Sabtu, 17 November 2012

PENGOORGANISASIAN KESEHATAN




1. Pengertian
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c.  Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu : (1) Orang-orang (sekumpulan orang), (2) Kerjasama, (3). Tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.  

Organisasi dalam arti statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam berarti melihat organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka ragam.
Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut:
1)  Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat (tool) yang berarti:
a)     Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
b)     Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
c)Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga memberi bentuk pada admanistrasi dan manajemen.
 2) Organisasi dipandang sebagai jaringan dan hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kotak tersebut memberikan gambaran-gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang harus diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing.
3) Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando, dan garis tanggungjawab.
      Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan tanggung jawab.
Organisasi Dalam Arti Dinamis
      Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dan segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dan segi isinya. Isi danipada organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai berikut:
1) Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2)     Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dan segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dan seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah yang memiliki sifat kedinamisan.
Organisasi dalam arti dinamis selalu dihadapkan kepada 2 (dua) macam kemungkinan, yaitu:
1) Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yang berarti organisasi itu selalu bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih penting adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat kualitatif.
2)     Kemungkinan organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat diatasi. Kematian organisasi mempakan tantangan dalam arti bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat atau kadar persoalan yang berbeda-beda. Setiap masalah harus dapat diatasi, karena bila tidak dapat diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi. Kematian organisasi merupakan ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang ditampung datam organisasi akan bubar berantakan.
      Ancaman kematian suatu organisasi dapat bersumber dan dalam maupun dan luar. Ancaman yang datangnya dan dalam adalah ancaman yang datangnya dan para anggota organisasi sendini, misalnya, pam anggota bersifat statis, tidak mau menerima pembahan (metode) barn, tidak ada nasa memiliki dan pam anggota dan lain sebagainya. Ancaman yang datangnya dan luar adalah ancaman yang datangnya dan berbagai organisasi Iainnya dalam bentuk persaingan, baik secara wajar maupun secara tidak wajar (persaingan tidak sehat), baik persaingan itu dilakukan secara terbuka (terang-terangan) maupun secara tertutup (terselubung).
      Dengan demikian organisasi dalam arti dinamis benarti organisasi selalu bergerak, tumbuh dan benkembang untuk mempertahankan eksistensinya. Bergena,k, tumbuh dan benkembangnya organisasi pada dasamya mempakan kenyataan hidup. Dan uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa onganisasi dalam anti dinamis merupakan proses kenjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula. Proses adalah langkah-Iangkah yang hams dilalui. Langkah.Iangkah yang hams dilalui dalam usaha mencapai tujuan bersama dimulai dan pnoses penencanaan (planning), proses pengonganisasian (organizing), pembenian motivasi (motivating), pnoses pengawasan (controlling) dan proses pengambilan keputusan (decision making). Pnoses tersebut sening disebut sebagai fungsi manajemen sehingga onganisasi dalam anti dinamis disebut pula onganisasi sebagai fungsi, yaitu onganisasi yang membeni kemungkinan manajemen untuk bengenak. Organisasi sebagai proses juga memandang organisasi dari segi interaction antara orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat berlangsung secara formal (hubungan— hubungan formal), dan secara informal (hubungan-hubungan informal).
      Hubungan formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi, seperti yang telah ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.
      Hubungan informal adalah hubungan-hubungan yang terjadi dalam organisasi yang tidak terikat oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat oleh hirarki, dan tidak terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan secara resmi oleh pemimpin organisasi. Oleh karena itu hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur organisasi atau tidak tergambar dalam bagan organisasi.
Hubungan-hubungan informal berdasarkan kepada hubungan-hubungan pribadi atau personal relations, dan atas dasar kesamaan kepentingan di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antara bawahan dengan bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal maupun secara diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di dalam organisasi. Oleh karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti proses lebih banyak menyoroti faktor manusia dalam organisasi.
      Kesimpulan yang dapat kita ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya sekedar sebagai wadah saja, tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai sistem tata-hubungan kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.



Organisasi Sebagai Sistem Kerjasama
      Sistem adalah suatu keseluruhan yang sangat rumit dan berbagai unsur atau faktor atau hal yang saling berhubungan dan saling ketergantungan antara yang satu derigan lainnya sehingga semua unsur atau semua faktor atau semua hal itu merupakan suatu kesatuan atau merupakan suatu kebulatan yang utuh. Keutuhan dan kebulatan dan semua unsur/faktor atau hal tersebut disatupadukan oleh suatu asas atau prinsip tatatertib tertentu.
      Kerjasama merupakan suatu bentuk perwujn danpada hubungan dua orang atau lebih dalam usaha mencapai tujuan bersama. Jadi tujuan daripada orang-orang melakukan keniasama ialah untuk mewujudkan apa yang menjaditujuan bersama mereka. Agar orang-orang yang bekenjasama itu dapat mencapai tujuan maka perlu adanya hubungan yang baik. Hubungan yang dilakukan oleh orang-orang dalam usaha mencapai tujuan bersama dinamakan hubungan kerja. Dengan demikian dalam kenjasama paling tidak terdapat dua unsur, yaltu tujuan bersama dan hubungan kerja.
      Apabila tujuan yang akan dicapai itu sedemikian kompleks, hal itu akan mengakibatkan timbulnya jaringan hubungan kerja yang sangat kompleks dan rumit, sehingga memerlukan perumusan kenja yang lebih baik. Setiap pekerjaan dirumuskan dengan baik, dan setiap pekerjaan mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu. Karena setiap pekerjaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab, maka diperlukan suatu sistem penugasan kepada orang-orang yang mengkhususkan din dalam bidang tertentu dati suatu tugas bersama. Dengan demikian setiap orang yang terbentuk dalam suatu bentuk kerjasama mempunyai peran yang diikuti dengan pertanggungjawaban.
Dan uraian tersebut jelas bahwa organisasi sebagai sistem kerja sama dapat diartikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai benikut:
1) Organisasi sebagai sistem kerjasama, adalah suatu sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, dan masingmasing pekeijaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu yang memungkinkan orang-orang dan suatu organisasi dapat bekerjasama secara efektif dalam usaha mencapai tujuan bersama.
2)     Organisasi sebagai sistem kerja adalah suatu sistem penugasan pekerjaan kepada orang-orang yang mengadakan kenjasama yang mengkhususkan dii dalam suatu bidang tertentu dan suatu tugas bersama.
3)     Organisasi sebagai sistem kerjasama adalah suatu sistem daripada aktivitas-aktivitas kenjasama dan sekelompok onang yang mengadakan kenjasama untuk mencapai  tujuan bensama.
4)     Organisasi sebagai sistem kerjasama adalah suatu sistem yang tenencana daripada usaha kenjasama dengan membenikan penan kepada setiap onang untuk dijalankan, wewenang, tugas dan tanggungjawab untuk dilaksanakan.

