Sabtu, 17 November 2012

TIM KESEHATAN





A. Defenisi Tim
         Keberhasilan organisasi untuk melakukan improvement terhadap sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi masyarakat sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh manajemen dalam mengoorganisasi sumber daya manusia (TIM).
Tim Adalah kumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerjasama untuk mewujudkan tujuan tertentu bersama.
Tujuan Tim. Tim dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu. Ada tim yang dibentuk untuk pengembangan produk, pengembangan sistem, improvement terhadap kualitas, penyelesaian masalah, atau perekayaasaan kembali sistem yang digunakan melayani masyarakat.
Masa Kerja Tim. Masa kerja tim dapat dibagi menjadi dua : (1) sementara dan (2) permanen. Tim yang memiliki masa kerja permanen adalah tim yang dibangun sebagai bagian permanen dari struktur organisasi. Contoh tim dengan masa kerja permanen adalah tim departemen fungsional, seperti fungsi produksi, pemasaran, akutansi, keuangan dan sumber daya manusia. Tim sementara adalah tim yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan-tujuan jangka pendek dan akan segra dibubarkan begitu tujuan tim telah tercapai. Contoh tim sementara adalah tim pemecahan masalah, tim proyek, dsb.
Keanggotaan Tim. Keanggotaan Tim dapat bersifat fungsional atau lintas fungsional. Organisasi yang dibangun dengan pendekatan fungsional hirarki umumnya membentuk departemen atau unit organisasi lain yang keanggotaanya bersifat fungsional. Tim fungsional beranggotakan orang-orang dengan keahlian sama, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman.
Tim Lintas fungsional adalah sekelompok orang yang berasal dari berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi, berusaha bersama-sama mewujudkan tujuan tim. Tim lintas fungsional dapat dibentuk secara permanen untuk mewujudkan tujuan jangka panjang organisasi, atau dibentuk untuk menyelesaikan masalah jangka pendek organisasi.
Keanggotaan Tim Lintas Fungsional, beranggotakan berbagai personil yang memiliki keahlian tertentu dibidangnya. Dengan demikian tim lintas fungsional seringkali disebut dengan tim multidisiplin.
Pimpinan tim Lintas fungsional dipimpin oleh seorang manajer, yang mememgang kepemilikan sistem dan bertanggung jawab untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap sistem tersebut.
Keunggulan tim kerja : (1). Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara cepat, (2). Kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks, (3) berfokus ke masyarakat, (4). Meningkatkan kreaktifitas, (5) menjadikan organisasi belajar, (6). Menyediakan titik tunggal untuk kontak bagi masyarakat.
Kelemahan Tim Lintas Fungsional adalah kompleksitas organisasi hierarki.
Untuk membangun komitment  anggota tim lintas fungsional dapat ditempuh :
1.  Rumuskan misi tim lintas fungsional
2.  Misi tersebut dirumuskan melalui proses diskusi yang melibatkan seluruh anggta tim
3. Misis tersebtu dijabarkan kedalam serangkaian tujuan kinerja yang jelas, terukur, dan spesifik.
4. Tetapkan peran setiap anggota dalam mewujudkan tujuan kinerja tim, sehingga setiap anggota tim merasa bertanggungjawab atas perwujudan tujuan kerja tim
5. Rumuskan rencana kerja untuk mewujudkan kinerja tim. Setiap anggota dibuat bertanggung jawab atas terwujundnya kinerja tim, bukan hanya sebagian.
Tim kesehatan diartikan sebagai sekelompok orang yang mempunyai suatu sasaran dan tujuan yang sama dalam hal kesehatan, yang ditentukan, oleh kebutuhan masyarakat, menuju kepada pencapian di mana setiap anggotanya ambil bagian, sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya dan dalam koordinasi dengan fungsi orang lian. 
Anggota tim kesehatan meliputi semua yang bekerja bersama-sama; contohnya staf penunjang-pesuruh, pengemudi, petugas kebersihan-semua merupakan bagian dair tim. Hasil kerja dan kontribusi mereka harus diakui seperti satf teknis lainnya (pembantu medis, perawat, dan pekerja kesehatan masyarakat). 
Sebuah tim kesehatan baisanya mempunyai pangaklan: anggota tim dapat bekerja sama dalam satu bangunan, misalnya pusat kesehatan, tempat penyiraman peralatan dan penyelengagraan beberapa klinik.  Dari pangakalan ini mereka mengunjungi masyarakat untuk menanggulangi masalah kesehatan, menangani usaha kesehatan sekolah, membuka klinik, atau memantau pasien-pasien di rumah mereka. 
Prinsip-prinsip saling ketergantungan (intedependensi) dan kerja sama kelompok adalah sama untuk seluruh kasus, tetapi mungkin berbeda penerapannya.  

1.1               Tim Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat
Tim kesehatan diadakan untuk masyarakat. Masyarakat mempunyai kebutuhan akan kesehatan dan merupakan tugas tim kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan esensial yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara serta memperbaiki derajat kesehatan bagi masyarakat umum. Pelayanan tersebut mencakup pelayanan untuk meningkatkan kesehatan, misalnya menjaga kebersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pemberantasan penyakit menular, higiene, pelayanan gizi masyarakat, dan sebagainya. 
Untuk mencapia tujuannya, sebuah tim kesehatan harus dapat mendorong, merangsang, dan mendukung peran serta masyarakat, yakni membantu masyarakat untuk mempercayai sepenuhnya semua usaha dan sumber daya mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Satu hal penting agar masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya adalah dengan menunjuk pekerja pelayanan kesehatan masyarakat yang berasal dari masyarakat itu sendiri, dan kemudian menjadi kewajiban bagi tim kesehatan dari pusat kesehatan untuk melatih dan mendukung para pakerja ini. 
Anggota tim juga harus bekerja sama dengan para pekerja dari sektor lain yang terkait dengan kesejahteraan dan pembangunan masyarakat, misalnya guru, tenaga penyuluh pertanian, tenaga pembangunan masyarakat, dan pemimpin agama.
Sebuah tim kesehatan harus:
-    Memahami dan berkomunikasi dengan masyarakat
-    Mendorong peran serta masyarakat dalam mengenai masalah dan mencari pemecahannya; dan
-    Bekerja dalam masyarakat, yakni di pusat kesehatan, balai pertemuan masyarakat, balai kerja, sekolah dan rumah penduduk.
Untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat, seseorang pekerja kesehatan atau tim kesehatan hendaknya mengikuti empat langkah berikut:
-    Dengar, pelajari dan pahami,
-    Bicarakan, diskusikan danputuskan
-    Dorong, organisasikan dan ikut serta, dan
-    Beri informasi

Pekerja kesehatan dapat mengamati dan mempelajari tentang masyarakat melalui pokok-pokok berikut:
-    Standar-standar kerja dan standar hidup (sumber daya masyarakat)
-    Kehidupan keluarga
-    Struktur sosial dan politik
-    Struktur populasi
-    Nilai-nilai kepercayana dan adat
-    Sikap kesehatan

·   Standar Kerja dan Hidup
Standar Kerja dan Hidup yang menjadi kebiasaan dan dapat diukur adalah Bagaimana orang-orang mendapatkan makanan, bagaimana mereka mencari uang? Apakah mereka petani, nelayan, peternak, pekerja pekerbunan, pekerja pabrik? Bagaimana mereka menghabiskanw aktu senggang mereka? Apakah mereka bekerja pada malam hari?
Siapa yang bekerja, kaum pria, wanita atau keduanya? Apakaha anak-anak mereka bekerja? Berapa banyak anak-anak yang bersekolah?
·   Kehidupan keluarga
Kehidupan keluarga yang dapat diukur adalah Bagaimana mutu hubungan dalam keluarga?  Siapa yang mengambil keputusan? Apakah system keluarga merupakan keluarga besar? Berapa rata-rata jumlah anak dalam satu keluarga? Bagaimana anak-anak tersebut diberi makan, bagaimana mereka dididik? 
·   Struktur Sosial dan Politik
Struktur Sosial dan Politik yang dapat diukur adalah Siapa pemimpin-pemimpin masyarakat? Bagaimana mereka dapat menjadi pemimpin? Siapa yang mengambil keputusan? Apakah struktur politik bersifat otoriter atau demokratis?   
·   Struktur Populasi
Struktur Populasi yang dapat diukur adalah Apakah banyak yang berusia lanjut? Berapa banyak anak yang lahir? Apakah banyak wanita usia subur? Apakah hanya sedikit dijumpai orang dewasa muda karena kebanyakan dari mereka meninggalkan desa untuk bekerja di kota?
·         Nilai, Kepercayaan dan Adat
Dalam setiap masyarakat, terdapat banyak kepercayaan tentang kehidupan, yang berasal dari tradisi dan agama. Adat-adat yang mengatur bagaimana orang harus bertingkah laku terhadap sesamanya, mislanya menghormati yang lebih tua, menuntut kepatuhan dari anak-anak.
·         Sikap Kesehatan
Apa kepercayaan umum terhadap penyebab penyakit? Pengobatan apa yang biasa dipakai dalam keluarga? Apakah ada pengobatan dengan tanaman? Apakah ada duku? Metode tradisional apa yang dipakai? Apakah ada kepercayaan khusus tentang kelahiran, pemberian air susu, dan menyapih? Bagaimana sikap mereka terhadap penjarangan kelahiran atau keluarga berencana? 
Bicarakan, Diskusikan dan Putuskan
Pada tahap ini, suatu pertemuan resmi atas kehendak memimpin masyarakat dapat diselenggarakan untuk mencoba memutuskan masalah mana yang paling berat dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.  Hal ini dapat sulit dan mungkin diperlukan beberapa kali pertemuan agar dapat dicapia keputusan yang jelas. 
Dorong, Organisasikan Dan Ikut Serta
Dalam persiapan rencana kegiatan inilah para pekerja kesehatan dapat sangat membantu.  Dengan pengetahuan dan latihan, mereka dapat menjelaskan kepada masyarakat penyebab dari beberapa masalah dan bagaimana memecahkannya.  Misalnya, bila masyarakat menaruh perhatian mengenai penyakit pada anak-anak, seorang pekerja kesehatan dapat menerangkan berbagai cara pencegahannya, misalnya melindungi sumber air, mengimunisasi anak, dan meningkatkan mutu makanan penyapihan. 
Beri Informasi
Sesudah rencana kegiatan diajukan, didiskusikan dan diterima, masyakat harus diberitahu tentang seluruh tujuan dan keputusan yang telah diambil. 
Hanya bila anggota masyarakat serta tim kesehatan menyaradi tujuan dan keputusan ini, peran serta aktif mereka dapat terwujud.  Bila masyarakat tidak tahu apa yang dituju, atau tidak mengertia mengapa suatu tujuan diajuakan dan mengapa bukan yang lain, mereka enggan melakukan apa-apa untuk membantu mencapainya.
Pusat kesehatan dapat merupakan salah satu dari berbagai tempat bagi anggota tim untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.  Tempat ini juga meruapkan tempat bagi tim untuk memasang poster, grafik yang mudah dimengerti, atau cara lain yang cocok untuk memberi informasi kepada masyarakat. Misalnya, lebih baik memberitahu masyarakat tentang masalah yang praktis, mislanya sampah dan pengumpulannya, atau jamban, atau pasokan air, daripada tentang jumlah pemeriksaan ginekologis atau pemeirksaan urin yang telah dilakukan. 

B. Memimpin Sebuah Tim Kesehatan (Tim Leader)

Pengertian Kepemimpinan

Beberapa definisi kepemimpinan tidak edikit jumlahnya, diantaranya adalah :
George R.Terry
Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela.




Robert.O.Tannenbaum, Irving R.Wechler dan fred Messarik
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan atau tujuan-tujuan khusus.
Harold Koonzt dan Cyrill O’Donnel
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama.
     
      Singkatnya kepemimpinan adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi (Influence) orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi dengan maksud mencai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan komunikasi adalah setiap gerak-gerik, tata cara, bicara dan segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
      Definisi ini mengandung arti bahwa dalam kepemimpinan tercermin adanya pendayagunaan pengaruh dan semua aspek hubungan antar manusia dan mengandung unsur komunikasi yang akan berpengaruh terhadap pikiran, tingkah laku, dan hasil kerja para pengikut (The Follower). Ketidakmampuan pemimpin dalam komunikasi merupakan kelemahan yang serius bahkan kegagalan bekerja 70% diakibatkan karena ketidakmampuan berkomunikasi seorang pemimpin.
1.Kekuasaan Merupakan Dimensi Pengaruh
Kepemimpinan mengandung unsur mempengaruhi orang lain, sedangkan pengaruh dihubungkan dengan kapasitas kekuasaaan. Pada umumnya kekuasaan merupakan sifat yang dimiliki pribadi-pribadi atau kedudukan dalam organisasi yang pemimpin. Kesanggupan untuk mempengaruhi dan mengendalikan situasi didasarkan pada adnya kekuasaan. Otoritas atau kewenangan (Authority) merupakan hak seorang pemimpin, untuk mengendalikan hasil karya orang lain berdasar kekuasaan yang ada hubungannya dengan kedudukan dalam hirarki organisasi. Agar kepemimpinan berjalan efektif maka kepemimpinan memerlukan dua ladasan kekuatan tersebut. Jadi disini tampak adanya perpaduan antara kemampuan kepemimpinan individu (Leadership) dengan adanya kewenangan (Authority).
Menurut French & Raven sumber kekuasaan disebut sebagai Social power dengan sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut :
2.     Kekuasaan Yang Bersumber Dari Organisasi
a. Kekuasaan sah berdasarkan hukum yang sah (Legitimatting power).
Kekuasaan ini diperoleh dari kedudukan sebagai pemimpin dalam kelompok organisasi biasanya merupakan organisasi formal dimana ada surat keputusan tentang seseorang menduduki jabatan kepala atau pemimpin dalam suatu organisasi. Tetapi legitimasi ini mengandung arti siapa saja yang memiliki jabatan, gelar atau posisi.
b. Kekuasaan imbalan (Reword power)
Sumber kekuasaan terdapat dalam kemampuan untuk mengedalikan pemberian imbalan pada orang lain yang dapat berupa barang, uang, pujian, kenaikan pangkat dan penghargaan. Dengan syarat bahwa perilaku the follower sesuai dengan keinginan the leader.


c. Kekuasaan Berdasarkan Paksaan (Coercive power)
Sumber kekuasaan ini dipeoleh dari kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain baik berupa teguran penurunan pangkat dan lain sebagainya, jika anak buah tidak sesuai atau bertentangan dengan keinginan pemimpin.
3.     Kekuasaan Yang Bersumber Dari Kemampuan Individu
a. Kekuasaan berdasar keahlian (Expertise power)
      Kekuasaan ini bersumber kepada kecakapan individu, keahlian atau pengetahuan khusus yang dimiliki pemimpin. Para pengikut memandang pemimpinanya memiliki keahlian yang diperlukan dan mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tersebut dan mereka percaya bahwa pemimpinannya akan mampu membawa mereka kepada keberhasilan.
b. Kekuasaan berdasarkan sifat yang menarik atau kharismatik (Referent power)
      Kekuasaan bersumber keyakinannya terhadap nilai-nilai tertentu. Seorang pemimpin yang dikagumi karena berpendirian kukuh terhadap nilai-nilai yang ada maupun nilai yang telah ditetapkannya. Seringkali merupakan kekuatan bagi para pemuka agama.

Menurut Raven, Kruglanski, Hersey dkk masih ada dua sumber kekuatan lainnya yang dimiliki pribadi seorang pemimpin yaitu:
1.Kekuasaan Koneksi (Conection)
Sumber kekuasaan ini berdasarkan kepada hubungan sang pemimpin dengan orang-orang penting yang erkuasa dan berpengaruh, seorang pemimpin yang berkuasa berdasar koneksi yang tinggi akan menimbulkan kepatuhan para pengikut karena mereka berusaha memperoleh keuntungan atau menghindari ketidaksukaan dari orang penting tersebut.
2.     Kekuasaan informasi (Information)
Kekuasaan ini berdasar pada informasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin dan kemudahan mendapat informasi yang berharga dan dibutuhkan oleh orang lain untuk kelancaran tugsnya.

Bentuk lain dari Kekuasaan mengacu pada Robert Dawson, 1999 yaitu:
1. Kekuasaan berdasarkan perilaku sesorang yang seperti gila disebut sebagai The Power of Crazy.
Orang seperti ini seolah sifatnya agak gila dan sulit dipahami oleh orang lain, memang ia sengaja berbuat seperti gila dengan harapan orang lain akan menuruti keinginannya atau ia mampu memepngaruhi orang lain dengan kegilaannya.
2.     Kekuasaan yang berasal dari penggabungan beberapa kekuatan atau Combination power.
Kekuatan yang timbul dari penggabungan beberapa kekuatan dalam mempengaruhi orang lain, pemimpin jenis ini selalu berubah-ubah dalam menggunakan kekuasaannya dan sulit ditebak oleh orang lain.
3.     Kekuasaan yang bersumber dari perang yang membingungkan atau The Power of conflusion.
Pemimpin ini menggunakan taktik penguasaan yang mampu membingungkan orang lain, seperti jurus dewa mabuk pada film Mandarin.
4.    Kekuasaan yang berasal dari kemampuan individu dalam membanding-bandingkan atau The Power of competitive.
Pemimpin ini menggunakan kekuatan kekuasaan berdasar kemampuannya membandinkan-bandingkan, misalnya ada karyawan yang kinerjanya merosot maka dengan sigap ia akan membandingkan denga karyawan dari perudsahaan lain yang berhasil karena kinerja yang lebih baik dari karyawannya.
5. Kekuasaan berdasarkan situasi yang dimiliki atau The Power of situation.
Pemimpin jenis ini pandai menggunakan situasi yang ada untuk menambah kekuatannya dalam rangka mempengaruhi orang lain.
Sebagai gambaran bahwa kekuasaan dapat dijadikan alat untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa pakar memngatakan bahwa kekuasaan itu sangat merusak, namun menurut (George Bernar Shaw,1997). Kekuasaan itu tidak merusak manusia, hanya orang bodoh jika mendapatkan posisi kekuasaan cenderung menyalahgunakannya.
4. Penggunaan Kekuasaan Secara Efektif
         Setiap orang yang memangku jabatan pimpinan baik itu direktur, kepala manajer atau ketua-ketua, berada dalam posisi DHD yang harus memiliki kemampuan tinggi dalam memberdayakan orang lain, sejalan dengan kemampuan itu, tersirat tanggung jawab dalam menggunakan keuasaannya.
         Kekuasaan itu sendiri tidaklah buruk, akan tetapi perilaku pengusa itulah yang banyak menyebabkan terjadinya keburukan. Kekacauan bahkan pertempuran yang bermakan buruk dalam kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena banyak pimpinan tapi bukan seorang pemimpin, ia hanya mengandalkan kewenangannya ketimbang kompetensi individuanya dalam memimpin. Menurun, John Kobasigh, terlalu banyak pemimpin di puncak pemerintahan dan perusahaan dilahirkan oleh penunjukan kewenangan atau hanya mengandalakan legitimasi semata, akan tetapi mereka menganggap bahwa semua itu adalah karena usaha mereka sendiri. Keadaan ini menyebabkan mudah timbulnya arogansi.
         Ditinjau dari penggunaanya, kekuasaan itu dapat bermakna baik atau buruk mutu kepemimpinan seseorang dapat dinilai efektif jika :
1. Membuat para pengkuitnya merasa kuat, menumbuhkan perasaan bahwa mereka mampu menetukan masa depan dan lingkungan hidup mereka;
2. Menumbuhkan kepercayaan para pengikut terhadap para pemimpin;
3. Membangun serta memupuk hungan kerja sama bukannya hngan persaingan;
4. Memecahkan pertentangan yang timbul dalamhubungan tugas dengan cara terbuka (win-win);
5. Merangsang serta mengembangkan cara berpikir dan bertingkah laku stratgeis yang berpedomen pada visi.

Pendekatan Konsep Kepemimpinan
[
Menurut Gerry A.Yukl. konsep kepemimpinan dapat digolongkan kepada tiga pendekatan utama yaitu :
1.  Pendekatan sifat-sifat pemimpinan
2. Pendekatan tingkah laku pemimpin
3. Pendekatan situasional


1. Pendekatan sifat-sifat pimpinan
         Pendekatan ini bertitik berat kepada kualitas pribadi pemimpin. Teori ini dikenal dengan “The great man theory” bahwa seseorang yang dilahirkan mempunyai bakat kepemimpinan tertentu yang menjadikannya pemimpin yang berhasil pada setiap situasi dan yang dikenal dengan Natural leader.
         Sifat sifat tersebut terdiri dari :
-    Karakteristik-karakteristik fisik seperti tinggi badan yang ideal, wajah yang ideal, dan kekuatan fisik yang baik
-    Kemampuan (ability) seperti kecerdasan, kemampuan berbicara (verbal)
-    Kepribadian yang memiliki intregitas (Intregity) harga diri, pengaruh dan inisiatif. Namun berdasar penelitian ternyata sifat dan efektifitas kepemiminan ini tidak konsisten karena tidak diperhitungkan aspek situasi eksternal tyermasuk sikap dan perilaku bawahan dan tugas yang akan menentukan sifat-sifat kepemimpinan efektif (The leader depend on the follower).
2. Pendekatan tingkah laku pemimpin
         Pendekatan ini menitikberatkan kepada apa yang dikerjakan oleh seorang pemimpin atau memperlajari tingkah lakunya dalam mensikapi tuntutan situasi, termasuk harapan bawahan, pandangannya sendiri dan harapan pribadinya dengan cara menggunakan kepandaian dan pengalamannya.
         Frederick Winslow Taylor mengemukakan dasar manajemen keilmuan dimana karyawan diperlakukan sebagai alat atau mesin untuk mencapai tujuan. Namun disanggah oleh Elton Mayo yang memperlopori gerakan hubungan antara manusia yang lebih mementingkan hubungan antara manusia dalam organisasi daripada tugas, atau menekankan manusia sebagai manusia.
            Studi kepemimpinan Iowa (Ronald Lipid dan Ralphs Witgh) meneliti tingkah laku pemimpin dan mendapatkan tiga jenis tingkah laku yaitu :
-    Tingkah laku otoktratis (Authocratic) yang lebih menekankan kepada petugas tanpa memdang manusianya.
-    Tingkah laku demokratis (democratic) lebih cenderung hubungan antara manusia
-    Tingkah laku Leizesfair cenderung memberi kebebasan kepada karyawan tanpa batas untuk melakukan apa yang diinginkan. Tidak ada kebijakan atu prosedur yang ditetapkan. Tidak seorang pun  berusaha mempengaruhi orang lain se hingga tidak tampak suasana formal.

Faktor-Faktor Kepemimpinan
         Kepemimpinan mengandung faktor-faktor tertentu, yang dapat menentukan didukung atai tidaknya seorang pemimpin. Sepeti telah dibahas sebelumnya bahwa kepemimpinan merupakan penggabungan dari faktor-faktor, komunikasi, kepedulian terhadap lingkungan, kemampuan-kemampuan dalam memberikan pemahaman terhadap orang lain, kapasitas yang prima, kemampuan unggulan, merupakan agen perubahan , pemberi jalan dan kesempatan, manusia yang creative, sensitif tehadap lingkungan, ada kemauan untuk berbagi, memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi, memiliki kecepatan ideal dalam pengambilan keputusan, pintar, memiliki intergritas tinggi, memiliki intuisi yang memadai, inspiratif, mampu mengendalikan emosi, memberdayakan karyawan dan mampu memanfaatkan jabatannya dengan benar.
         Jika yang telah digambarkan diatas dimiliki oleh seorang pemimpin maka sudah dapat dipastikan bahwa fungsi kepemimpinannya akan berjalan dengan baik dan akan mampu mempengaruhi para pengikutnya untuk meraih kepentingan bersama.
         Menurut Paul Hersey dan Ken Blanchard, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi altivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam suatu siatuasi tertentu.
         Berdasarkan gambaran di atas maka komponen-komponen kepemimpinan harus diketahui agar kepemimpinan di rumah sakit bisa lebih efektif. Dan untuk itu perlu digambarkan secara berurutan komponen yang harus dimainkan oleh seseorang pemimpin agar bisa berfungsi dengan baik seperti di bawah ini:
[
Komunikasi Dan Rethorika Pemimpin

Communication
Komunikasi merupakan pendukung utama agar fungsi kepemimpinan bisa efektif, karena seringkali kegagalan kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya kemampuan berkomunikasi. Bahkan terdengar bahwa kegagagalan bekerja 70% diakibatkan oleh kegagalan komunikasi.
Komunikasi adalah hal penting bagi kehidupan kita sehari-hari, setiap saat dan setiap tempat hampir selalu terjadi komunikasi, baik komunikasi verbal, non verbal, tertulis, simbolis sengaja maupun tidak sengaja. Pada umumnya berkomunikasi sekitar 50% sampai dengan 75% dari waktu bekerja dan 80% dilakukan dengan cara berbicara.
Oleh karena itu apa yang kita katakan dan bagaimana cara mengatakannya akan sangat menentukan kelancaran dalam berkomunikasi. Ungkapan yang cantik adalah pada saat anda mulai berbicara, yang saat itu pula pintu atau jendela rumah anda terbuka dan orang lain akan melihat isi rumah anda, dan secara tidak sadar anda selalu membawa rumah anda, kemanapun anda pergi.
Komunikasi tidak hanya menyangkut masalah kata-kata. Hanya 70% saja komunikasi antar pribadi dillakukan dengan kata-kata, sedangkan sisanya terkandung dalam unsur-unsur nonverbal, yaitu 50% dilakukan melalui ekspresi wajah dan gerakan dan bahasa tubuh lainnya dan 38% seseorang menggunakan nada suaranya.
Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan pemikiran, perasaan dan keinginan. Kita berkomunikasi jika kita menyukai dan menghormati seseorang. Kita mengkomunikasikan kebahagiaan, ketidakpastian, kegembiraan, penderitaan, keluhan, memperoleh pengakuan,, memperingatkan, bersikap sopan, meningkatkan harga diri, memerintah, memberi pertolongan, memberi nasehat, bahkan berbohong dan berbuat curang maupun menipu. Caranya ada yang sederhana, adapula yang kompleks.
Oleh karena itu komunikasi sangat berpengaruh dan mendalam terhadap kehidupan serta hubungan tnter personal dalam kesehrian. Jadi dalam berkomunikasi sangat diperlukan kemampuan yang prima dan harus mengetahui dengan jelas apa yang akan kita katakan, hal ini terungkap dari perkataan seorang terkenal George Bernard Shaw”Dengan kunci yang tepat seseorang dapat mengatakan apa saja”.
Namun bila kuncinya salah, tak sesuatupun dapat dikatakan. Bagian tersulit adalah menentukan kunci tersebut”.Bahkan Albert Einstein mengungkapkan “ Aku jarang sekali memikirkan kata-kata” atau ungkapan menarik dari Abraham Lincoln “Lebih baik tetap diam dan tetap tidak tahu daripada membuka mulut dan menyingkirkan segala keraguan”.
Jadi jelas bahwa pentingnya komunikasi dalam kehidupan kita, karena dengan komunikasi yang baik dan benar hubungan interpersonal maipun hubungan sosial akam semakin mambaik, bahkan kemempuan komunikasi akan mengurangi kesalahan kita dalam bekerja, serta merupakan kunci peningkatan karier anda.

Ilmu Rethorika
         Ilmu Rethorika adalah ilmu atau tatacara berbicara di depan orang lain, dengan maksud menyampaikan pesan yang spesifik. Ilmu ini umumnya digunakan unutk berpidato, kampanye, diskusi, presentasi, negosiasi menyakinkan orang, membawa misi, motivasi, membangkitkan emosi merubah perilaku dan lain sebagainnya untuk kepentingan komunikasi. Orang yang terampil dan menarik dalam berpidato disebut Orator dan sering dikatakan bahwa orang tersebut berbicara sangat retorik.
         Rethorika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari teori komunikasi, hanya berpidato lebih ditekankan terhadap komunikasi dalam bentuk lisan. Namun pada prinsipnya semua ilmu komunikasi yang ada, merupakan teori dasar dalam berpidato. Kaidah-kaidah komunikasi harus dipatuhi pada saat berpidato, orasi atau presentasi.

Langkah dalam Memimpin Sebuah Tim Kesehatan
1. Menetapkan dan Membagi Tujuan dengan Anggota Tim
Orang akan bekerja sama bila mereka saling sepakat satu sama lain dan saling berbagai tugas dalam menetapkan dan mencapia tujuan dari seluruh tim.  Untuk memenuhi tujuan-tujuan suatu organisasi, mereka yang bekerja untuk organisasi tersebut harus mengetahui apa yang menjadi tujuan. 
Pekerja kesehatan yang bertanggung jawab atas suatu program beserta tim kesehatan mula-mula harus berurusan dengan orang dan kemudian dengan benda.  Masyarakat tidak akan bekerja sebaik-baiknya bila mereka diperintah untuk mengerjakan sesuatu.  Salah satu jalan terbaik-mungkin satu-satunya jalan-untuk menjamin bahwa mereka sepkaat dengan suatu tujuan, dan mereka mendorong untuk mencapianya, adalah dengan membuat mereka ikut serta dalam penetapannya. 
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri yang menentukan apa yang seseorang lakukan dan tenaga serta semangat dalam melakukannya. Motivasi merupakand asar untuk mengambil keputsuan pribadi.  Manusia senang mengambil keputusan yang penting bagi dirinya sendiri.  Mereka sangat lebih siap untuk bekerja mencapia tujuan-tujuan yang mereka tetapkan sendiri daripada untuk tujuan-tujuan yang ditetapkan orang lain. 
Ketika tujuan kesehatan setempat ditetapakan, berbagai kelompok masyarakat harus diminta pendapatnya.  Mereka adalah:
-    Orang dalam Masyarakat
Sering sekali sangat sulit untuk menemukan apa yang merupakan tujuan masyarakat atau seberapa besar kebutuhan sekelompok masyarakat akan perbaikan kesehatan atau perubahan sosial atau lingkungan lian yang dapat meningkatkan mutu kehidupan.  Dalam setiap kelompok masyarakat, rakyat harus ikut serta dalam menentukan tujuan-tujuan kesehatan mereka sendiri; staf kesehatan tidak diperbolehkan untuk menentukannya sendiri.  Namun, beberapa orang akan mencoba mempengaruhi rakyat secara tidak semestinya untuk mengambil kepentingannya sendiri dan para pekerja kesehatan harus mengimbangi pengaruh tersebut dengan mendorong semua orang berperan serta dalam penetapan tujuan. 
-    Pasien
Pasien menginginkan pelayanan.  Bila telah mengerti masalah mereka, dan telah datang kepada pekerja kesehtan untuk mencari pemecahan, mereka berhak untuk didengarkan.  Kebutuhan dalam bidang kesehatan dari suatu masyarakat seirng tercermin mula-mula pada mereka yang sakit.  Bagi tim kesehatan, pengobatan penyakit mungkin bukan merupakan kebutuhan utama, tetapi untuk mendapatkan kerja sama masyarakat, tim kesehatan pertama-tama hanya harus memenuhi kebutuhan yang merasa tunjukan ini. 
-    Pekerja Kesehatan
Salah satu kegunaan penetapan tujuan adalah agar tim mampu menilai hasil, dan salah satu sifat dari tujuan adalah bahwa tujuan harus dapat diamati bila telah tercapai.  Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas mendoong para pekerja kesehatan melakukan tugas-tugas mereka dan membantu meninjau ulang serta menganalisis kegiatan rutin meraka.  Ini sbebanya sangatlah penting ditetapkan tujuan. 
-    Departemen Kesehatan
Tujuan nasional ditetapkan oleh departemen kesehatan dan kemudian dimodifikasi agar sesuai untuk berbagai tingkatan sistem kesehatan.  Pada dasarnya, departemen kesehatan mengandaikan masyarakat secara keseluruhan, dan menetapkan kebijakan kesehatan secara umum. 
2. Memotivasi Anggota Tim
1)            Definisi Motivasi
Setiap organisasi ingin mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peran manusia yeng terlibat di dalamnya sangat penting. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka harus dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Untuk itu agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi maka harus ada perpaduan antara motivasi mereka dan permintaan organisasi.
Motivasi berasal dari bahasa latin, mafere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi hanya diberikan kepada para karyawan yang mempersoalkan tentang bagaimana cara mendorong gairah kerja karyawan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada dasarnya organisasi bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang penting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan menggunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.
Motivasi penting karena dengan memotivasi ini diharapkan setiap  individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas kerja yang tinggi Hasibuan, (2005).                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri (Internal) dan dari luar (Eksternal). Rangsangan (material dan nonmaterial) ini akan menciptakan “motif dan motivasi“ yang mendorong orang kerja (beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. 
Motif dapat diartikan sebagai driveng force yang menggerakkan manusia  untuk bertingkah laku dan berbuat dengan tujuan tertentu. Dengan demikian, motif dapat diartikan sebagai dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan aktivitas.
Motivasi dipandang dari arti katanya, motivation berarti pemberian motif, penimbunan motif, atau hal lain yang menimbulkan dorongan.
2)           Teori Motivasi
Menurut Hasibuan (2005), teori-teori tentang motivasi dikelompokkan menjadi beberapa hal antara lain :
a.    Teori Kepuasan ( Content Theory)
Teori ini mendasarkan atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini menjelaskan pertanyan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun non material yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat bekerjanya akan semakin baik pula. Jadi, pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak ( bersemangat bekerja ) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang tersebut bekerja. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat kerja orang tersebut.
Content Theory yang dikenal antara lain :
1)      Teori Motivasi Klasik oleh F.W. Taylor
Teori ini dikenal pula dengan sebutan teori kebutuhan tunggal. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi  jika gaji atau upah (uang atau barang) yang diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikkan maka semangat bekerja mereka akan meningkat.
2)    Maslow’s Need Hierarchy Theory
Dasar dari teori ini adalah suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow yang dikutip oleh Manullang (2001) adalah sebagai berikut :
a)      Physiological needs - kebutuhan badaniah, meliputi sandang, pangan dan pemuasan seksual. 
b)      Safety needs- kebutuhan akan keamanan, meliputi baik kebutuhan akan keamanan jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta.
c)      Social needs- kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan diterima orang lain, dihormati, ingin maju dan ingin ikut serta.
d)     Esteem needs - kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain.
e)      Self actualization needs - kebutuhan akan kepuasan diri untuk mewujudkan yaitu kebutuhan menggerakkan nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan.

Kesimpulan dari teori motivasi kepuasan ini adalah :
a)      Motivasi para bawahan hendaknya dilakukan dengan memenuhi keinginan dan kebutuhannya akan material dan non material yang memberikan kepuasan bagi mereka.
b)      Keberadaan dan prestasi kerja bawahan hendaknya mendapat pengakuan dan penghargaan secara wajar secara tulus.
c)      Penghargaan dan pemberian motivasi hendaknya dilakukan secara persuasive dan dengan kata-kata yang dapat merangsang gairah kerja.
d)     Pemberian alat motivasi hendaknya disesuaikan dengan status sosial dan kedudukannya dalam organisasi.
e)      Motivasi bawahan hendaknya dilakukan dengan menyediakan sarana  dan prasarana yang baik yang akan digunakan dalam melaksanakan pekerjaan.
f)       Motivasi bawahan hendaknya  memberikan kesempatan dan tantangan untuk berprestasi dan promosi.

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri yang menyebabkan seseorang berlaku dengan cara tertentu.  Motivasi merupakan serangkaian dorongan dalam diri seseorang pada tingkat yang berbeda. 
Tingkat 1.  Untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup-makanan, tempat tinggal, pakaian, istirahat, dan keananan.
Tingkat 2. Untuk memuaskan kebutuhan dasar hidup-makanan, tempat tinggak, pakaian, istirahat, dan keamanan.
Tingkat 3.  Untuk menjamin beberapa kepuasan pribadi dan untuk mengejar cita-cita.  Manusia perlu merasa puas terhadap dirinya sendiri, dengan apa ang mereka capai dalam hidup, dan dengan bakat dan kemampuannya. 
b. Menggunakan Motivasi Pribadi untuk Mencapai Tujuan Kerja
Seorang pemimpin tim harus mengerti apa yang mendorong seseorang mempergunakan kemampuan dan tenaganya dalam bekerja, dan apa yang mebuatnya tidak puas dalam bekerja.  Dua kelompok faktor ini berturut-turut dapat disebut sebagai motivastor dan dissatifier.
Enam motivator  utama dalam kerja adalah: 
Prestasi
Kebanyakan orang suka mengerjakan pekerjaan dengan baik.  Mereka senang berhasil.  Kepuasan mereka akan keberhasilan dan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik terutama berasal dari pencapian apa yang mereka harap dapat dicapia dan apa tujuan yang ingin mereka capai.  Jadi prestasi sangat penting bagi seseorang.
Penghargaan
Sangat sedikit orang yang merasa puas hanya dengan mengetahui sendiri bahwa mereka telah berhasil.  Sebagian besar orang suka bila orang lain mengetahui keberhasilan mereka.  Seseorang dapat merasa yakin bahwa orang lain mengetahui keberhasilannya hanya bila mereka menanggapi penecapaian, yakni mengakui kesuksesan tersebut. 
Macam Pekerjaannya Sendiri
Orang-orang senang mengerjakan pekerjaan yang berguna dan berharga, bermanfaat bagi orang lain dan membantu mereka sendiri dama mencapia cita-cita mereka.  Staf dari suatu organisasi akan senang mengerjakan pekerjaan yang dainggapnya ikut berperan dalam pencapain tujuan-tujuan organisasi. 
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah mampu menerima akibat, baik atau buruk, dari keputusan atau perbuatan.  Kebanyakan orang dapat menerima tanggung jawab sebagai lainnya menghindarinya.  Banyak orang senang membuat keputusan mengenai kehidupan mereka sendiri dan bertanggung jawab atasnya.
Peningkatan
Peningkatan adalah sautu bentuk penghargaan. Penghargaan tanpa imbalan tidak cukup meyakinkan.  Orang lebih senang penghargaan yang diberikan dalam bentuk nyata misalnya peningkatan gaji atau tanggangung jawab yang besar, dengan kebebasan memperguankan inisiatif mereka, yang menimbulkan kepuasan kerja. 
Pengembangan Diri
Manusia senang menjadi dewasa, berkembang seperti orang lain. Banyak berkobran besar untuk meningkatkan diri sendiri dan keluarganya.  Banyak orang menginginkan kesempatan untuk menemukan, membangun, menguasai, dan menggunakan kemampuan meraka sendiri untuk mengembangkan seluas-luasnya pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka.  Karena para pekerja kesehatan berhadapan dengan orang, terdapat kesempatan yang tidak habis-habisnya untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. 
c. Tujuan dan Motivasi
Tujuan merupakan motivator yang baik.  Seorang muda yang ingin masuk universitas akan belajar dengan keras siang dan malam untuk mencapia tujuan tersebut.  Di pihak lain, seseorang yang hanya bertujuan lulus sekolah dengan sedikit mungkin kesulitan akan mengerjakan pekerjaan sekolahnya sedikit mungkin yang masih diijinkan oleh gurunya. 
Hal-hal yang membuat orang menjadi tidak senang dengan pekerjaan mereka adalah dissatisfiers (penyebab ketidakpuasan) atau faktor-faktor demotivasi. 


Enam penyebab ketidak puasan adalah:
Administrasi yang Tidak Efisien
Orang akan suka bekerja untuk administrasi yang efisien, dan adil.  Waktu dan sumber daya lain yang dibuang sia-sia akan menjengkelkan dan membuat mereka marah.  Walaupun tidak mengeluk, mereka tidak senang dibairkan menunggu.  Membiarkan seseorang menunggu adalah tanda tidak menghargai, yang melawan dengan pengharagan.
Pengawasan yang Inkompeten
Para pengawan diharapkan mahis secara teknis.  Mereka harus mengenal secara keseluruhan dengan rinci pekerjaan yang mereka awasi. 
Hubungan Personal yang Buruk
Orang harus diperlakukan dengan adil.  Pengawas yang pilih kasih, atau tidak jujur dalam melaporkan pekerjaan sifatnya, tidak disukai dan pekerjaan akan terlantar. 
Mutu Kepemimpinan yang buruk
Orang akan lebih senang menanggapi contoh daripada desakan. Tanpa kewibawaan pribadi yang berasal dari kejujuran, keadilan, dan pengertian yang mendalam akan pekerjaan, wewenang berdasarkan jabatan pemimpin tidak akan menimbulkan kesan bagi mereka yang dipimpin
Gaji yang rendah
Bisa gaji absolut kurang penting dibandingkan nilai relatifnya. Gaji memuaskan para pekerja bila mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, apa yang diterima oleh orang lain dengan pekerjaan yang sama, dan apa yang dianggap secara umum sebagai keadilan.
Kondisi kerja yang buruk
Wajar bagi pekerja kesehatan untuk merasa tidak puas atas kondisi kerja yang buruk bila hal tersebut disebabkan oleh inkompetensi atau kelalaian adaministrasi dan kepemimpinan yang sebenarnya dapat diperbaiki.
3. Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
Pimpinan suatu tim bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditangani timnya. Pemimpn harus yakin bahwa timnya memiliki sarana dan sumber daya yang diperlukan dan setiap anggota tim telah terlatik serta ampu mengerjakan pekerjaannya.  Pemipin bertanggung ajwab atas keberhasilan dan kegagalan timnya. Pada saat yang bersamaan, para pekerja kesehatan dalam suatu tim bertanggung jawab atas  tugas-tugas yan dibebankan kepada masing-masing.  
Pelimpahan memiliki beberapa keuntungan:
·   Melimpahkan beberapa pengambilan keputusan dapat menghemat waktu untuk pekerjaan lain
·   Bila pekerjaan tersebar di wilayah yang luas, mislanya tugas kesehatan desa, para pekerja kesehatan setempat harus mampu membuat keputusna sesuai dengan situasi yang ada. 
·   Pelimpahan tanggung jawab mengurangi penundaan yang terjadi akibat menunggu keputusan dari kantor pusat atau instansi lain yang berwenang.
·   Para pekerja kesehatan yang diperbolehkan mengambil keputusan akan lebih menikmati pekerjaan mereka dan menjadi semakin berpengetahuan dan terampil.

Pelimpahan juga mempunyai kerugian:
·   Bila diambil keputusan yang salah, maka pekerjaan mungkin tidak selesai atau selesai tetapi kurang baik.
·   Seorang pemimpin yang memberikan pelimpahan tidak sebagiamana mestinya dapat memberikan seluruh pekerjaannya kepada angota tim dan meninggalkan sedikit saja untuk dikerjakannya.
·   Seorang pemimpin mungkin melimpahkan keputusan kepada orang yang kurang berpengalaman. 
Aturan untuk melimpahkan wewenang dan tanggung jawab
·   Tegaskan mengenai apa yang akan dilimpahkan
·   Pilih orang-orang yang anda yakini dapat melaksanakan pekerjaan tersebut. 
·   Jelaskan kepada yang lain bahwa anda telah melimpahkan pekerjaan dan kepada siapa
·   Jangan ikut campur kecuali diminta, dan bersiaplah terhadap kemungkinan kesalahan
·   Berikan dukungan seperlunya dan terus pantau kemajuan pekerjaan
4. Menggunakan Gaya yang Berbeda dalam Pengawasan
Ada tiga gaya pengawasan yang utama:
Otokkratis ® kerjakan apa yang saya perintahkan!
Anarkis ® Kerjakan sesukamu!
Demokrastis ® Mari kita sepakati apa yang akan kita kerjakan!

Memutuskan Bagaimana Harus Mengawasi
Sebagian besar orang lebih suka bekerja di bawah pengawasan yang demokrasti.  Namun ini tidak berati bahwa gaya demokrasti adalah yang terbaik. Pemilihan gaya pengawasan bergantung pada jenis pekerjaan yang harus dikerjakan dan jenis orang yang diawasi. 
Faktor pekerjaan meliputi:
-    Tingkat kerumitan pekerjaan
-    Tingkat kesulitan pekerjaan
-    Keperluan akan keputsuan yang cepat
-    Keperluan akan hasil yang kosnisten
-    Keperluan akan pekerjaan kreatif
Faktor personal meliputi:
-    Keterampilan, keandalan, dan pengalaman mereka yang mengerjakan pekerjaan
-    Kemauan mereka untuk meneriam atanggung jawab dan mengambil keputusan
Jangan memilih gaya yang hanya cocok dengan kepribadian pengawas, tetapi tidak sesuai dengan keadan ayang ada dan kebutuhan pekerjaan atau tidak sesuai dengan kemampuan para pekerja. Para pemimpin yang baik menyesuaikan gara mereka dengan kebutuhan dan keadaan yang ada.
Gaya konsultatif, yakni demokrasti, merupakan gaya yang paling sesuai:
-    Untuk pekerjaan yang memerlukan kreativitas, mislanya keterlibatan masyarakat, penelitian
-    Untuk orang-orang yang cakap dan berpengalaman
-    Untuk orang-orang yang dapat dianadalkan
-    Untuk orang-orang yang mau bertanggung jawab dan mengambil keputusan dalam keadaan tertentu pengawasan harus bersifat otoritatif, yakni perintah-perintah tidak dapat dibantah. Gaya kepemipinan dapat dipakai:
-    Untuk tugas-tugas yang membutuhkan koordinasi dan konsistensi, mislanya tugas yang berhadapan dengan banyak orang
-    Untuk orang-orang yang hanya sedikit memahami tujuan organisasi
-    Untuk orang-orang yang keterampilan serta pengalamannya terbatas
-    Untuk orang-orang yang diketahui tidak dapat diandalkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar