segala informasi di dalam organisasinya, di lingkungan dimana organisasinya berada, dan informasi dari hubungan liaisonnya.
b.Disseminator/penyebar, yaitu peranan untuk menyebarkan informasi yang diperolehnya ke dalam satuan-satuan kerjanya.
c.  Spokesman/juru bicara, yaitu peranan untuk menjadi juru bicara dari organisasinya.
3. Peranan pengambilan keputusan:
a.Enterpreneur, yaitu seorang manajer harus senantiasa berusaha memperbaiki/meningkatkan keadaan organisasinya ataupun jenis pelayanannya agar selalu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan keadaan dilingkungan organisasinya. Karena itu ia harus mempunyai inisiatif sebagai enterpreneur/mengambil keputusan mengadakan perubahan-perubahan perbaikan.
b.Disturbance handler/penanganan gangguan, yaitu seorang manajer juga harus mampu menjaga situasi untuk menangani dan meredam segala gangguan/kekacauan yang mungkin timbul.
c.  Resource allocator/pengatur alokasi sumberdaya, yaitu seorang manajer juga perlu mempunyai peranan dan kemarnpuan untuk mengadakan alokasi sumber daya organisasi pada saat yang tepat. Bila mungkin bahkan ia perlu melakukan penyempurnaan design struktur organisasrnya.
d.Negotiator/ahli negosiasi, yaitu peranan manajer untuk melakukan negosiasi-negosiasi.







1 komentar:

  1. Makasih banyak bang Hadi....., tulisan-tulisan bapak banyak saya baca and memperluas wawasan saya.

    BalasHapus