Organisasi Sebagai Sistem Tata-Hubungan Kerja
      Tata-hubungan kerja ialah hubungan yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam suatu situasi kelompok (group situation) untuk mengadakan kerjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan situasi kelompok adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya dapat mengadakan interaksi (hubungan) dalam waktu yang sama sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat erat. Lawan dari situasi kelompok adalah situasi kebersamaan (togetherness situation), yaltu kelompok di mana orangorang yang berada dalam kelompok saling tidak mengenal sebelumnya. Mereka berada dalam suatu tempat hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mereka mempunyai kepentingan atau kebutuhan yang sama. Misalnya pasar, adalah suatu contoh yang konkrit dan situasi kebersamaan, karena mereka bertemu di pasar hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mempunyal kepentingan atau kebutuhan yang sama, yaitu berbelanja atau menjual barang dagangannya.
      Setelah selesai dengan urusan masing-masing atau setelah pasar bubar, mereka saling berpisah dan entah kapan bertemu lagi. Oleh karena itu suatu tata-hubungan yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam situasi kelompok (dalam situasi kebersamaan = togetherness situation) tidak dapat dinamakan tata-hubungan kerja. Dalam tata-hubungan kerja masingmasing berada dalam suatu situasi kelompok, masing-masing pihak bekerja untuk kepentingan bersama, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan bersama.
      Tata-hubungan dapat bersifat pribadi, formal, informal Iangsung atau secara tidak langsung. Apabila kegiatan dalam kelompok itu semakin kompleks, maka diperlukan sistem pembagian tugas/pekerjaan, ketentuanketentuan atau peraturan-peraturan yang hams ditaati dan dijalankan oleh setiap anggota. Dalam hal demikian maka perlu ditunjuk anggota yang diserahi tugas untuk mengums atau memimpin (pengurus/pemimpin) dan anggotaanggota yang diserahi tugas untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pengurus atau pemimpin, yaitu pekeija atau workers. Tenjadilah tata-hubungan antara pemimpin dengan pekerja dan sebaliknya antara pekerja dengan pemimpin. Dengan demikian tata-hubungan tidak hanya berlangsung secara pribadi, formal, informal, langsung dan tidak langsung, tetapi dapat berlangsung pula secara struktural, hirarki, vertikal, horizontal dan diagonal.
1) Tata-hubungan pribadi, adalah tata-hubungan yang berlangsung antarpnbadi, satu dengan satu.
2)     Tata-hubungan formal, adalah tata-hubungan yang berlangsung dengan mengikuti suatu pola atau aturan-aturan yang telah ditentukan. Media yang dipergunakan dalam tata-hubungan formal, misalnya perintah, instruksi, saran/petunjuk, rapat, laporan, surat memo).
3)     Tata-hubungan informal, adalah tata-hubungan yang tidak mengikuti atau menyimpang dan aturan atau ketentuan formal yang telah ditetapkan. Tata-hubungan informal mi dapat tenjadi setiap saat (di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam keadaan atau kondisi yang bagaimanapun).
4)      Tata-hubungan langsung, adalah tata-hubungan yang tidak dipisahkan oleh jarak (tamp muka = face to face). Media yang dipergunakan antara lain wawancara, rapat, ceramah, temu karya dan lain sebagainya.
5)     Tata-hubungan tidak Iangsung, adalah tata-hubungan yang dipisahkan oleh jarak. Media yang dipergunakan misalnya: telepon, intercom atau interpon, surat, memo atau nota).
6)     Tata-hubungan struktural atau hirarki, adalah tata-hubungan yang mengikuti saluran secara hirakis seperti yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi.
7)      Tata-hubungan vertikal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Dengan demikian tata-hubungan vertikal dapat berlangsung secara up ward dan secara down ward.
a)     Up word, adalah tata-hubungan yang benlangsung antara bawahan dengan pimpinan atau antara instansi yang lebih rendah dengan instansi yang lebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu mempakan bawahan langsung danipada pimpinan atau instansi yang lebih tinggi.
b)     Down ward, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi yang  lebih rendah. Atasan/pimpinan atau instansi yang Iebih tinggi itu merupakan atasan langsung daripada bawahan atau instansi yang lebih rendah.
8) Tata-hubungan horizontal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan yang setingkat, antana bawahan dengan bawahan,   atau antara instansi yang setingkat.
9) Tata-hubungan diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya, atau antara instanSiyang lebih tinggi dengan instansi yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan atasan Iangsung maupun tidak Iangsung dan bawahan atau instansi yang Iebih rendah. Tata-hubungan diagonal dengan demikian juga dapat bersifat up ward dan down ward.
a)     Up ward diagonal. adalah tata-hubungan yang berlangsung antara bawahan dengan pimpinan atau ántara instansi yang Iebih rendah dengan instansi yang Iebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu bukan merupakan bawahan Iangsung maupun tidak langsung dan atasan atau instansi yang lebih tinggi.
b)     Down ward diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan atasan langsung maupun tidak langsung dan bawahan atau instansi yang lebih rendah.
      Kerjasama dan tujuan bersama merupakan dua unsur penting suatu organisasi. Akan tetapi kedua unsur tersebut akan terwujud apabila didukung oleh suatu sistem tata-hubungan kerja yang baik. Oleb karena segala sesuatunya sangat ditentukan oleh sistem tata-hubungan kerja maka organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja memandang organisasi itu sebagai sistem tatahubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada di dalamnya.
      Mengingat tata-hubungan kerja itu berlangsung dalam suatu situasi kelompok (group situation) yang masing-masing pihak bekerja dan satu sama lain saling bekerjasama guna mewujudkan tujuan bersama, maka tatahubungan kerja itu akan menimbulkan suatu jaringan kerja yang sangat kompleks.
      Dan uraian di atas, organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja dapat diberi pengertian dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:
1) Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja, adalah suatu sistem tata-hubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat menimbulkan suatu bentuk     kerjasama yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama.
2)                 Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kezja, adalah suatu jaringan kerja yang mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar unit satuan keija yang ada sehrngga tujuan bersama dapat dicapai dengan cepat, tepat, efisien dan efektif. Jaringan kerja tersebut dapat dalam bentuk jaringan kerja vertikal, jaringan kerja horisontal, atau jaringan kerja diagonal.

Organisasi Sebagai Proses Pembagian Tugas
      Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapal tujuan bersama perlu memiliki sistem pembagian tugas. Adanya kerjasama yang baik tidak menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Setiap jenis pekerjaan, yang paling sederhanapun, sepanjang pekerjaan itu d ilakukan oleh dua orang atau lebih, mutlak memerlukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing (kemampuan fisik maupun ratio).
Misalnya, ada dua orang mengangkut buah-buahan dengan mempergunakan gerobak dorong. Antara dua orang itu diadakan pembagian tugas sebagai berikut:
1) Satu orang ada di depan, bertugas menarik gerobak sekaligus mengemudikan untuk memilih jalan yang balk dan menentukan arah jalan gerobak.
2)                 Apabila keduanya ada di depan, semuanya menarik gerobag, ha! itu bisa saja hal terjadi, tetapi jelas tidak efektif dan menunjukkan tidak adanya pembagian tugas yang baik. Sebaliknya, apabila keduanya ada di belakang, semua, maka gerobak akan  berjalan tidak terarah.


1.2. Unsur-Unsur Organisasi
         Secara sederhana organisasi mempunyai tiga unsur, yaitu ada orangorang, ada kenjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendini, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Agar orang-orang yang ada di dalam Organisasi dapat melakukan kenjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya kerja. Daya kerja dibedakan menjadi dua macam, yaitu daya manusma dan daya bukan manusia.
1) Daya Manusia
      Daya manusia terdiri dani kemauan dan kemampuan, yang meliputi
a. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja atau untuk benbuat,
b. Kemauan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan
c. Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan pninsip-prinsip organisasi.

2) Daya Bukan Manusia
      Daya bukan manusia ialah daya yang diperoleh dan sumber materi, barang, benda; misalnya mesin-mesin, uang, waktu, metode, dan dan sumber kekayaan alam lainnya (iklim, udara, cuaca, air dan sebagainya).
      Di samping itu keadaan lingkungan (environment) juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya organisasi. Keadaan lingkungan itu, misalnya, keadaan sosial, budaya, ekonomis dan teknologis yang sedang berkembang.
      Di atas telah disebutkan bahwa salah satu daya manusia ialah kemauan untuk melaksanakan prinsip-prinsip organisasi. Oleh karena itu prinsip-prinsip organisasi merupakan unsur organisasi juga. Dengan demikian organisasi modem mempunyai unsur-unsur lengkap yang terdiri dari :

Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan senng disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dan semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dan unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manager yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semuanya itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Administrator dan para manager merupakan unsur pimpinan yang diserahi tugas untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi ke arah tercapainya tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi, administrator dan para manager hams mampu melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi kepada para pegawai (motivating), pengawasan (controling) dan membuat suatu keputusan (decision making) yang cepat dan tepat.

Kerjasama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalab suatu perbuatan bantumembantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tuJuan bersama. Oleh karena itu semua anggota atau semua warga yang menurut t1ngkatantingkatannya dibedakan menjadi administrator, manager, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai, yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang hams dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang hams dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Menurut jangka waktunya, kapan tujuan itu dapat tercapai dapat dibedakan menjadi:
1) Tujuan jangka panjang, misalnya Era Pembangunan 25 Tahun di negara kita,
2) Tujuan jangka menengah, misalnya tujuan Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
3) Tujuan jangka pendek, misalnya tujuan yang dicapai dalam masa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
      Penetapan jangka waktu dan masing-masing tujuan tersebut tidak mutlak hanya 25 tahun, 5 tahun dan satu tahun. Hal mi tergantung dan jenis usaha dan sasaran akhir yang akan dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.
      Tujuan dapat pula dibedakan menjadi tujuan pokok dan tujuan bukan pokok. Tujuan pokok adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi dan yang menyebabkan kelangsungan hidup organisasi. Misalnya tujuan pokok setiap organisasi niaga adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Apabila suatu perusahaan selalu mengalami mgi, perusahaan itu akan jatuh pailit. Tujuan pokok dapat pula dikatakan sebagai tujuan akhir yang akan dicapai oleh organisasi. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan produksi baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan pemasaran, meningkatkan pelayanan kepada para pegawai sebagai upaya untuk meningkatkan semangat kerja mereka, dan sebagainya. Peningkatan produksi, pemasaran dan peningkatan pelayanan kepada pars pegawai itu pun merupakan suatu sasaran atau tujuan yang hams dicapai karena hal tensebut menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan pokok. Tujuan-tujuan yang demikian dinamakan tujuan bukan pokok. Jadi tujuan bukan pokok adalah tujuan sampingan yang mau tidak mau harus dipenuhi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pokok.

Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat daripada organisasi adalah peralatan atau equipment yang terdiri dan semua sarana/tool, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
Lingkungan (Environment)
      Yang termasuk sebagai faktor lingkungan mi misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomis, dan teknologis. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain:
1)       Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak dan kehidupan organi-sasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
2)     Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komuniksi dan transportasi yang hams dilakukan oleh organisasi.
3)     Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
-    Wilayah kegiatan, menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
-    Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah tentonal, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
-    Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badanbadan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
-    Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggungjawab dan kebijaksanaan yang hams dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampauj sesual dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam mi misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
Kerangka Atau Konstruksi Mental Organisasi
Konstruksi mental organisasi ini berupa pninsip-pnnsip organisasi. Organisasi modern dibangun dan digerakkan berdasarkan pada pninsip-prinsip sebagai benikut:
1) Pembagian tugas (division of work),
2) Pendelegasian wewenang (delegation of authority),
3) Disiplin (disipline),
4) Kesatuan penintah (unity of command),
5) Kesatuan arah (unity of direction),
6) Rentangan pengawasan (spon of control),
7) Koordinasi (coordination),
8) Jenjang organisasi (hierarchy),
9) Sentralisasi (centralization),
10) Inisiatif (inisiative), dan
11) Kesatuan jiwa korp (esprit de corp).

Manusia sebagai Faktor Organisasi
      Dari beberapa unsur atau faktor tersebut manusia merupakan faktor yang terpenting. Manusia merupakan faktor terpenting organisasi karena:
1) Manusia mempakan makhluk Tuhan yang paling sempuma di antara makhluk ciptaan Tuhan.
2)     Manusia mempunyai rasio, berbeda dengan makhluk hidup lainnya.
3)     Faktor-faktor lainnya yang dimiliki oleh organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu mengelolanya dengan baik.
4)     Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berbuat dan membangun.
5)     Manusia merupakan faktor perangsang ke arah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
6)     Manusia merupakan modal utama bagi organisasi.
7)      Manusia merupakan mahiuk sosial, makhluk bermasyanakat, yang mampu mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bensama.
8)      Manusia mempakan unsur tenpenting dalam organisasi karena manusia mampu untuk berkembang baik dalam cara berpikir, carshidup maupun cara berkelompok atau bermasyarakat. Makin tinggi cara berpikir dan cara hidupnya maka semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Makin maju cara bermasyrakatnya berarti semakin tinggi kesadaran manusia untuk berorganisasi, ini merupakan salah satu ciri manusia modern.

      Sebagai akibat dan kesadaran untuk berorganisasi yang semakin tinggi maka manusia modern mendapat berbagai macam predikat, antara lain sebagai berikut:
1) Manusia organisasi, adalah:
§ Manusia yang suka berkarya dalam berbagai bentuk kelompok,
§ Manusia yang mampu bekerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama, dengan sistem, metode dan prosedur kerja yang balk,
·   Manusia yang mampu mengendalikan sekelompok orang guna mencapal tujuan bersama dengan berpedoman kepada prinsip- prinsip organisasi.
2) Manusia manajemen, adalah manusia yang mampu melakukan pengendalian dan pengembangan kegiatan operasional melalui kemampuan dalam penyusunan rencana yang balk, pengorganisasian yang rapi, pemberian motivasi yang selaras dengan kebutuhan dan pam anggota, para pekerja (workers), pengawasan yang baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi masalah yang harus segera dipecahkan.
3) Manusia adininistrasi
      Ada pendapat bahwa administrasi merupakan suatu tipe manajemen tertentu yang merupakan overall management suatu organisasi. Yang dimaksud dengan oeverall management ialah manajemen yang sifatnya menyeluruh, meliputi segala aspek kegiatan dan seluruh unit organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan manusia administrasi ialah manusia yang mampu menjalankan overall management, manusia yang mampu mengadakan pengendalian dan pengembangan secara efektif dan efisien kegiatan-kegiatan operasional yang masing-masing dijalankan, dikendalikan, dikembangkan dan dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi sepe1i yang dijalankan oleh manusia manajemen Secara keseluruhan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan secara keseluruhan (overall planning), pengorganisasian secara keseluruhan (overall organizing), pembenan motivasi secara keseluruhan (overall motivating), pengawasan secara keseluruhan (overal controlling), dan pengambilan keputusan secara keseluruhan (overal decision making). Overall planning dibuat oleh administrator sehingga kadang-kadang disebut dengan istilah administratif perencanaan (administrative planning).
      Overrall planning meliputi segala aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan menjadi landasan kerja pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal mi berbeda dengan perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut perencanaan manajemen (management planning); atau ada yang menyebut perencanaan eksekutif (excekutive planning). Perencanaan manajemen hanya meliputi satu bidang tertentu, dan dibuat oleh manager unit yang memegang tugas eksekutif. Demikian setemsnya untuk fungsi-fungsi lainnya.

1.3. Macam-Macam Organisasi
      Di dalam buku ini dikemukakan berbagai macam institusi dilihat dan jalur pembentukannya, dan telah diuraikan pula institusi formal dan institusi non-formal. Di samping itu masih terdapat berbagai macam organisasi, tergantung dan segi memandangnya. Dalam buku mi dikemukakan berbagai macam organisasi dilihat dan berbagai segi, yaitu dan jumlah pucuk pimpinan, dan segi keresmian, dan segi tujuan, dan segi luas wilayah, dan segi kebutuhan sosial, serta dan segi bentuk (bentuk-bentuk organisasi).

Macam organisasi dari segi jumlah pucuk Pimpinan
      Dan segi jumlah pucuk pimpinan, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi tunggal (single organization) dan organisasi jamak (plural organization atau plural executive organization).
Organisasi Tunggal
      Dinamakan organisasi tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dan jenis kegiatan organisasi. Dalam bidang pemerintahan, misalnya Presiden, Menteri, Direktur (Djrektur Jendral, Direktur), Kepala, Ketua, Gubernur, Bupati, Walii kotamaciya, Camat, Lurab. Dalam bidang kemiliteran, misalnya: Panglima, Komandan, Kepala (Kadapol = Kepala Daerah Kepolisian, Kapolri= Kepala Kepolisian Republik Indonesia). Dalam bidang pendidikan, misalnya Rektor, Dekan, Direktur (Direktur Akademi....), Kepala (Kepala Sekolah, organisasi kursus). Dalam bidang niaga, misalnya Administrator (Administrator Pelabuhan Tanjung Priok), Manajer.
Organisasi Jamak
      Dinamakan organisasi jamak apabila pucuk pirnpinan organisasi tersebut ada di tangan beberapa orang. Beberapa orang pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan. Nama dan kesatuan pimpinan itu ada bermnacam-macam, tergantung dan jenis kegiatan atau fungsi organisasi atau lembaga tersebut, misalnya: Presidium (Presidium Kabinet Ampera), IJewan (Dewan Pimpinan Pusat = DPP, Dewan Pimpinan Daerah = DPD), Majelis, Direksi, Direktorium.
      Dalam praktik masing-masing pimpinan yang duduk dalam dewan, majelis, dan sebagainya itu mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas di antara mereka dan sekaligus perlu ada koordinasi keija. Untuk itu diperlukan seorang ketua (Ketua Dewan, Ketua Majelis, Direktur Utama, Ketua Presidium).
      Kadang-kadang nama dan kesatuan pimpinan itu sekaligus dipergunakan sebagai nama dan organisasi atau lembaga yang bersangkutan. Misalnya: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI), sekarang Konperensi Wall Gereja Indonesia (KWI), Majelis Ulama Indonesia (MIJI), Dewan Gereja—gereja Indonesia (DGI).
      Dua jenis organisasi tersebut masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan. Organisasi tunggal, karena pucuk pimpinan hanya ada di tangan satu orang, segala ketentuan, kebijaksanaan dan keputusan ada di tangan pimpinan. Hal mi mengakibatkan keputusan dapat diambil dengan cepat, tanpa hams melalui prosedur (musyawarah). Akan tetapi suatu keputusan yang diambil secara perseorangan belum tentu tepat, karena mungkin kurang input sebagai bahan pertimbangan.
      Karena dalam organisasi tunggal segala sesuatunya ada di tangan satu orang, hal itu akan mengakiba&an timbulnya kepemimpinan yang bersifat otoriter/diktatur. Kelemahan dalam organisasi tunggal mi sebenarnya dapat diatasi dengan menempatkan badan staff sebagai badan penasihat (advisory stafj) yang bertugas memberikan saran, advis kepada pimpinan. Tetapi perlu diingat bahwa staff tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sesuatu. Badan staff hanya bertugas sebagai badan pemberj nasihat/saran/advis dan segala sesuatUflya tetap ada di tangan pimpinan.

Macam Organisasi Dari Segi Keresmian
      Menurut keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu prganisasi formal (formal organization) dan organisasi informal (informal irganization).
Organisasi Formal (Formal Organization)
      Dikatakan organisasi formal apabila kegiatan yang dilakukan oleh eberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoorçlinasikan guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas. Struktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang menggambarkan hubungan wewenang, kekuasaan dan tanggungjawab. Mengenai organisasi formal, Herbert G. Hicks antara lain mengatakan sebagai berikut:
A formal organization has a well-defined structure that may describe its authority, power, accountability, and responsibility relationships. The structure can also define that channel spec Wed jobs every member. The hierarchy of objective offormal organizations is explicity stated. Status, prestige, pay, rank, and at her perguimitites are well ordered, nad controlled. Formal organization are durable and planned; becaise of their emphasis on order, they are relatively inflexible. Membership in formal organization is gained consciusly, at aspefic time, and usually openly.
Jadi menurut Herbert G. Hicks, organisasi formal mempunyai ciri-cin sebagal benkut:
1) Suatu organisasi formal mempunyai struktur yang baik, yang dapat menggambarkan hubungan-hubungan wewenang (authority), kekuasaan(Power), akuntabilitas (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). Struktur itu dapat pula menunjukkan saluran-saluran fllelalui kornunikasi/tata-hUbUngan.
2)     Organisasi formal mempunyai spesifikasi jabatan yang jelas bagi setiap anggota.
3)     Hirarici dan tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas.
4)     Dalam organisasi formal, masalah status, prestise (prestige), gaji (pay), keciudukan atau pangkat (rank) dan penghasilan diatur dan diawasi dengan baik.
5)     Orgafl formal tahan lama dan Jirencanakan, sebab penempatannya sesaai dengan peraturan. Mereka relatif tidak fleksibel (inflexible).
6)     Dalam organisasi formal, keanggotaafl diperoleh secara sadar, paia waktu tertentu dan umumnya terbuk a.

Herbert G. Hicks, memberikan beberapa contoh organisasi formal, antara lair’ Peflisahaan besar (large business corporations), pemerintah pusat dan daerah (federal and state government), dan universitas-universitas.
Organisj formal dapat pula dilihat dan bentuk hubungan-hubungan yarI teijidi antara orang-orang dalam kelompok tersebut. Dikatakan organisasii formal apabila hubungan antara orang-orang dalam kelompok kerjasarila bersifat formal, karena hubungan-hubungan formal pada umumnya telah diaI1r dalan dasar hukum pendirian organisasi/lembaga.
      Hubungan-hubungan formal biasanya telah tergambar dalam bagan organisasi atau struktur organisasi.
Organisasi Informal (Informal Organization)
      Organisasi informal adalah organisasi yang disusun secara bebas dan spOmm dan keanggotaannya diperoleh secara sadar atau secara tidak sadar, di kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan. Dalam organisas’ 10formal tidak ada perincian secara tegas tentang tujuan organisasi. Biasanyaa organiasi informal bersifat semantara karena pembentukannya tidak didasarkan atas rencana yang matang dan jelas.
Secara terinci, ciri-ciri organisasi informal ialah sebagai berikut:
1) Disusun secara bebas, spontan, tak pasti, dan fleksibel.
2) Keanggotannya diperoleh secara sadar atau ecara tidak sadar.
3) Kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan.


Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b.Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c.  Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d.Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1)      Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2)    Prinsip Skala Hirarkhi,
3)     Prinsip Kesatuan Perintah,
4)    Prinsip Pendelegasian Wewenang,
5)    Prinsip Pertanggungjawaban,
6)    Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7)     Prinsip Rentang Pengendalian,
8)     Prinsip Fungsional,
9)    Prinsip Pemisahan,
10)Prinsip Keseimbangan,
11)   Prinsip Fleksibilitas,
12) Prinsip Kepemimpinan.
1)      Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. 
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.  Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai  antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2)    Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3)     Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4)    Prinsip Pendelegasian Wewenang. 
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5)    Prinsip Pertanggungjawaban. 
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6)    Prinsip Pembagian Pekerjaan.
      Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7)     Prinsip Rentang Pengendalian. 
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.  Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8)     Prinsip  Fungsional. 
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9)    Prinsip Pemisahan. 
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10)Prinsip Keseimbangan. 
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11)   Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.



Jenis-Jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1.      Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2.      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan. 
Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3.      Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum  (2) organisasi  informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain  kesamaan minat atau hobby, dll.
4.      Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘
5.      Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6.      Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7.      Berdasarkan pihak yang memakai manfaat. 
Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti  organisasi pelayanan kesehatan, contohnya  rumah sakit, Puskesmas, dll



LANGKAH-LANGKAH MENGOORGANISASI TIM KESEHATAN
1. Menggunakan Uraian Pekerjaan
Sebuah uraian pekerjaan menyatakan:
-    Tujuan, kegiatan dan program pemegang jabatan yang bersangkutan
-    Wewenang pekerja kesehatan, yakni keputusan yang diharapkan diambil dan dimiliki wewenangnya oleh seseorang pekerja kesehatan
-    Tanggung jawab pekerja kesehatan, yakni tingkat pencapaian tugas dan fungsi yang diharapkan
Tujuan uraian pekerjaan adalah untuk menjelaskan dengan tepat kepada jabatan, rekan kerja, dan pengawas meraka:
-    Apa yang diahrapkan akan dilakukan oleh para pemegang jabatan yang bersangkutan
-    Standar apa yang diharapkan mereka capai
-    Kepada siapa mereka bertanggung jawab
-    Pekerjaan siapa yang mereka awasi
Manfaat uraian Pekerjaan Yang Rinci
Uraian pekerjaan merupakan perangkat yang berguna bagi pengorganisaisan pekerjaan. 
Sebuah uraian pekerjaan menyatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh masing-masing pekerja kesehatan dan apa yang diharapkan tercapai.
-    Uraian pekerjaan membantu mencegah perselsihan di antar para pekerja tentang siapa melakukan apa.
-    Duraian pekerjaan membantu mencegah timbulnya kesenjangan dan tumpang tindih
-    Sebuah uraian pekerjaan dapat menunjukkan kebutuhan akan pelatihan, misalnya untuk tugas yang pekerja kesehatannya belum dilatih sebelumnya atau memerlukan pelatihan lebih lanjut. 
-    Uraian pekerjaan berguna sebagai dasar untuk mengevaluasi prestasi/kinerja anggota tim. 
Isi dalam Uraian Pekerjaan
Uraian pekerjaan harus ditulis di bawah judul-judul yang spEsifik untuk memastikan uraian ini memberikan seluruh informasi yang diperlukan. Seperti:
-    Nama Pekerjaan
-    Tanggal
-    Ringkasa pekerjaan
-    Tugas-Tugas
-    Hubungan
-    Kualifikasi
-    Pelatihan dan Pengembangan
-    Peninjauan dan Penilaian
Bagaimana Menguraian Tugas
Tugas-tugas dalam suatu pekerjaan baisanya ditentukan oleh:
·   Tradisi dan pelatihan
·   Interpretasi pemegang pekerjaan
·   Tuntutan program dan pelayanan
2.     Menggunakan Norma dan Standar
Tujuan pengorgansiasian dalam manajemen adalah untuk menjamin bahwa penerapan/pelaksanaan akan mencapia tujuan yang telah ditetapkan.  Secara khusus sebuah uraian pekerjaan menyebut segala sesuatu yang diahrapkan akan dikerjakan oleh seorang pekerja kesehatan sebagai bagian dari tim kesehatan sehingga tujuan dapat tercapai.  Norma dan standar dapatd iterapkan dalam pekerjaan, kinerja, produktivitas dan kadang-kadang perilaku.
Manajer kesehatan menggunakan norma pekerjaan, kinerja dan produktivitas tidak hanya untuk membandingkan pencapian dengan sasaran, tetapi juga untuk membandingkan pekerja kesehatan dengan pekerja kesehatan, pusat kesehatan dengan pusat kesehatan dan daerah dengan daerah mengenai kontribusi dalam pencapain tujuan dan sasaran.
a.          Mengkoordinasikan Kegiatan
Mengkoordinasikan kegiatan atau kelompok kegiatan adalah menempakan kegiatan-kegiatan tersebut dalam hubungan yang sesuai satu dengan yang lainnya, untuk memastikan bahwa smeua yang perlu dikerjakan akan dikerjakan dan tidak ada dua orang yang mencoba mengerjakan pekerjaan yang sama.
Koordinasi merupakan alat untuk:
-    Distribusi wewenang;
-    Pengadaan asaluran-saluran komunikasi;
-    Penataan pekerjaan sehingga
pekerjaan yang benar terlakasnaa                 (apa)
pada tempat yang tepat                                 (di mana)
pada waktu yang tepat                                  (kapan)
dengan cara yang tepat                                   (bagaimana)
oleh orang yang tepat                          (oleh siapa)

Menggunakan Prinsip Pengorganisasian
Tujuan
Tujuan masing-masing kelompok kerja harus memberi kontribusi kepada tujuan organisais secara keseluruhan
Batasan
Masing-maisng kelompok kerja harus didefinisikan dengan jelas sehingga setiap orang tahu dengan pasti apa tugas-tugas yang ada
Komando
Masing-masing kelompok kerja harus mempunyai satu orang yang bertanggung jawab dan semua yang berkepentingan harus mengetahui orang tersebut.
Tanggung jawab
Orang yang memimpin sebuah tim bertanggung jawab atas kinerja kelompoknya.
Wewenang
Masing-masing orang yang bertanggung jawab atas kelompok kerja harus mempunyai wewenang yang setara dengan tanggung jawabnya
Cakupan pengawasan
Seorang pemimpin kelompok kerja jangan smapai mengawasi lebih dari enam sampai sepuluh orang
Keseimbangan
Orang yang memimpin beberapa kelompok harus memperhatikan keseimbangan kelompok. 

Daftar Periksa untuk Koordinasi
Apa yang akan dikerjakan?
Di mana tindakan tersebut akan dilaksnakan?
Keapan tindakan tersebut akan diadakan?
Apa perlengkapan yang diperlukan?
Bagaimana tindakan tersebut akan diatur?
Mengkoordinasikan kegiatan
Anggota mana dari tim kesehatan yang ikut ambil bagian?
Siapa di luar tim kesehatan yang ikut ambil bagian?
Siapa akan mengerjakan apa?
Siapa yang akan memimpin?           
Mengkoordinasikan Orang
Apakah semua informasi yang dibutuhkan tersedia?
Apakah informasi tersebut telah disampaikan?
Komunikasi
b.          Komunikasi
Untuk mendorong terjadinya komunikasi, pemimpin tim haru selalu mengamai beberapa prinsip berikut:
-    Sebuah anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan-pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.
-    Sebuah pesanan atau komunikasin, baik lisan maupun tertulis, harus dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa dan ungkapan yang dapat dimengerti oleh semua yang berkepentingan
-    Komunikasi mempunyai dua unsur – mengirim dan menerima.  Bila pesan yang dikirim tidak diterima, komunikasn tidak berjalan.  Dengan demikian pemimpin tim (atau pelaku komunikasi yang lain) harus selalu menggunakan suatu cara untuk memeriksa apakah efek yang diharapkan telah terjadi
-    Perselsiihan adalah normal dana hubungan antara manusia, hal ini harus diatur sedemikian sehingga dapat mencapia hasil yang konstruktif. 
Bagaimana Mengatur Ruangan untuk Membantu Komunikasi
·   Dalam satu kelompok yang terdiir dari tidak lebih enam atau tujuh orang, semua orang dapat ikut serta dalam diskusi, dengan dmeikiaj, sebuah kelompok besar, lebih baik dibagi menjadi kelmpok-kelompok kecil
·   Meja dapat menghalangi komunikasi karena permukaan atau bentuknya, atau cara benda tersebut ditempatkan.
·   Hindakan meja yang panjang dan berbentuk huruf U
·   Jangan meletakkan meja sedemkian rupa sheingga memeprlihatkan atau menekankan bahwa beberapa orang berada dalam kedudukan yeng lebih tingg dan yang lain lebih rendah, kecuali anda mempunyai alasan yang kuat untuk itu.
c.            Mempimpin Pertemuan
Memprsiapkan Pertemuan
Dalam mempersiapakan suatu pertemuan, akan bermanfaat bila hal-hal berikut ini diperiksa:
·   Tujuan
Tujuan pertemuan harus sangat jelas.  Untuk komisis resmi, agenda harus menyatakan tujuannya.
·   Permasalahan Utama
Agara pertemuan berguna, setiap orang yang hadir harus memiliki informasi sebanyak mungkin mengenai permasalahan yang akan didiskusikan.  Berbagai fakta, prinsip, atau gagasan yang diperlukan sebagai landasan bagi diskusi juga harus tersedia, kadang-kadang sebelum pertemuan, misalnya dari sebuah buku atau kertas kerja. 
·   Jenis Pertemuan
Pertemuan dapat kecil atau besar, resmi atau tidak resmi dan terbuka bagi smua atau khusus bagi anggota
·   Besarnya Pertemuan
Besarnya pertemuan sangat menentukan bagaimana sebuah permasalahan akan didiskusikan, apakah semua orang ikut serta, dan apakah mudah untuk mencapai keputusan atau harus melakukan pengambilan suara.
·   Tempat dan Waktu
Tempat dan waktuy pertemuan harus dipilih sedemikian hingga sebagain besar peserta tidak perlu menempuh jarak yang jah dan sebagainya.
·   Penyelenggara dan Pengelola
   Penyelenggara harus diketahui dengan jelas. Pengatur/pengelola yang dapat merupakan orang yang sama dengan penyelengagra atau seornag pembantu, membuat persiapkan sebelum pertemuan itu diadakan.          

·   Pemberitahuan atau Informasi Menegnai Pertemuan
Semua yang bekepentingan dengan pertemuan harus mengetahuinya jauh sebelum nya. Pemberitahuan mengenai pertemuan dapat berbentuk undangan tertulis, tetapi biasanya ditempel di dinding-dinding dan di pintu-pintu pada tempat keramaian mislanya toko atau kantor pos. 

Memimpin Pertemuan
Dalam memimpin pertemuan apa pun, beberapa faktor harus selalu diingat:
·   Komunikasi
Keberhasilan suatu pertemuan bergantung pada mutu komunikasi. Berselisih dan berteriak dalam pertemuan tidaklah membantu dan seringlaki disebabkan oleh komunikasi yang buru. Bila orang-orang saling mengerti satu sama lain dengan baik, akan lebih jaring timbul perselisihan. 
·   Peran Ketua
Ketua menjaga agar pertemuan tetap pada tujuan utamanya, memberi kesmepatan yang adil bagi semuanya untuk berperan serta, mengatur waktu dan menjaga ketertiban. 
·   Mengatur Waktu
Mengatur waktud untuk diskusi dan pertanyaan adalah bagian penting dalam mempimpin pertemuan.  Pertanyaan dan diskusi anggota harus diatur dalam batas waktu tertentu untuk memberikan kesempaatn berbicara kepada semuaorang. 
Bila keputusan tidak dapat dicapai dalam batas waktu yang telah diteapkan, disarankan untuk menunda usaha, dengan demikian dapat memberi tambahan waktu untuk pemikiran atau persiapan lebih lanjut. 
Pertemuan Komisi
Pertemuan komisi adalah jenis pertemuan yang khusus. Komite adalah sekelompok orang yang ditunjuk oeh roang lain atau oelh sekelompok orang untuk fungsi khusus atau untuk menyelesaikan suatu urusan tertentu.  Ada dua tipe komite, penasihat dan pelaksana, dan komisi ini dapat bersifat permanen atau sementara
Ada tiga alasan utama untuk menunjuk sebuah komite daripada perorangan:
-    Supaya tanggung jawab dapat dibagi
-    Untuk menjamin bahw asebelum keputusan diambil telah dilakukan konsultasi pengetahuan dan pendapat yang cukup ekstensif
-    Untuk menghilangkan penyimpangan karena kepentingan diri sendiri atau pendapat pribadi dalam pengambilan keputusan
·   Peraturan dan Tata Cara Komite
Sewaktu sebuah komite dibentuk, keadaan-keadaan di mana komite tersebut akan bekerja harus dipaparkan dengan jelas, sebainya secara tertulis.  Mereka meliputi:
-    Kekuasan dan tugas;
Sebuah komisi tidak dapat berfungsi secara efektif bila tidak ada pernyataan resmi mengenai kekuasan dan tugasnya.  Hal ini mirip dengan kekuasaan dan tanggung jawab yang beralku bagi perorangan.
Kekuasaan sebuah komisi menentukan keputusan apa yang dapat diambilnya; tugas komisi menentukan apa tanggung jawabnya. 
-    Keanggotaan;
Harus ada peratruan yang dinyatakan dengan jelas untuk mengangkat anggota komisi, untuk mengisi lowongan yang mungkin timbul, untuk menentapkan jangka waktu keanggotaan.
-    Pemungutan suara;
Hak pemungutan suara anggota komisi, termasuk anggota-anggota baru harus ditetapkan.
-    Perencanaan Pertemuan;
Aturan harus menjealskan dengan rinci seberapa sering komisi harus bertemu, tata cara pemanggilan anggota dan siapa yang memanggil mereka, serta berapa lama di muka pemberitahuannya harus diberikan. 
-    Tata Cara;
Harus ada kesepakatan mengenai prosedur, yakni bagaimaan kegiatan-kegiatan komisi dilaksnakan.  Hal ini harus meliputi peraturan yang menyatakan bagaiamana keputusan dicapai, misalnya dengan suara terbanyak, dengan dua pertiga suara terbanyak atau dengan suara bulat. 
-    Ketua;
Ketua ditunjuk oleh seseorang atau sekelompok yang mendirikan komisi atau dipilh oleh anggota komisi.  Ketua menyelenggarakan sidang, memutuskan acara, memimpin perteman, dan menandatangani catatan pertemuan setelah disepakati para anggota.
-    Sekretaris; 
Sekretaris mencatat keputsuan-keputusan komisis.  Seperti ketua, sekretaris ditunjuk oleh mereka yang mendirikan komisis atau dipiliha oleh para anggota komisis. 
Tugas utama sekretaris adalah mencatat kejadian-kejadian penting dari seuah pertemuan dan khususnya mencatat:
i)        Nama-nama anggota yang hadir
ii)      Nama-nama tamu
iii)     Nama-nama anggota yang tidak hadir dan mereka yang minta ijin untuk tidak hadir
iv)    Kata-kata dari keputusan secara persis
v)     Rangkuman diskusi yang melahirkan keputusan tersebut
vi)    Tanggal pertemuan berikutnya
d.          Pelatihan Staf
Pelatihan adalah tanggung jawab manajamen. Manajemen menggunakan pelatihan staf sebagai cara untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sumber daya manusia dalam siatem kesehatan.  Mutu pelayanan kesehatan, dan penyebarannya yang merata dalam masyarakat, sangat bergantung pada sumber daya manusia, yakni pada dipekerjakan oleh pelayanan kesehatan, dan pada orang-orang lain tertentu, yang dilatih sebagai pekerja kesehatan atau pekerja dalam bidang lain, atau anggota masyarakat yang memainkan peranan lain dalam pelayanan kesehatan. 
Manfaat dan Tujuan Pelatihan
Manajemen menggunakan pelatihan:
-    Untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tim kesehatan dalam semua aspek pekerjaannya
-    Untuk membairkan para anggota tim menadpat keputusan dari, dan dengan demikian mempertahankan sikap yang baik terhadap, pekerjannya
-    Untuk mengurangi kecemasan atau rasa tidak mampu yangmungkin dialami setiap anggota tim bila menghadapi masalah-masalah yang sulit atau asing
-    Untuk menjamin bahwa tim kesehatan sebagai satu kesatuan, dan masing-masing anggotanya, tahu apa yang ahrus mereka capai dan memiliki kemampuan untuk mencapainya.
-    Untuk menjamin bahwa masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang terlatih yang memungkinkan orang menjalankan kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomi
Dengan cara-cara tersebut, pelatihan staf kesehatan daerah bertujuan untuk;
-    Meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan
-    Memperluas wawasan pelayanan kesehatan
-    Melaksanakan kebijakan kesehatan dan perubahan-perubahan kebijakan
-    Memecahkan atau mengurangi masalah kesehatan di masyarakat
Manajemen Bergantung Pada Staf Yang Terlatih Baik
Batasan dan prinsip manajemen adalah:
Menyelsaikan pekerjaan:  manajemen berdasarkan tujuan dan belajar dari pengalaman
Penggunaan sumber daya secara efisisn:  pembagian kerja
Penghematan sumber daya yang jarang : substitusi sumber daya
Mengajak orang-orang bekerja sama secara harmonis untuk mencapia tujuan: konvergensi pekerjaan dan pelimpahan.
Penerpaan konsep-konsep dan prinsip-pinsip ini berganting pada orang-orang yang telatih baik, pada manajemen yang terus berusaha untuk mengetahui tentang kemampuan tim kesehatan yang sesungguhnya dan yang potensial dan pada pelatihan yang tepat dan terus menerus.

Stratagi Yang Sistematis
Manajemen dapat mengguankan dua pendekatan yang slaing melengkapi dalam menjalankan fungsi pelataihannya:
-    Program nasional atau daerah atau sistem pendidikan berkelanjutan (continuing educatio) bagi pekeja kesehatan.
-    Sistem pelatihan jabatan (in-service training) berkelanjutan bagi staf daerah.
Pendidikan Berkelanjutan Bagi Pekerja Kesehatan
Pada dasarnya pendidikan berkelanjutan dikelola sebagai suatu sistem yang memberikan kesemapatan bagi seluruh kategori pekerja keseharian melanjutkan pendidkan sepanjang karirnya, baik untuk pengembangan profesi dan karir mereka sendiri, maupun untuk pelayanan kesahatan. 
Berkaitan dengan tujuan utama yaitu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan, pendidkan berkelanjutan dihubungan dengana spek lain dari usaha meningkatkan dan mempertahankan moral serta produktivitas staf, sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia. 
Namun banyak negara belum memiliki sistem pendidkan berelanjutan yang cukup tanggap terhadap kebutuhan sistem kesehatan. Pelatihan berkelanjutan masih direncanakan dan dilaksanakan sedikit demi sedikit, sehingga umumnya tidak efektif. 
Sistem Pelatihan Jabatan Berkelanjutan untuk Staf Kesehatan Daerah
Fungsi manajemen kesehatan darerah adlaah membuat daerah mampu melakukan pelatihan jabatan, tetapi tetap didukung oleh sistem pendidikan berkelanjutan nasional atau regional, bila memungkinkan dan perlu.
Pelatihan jabatan:
-    Berkenaan dengan kebutuhan daerah
-    Memenuhi kebutuhan pelatihan yang timbul atau menjadi nyata dalam perorangan dan tim
-    Mencapai sasaran-sasaran terutama dalam hal proses pemecahan masalah
-    Menggunakan pengalaman kerja pada pekerja kesehatan sebagai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengertian
-    Menyokong belaja mandiri dengan mendorong dan membantu para pekerja kesehatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka
-    Mengatsai dengan kebutuhan belajar seblum timbul, melalui program pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan dan teratur yang terpusat pada masalah kesehatan prioritas
Memastikan Kemampuan Tim Kesehatan
Memilih dan Mengangkat Staf
Manajemen pertama-tama berhubngan dengan kemampuan para pekerja kesehatan apda tahap pemilihan dan pengangkatan mereka. Manajemen harus sangat memahami keterampilan yang diperlukan untuk mencapia tujuan pelayanan kesehatan.  Ia memilih dan mengangkat mereka yang mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan seperti didefinsikan dalam uraian pekerjaan yang terkini.


Mengawasi dan Menilai Kemampuan dan Kinerja Pekerja Kesehatan: Menetapkan Tujuan Pelatihan
Dalam tim kesehatan yang telah mapan dan berfungsi, pemimpin tim atau manajer terus memantau kemampuan dan tingkat kinerja tiap-tipa anggota tim dengan pengawasan dan penilaina, atau penaksiran, kinerjanya.  Bila ditemukan kekurangan dalam prestasi staf karena kekurangan pengetahuan atau keterampilan, atau karena sikap yang buruk yang mempengaruhi penerapan pengatahuan atau keterampilan, manajemen mengambil tindakan untuk mengatasinya. Pertama manajemen menentukan dengan setepat-tepatnya kekurangan kemampuan pekerja kesehatan tersebut.  Hal ini menjadi tujuan pelatihan atau tujuan pendidikan pekerja kesehatan.

Pendekatan Jabatan untuk Pelatihan
Menajemen menggunakan beberapa pendekatan untuk pelatihan pada waktu yang sama:
-    Pelatihan dalam jangka waktu tertentu, mislanya satu tahun, dan menitikberatkan pada satu atau beberpaa masalah kesehatan prioritas dalam masyarakat
-    Mengatasi kebutuhan akan pelatihan yang timul atau menjadi nyata dalam perorangan atau tim , atau sewaktu muncul tugas baru dan asing, atau sewaktu adanya masalah yang belum terselesaikan.
-    Menggunakan pengalaman kerja sehari-hari pada pekerja kesehatan sebagai kesempatan untuk belajar
-    Pendekatan belajar mandiir, dimana masing-masing pekerja kesehatan didorong dan dibantu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

Menghubungkan Sistem Pelatihan dengan Sistem Pleayanan
Sistem pelatihan di pusat kesehatan atau daerah harus berkaitan erat dengan kegiatan pelayanan.  Fungsi sistem atau subsistem pelatihan adalah untuk menyokong pelayanan, dengan menyediakan tenaga kerja yang terampil dan bermotivabsi sesuai kebutuhan untuk melayani tuntutan pengembanagn kesehatan masyarakat.  Bagian dari fungsi ini adalah pengembangan profesional para pekerja kesehatan, yang menghasilkan kepuasan dan kebanggan atas pekrjaan dan konsekuensinya pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.  Bagian lin dari fungsi ini adalah menjadikan para pekerja kesehatan terampil dan dapat belajar sendiri secara efisien, serta untuk menyokong usaha belajar-mandiri. 

Kebutuhan Sistem Distrik pada Pelatihan Jabatan
Pelatihan jabatan memerlukan:
-    Suatu organisasi dengan haris komunikasi ke pelayanan-pelayanan kesehatan
-    Suatu cara untuk melatih tenaga kerja dengan metode mengenal dan menganalisis masalah-maslaah kesehatan untuk menemukan penyebabnya dan cara untuk mengatasi atau penguranginya
-    Suatu cara untuk menrapkan solusi terhadap masalah-maslaah tersebut, termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya mansuianya
-    Suatu cara untuk menterjemahkan rencana pemecahan menajdi tujuan pelatihan dan tujuan pendidikan, untuk diikuti dengan belajar aktif
-    Kemampuan untuk membedakan penyebab-penyebab yang tidak dapat ditanggulangi dengan penyebab yang dapat ditanggulangi atau dikurangi dengan menggunakan sumber-sumber setempat yang tersedia.
-    Kemampuan untuk menentukan penyebab-penyebab yang dapat ditanggulangi dengan pelatihan
-    Kemampuan untuk menentukan kategori para pekerja kesehatan yang perlu dilatih, dan dalam keterampilan apa.

Proses Pendidikan 
Bila penyelesaian masalah kesehatan yang menjadi prioritas memelrukan perubahan-perubahan cara bekerja, para pekerja kesehatan yang terkait akan perlu untuk belajar keterampilan baru atau mengubah keterampilan yang telah ada untuk menggunakan cara baru tersebut.  Manajemen kemudian:
-    Menetapkan tujuan pendidikan
-    Mengorganisasikan pengalaman belajar yang dapat membantu para pkerja kesehatan mencapia tujuan
-    Menyiapkan keadaan yang memungkinkan pendidkan dapat diselenggarakan

Menetapkan Tujuan Pendidikan
Sebuah tujuan pendidikan menyatakan apa yang harus dapat dikerjakan oleh peserta didik sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Dalam pelatihan jabatan yang dimaksudkan untuk mengurangi masalah-maslaah kesehatan atau masalah dalam pelayanan kesehatan, tujuan pendidikan meruapkan jalan keluara yang telah diajukan. 

Menetapkan Kriteira dan Merancang Metode untuk menilai Pencapaian tujuan
Setelah tujuan pendidikan ditetapkan, manajemen kemudian memutuskan tingkat keterampilan yang harus dicpaia dan kriteria serta metode yang akan digunakan untuk menilai tingkat ketercapian suatu keterampilan.  Kriteria tersebut dapatdisusun dalam suatu daftar, yang terdiri dari kmponen-komponen keterampilan serta tingkat prestasi yang dibutuhkan.  Dalam seperti ini memberitahukan, baik kepada peserta didi da maupun pelatih, unsur-unsur keterampilan atau kinerja yang harus dicapai. Namun dalam prakteknya, bila tujuan pelatihan dan pendidikan adalah untuk memecahkan masalah kesehatan, maka pelatih, pengawas atau pemimpin tim yang berpengalaman dapat menilai kelayakan prestasi seorang pekerja kesehatan dan tingkat keterampilan yang telah atau akan dicapai.  

Memilih Metode Pendidikan
Metode harus sesuai dengan tujuan. Bila tujuannya adalah mencapai suatu keterampilan atau kelompok keterampilan, metode pendidikan ahrus memberi kesempatan bagi para peserta latihan untuk mempraktekkan bagian-bagian dari ekterampilan tersebut dan keterampilan itu sendiri, dalam praktek yang nyata. 



Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Untuk pelatihan jabatan yang berorientasikan pemecahan masalah, manajemen mengorganisasikan seangkaian kegiatan, dimana para peserta didik:
-    Menemukan apa yang harus masing-masing peserta kerjakan agar dapat memechakan atau mengurnagi masalah (mislanya, mengerti tujuan secara jelas)
-    Menjadi berkewajiban untu, dan terangsang untuk, mengerjakan hal itu
-    Mampu mengerjakan hal itu dalam praktek (yang mungkin sangat tidak menyenangkan)
-    Mampu menerapkan pengetahuan mereka yang baru atau yang telah ditingkatkan itu pada sejumlah masalah serupa di tempat dan pada kesempatan lain.

Menciptakan Keadan agar proses belajar aktif dapat terlaksana
Menciptakan Keadan agar proses belajar aktif biasanya berarti memberikan kesemaptan kepada para pekerja kesehatan peseta latihan untuk mempraktekkan keterampilan yang meraka dapat di bawah pengaasan, smapai mereka mampu menerapkannya dalam praktek sehari-hari. 
Pengalaman belajar seperti ini menuntut keterlibatan aktif dan tanggung jawab terhadap pemecahan masalah, serta pengawasan dan dukungan yang terlatih.  Hal ini juga menuntut agar para pekerja kesehatan, baisanya sebagai bagian dari pekerjaan sehari-hari mereka, memainkan peran aktif dalam mengenali dan menganalisis masalah kesehatan prioritas dan mencari penyelesaiannya. 
Pelatihan berkaitan dengan, dan didasarkan pada, masalah kesehatan yang sedang timbul dan pada kebutuhan akan pengetahuan seperti yang dirasakan oleh para pekerja kesehatan dan para pengawas mereka. 

Mengembangkan dan Menggunakan Sumber Daya Pelatihan
Untuk mengembangkan dan menggunakan sumber daya pelatihan, manajemen memerlukan staf yang terampil, misalnya sbeuah satuan pelatihan atau seorang petugas pelatihan, yang tampil dalam pelatihan jabatan berorientasikan masalah.  Dalam unit yang terkecil, hal ini dapat dilakukan oleh pimpinan tim kesehatan atau pekerja kesehatan dengan tanggung jawab pelatihan paruh waktu yang telah dilatih untuk mengelola sistem seperti ini. 
Pimpinan, atau lembaga pelatihan atau pekerja kesehatan yang bertanggung jawab untuk pelatihan harus:
-    Mengetahui sumber daya pelatihan yang tersedia di daerah dam mampu menggunakannya secara terampil
-    Memiliki akases dan mampu menggunakan secara terampil berbagai macama pendekatan pelatihan, bahan-bahan pendidikan misalnya buku pegangan, pedoman, buku ters dan alatu bantu pendidikan, transportasi, bangunan serta dana
-    Mampu menyelenggarakan dan menggunakan sumber daya dari sistem pendidikan bekelanjutan
-    Menggunaan atau mengatur waktu sedemikian rupa sehingga pelatihan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan atau kegiatan pengembangan pelayanan kesehatan;

Mendorong Pengalaman Belajar dengan Pengawasan Suportif
Fungsi maanjemen dalam hal ini dipenuhi dengan:
-    Pengawasan suportif untuk membantu integrasi keterampilan dan pengetahuan baru dengan praktek nyata
-    Kemampuan pengawasan yang sesuai, waktu yang cukup dan transportasi
-    Pendidikan jarak jauh: ini merupakan cara untuk memperluas jangkaian pendidikan dari pusat kesehatan atau lembaga pendidikan kepada para kerja kesehatan yang berada jauh dari pusat dan mungkin bekerja sendiri di unit kesehatan atau masyarakat mereka;
-    Mengatur para pekerja kesehatan agar mengadakan pertemuan kelompok untuk slaing berbagai pengalaman dalam menerapkan keterampilan mereka di lapangan.
-    Mengroganisasikan lokakarya pelatihan mengenai masalah-masalah khusus atau aspek khusus dari masalah
-    Mengatur agar apra pekerja kesehatan ikut ambil bagian dalam pertemuan dan lokakarya lantujan di pusat kesehatan. 

Evaluasi
Evaluasi adalah penialian atas hasil (dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru atau yang telah ditingkatkan) dan dampak (pada pemecahan atau pengurangan masalah kesehatan dan apda kesehatan masyarakat yang lebih baik) pelatihan dan proses yang melahirkan hasil dan dampak tersebut. 
Pelatihan jabatan dirancang untuk meningkatkan mutu, jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan dan untuk membantu memachakan atau mengurangi masalah kesehatan utama.  Dengan demikian, evaluasi pelatihan jabatan harus didasarkan apda pengukuran atau penialan terhadap tingkat keberhasilan pencapain tujuan terhadap cara bagaiamana hal ini tercapai.
Sudah pasti bhwa usaha pelatihan umumnya tidak sempurna, dan evaluasi pelatihan merupakan cara penting untuk meningkatkannya. Evaluasi harus mampu membedakan antara efek pelatihan dan efek kegiatan lain yang tidak ber hubungan dengan pelatihan, karena peningkatan kinerja pekerja kesehatan dan peningkatan kesehatan masyarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain pelatihan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar