Sabtu, 15 Desember 2012

ORGANISASI


1.  Pengertian dan Unsur-Unsur Organisasi

1.1.    Pengertian Organisasi
Berbagai literatur tentang organisasi dan manajemen telah memberikan definisi tentang organisasi, dengan berbagai cara, tergantung segi tinjauan atau pendekatannya. Pada dasamya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
Organisasi dalam arti statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam berarti melihat organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka ragam.
Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut:
1)  Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat (tool) yang berarti:
a) Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
b) Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
c) Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga memberi bentuk pada admanistrasi dan manajemen.
 2) Organisasi dipandang sebagai jaringan dan hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kota tersebut memberikan gambaran-gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang hams diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing.
3) Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando, dan garis tanggungjawab.
        Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran             yang jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan tanggung jawab.
Organisasi Dalam Arti Dinamis
        Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dan segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dan segi isinya. Isi danipada organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai berikut:
1)   Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2) Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dan segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dan seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah yang memiliki sifat kedinamisan.
Organisasi dalam arti dinamis selalu dihadapkan kepada 2 (dua) macam kemungkinan, yaitu:
1)   Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yang berarti organisasi itu selalu bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih penting adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat kualitatif.
2) Kemungkinan organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat diatasi.  Kematian organisasi mempakan tantangan dalam arti bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat atau kadar persoalan yang berbeda-beda. Setiap masalah harus dapat diatasi, karena bila tidak dapat diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi. Kematian organisasi merupakan ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang ditampung datam organisasi akan bubar berantakan.
        Ancaman kematian suatu organisasi dapat bersumber dan dalam maupun dan luar. Ancaman yang datangnya dan dalam adalah ancaman yang datangnya dan para anggota organisasi sendini, misalnya, pam anggota bersifat statis, tidak mau menerima pembahan (metode) barn, tidak ada nasa memiliki dan pam anggota dan lain sebagainya. Ancaman yang datangnya dan luar adalah ancaman yang datangnya dan berbagai organisasi Iainnya dalam bentuk persaingan, baik secara wajar maupun secara tidak wajar (persaingan tidak sehat), baik persaingan itu dilakukan secara terbuka (terang-terangan) maupun secara tertutup (terselubung).
        Dengan demikian organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi selalu bergerak, tumbuh dan benkembang untuk mempertahankan eksistensinya. Bergena,k, tumbuh dan benkembangnya organisasi pada dasamya mempakan kenyataan hidup. Dan uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa onganisasi dalam anti dinamis merupakan proses kenjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula. Proses adalah langkah-Iangkah yang hams dilalui. Langkah.Iangkah yang hams dilalui dalam usaha mencapai tujuan bersama dimulai dan pnoses penencanaan (planning), proses pengonganisasian (organizing), pembenian motivasi (motivating), pnoses pengawasan (controlling) dan proses pengambilan keputusan (decision making). Pnoses tersebut sening disebut sebagai fungsi manajemen sehingga onganisasi dalam anti dinamis disebut pula onganisasi sebagai fungsi, yaitu onganisasi yang membeni kemungkinan manajemen untuk bengenak. Organisasi sebagai proses juga memandang organisasi dari segi interaction antara orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat berlangsung secara formal (hubungan— hubungan formal), dan secara informal (hubungan-hubungan informal).
        Hubungan formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi, seperti yang telah ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.
        Hubungan informal adalah hubungan-hubungan yang terjadi dalam organisasi yang tidak terikat oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat oleh hirarki, dan tidak terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan secara resmi oleh pemimpin organisasi. Oleh karena itu hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur organisasi atau tidak tergambar dalam bagan organisasi.
Hubungan-hubungan informal berdasarkan kepada hubungan-hubungan pribadi atau personal relations, dan atas dasar kesamaan kepentingan di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antara bawahan dengan bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal maupun secara diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di dalam organisasi. Oleh karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti proses lebih banyak menyoroti faktor manusia dalam organisasi.
        Kesimpulan yang dapat kita ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya sekedar sebagai wadah saja, tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai sistem tata-hubungan kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.

Organisasi Sebagai Sistem Kerjasama
        Sistem adalah suatu keseluruhan yang sangat rumit dan berbagai unsur atau faktor atau hal yang saling berhubungan dan saling ketergantungan antara yang satu derigan lainnya sehingga semua unsur atau semua faktor atau semua hal itu merupakan suatu kesatuan atau merupakan suatu kebulatan yang utuh. Keutuhan dan kebulatan dan semua unsur/faktor atau hal tersebut disatupadukan oleh suatu asas atau prinsip tatatertib tertentu.
        Kerjasama merupakan suatu bentuk perwujn danpada hubungan dua orang atau lebih dalam usaha mencapai tujuan bersama. Jadi tujuan daripada orang-orang melakukan keniasama ialah untuk mewujudkan apa yang menjaditujuan bersama mereka. Agar orang-orang yang bekenjasama itu dapat mencapai tujuan maka perlu adanya hubungan yang baik. Hubungan yang dilakukan oleh orang-orang dalam usaha mencapai tujuan bersama dinamakan hubungan kerja. Dengan demikian dalam kenjasama paling tidak terdapat dua unsur, yaltu tujuan bersama dan hubungan kerja.
        Apabila tujuan yang akan dicapai itu sedemikian kompleks, hal itu akan mengakibatkan timbulnya jaringan hubungan kerja yang sangat kompleks dan rumit, sehingga memerlukan perumusan kenja yang lebih baik. Setiap pekerjaan dirumuskan dengan baik, dan setiap pekerjaan mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu. Karena setiap pekerjaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab, maka diperlukan suatu sistem penugasan kepada orang-orang yang mengkhususkan din dalam bidang tertentu dati suatu tugas bersama. Dengan demikian setiap orang yang terbentuk dalam suatu bentuk kerjasama mempunyai peran yang diikuti dengan pertanggungjawaban.
Dan uraian tersebut jelas bahwa organisasi sebagai sistem kerja sama dapat diartikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai benikut:
1)   Organisasi sebagai sistem kerjasama, adalah suatu sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, dan masingmasing pekeijaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu yang memungkinkan orang-orang dan suatu organisasi dapat bekerjasama secara efektif dalam usaha mencapai tujuan bersama.
2) Organisasi sebagai sistem kerja adalah suatu sistem penugasan pekerjaan kepada orang-orang yang mengadakan kenjasama yang mengkhususkan dii dalam suatu bidang tertentu dan suatu tugas bersama.
3) Organisasi sebagai sistem kerjasama adalah suatu sistem daripada aktivitas-aktivitas kenjasama dan sekelompok onang yang mengadakan kenjasama untuk mencapai  tujuan bensama.
4) Organisasi sebagai sistem kerjasama adalah suatu sistem yang tenencana daripada usaha kenjasama dengan membenikan penan kepada setiap onang untuk dijalankan, wewenang, tugas dan tanggungjawab untuk dilaksanakan.
Organisasi Sebagai Sistem Tata-Hubungan Kerja
        Tata-hubungan kerja ialah hubungan yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam suatu situasi kelompok (group situation) untuk mengadakan kerjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan situasi kelompok adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya dapat mengadakan interaksi (hubungan) dalam waktu yang sama sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat erat. Lawan dari situasi kelompok adalah situasi kebersamaan (togetherness situation), yaltu kelompok di mana orangorang yang berada dalam kelompok saling tidak mengenal sebelumnya. Mereka berada dalam suatu tempat hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mereka mempunyai kepentingan atau kebutuhan yang sama. Misalnya pasar, adalah suatu contoh yang konkrit dan situasi kebersamaan, karena mereka bertemu di pasar hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mempunyal kepentingan atau kebutuhan yang sama, yaitu berbelanja atau menjual barang dagangannya.
        Setelah selesai dengan urusan masing-masing atau setelah pasar bubar, mereka saling berpisah dan entah kapan bertemu lagi. Oleh karena itu suatu tata-hubungan yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam situasi kelompok (dalam situasi kebersamaan = togetherness situation) tidak dapat dinamakan tata-hubungan kerja. Dalam tata-hubungan kerja masingmasing berada dalam suatu situasi kelompok, masing-masing pihak bekerja untuk kepentingan bersama, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan bersama.
        Tata-hubungan dapat bersifat pribadi, formal, informal Iangsung atau secara tidak langsung. Apabila kegiatan dalam kelompok itu semakin kompleks, maka diperlukan sistem pembagian tugas/pekerjaan, ketentuanketentuan atau peraturan-peraturan yang hams ditaati dan dijalankan oleh setiap anggota. Dalam hal demikian maka perlu ditunjuk anggota yang diserahi tugas untuk mengums atau memimpin (pengurus/pemimpin) dan anggotaanggota yang diserahi tugas untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pengurus atau pemimpin, yaitu pekeija atau workers. Tenjadilah tata-hubungan antara pemimpin dengan pekerja dan sebaliknya antara pekerja dengan pemimpin. Dengan demikian tata-hubungan tidak hanya berlangsung secara pribadi, formal, informal, langsung dan tidak langsung, tetapi dapat berlangsung pula secara struktural, hirarki, vertikal, horizontal dan diagonal.
1)   Tata-hubungan pribadi, adalah tata-hubungan yang berlangsung antarpnbadi, satu dengan satu.
2) Tata-hubungan formal, adalah tata-hubungan yang berlangsung dengan mengikuti suatu pola atau aturan-aturan yang telah ditentukan. Media yang dipergunakan dalam tata-hubungan formal, misalnya perintah, instruksi, saran/petunjuk, rapat, laporan, surat memo).
3) Tata-hubungan informal, adalah tata-hubungan yang tidak mengikuti atau menyimpang dan aturan atau ketentuan formal yang telah ditetapkan. Tata-hubungan informal mi dapat tenjadi setiap saat (di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam keadaan atau kondisi yang bagaimanapun).
4)  Tata-hubungan langsung, adalah tata-hubungan yang tidak dipisahkan oleh jarak (tamp muka = face to face). Media yang dipergunakan antara lain wawancara, rapat, ceramah, temu karya dan lain sebagainya.
5) Tata-hubungan tidak Iangsung, adalah tata-hubungan yang dipisahkan oleh jarak. Media yang dipergunakan misalnya: telepon, intercom atau interpon, surat, memo atau nota).
6) Tata-hubungan struktural atau hirarki, adalah tata-hubungan yang mengikuti saluran secara hirakis seperti yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi.
7)  Tata-hubungan vertikal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Dengan demikian tata-hubungan vertikal dapat berlangsung secara up ward dan secara down ward.
a)       Up word, adalah tata-hubungan yang benlangsung antara bawahan dengan pimpinan atau antara instansi yang lebih rendah dengan instansi yang lebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu mempakan bawahan langsung danipada pimpinan atau instansi yang lebih tinggi.
b)       Down ward, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi yang  lebih rendah. Atasan/pimpinan atau instansi yang Iebih tinggi itu merupakan atasan langsung daripada bawahan atau instansi yang lebih rendah.
8) Tata-hubungan horizontal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan yang setingkat, antana bawahan dengan bawahan,   atau antara instansi yang setingkat.
9) Tata-hubungan diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya, atau antara instanSiyang lebih tinggi dengan instansi yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan atasan Iangsung maupun tidak Iangsung dan bawahan atau instansi yang Iebih rendah. Tata-hubungan diagonal dengan demikian juga dapat bersifat up ward dan down ward.
a)       Up ward diagonal. adalah tata-hubungan yang berlangsung antara bawahan dengan pimpinan atau ántara instansi yang Iebih rendah dengan instansi yang Iebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu bukan merupakan bawahan Iangsung maupun tidak langsung dan atasan atau instansi yang lebih tinggi.
b)       Down ward diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan atasan langsung maupun tidak langsung dan bawahan atau instansi yang lebih rendah.
Berbagai macam bentuk hubungan tersebut harus dibina dan dikembangkan guna menciptakan sistem kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar-unit, antar-satuan kerja yang ada di dalam organisasi.

 


Keterangan:
Setiap Kepala Bagian membawahi Kepala Seksi
1.   Hubungan horisontal atau hubungan mendatar (horizontal communication) antara pimpinan yang setingkat. Hubungan dapat bersifat searah (one way communication), atau bersifat dua arah (two ways communi-cations).
2.  Komunikasi vertikal ke bawah, atau komunikasi menegak ke bawah atau down ward communication.
3.  Komunikasi diagonal ke bawah, atau komunikasi silang ke bawah atau down ward  diagonal communication.
4.  Komunikasi vertikal ke atas, atau komunikasi menegak ke atas atau up ward  communication.
5.  Komunikasi diagonal ke atas atau komunikasi silang ke atas atau komunikasi silang menegak ke atas, atau up ward diagonal communication.
6.  Komunikasi honsontal, atau komunikasi mendatar antara bawahan dengan bawahan. Komunikasi mi dapat bersifat satu arah atau dua arah.
        Kerjasama dan tujuan bersama merupakan dua unsur penting suatu organisasi. Akan tetapi kedua unsur tersebut akan terwujud apabila didukung oleh suatu sistem tata-hubungan kerja yang baik. Oleb karena segala sesuatunya sangat ditentukan oleh sistem tata-hubungan kerja maka organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja memandang organisasi itu sebagai sistem tatahubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada di dalamnya.
        Mengingat tata-hubungan kerja itu berlangsung dalam suatu situasi kelompok (group situation) yang masing-masing pihak bekerja dan satu sama lain saling bekerjasama guna mewujudkan tujuan bersama, maka tatahubungan kerja itu akan menimbulkan suatu jaringan kerja yang sangat kompleks.
        Dan uraian di atas, organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja dapat diberi pengertian dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:
1)   Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja, adalah suatu sistem tata-hubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat menimbulkan suatu bentuk                kerjasama yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama.
2) Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kezja, adalah suatu jaringan kerja yang mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar unit satuan keija yang ada sehrngga tujuan bersama dapat dicapai dengan cepat, tepat, efisien dan efektif. Jaringan kerja tersebut dapat dalam bentuk jaringan kerja vertikal, jaringan kerja horisontal, atau jaringan kerja diagonal.
Organisasi Sebagai Proses Pembagian Tugas
        Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapal tujuan bersama perlu memiliki sistem pembagian tugas. Adanya kerjasama yang baik tidak menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Setiap jenis pekerjaan, yang paling sederhanapun, sepanjang pekerjaan itu d ilakukan oleh dua orang atau lebih, mutlak memerlukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing (kemampuan fisik maupun ratio).
Misalnya, ada dua orang mengangkut buah-buahan dengan mempergunakan gerobak dorong. Antara dua orang itu diadakan pembagian tugas sebagai berikut:
1)   Satu orang ada di depan, bertugas menarik gerobak sekaligus mengemudikan untuk memilih jalan yang balk dan menentukan arah jalan gerobak.
2) Apabila keduanya ada di depan, semuanya menarik gerobag, ha! itu bisa saja hal terjadi, tetapi jelas tidak efektif dan menunjukkan tidak adanya pembagian tugas yang baik. Sebaliknya, apabila keduanya ada di belakang, semua, maka gerobak akan  berjalan tidak terarah.

Beberapa Pendapat
Di samping beberapa definisi seperti yang telah diutarakan di atas, masih banyak definisi lain yang diberikan oleh para ahli. Sebagai bahan perbandingan dan sebagai bahan pengetahuan, di bawah mi dikutipkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
a.  James D. Mooney: Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose. Artinya kurang lebih: Organisasi merupakan bentuk dan setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
b.  John D. Millet: Organization is people working together, and so it takes on characteristics of human relationships which are involved in group detiviry. Artinya kurang lebih: Organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dengan mengandung cin-ciri dan hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam kegiatan kelompok.
c.  Dwight Waldo: Organization is the structure of atuhoritative and habitual personal interrelations in an administrative systems. Artinya kurang Iebih: Organisasi merupakan struktur danipada hubunganhubungan atas daar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.
d.  Chester I. Barnard: Organij0,j is a system of’ cooperation activities of two or more persons something intangible and impersonal, largely a matter of relationships. Artinya kurang lebih: organisasi merupakan suatusistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
e.  Herbert A Simon: Organization is the complex pattern of communication and other relations in a group of human being. Artinya kurang lebih: Organisasi merupakan pola komunikasi yang kompleks dan hubungan-hubungan lain dalam suatu kelompok manusia.
f.   S. Prajudi Atmosudirdjo: Organisasi itu sebagai struktur tata-pembagian kerja dan struktur tata-hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.
g.  Sondang P. Siagian: Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan tenikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di maria selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
        Dan beberapa definisi tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu guna mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan bersama.

1.2. Unsur-Unsur Organisasi
                Secara sederhana organisasi mempunyai tiga unsur, yaitu ada orangorang, ada kenjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendini, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Agar orang-orang yang ada di dalam Organisasi dapat melakukan kenjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya kerja. Daya kerja dibedakan menjadi dua macam, yaitu daya manusma dan daya bukan manusia.
1) Daya Manusia
        Daya manusia terdiri dani kemauan dan kemampuan, yang meliputi
a. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja atau untuk benbuat,
b. Kemauan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan
c. Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan pninsip-prinsip organisasi.
2) Daya Bukan Manusia
        Daya bukan manusia ialah daya yang diperoleh dan sumber materi, barang, benda; misalnya mesin-mesin, uang, waktu, metode, dan dan sumber kekayaan alam lainnya (iklim, udara, cuaca, air dan sebagainya).
        Di samping itu keadaan lingkungan (environment) juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya organisasi. Keadaan lingkungan itu, misalnya, keadaan sosial, budaya, ekonomis dan teknologis yang sedang berkembang.
        Di atas telah disebutkan bahwa salah satu daya manusia ialah kemauan untuk melaksanakan prinsip-prinsip organisasi. Oleh karena itu prinsip-prinsip organisasi merupakan unsur organisasi juga. Dengan demikian organisasi modem mempunyai unsur-unsur lengkap yang terdiri dari :

MAN
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan senng disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dan semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dan unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manager yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semuanya itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Administrator dan para manager merupakan unsur pimpinan yang diserahi tugas untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi ke arah tercapainya tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi, administrator dan para manager hams mampu melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi kepada para pegawai (motivating), pengawasan (controling) dan membuat suatu keputusan (decision making) yang cepat dan tepat.

KERJASAMA
Yang dimaksud dengan kerjasama adalab suatu perbuatan bantumembantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tuJuan bersama. Oleh karena itu semua anggota atau semua warga yang menurut t1ngkatantingkatannya dibedakan menjadi administrator, manager, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
TUJUAN BERSAMA
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai, yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang hams dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang hams dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Menurut jangka waktunya, kapan tujuan itu dapat tercapai dapat dibedakan menjadi:
1) Tujuan jangka panjang, misalnya Era Pembangunan 25 Tahun di negara kita,
2) Tujuan jangka menengah, misalnya tujuan Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
3) Tujuan jangka pendek, misalnya tujuan yang dicapai dalam masa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
        Penetapan jangka waktu dan masing-masing tujuan tersebut tidak mutlak hanya 25 tahun, 5 tahun dan satu tahun. Hal mi tergantung dan jenis usaha dan sasaran akhir yang akan dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.
        Tujuan dapat pula dibedakan menjadi tujuan pokok dan tujuan bukan pokok. Tujuan pokok adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi dan yang menyebabkan kelangsungan hidup organisasi. Misalnya tujuan pokok setiap organisasi niaga adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Apabila suatu perusahaan selalu mengalami mgi, perusahaan itu akan jatuh pailit. Tujuan pokok dapat pula dikatakan sebagai tujuan akhir yang akan dicapai oleh organisasi. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan produksi baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan pemasaran, meningkatkan pelayanan kepada para pegawai sebagai upaya untuk meningkatkan semangat kerja mereka, dan sebagainya. Peningkatan produksi, pemasaran dan peningkatan pelayanan kepada pars pegawai itu pun merupakan suatu sasaran atau tujuan yang hams dicapai karena hal tensebut menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan pokok. Tujuan-tujuan yang demikian dinamakan tujuan bukan pokok. Jadi tujuan bukan pokok adalah tujuan sampingan yang mau tidak mau harus dipenuhi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pokok.

PERALATAN (EQUIPMENT)
Unsur yang keempat daripada organisasi adalah peralatan atau equipment yang terdiri dan semua sarana/tool, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
        Yang termasuk sebagai faktor lingkungan mi misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomis, dan teknologis. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain:
1)         Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak dan kehidupan organi-sasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
2)       Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komuniksi dan transportasi yang hams dilakukan oleh organisasi.
3)       Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
-          Wilayah kegiatan, menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
-          Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah tentonal, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
-          Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badanbadan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
-          Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggungjawab dan kebijaksanaan yang hams dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampauj sesual dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KEKAYAAN ALAM
Yang termasuk dalam kekayaan alam mi misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.


KERANGKA ATAU KONSTRUKSI MENTAL ORGANISASI
Konstruksi mental organisasi ini berupa pninsip-pnnsip organisasi. Organisasi modern dibangun dan digerakkan berdasarkan pada pninsip-prinsip sebagai benikut:
1) Pembagian tugas (division of work),
2) Pendelegasian wewenang (delegation of authority),
3) Disiplin (disipline),
4) Kesatuan penintah (unity of command),
5) Kesatuan arah (unity of direction),
6) Rentangan pengawasan (spon of control),
7) Koordinasi (coordination),
8) Jenjang organisasi (hierarchy),
9) Sentralisasi (centralization),
10) Inisiatif (inisiative), dan
11) Kesatuan jiwa korp (esprit de corp).

Manusia sebagai Faktor Organisasi
        Dari beberapa unsur atau faktor tersebut manusia merupakan faktor yang terpenting. Manusia merupakan faktor terpenting organisasi karena:
1)         Manusia mempakan makhluk Tuhan yang paling sempuma di antara makhluk ciptaan Tuhan.
2)       Manusia mempunyai rasio, berbeda dengan makhluk hidup lainnya.
3)       Faktor-faktor lainnya yang dimiliki oleh organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu mengelolanya dengan baik.
4)       Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berbuat dan membangun.
5)       Manusia merupakan faktor perangsang ke arah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
6)       Manusia merupakan modal utama bagi organisasi.
7)        Manusia merupakan mahiuk sosial, makhluk bermasyanakat, yang mampu mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bensama.
8)       Manusia mempakan unsur tenpenting dalam organisasi karena manusia mampu untuk berkembang baik dalam cara berpikir, carshidup maupun cara berkelompok atau bermasyarakat. Makin tinggi cara berpikir dan cara hidupnya maka semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Makin maju cara bermasyrakatnya berarti semakin tinggi kesadaran manusia untuk berorganisasi, ini merupakan salah satu ciri manusia modern.
        Sebagai akibat dan kesadaran untuk berorganisasi yang semakin tinggi maka manusia modern mendapat berbagai macam predikat, antara lain sebagai berikut:
1) Manusia organisasi, adalah:
    - Manusia yang suka berkarya dalam berbagai bentuk kelompok,
    - Manusia yang mampu bekerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama, dengan sistem, metode dan                
       prosedur kerja yang balk,
    - Manusia yang mampu mengendalikan sekelompok orang guna mencapal tujuan bersama dengan berpedoman kepada prinsip-           prinsip organisasi.
2) Manusia manajemen, adalah manusia yang mampu melakukan pengendalian dan pengembangan kegiatan operasional melalui kemampuan dalam penyusunan rencana yang balk, pengorganisasian yang rapi, pemberian motivasi yang selaras dengan kebutuhan dan pam anggota, para pekerja (workers), pengawasan yang baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi masalah yang harus segera dipecahkan.
3) Manusia adininistrasi
        Ada pendapat bahwa administrasi merupakan suatu tipe manajemen tertentu yang merupakan overall management suatu organisasi. Yang dimaksud dengan oeverall management ialah manajemen yang sifatnya menyeluruh, meliputi segala aspek kegiatan dan seluruh unit organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan manusia administrasi ialah manusia yang mampu menjalankan overall management, manusia yang mampu mengadakan pengendalian dan pengembangan secara efektif dan efisien kegiatan-kegiatan operasional yang masing-masing dijalankan,         dikendalikan, dikembangkan dan dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi sepe1i yang dijalankan oleh manusia manajemen Secara keseluruhan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan secara keseluruhan (overall planning), pengorganisasian secara keseluruhan (overall organizing), pembenan motivasi secara keseluruhan (overall motivating), pengawasan secara keseluruhan (overal controlling), dan pengambilan keputusan secara keseluruhan (overal decision making). Overall planning dibuat oleh administrator sehingga kadang-kadang disebut dengan istilah administratif perencanaan (administrative planning).
        Overrall planning meliputi segala aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan menjadi landasan kerja pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal mi berbeda dengan perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut perencanaan manajemen (management planning); atau ada yang menyebut perencanaan eksekutif (excekutive planning). Perencanaan manajemen hanya meliputi satu bidang tertentu, dan dibuat oleh manager unit yang memegang tugas eksekutif. Demikian setemsnya untuk fungsi-fungsi lainnya.

2. Macam, Bentuk dan Tipe Organisasi

2.1. Macam-Macam Organisasi
        Di dalam buku ini dikemukakan berbagai macam institusi dilihat dan jalur pembentukannya, dan telah diuraikan pula institusi formal dan institusi non-formal. Di samping itu masih terdapat berbagai macam organisasi, tergantung dan segi memandangnya. Dalam buku mi dikemukakan berbagai macam organisasi dilihat dan berbagai segi, yaitu dan jumlah pucuk pimpinan, dan segi keresmian, dan segi tujuan, dan segi luas wilayah, dan segi kebutuhan sosial, serta dan segi bentuk (bentuk-bentuk organisasi).

Macam organisasi dari segi jumlah pucuk Pimpinan
        Dan segi jumlah pucuk pimpinan, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi tunggal (single organization) dan organisasi jamak (plural organization atau plural executive organization).
Organisasi Tunggal
        Dinamakan organisasi tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dan jenis kegiatan organisasi. Dalam bidang pemerintahan, misalnya Presiden, Menteri, Direktur (Djrektur Jendral, Direktur), Kepala, Ketua, Gubernur, Bupati, Walii kotamaciya, Camat, Lurab. Dalam bidang kemiliteran, misalnya: Panglima, Komandan, Kepala (Kadapol = Kepala Daerah Kepolisian, Kapolri= Kepala Kepolisian Republik Indonesia). Dalam bidang pendidikan, misalnya Rektor, Dekan, Direktur (Direktur Akademi....), Kepala (Kepala Sekolah, organisasi kursus). Dalam bidang niaga, misalnya Administrator (Administrator Pelabuhan Tanjung Priok), Manajer.
Organisasi Jamak
        Dinamakan organisasi jamak apabila pucuk pirnpinan organisasi tersebut ada di tangan beberapa orang. Beberapa orang pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan. Nama dan kesatuan pimpinan itu ada bermnacam-macam, tergantung dan jenis kegiatan atau fungsi organisasi atau lembaga tersebut, misalnya: Presidium (Presidium Kabinet Ampera), IJewan (Dewan Pimpinan Pusat = DPP, Dewan Pimpinan Daerah = DPD), Majelis, Direksi, Direktorium.
        Dalam praktik masing-masing pimpinan yang duduk dalam dewan, majelis, dan sebagainya itu mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas di antara mereka dan sekaligus perlu ada koordinasi keija. Untuk itu diperlukan seorang ketua (Ketua Dewan, Ketua Majelis, Direktur Utama, Ketua Presidium).
        Kadang-kadang nama dan kesatuan pimpinan itu sekaligus dipergunakan sebagai nama dan organisasi atau lembaga yang bersangkutan. Misalnya: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI), sekarang Konperensi Wall Gereja Indonesia (KWI), Majelis Ulama Indonesia (MIJI), Dewan Gereja—gereja Indonesia (DGI).
        Dua jenis organisasi tersebut masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan. Organisasi tunggal, karena pucuk pimpinan hanya ada di tangan satu orang, segala ketentuan, kebijaksanaan dan keputusan ada di tangan pimpinan. Hal mi mengakibatkan keputusan dapat diambil dengan cepat, tanpa hams melalui prosedur (musyawarah). Akan tetapi suatu keputusan yang diambil secara perseorangan belum tentu tepat, karena mungkin kurang input sebagai bahan pertimbangan.
        Karena dalam organisasi tunggal segala sesuatunya ada di tangan satu orang, hal itu akan mengakiba&an timbulnya kepemimpinan yang bersifat otoriter/diktatur. Kelemahan dalam organisasi tunggal mi sebenarnya dapat diatasi dengan menempatkan badan staff sebagai badan penasihat (advisory stafj) yang bertugas memberikan saran, advis kepada pimpinan. Tetapi perlu diingat bahwa staff tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sesuatu. Badan staff hanya bertugas sebagai badan pemberj nasihat/saran/advis dan segala sesuatUflya tetap ada di tangan pimpinan.

Macam Organisasi Dari Segi Keresmian
        Menurut keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu prganisasi formal (formal organization) dan organisasi informal (informal irganization).
Organisasi Formal (Formal Organization)
        Dikatakan organisasi formal apabila kegiatan yang dilakukan oleh eberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoorçlinasikan guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas. Struktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang menggambarkan hubungan wewenang, kekuasaan dan tanggungjawab. Mengenai organisasi formal, Herbert G. Hicks antara lain mengatakan sebagai berikut:
A formal organization has a well-defined structure that may describe its authority, power, accountability, and responsibility relationships. The structure can also define that channel spec Wed jobs every member. The hierarchy of objective offormal organizations is explicity stated. Status, prestige, pay, rank, and at her perguimitites are well ordered, nad controlled. Formal organization are durable and planned; becaise of their emphasis on order, they are relatively inflexible. Membership in formal organization is gained consciusly, at aspefic time, and usually openly.
Jadi menurut Herbert G. Hicks, organisasi formal mempunyai ciri-cin sebagal benkut:
1)   Suatu organisasi formal mempunyai struktur yang baik, yang dapat menggambarkan hubungan-hubungan wewenang (authority), kekuasaan(Power), akuntabilitas (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). Struktur itu dapat pula menunjukkan saluran-saluran fllelalui kornunikasi/tata-hUbUngan.
2) Organisasi formal mempunyai spesifikasi jabatan yang jelas bagi setiap anggota.
3) Hirarici dan tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas.
4) Dalam organisasi formal, masalah status, prestise (prestige), gaji (pay), keciudukan atau pangkat (rank) dan penghasilan diatur dan diawasi dengan baik.
5) Orgafl formal tahan lama dan Jirencanakan, sebab penempatannya sesaai dengan peraturan. Mereka relatif tidak fleksibel (inflexible).
6) Dalam organisasi formal, keanggotaafl diperoleh secara sadar, paia waktu tertentu dan umumnya terbuka.

Herbert G. Hicks, memberikan beberapa contoh organisasi formal, antara lair’ Peflisahaan besar (large business corporations), pemerintah pusat dan daerah (federal and state government), dan universitas-universitas.
Organisj formal dapat pula dilihat dan bentuk hubungan-hubungan yarI teijidi antara orang-orang dalam kelompok tersebut. Dikatakan organisasii formal apabila hubungan antara orang-orang dalam kelompok kerjasarila bersifat formal, karena hubungan-hubungan formal pada umumnya telah diaI1r dalan dasar hukum pendirian organisasi/lembaga.
        Hubungan-hubungan formal biasanya telah tergambar dalam bagan organisasi atau struktur organisasi.
Organisasi Informal (Informal Organization)
        Organisasi informal adalah organisasi yang disusun secara bebas dan spOmm dan keanggotaannya diperoleh secara sadar atau secara tidak sadar, di kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan. Dalam organisas’ 10formal tidak ada perincian secara tegas tentang tujuan organisasi. Biasanyaa organiasi informal bersifat semantara karena pembentukannya tidak didasarkan atas rencana yang matang dan jelas.
Secara terinci, ciri-ciri organisasi informal ialah sebagai berikut:
1) Disusun secara bebas, spontan, tak pasti, dan fleksibel.
2) Keanggotannya diperoleh secara sadar atau ecara tidak sadar.
3) Kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan.



Macam Organisasi Dari Segi Tujuan
        Dan segi tujuan yang hendak dicapai, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi niaga atau organisasi ekonomi, dan organisasi sosial atau organisasi kemasyarakatan.
Organisasi Niaga atau Organisasi Ekonomi
        Organisasi niaga atau organisasi ekonomi adalah organisasi yang tujuan utamanya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya. Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi niaga adalah memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Pelayanan yang diberikan adalah memberikan barang/jasa guna mendapat imbalan dalam bentuk uang. Konsumen dibebani biaya operasi dan laba. Karena itu organisasi ekonomi disebut juga organisasi keuntungan atau profit organization.
Organisasi niaga dibedakan menjadi organisasi niaga swasta dan organisasi niaga pemerintah. Organisasi niaga swasta didirikan oleh pihak swasta dengan berbagai macam bentuk atau jenis, misalnya Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Koperasi. Sedang organisasi niaga pemerintah ialah organisasi niaga yang didirikan oleh pemerintah, yang dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bentuk, yaitu: Perseroan Terbatas Negara (Persero), Perusahaan Daerah, Perusahaan Negara Umum (Perum) dan Perusahaan Negara Jawatan (Perjan). Di samping bentuk-bentuk organisasi niaga seperti yang telah disebutkan, masih terdapat berbagai macam bentuk usaha lainnya, Seperti Joint Venture, Trust, Holding Company, Kartel, Sindikat dan Yayasan. Firma (Fa)
        Dasar hukum yang mengatur berdinnya Firma dapat dijumpal pada Pasal 16 Undang-undang Hukum Dagang, yang antara lain menyatakan bahwa Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Tanggungjawab para anggota firma (para firma) tidak terbatas. Keuntungan yang diperoleh dibagi bersama, dan apabila terjadi kerugian maka semua firma ikut menanggungnya.

Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer disebut juga Command itaire Vennootschaap (CV). Dasar hukum yang mengatur berdirinya CV dapat dijumpai pada Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang dinyatakan bahwa Con1man- ditaire Vennootschaap atau CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggungjawab penuh dengan kekayaan pribadmnya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggungjawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.

Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)         Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemegang saham.
2)       Kekuasaan tertinggi pada PT ada di tangan rapat umum pëmegang saham. Setiap pemegang saham memiliki hak suara yang sama dalam rapat umum.
3)       Para pemegang saham utama biasanya duduk dalam dewan komisaris.
4)       Hasil keputusan rapat umum pemegang saham biasanya dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
5)       Yang menjalankan kebijaksanaan manajemen ialah Dewan Direksi.
6)       Modal usaha cukup besar. Oleh karena itu bentuk PT didirikan untuk jenis usaha yang membutuhkan modal yang besar.

Koperasi
        Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan azas-azas kekeluargaan. Landasan hukum koperasi di Indonesia ialah Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan kepada Undang-Undang tersebut kemudian ditetapkan landasan koperasi yang terdiri dan:
1) Landasan idiil adalah Pancasila.
2) Landasan Struktural adalah Undang-Undang Dasar 1945.
3) Landasan mental adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi.
Koperasi dibedakan menjadi:
1)         Koperasi Primer, adalah unit koperasi terkecil dan beranggotakan paling sedikit 20 orang.
2)       Pusat Koperasi, merupakan gabungan dad beberapa koperasi primer, paling sedikit terdiri dan Jima koperasi primer yang berbadan hukum.
3)       Gabungan Koperasi, adalah koperasi yang paling sedikit terdin dan tiga pusat koperasi yang berbadan hukum.
4)       Induk Koperasj, adalah koperasi yang paling sedikit terdiri dan tiga gabungan koperasi yang berbadan hukum.

PT Pemerintah
        PT Pemerintah atau PT (Persero) atau PT Negara (Persero), adalah PT yang sahamnya diniiliki oleh peirierintah, baik sebagian maupun selumhnya, baik Pemerintah Pusat maupun oleh Pemerjntah Daerah. Badan Usaha MilikNegara dibedakan menjadi PT Negara (Persero), Perusahaan Daerah, Perusahaan Negara Umum (Perum), dan Perusahaan Negara Jawatan (Perjan).
1)         Saham PT. Negara (Persero) dan Perusahaan Daerah dipisahkan dengan kekayaan negara. Tujuan Persero dan Perusahaan Daerah adalah mencari keuntungan yang maksimum.
2)       Perusahaan Negara Umum (Perum) dan Perusahaan Negara Jawatan (Perjan), bukan organisasi ekonomi yang semata-mata mencari keuntungan. Tujuan Perum dan Perjan adalah memberikan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat umum dalam bidang jasa dan kesejahteraan.

Trust
Trust merupakan penggabungan (bukan bentuk kerjasama) dan beberapa perusahaan menjadi satu. Masing-masing perusahaan meleburkan din atau berfusi sehingga terbentuk satu perusahaan yang besar dan kuat.

Kartel
Kartel merupakan persekutuan dan beberapa perusahaan sejenis dengan Suatu perjanjian tertentu. Masing-masing perusahaan tenkat dengan peijanjian yang telab dibuat bersama, tetapi di luar peijanjian itu mereka bebas. Masingmasing perusahaan temp merupakan perusahaan yang berdiri sendiri, danmasing-masing mempunyai kedudukan yang sama. Kartel dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

Holding Company
Perusahaan saham patungan, yang mengontrol satu atau lebih perusahaan lain. Kepemiljkan saham dapat penub, atau sebagian. Holding Company dapat terbentuk bila perusahaan membeli saham perusahaanl perusahaan lain untuk menjadi miliknya.

Yayasan
Yayasan merupakan suatu badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan dan lebih mengumakan pada usaha-usaha sosial. Beberapa contorh yayasan misalnya: Yayasan Supersemar, Yayasan Dana Bantuan Sosial, Yayasanyayas Penderita Anak Cacat (YPAC), dan berbagai bentuk yayasan yang bergerak dalam bidang peñdidikan.

Organisasi sosial atau organisasi Kemasyarakatan
        Pengertian dan Ciri Organisasi Kemasyarakatan. Yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi kemasyarakatan seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Macam Organisasi Menurut Bentuk
Menurut bentuknya, organisasi dibedakan menjadi:
1) Organisasi Staff (Staff Organization),
2) Organisasi garis (Line Organization),
3) Organisasi Fungsional (Fuctional Organization),
4) Organisasi Staff dan Garis (Line and Staaf Organization),
5) Organisasi Garis dan Fungsional (Line and Functional Organization),
6) Organisasi Fungsionald dan Staff (Fuctional and Staff Organization),
7) Organisasi Garis, Fungsional dan Staff (Line, Functional and Staff Organization).
8) Organisasi Panitia (Committee Organization).
        Jadi menurut bentuknya ada 8 (delapan) macam organisasi, walau ada yang Iangsung membedakan menjadi 4 (empat) macam organisasi, yaitu:
1) Organisasi Lini (Line Organization),
2) Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization),
3) Organisasi Fungsional (Functional Organization), dan
4) Organ isasi Pantia (Committee Organization).

Macam Organisasi Menurut Tipe
• Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ,urganisasi dengan tipe Piramid dan organisasi dengan tipe Kerucut. Organisasi Tipe Mendatar dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi tipe piramide mendatar, dan organisasi tipe piramid terbalik.
demikian secara terinci menurut tipenya, organisasi dibedakan tiga macam, yaitu:
1) Organisasi dengan Tipe Piramid Mendatar (flat),
2) Organisasi dengan Tipe Piramid terbalik, dan
3) Organisasi dengan tipe Kerucut.

2.2. Bentuk-Bentuk Organisasi
        Pengertian bentuk organisasi sering disamakan dengan tipe organisasi, adahal keduanya berberia. Bentuk organisasi memandang organisasi dan segitata-hubungan, wewenang (authority), dan tanggungjawab (responsibility) yang ada dalam suatu organisasi.
        Apabila di dalam organisasi hanya terdapat hubungan staf maka organisasi itu adalah organisasi staff. Tata hubungan wewenang dan tanggungjawab lini akan menimbulkan organisasi lini. Demikian pula tata hubungan fungsi akan menimbulkan organisasi fungsi. Tata-hubungan staff berupa tata-hubungan pemberian saran, nasihat, bantuan pemikiran atas berbagai masalah yang memerlukan kecakapan khusus. Di dalam bagan organisasi, tata-hubungan staff digambarkan dengan garis putus-putus ( ) untuk membedakannya dengan tata-hubungan lini.
        Tata-hubungan wewenang dan tanggungjawab lini berupa tata-hubungan pemberian perintah atau komando dan pucuk pimpinan kepada para pembantu pimpinan atau kepada satuan pelaksana. Wewenang dan pucuk pimpinan disalurkan melalui saluran garis atau lini, baik kepada para pembantu pimpinan maupun kepada para pejabat lini. Yang dimaksud dengan pembantu pimpinan adalah pejabat (para pejabat) yang secara Iangsung ada di bawah pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang lini (wewenang komando). Pejabat (para pejabat) tersebut diserahi tugas untuk membantu pimpinan dalam bidang kerja tertentu, serta diserahi tugas untuk mengkoordinasikan beberapa jenis urusan tertentu. Pejabat lini adalah pejabat yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelaksanaan tugas operasional sesuai dengan fungsi atau urusan masing-masing.
        Tata-hubungan fungsi adalah tata-hubungari pemberian perintah dan setiap pimpinan satuan organisasi yang ada di bawah pucuk pimpinan kepada semua pelaksana yang ada sepanjang perintah itu menyangkut bidang tugas atau kerjanya. Sesuai dengan luas-sempitnya organisasi, dan tergantung dan kepentingan organisasi, tiga macam tata-hubungan (staff, lini, dan fungsi) itu dapat dikombinasikan, bajk dalam bentuk dan kombinasi maupun dalam bentuk tiga kombinasi.
        Apabila dalam organisasi terdapat tata-hubungan staff dan lini, maka organisasi itu dinamakari bentuk organisasi lini dan fungsi. Apabila dalam organiSasi itu terdapat tata-hubungan lini dan fungsi, maka organisasi itu dinamakan bentuk organisasi lini dan fungsi. Demikian pula apabila dalam organisasi terdapat tata-hubungan fungsi dan staff, maka organisasi itu dinamakan bentuk organisasi fungsi dan staff. Organisasi dinamakan bentuk organisasi hni, staff dan fungsi apabila dalam organisasi itu terdapat tiga macam tata hubungan, yaitu tata hubungan lini, staff, dan tata-hubungan fungsi. Dengan demikian atas dasar macam-macam tata-hubungan yang ada di dalam organisasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat berbagai macam bentuk organisasi, yaitu:
1)   Bentuk organisasi staff (Staff organization),
2) Bentuk organisasi lini (Line organization),
3) Bentuk organisasi Fungsi (Function organization),
4) Bentuk organisasi lini dan staff ( Line and staff organization),
5) Bentuk organisasi fungsi dan staff (Functional and staff organization),
6) Bentuk organisasi lini dan fungsi (Line and functional organization),
7)  Bentuk organisasi lini, staff dan fungsi (Line, staff and functional organization).
                Masih terdapat satu macam bentuk organisasi, yaitu bentuk organisasi panitia (committee organization), yaitu apabila kegiatan itu dilakukan kelompok sementara yang terdiri daripada orang-orang yang mempunyai keahlian tertentu.

Bentuk Organisasi Staf (Staff Organization)
        Dalam organisasi staf hanya terdapat pucuk pimpinan dan staf yang memberikan bantuan pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan. Oleh karena itu dalam organisasi staf tidak ada garis komando ke bawah karena tidak ada pejabat pimpinan lini. Di dalam prakteknya.tidak ada organisasi yang murni organisasi staf, karena tidak ada pimpinan organisasi yang hanya membutuhkan nasihat saja, tetapi biasanya dikombinasi dengan bentuk organisasi lini sehingga menjadi bentuk organisasi lini dan staff (line and staff organization), atau dikombinasi dengan bentuk organisasi fungsi sehingga menjadi bentuk organisasi lini dan fungsi (line and functional organization).

 

Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
        Bentuk organisasi lini disebut juga bentuk organisasi garis atau bentuk organisasi komando (line organisation). Bentuk organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi di mana pucuk pimpinan (top manager atau chief executive) dipandang sebagai sumber kesusilaan tunggal. Segala ketentuan, keputusan atau segala kebijaksanaan ada  halangan satu orang, yaitu pucuk pimpinan.
        Wewenang dan pucuk pinpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya untu mua jenis atau bidang pekerjaan, menurut garis komancio. Dan pucuk pinpnan sampai kepada bawahan (satuan-satuan organisasi lini) berlangsung ilenirut garis komando. OIeh karena itu dalam bentuk organisasi lini/garis haydikena1 unsur pimpinan dan pelaksana yang nierupakan pejilbat lini. YanI dmaksud dengan pimpinan adalah pimpinan tunggal atau pucuk pimpinafl. Pelaksana adalah orang-orang atau unit-Unit di clalam organisasi ying secara langsung berhubungan dengan tercapaiflya suatu tujuan organisai lini.

 

Berdasarkan urajan teriehit di aLas dapat diketahui bahwa bentuk organisasi lini mempunyai ciricii sebagai benikut:
1)         Bentuknya Sederhana dpergunakan oleh organisasi-onganisasi yang relatif masih kecil.
2)       Bawahan hanya mengenal satu pimpinan, yaitu pucuk pimpinan.
3)        Pucuk pimpinan merupakan sumber daripada kekuasaanlwewenang.
4)       Bawahan seolah-olah hanya bertindak sebagai pelaksana perintah.
5)       Hanya dikenal unsur pimpinan dan unsur pelaksana.
6)       Dan pucuk pimpinan sampai ke bawab (para pelaksana), segala sesuatunya berlangsung menurut garis komando.
7)        Karena organisasi masih relatif kecil maka jumlah karyawannya sedikit.
8)       Dalam organisasi niaga, pemilik biasanya menjadi pimpinan tertinggi di dalam organisasi.
9)       Hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya, dan hubungan kerja antarkaryawan masih bersifat hubungan tatap muka atau face to face sehingga semua anggota organisasi/karyawan masih kenal satu sama lain.
10)     Tujuan yang hendak dicapai masih sederhana sehingga kegiatan organisasi belum merupakan suatu kegiatan yang kompleks.
11)       Tingkat spesialisasi masih rendah.
12)      Alat-alat (equipment) yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan masih sederhana.

Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini
        Bentuk organisasi fungsional dan lini (finctional and line organization) merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi lini/garis. Wewenang dan pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dan setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam semua bidang pekerjaan.

 


Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini Dan Staf
        Bentuk organisasi fungsional, lini dan staf (Functional Line and Staff Organization) adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dan tiga bentuk organisasi, yaitu organisasj fungsional, organisasi lini dan organisasi staf. Bentuk organisasi fungsional, lini dan staf adalah organisasi di manawewenang dan pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dan setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat pimpinan. Jadi pada dasamya sama dengan bentuk organisasi fungsional dan lini, hanya di bawab pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat.

 

Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff Organization)
        Bentuk organisasi lini dan staff merupakan perpaduan antana dua bentuk organisasi, yaitu organisasi lini dan organisasi staff. Wewenang diserahkan pada pucuk pimpinan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bsWahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff. Staff mi tidaic mempunyai wewenang lini/ganis (wewenang dan Staff Organization), komando ke bawah. Staff hanya berfungsi sebagai perrrmberi nasihat, pembj pertimbangan sesuai bidang keahliannya.
Staff dapat pula ditempatkan di setiap satuan organisasi apabila dibutuhkan.

Ciri-Ciri Organisasi Lini dan Staff.
Berdasarkan uraian di atas mika organisasi lini darr staff mempunyai cirj ciii sebagai berikut:
1) Dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lxlesar dan kompleks.
2) Jumlah anggota relatif banyak,
3) Unit-unit dalam organisasidibedakan menjadi cziua macam, yaitu:
a.        Unit-unit linilgaris, situ sama lain berhulubungan menurut garis komando mulai top manager (pimpinan pi uncak), sampai dengan unit lini yang paling bawah. Yang dimaksu.iid dengan unit lini ialah unit-unit yang sectra langsung terlibasflt dalam pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi.
b.        Unit staff yang dihubungkan dengan gar-is tata-hubungan staff. Yang dimaksud dengan unit staff adalah ‘ unit yang tidak secara langsung ikut terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi hanya memberikan bantuan di bidang pengadaan pegawai, keuangan, material dan bantuan lainnya b caik untuk kepentingan unit lini maupun kepentingan unit staff sendiri.
c.        Karena jumlah anggota organisasi relatif banyak maka hubungan yang sifatnya tatap muka (face to face communication) tidak mungkin lagi dapat dilaksanakan bagi seluruh anggota organisasi.

Bentuk organisasi panitia (committee Organization)
Pengertian dan Karakteristik Panitia atau Komite. Istilah panitia sering disamakan dengan istilah komite, komisi, gugus tugas (task force atau task group). Terlepas dan istilab mana yang dipakai, pada dasamya semua istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu sekelompok orang kepada siapa sejumlah persoalan dibebankan. Jadi yang dimaksud dengan panitia atau komite adalah sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seseorang (pejabat/pimpinan) atau oleh beberapa orang (dewan).
Nama suatu panitia ada bermacam-macam, tergantung dan jenis dan sifat tugas atau kegiatan yang dijalankan. Ada yang mempergunakan nama Panitia Kerja (Panja), Panitia Khusus (Pansus), Panitia Perumus, Panitia Penyelesaian Perburuhan Pusat atau Daerah, Komisi APBN DPR. Ada pula yang mempergunakan nama dan pejabat ketua dan panitia tersebut, misalnya Panitia Daryatmo. Nama suatu panitia dapat juga diambilkan dan jumlah anggota yang duduk dalam panitia, misalnya Panitia 9, karena jumlah anggota yang duduk dalam panitia beijumlah 9 orang.
        Nama bukanlah masalah yang prinsip karena mempergunakan nama apapun, tugas panitia adalah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau oleh beberapa orang yang ada dalam suatu kelompok (dewan).
        Wewenang yang dimiliki oleh panitia berbeda-beda. Ada panitia yang mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen dan ada pula panitia yang tidak mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen. Ada panitia yang berhak membuat keputusan, tetapi ada pula yang terikat pada masalah yang dihadapi tanpa mempunyai wewenang untuk membuat keputusan. Ada panitia yang bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada pimpinan/manajer. Dapat dikatakan bahwa wewenang yang diberikan kepada panitia ada berbagai macam.
        Apabila dilihat dan bentuk organisasi, panitia adalah suatu bentuk organisasi staff tertentu tanpa memiliki ciri-ciri lain. Panitia juga merupakan kelompok orang-orang yang diberi tugas untuk melaksanakan tindakan administratif yang khusus, dan dalam pelaksanaannya menunjukkan sebagai staff (staff khusus) atau sebagai executive (executive committee). Berdasarkan wewenang yang diberikan kepada panitia, panitia dapat dibedakan menjadi panitia eksekutif dan panitia staff. Dinamakan panitia eksekutif apabila panitia itu dibeni wewenang untuk mengambil keputusan, dan keputusan itu mengikat para bawahan. Hal mi beranti bawahan hams memberikan pertanggungjawaban kepada panitia. Dinamakan panitia staff apabila panitia itu tidak diberi wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal mi panitia hanya bertindak sebagai pemberi advis saja.
        Menurut sifatnya, panitia dapat dibedakan menjadi panitia yang bersifat formal, panitia yang bersifat informal, panitia yang bersifat permanen dan panitia yang bersifat temporer.
Panitia yang Bersifat Formal
Ciri-ciri daripada panitia yang bersifat formal adalah sebagai berikut:
1) Dibentuk atas dasar wewenang yang membentuk.
2) Mempunyai tempat dalam stmktur organisasi.
3) Mempunyai tujuan yang jelas.
4) Menerima delegasi wewenang dan tugas tertentu.

2.3.Tipe Organisasi (Type Of Organization)
        Tipe organisasi berbeda dengan bentuk organisasi. Bentuk bentuk organisasi memandang organisasi dan segi saluran wewenang, saluran hirarki dan tata-hubungan (lini, staff dan fungsi) yang ada dalam organisasi. Sedang tipe-tipe organisasi memandang organisasi dan segi jumlah dan susunan pejabat atau jumlah satuan organisasi yang terdapat dalam organisasi. Makin banyak jumlah satuan organisasi dalam organisasi, maka jumlah pejabatnya juga semakin banyak. Secara hirarki, satuan organisasi dibedakan menjadi:
Satuan organisasi utama, satuan organisasi lanjutan, sub-satuan organisasi lanjutan, dan satuan organisasi operasional.
1)         Satuan organisasi utama, adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah pucuk pimpinan.
2)       Satuan organisasi lanjutan, adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah satuan organisasi utama.
3)       Sub-satuan organisasi lanjutan, adalah satuan organisasi yang lang- sung ada di bawah satuan organisasi lanjutan.
4)       Satuan organisasi operasional, adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah sub-satuan organisasi lanjutan.
        Agar pengertian satuan-satuan organisasi semakin jelas, lihat bagan organisasi di bawah mi, dan akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.
        Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi: organisasi dengan tipe piramid mendatar (flat), organisasi dengan tipe kerucut, dan organisasi dengan tipe piramid terbalik.

Organisasi Dengan Tipe Piramid Mendatar
Ciri-Ciri Organisasi dengan Tipe Piramid Mendatar
Organisasi dengan tipe pirarnid mendatar mempnyai ciri-ciri sebagai
1)         Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit.
2)        Jumlah pekerja (bawahan) yang hams dikendalikan cukup banyak.
3)        Formasi jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.


 

 

 

Organisasi Dengan Tipe Kerucut
Ciri-Ciri Organisasi dengan Tipe Kerucut
Organisasi dengan tipe kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai benkut:
1)         Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/ kewenangan banyak.
2)       Rentang kendali sempit.
3)       Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang paling bawah/rendah.
4)       Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
5)       Jumlah formasi jabatan pimpinan cukup besar.
Kebaikan dan Kelemahan Organisasi dengan Tipe Kerucut
Organisasi dengan tipe kerucut mengandung kebaikan dan kelemahan. Beberapa kebaikan organisasi dengan tipe kerucut ialah:
1)         Pengendalian dapat dilakukan secara efektif karena rentang kendali sempit.
2)       Karena jumlah formasi jabatan pimpinan banyak, akan memberikan motivasi kepada para bawahan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3)       Semangat kerja para pegawai pada umumnya tinggi karena mereka berlomba untuk mendapat promosi.
Sedang beberapa kelemahan organisasi dengan tipe kerucut, antara lain:
1)         Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah sangat jauh.
2)       Komunikasi dalam organisasi hams melalui beberapa jalur atau saluran (channel) sehingga sering terjadi berbagai macam bentuk hambatan.
3)       Penyampajan informasj dan respon atau umpan balik (feddback) dan pimpinan tingkat atas kepada pimpinan tingkat bawah dan sebaliknya memakan waktu yang lama. Hal mi akan mengakibatkan timbulnya birokratisme, yaitu hambatan-hambatan dalam kantor.
4)       Hubungan lebih bersifat formal sehingga regid (kaku).
5)       Kurang saling mengenal di antara pegawai sehingga hubungan antar pribadi makin berkurang.
Organisasi dengan Tipe Piramid Terbalik
                Salah satu ciri dan organisasi dengan tipe piramid terbalik ialah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Kalau ditinjau dan segi kepangkatan, organisasi dengan tipe piramid terbalik mempunyai pegawai yang berpangkat tinggi lebih besar daripada jumlah pegawai yang pangkatnya rendah. Organisasi mi hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional, seperti organisasi-organisasil lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan (Akademi, Institut, Universitas). Organisasi mi tidak baik untuk organisasi-organisasi yang peng-angkatan pegawainya berdasarkan pada formasj jabatan struktural. Lihat Gambar 4.20 dan Gambar 4.21.

 

3.Prinsip-prinsip Organisasi              
        Prinsip-prinsip organisasi sering disebut dengan azas-azas organisasi. Prinsip atau azas merupakan dasar, pondasi, atau sesuatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir.
Menurut Prajudi Atmosudirjo (1980, 90), prinsip itu mempunyai dua segi berikut:
1)         Prinsip merupakan pangkal-tolak pikiran untuk meinahami suatu tata-hubungan, atau suatu kasus, dan
2)       Prinsip merupakan suatu jalan atau sarana untuk menciptakan suatu tata-hubungan atau kondisi yang kita kehendaki.
Dengan demikian yang dimaksud prinsip-prinsip orgnisasi adalah pondasi yang menjadi pokok dasar atau yang menjadi pangka1-oIak di dalam menggerakkan organisasi. Oleh karena itu organisasi dibanguii dan digerakkan di atas pondasi yang berupa prinsip organisasi, dan setiap prinsip mengandung suatu kebenaran.

Beberapa Pendapat
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang ,rinsip-pririsip atau azas-azas organisasi. Masing-masing ahli memberikan pcrumusan yang berbeda, baik dalam jumlah maupun istilah yang dipergunakan. Beberapa mengemukakannya secara terinci, sementara yang lain menberikan garis besarnya saja.
               
PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

W. WARREN HAYNES DAN JOSEPH L. MASSEI
Dalam bukunya yang berjudul Management for Business and Industri, dua orang penulis mi menyatakan prinsip-prinsip organisasi ada 4 (empat) macam, yaitu:
1) Prinsip kesatuan perintah (unity of command),
2) Prinsip rentangan kendali atau rentangan pengawasan (span of control),
3) Prinsip pengecualian (the exception princeple), dan
4) Prinsip hirarki (the scalar principle).

PRAJUDI ATMOSUDIRJO
Dalam buku yang berjudul Administrasi dan Management Umum, Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan 12 (dua belas) prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:
1)         Prinsip tujuan, yang berarti bahwa organisasi hams mempunyai tujuan.
2)       Prinsip pembagian kerja, bahwa dalam organisai harus ada pembagian kerja dan penugasan kerja yang homogen.
1)         Prinsip perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan wewenang. Prinsip pelimpahan kekuasaan hat-us jelas batas-batasnya.
6)       Kesatuan komando, bahwa azas mi menghendaki satu orang satu atasan (the one man one chiefprinciple).
7)        Komunjkasj, untuk mengadakan pertukaran informasi antar instansi yang ada di dalam organisasi.
8)       Prinsip pengecekan, yang berarti bahwa setiap pimpinan berkewajiban untuk melakukan pengecekan terhadap pelaksanaan kegiatan.
9)       Prinsip kontinuitas, yang artinya kegiatan dalam organisasi hams bersjfat terus-menerus tidak boleh mandeg, dalam keadaan atau situasi yang bagaimanapun.
10)     Prinsip saling asuh, yang berarti antara unit (lini dengan staff) saling bekerjasama dan menyadari akan kepentingan setiap unit yang ada dalam organisasi. Jangan sampai suatu unit merasa lebih penting daripada unit yang lain.
11)       Prinsip koordinasi, untuk mencegah timbulnya bahaya disintegrasi.
12)      Prinsip kehayatan, yang mencerminkan bahwa organisasi itu hidup atau berhayat.
13)      Prinsip tahu din, yang berarti bahwa setiap anggota organisasi hams sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui posisi masing-masing dalam organisasi.

HENRY FAYOL
Henry Fayol, seorang insinyur pertambangan Dari Perancis, mengemukakan 14 prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:
1) Pembagian kerja (division of work).
2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility).
3) Prinsip disiplin (discipline).
4) Prinsip kesatuan komando (unity of command).
5) Prinsip kesatuan langkah (unity of direction).
6) Pnnsip subordinasi minat individu di bawah minat pada umumnya (subordination of individual interest to general interest).
7) Prmnsip pemberian hadiah (remuneration).
8) Prinsip sentralisasi atau pemusatan (centralization).
9) Prinsip jenjang hirarki (line of authoriry/hierarchie).
10) Prinsip ketertiban (order).
11) Prmnsip kesamarataan (equity).
12) Prinsip stabilitas jabatan pegawai (stability of personel).
13) Prinsip inisiatif (iniciative).
14) Prmnsip kesatuan jiwa korp (esprit de corp).
        Di samping prinsip-prinsip organisasi seperti yang telah dikemukakan oleh ketiga ahli di atas, kita dapat pula menyimpulkan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang baik apabila organisasi itu memiliki pnnsip-prinsip berikut: (1) mempunyai tujuan yang jelas, (2) Mempunyai kesatuan perintah, (3) ada keseimbangan, (4) ada pendistribusian pekerjaan, (5) ada rentangan pengawasan, (6) ada pelimpahan wewenang, (7) ada departementalisasi, (8) ada penempatan pegawai yang tepat, (9) ada koordinasi, dan (10) ada balas jasa yang memuaskan. Masing-masing prinsip organisasi tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

Tujuan Yang Jelas
Tujuan merupakan sesuatu atau sasaran yang hendak dicapai. Karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi maka tujuan tersebut hams dicapai melalui kerjasama sekelompok orang.
Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal berikut mi diperhatikan:
1)   Tujuan hams selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi.
2) Tujuan organisasi hams dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota, dan dicamkan benar-benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka. Dengan memahami tujuan organisasi, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh para anggota, yaitu:
a)       Para anggota dapat mengetahui dan menyadari apa yang sebenarnya diharapkan oleh organisasi dan para anggota.
b)       Para anggota organisasi dapat mengetahui dan memahami apa yang akan diperoleh dan organisasi.
c)       Para anggota organisasi mengetahui apakah organisasi yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhannya.
d)       Para anggota organisasi dapat mengetahui apakah organisasi yang bersangkutan dapat menyalurkan aspirasinya.
3) Tujuan organisasi hams dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal mi berarti para anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga mereka dapat dengan mudah digerakkan.
4) Dalam memmuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujuan utama, tujuan sekunder, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi, dan tujuan pribadi.

Tujuan Utama
        Tujuan utama disebut juga tujuan pokok atau tujuan tunggal, adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi. Tujuan utama atau tujuan pokok adalah tujuan yang menjadi dasar dibentuknya organisasi. Menurut jenis organisasi yang didinikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya: tujuan mendapat keuntungan, tujuan untuk membenikan kesejahteraan bagi para anggota, dan tujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat.
        Tujuan untuk mendapat keuntungan merupakan tujuan dan setiap organisasi niaga. Organisasi niaga adalah organisasi yang mengadakan konsentrasi modal dan para pemilik atau penanam modal (investor). Setiap penanam modal pada dasarnya menghendaki pendapatan yang maksimal dan modal yang ditanamnya. Pendapatan yang maksimal mi hanya dapat diperoleh apabila organisasi yang didirikan itu memperoleh keuntungan yang maksimal.
        Tujuan untuk memberikan kesejahteraan anggota, apabila organisasi yang djdji-jkan itu bukan semata-mata untuk mencan keuntungan dan bukan merupakan konsentrasi modal. Organisasi yang didirikan merupakan konsentrasi orang-orang, misalnya koperasi. Koperasi adalah suatu organi-saSi ekonon-n yang menyelenggarakan usaha di bidang ekonomi (produksi, pembelian, penjualan dan lain-lain) untuk melayani kepentingan ekonomi atau melayani kesejahteraan para anggota.
        Tujuan memberikan kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan menyediakan barang dan jasa untuk kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Organisasi atau lembaga yang bergerak dalam pemberian pelayanan kepentingan umum misalnya: telekomunikaSi (dalam bidang komunikasi), PT. Bank Tabungan Negara (Persero) (dalam bidang penyediaan kredit perumahan rakyat), Perusahaan Air Minum (dalam penyediaan air bersih), PT. Kereta Api (dalam pemberian pelayanan transportasi). Pada umumnya organisasi atau lembaga yang menjadi milik pemerintah atau milik negara memiliki tujuan utama memberikan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan Sekunder
        Tujuan sekunder adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi setelah tujuan pokok atau tujuan utama dapat dicapai dengan baik. Contoh dan tujuan sekunder adalah meningkatkan kesejahteraafl pegawai.
                Tujuan sekunder kadang-kadang dikacaukan dengan tujuan tambahan. Tujuan tambahan adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi setelah tujuan pokok atau tujuan utama dapat dicapai, sedang organisasi yang bersangkutan masih mempunyai kelebihan kemampuan. Misalnya suatu pabrik pemintalan benang (Patal), apabila pabrik tersebut telah dapat memproduksi benang dengan baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka pabrik tersebut dapat menentukan tujuan tambahan misalnya menghasilkan jok kursi atau jok mobil dengan memanfaatkan waste kapas, plat eser yang tersedia.

Prinsip Kesatuan Perintah
        Tidak adanya kesatuan perintah akan menyebabkan kebingunan dan ketidak-pastian bagi para bawahan dalam menjalankan tugas. Hal mi juga akan mengakibatkan pertanggungjawaban menjadi kurang jelas.
Kesatuan perintah tidak akan mengurangi kerjasama secara diagonal sepanjang melalui saluran hirarki yang telah ditetapkan. OIeh karena itu garis saluran perintah dan garis saluran pertanggungjawaban hams digambat secara jelas dalam bagan struktur organisasi. Agar prinsip kesatuan perintah mi jelas maka dapat dilukiskan melalui bagan organisasi di bawah mi.
        Pada dasamya setiap individu yang ada di dalam organisasi sudah mempunyai konsep tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi darn tujuan organisasi hams ada kesesuaian sehingga akan diperoleh manfaat timbal-balik antara keduanya.
Prinsip kesatuan perintah disebut juga pnnsip kesatuan komancIo. Dua istilah mi merupakan terjemahan dan istilah bahasa Inggris Unity of Command. Yang dimaksud dengan kesatuan komando atau kesatuan permntah adalab bahwa setiap pegawai dalam organisasi hendaknya mempunyai seorang atasan langsung. Hal mi berarti setiap bawahan hanya dapat diperintah secara langsung oleh satu orang atasan. Seorang bawahan bertanggungjawab Iangsung hanya kepada seorang atasan langsung, kepada siapa ia hams memberikan laporan dan pertanggungjawaban, dan dan siapa ia menerima perintab, instruksi, penarahan, dan bimbingan.

Prinsip Keseimbangan
        Organisasi selalu membutuhkan keseimbangan. Prinsip keseimbangan di dalam organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya (a) keseimbangafl antara sentralisasi dan desentralisasi kewenangan, (b) keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, (c) keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan, dan (d) kerugiañ yang diderita oleh suatu unit hams diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh dan unit lain.
Keseimbangan Antara Sistem Sentralisasi dan Desentralisasi Kewenangan
Sentralisasi dan desentralisasi mengandung tiga macam pengertian, yaitu
1)         Sentralisasi dan desentralisasi fisik, (2) sentralisasi dan desentralisasi fungsi, dan (3) sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan.
2)       Sentralisasi dan desentralisasi fisik, disebut juga physical central-zation and decentralization. Kegiatan dalam organisasi akan bersifat sentralisasi (centralized) apabila semua kegiatan operasional organisasi dilakukan pada suatu tempat tertentu. Kegiatan dalam organisasi akan bersifat desentralisasi apabila kegiatan-kegiatan organisasi berikut unit-unitnya dilakukan di berbagai tempat. Karena sentralisasi dan desentralisasi fisik dapat berhubungan dengan penyebaran secara geografis danpada kegiatan suatu organisasi, maka sentralisasi dan desentralisasi fisik sering disebut sentralisasi dan desentralisasi geografis.
3)       Sentralisasi dan desentralisasi fungsi, apabila sentralisasi dan desentralisasi itu berdasarkan atas fungsi tertentu. Misalnya, fungsi ketatausahaan dalam organisasi dapat mempergunakan prinsip sentralisasi atau desentralisasi.
Dengan prinsip sentralisasi, semua kegiatan organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan tatausaha dipusatkan pada suatu unit tersendin (berdiri sendiri) yang khusus melayani pekerjaan tatausaha dan masing-masing unit. Semua pekerjaan dalam bidang tatausaha dilaksanakan oleh sebuah satuan organisasi yang berdiri sendiri. Satuan organisasi yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan dalam bidang ketatausahaan misalnya adalah Bagian Sekretariat atau Bagian Tatausaha. Karena Bagian Sekretariat atau Bagian Tatausaha mempunyai fungsi yang sama, maka bila organisasi sudah memiliki Bagian Sekretanat tentu tidak perlu membentuk Bagian Tatausaha.
        Dengan prinsip desentralisasi, masing-masing satuan organisasi di samping melaksanakan tugas pokok organisasi, juga hams melaksanakan pekerjaan tatausaha di lingkungan satuan kerja masing-masing. Misalnya, bagian pemasaran perusahaan, selain melaksanakan tugas pokok pemasaran, juga melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan seperti surat menyurat, penggandaan warkat, filing dan sebagainya. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, menyangkut masalah kewenangan dan setiap pimpinan satuan organisasi dalam mengambil keputusan; sampai di mana para eksekutif berwenang ikut serta di dalam mengambil keputusan.

4. Teori Organisasi

4.1.Pengertian Dan Fungsi Teori
        Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah teori diberikan penjelasan sebagai berikut:
1)         Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian dan sebagainya); misalnya teori tentang terjadinya bumi, teori Darwin tentang evolusi.
2)        Teori merupakan asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan, niisalnya teori melukis, teori karang-mengarang, teori hitungan, teori pelayaran.
3)        Teori merupakan pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu; misalnya teoninya mudah, tetapi prakteknya sukar.

Kita dapat pula memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan tori adalah sebagai berikut:
Teori merupakan suatu rumusan yang disusun secara sistematis, logis dan teratur mengenai suatu fenomena. Yang dimaksud dengan rumusan merupakan pemyataan atau kesimpulan tentang suatu asas, atau prinsip atau pendirian yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas tetapi tepat. Sistematis berarti teratur menurut suatu sistem tertentu. Sedang yang dimaksud dengan sistem adalah suatu cam atau metode yang teratur untuk melakukan sesuatu.

4.2.Pengertian Dan Beberapa Pendapat
Tentang Teori Organisasi
        Kita telah mengetahui pengertian dan ftingsi teori. Bab mi khusus membahas teori organisasi. Oleh karena its perlu diberikan suatu pengertian apa sebenarnya yang dimaksud dengan teori organisasi. I3anyak buku manajemen dan organisasi yang antara lain juga meinbahas teori organisasi tetapi tidak memberjkan perumusan secara jelas apa yang dimaksud dengan teori organisasj yang sebenamya.
        Dalam buku ini diberikan perumusan yang sangat sederhana, bahwa yang dimaksud dengan teori organisasi adalah suatu kolisepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang petnecahan masalah organisasi sehingga dapat iebih berhasil sehingga orgasisasi clapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Yang dimaksud dengan masalah adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Sesuatu yang tidak memerlukan pernecahan bukan merupakan masa1ah Oleh karena itu yang dimaksud dengan masalah organisasi adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memedukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dan setiap masalah memerlukan pemecahan tersendiri. Usaha untuk memecahkan berbagai masalah organisasi yang sangat kompieks itu memunculkan berbagaj kajian untuk lebib memahami efektivitas organisasi. Dan usaha intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasm dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
        Teori organisasi bukanlah merupakan suatu dogma, dan juga bukan teori yang memjlijcj kebenaran mutlak. Dan berbagai eon yang dikemukakan oleh para ahli tidak satupun yang memiliki kebenaran mutlak sehingga masingmasing teorj berdiri sencliri. Namun demikian berbagai teori itu saling isi atau saling melengkapj karena masing-masing ahli se nggunakan sudut tinjauan sendirj-sendin
        Prajudi Atmosudirdjo mengemujcakan bahva teori organisasi modem dalam ilmu administrasi dapat dibagi menjadi linna golongan, yaitu (1) teori organisasj klasik, (2) teori hubungan antar manusia, (3) teors proses, (4) teori periIak, dan (5) teori sistema. Yang disebut terakhir (teori sistema) disebut juga The System Theory of Organization, yang mernandang organisasi sebagai suatu janingan (netwo) daripada berbagai macas Sistem yang bertalian satu sama lain, serta bekerja dan bergerak berdasarkan tata-kaitan sistem-sistem tertentu.
        Amitai Etzioni dalam buku yang berjudul Modern Organization mengemukakan empat macam teori organisasi, yaitu: (1) teori kiasik, yang mungkin lebih tepat disebut aliran Manajemen ilmiah (scientific management), (2) aliran hubungan manusia (human relations), yang merupakan reaksi daripada aliran Manajemen Ilmiah, (3) sistem pendekatan strukturalis yang merupakan titik temu dan dua pendekatan (teori kiasik dan aliran hubungan manusia), dan (4) teori pembuatan keputusan, yaitu suatu teori organisasi yang bertalian dengan pembuatan keputusan.
        Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell, seperti yang dikutip oleh Sutarto (1984,248) mengemukakan 9 (sembilan) pendekatan, yaitu sebagai berikut:
1) Pendekatari pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach).
2) Pendekatan perilaku antarpribadi (the interpersonal behavior approach).
3) Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach).
4) Pendekatan kerjasama sistem sosial (the cooperative social system approach).
5) Pendekatan sistem teknik sosial (the sosiotechnical system approach).
6) Pendekatan teori keputusan (the decision theo,y-center approach).
7) Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach).
8) Pendekatan operasi (the operational approach).
Teori Organisasi Klasik
        Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the structure theory of organization). Teori kiasik muncul sebagai akibat dan usaha yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dengan menentukan prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi para manajer dalam melaksanakan tugas. Prinsip-prinsip mi memberikan pedoman kepa manajer untuk menyusun suatu sistem tugas dan wewenang. Prinsip-prinsip jj merupakan prinsip umum yang dapat diterapkan pada setiap organisasi apapun sehingga merupakan prinsip yang bersifat universal. Fayol berpendapat bahwa prinsip-prinsip mi sangat bermanfaat, tetapi bersifat sementara. Fayol me mardang seni manajemen terdiri dan keahlian memilih prinsip yang cocok untuk situasi tertentu. Oleh karena itu prinsip-prinsip tersebut belum tentu dapat dilaksanakanlditerapkafl sekaligus pada saat yang sama untuk situasi yang sama pula.
        Dalam buku ini diuraikan 10 macam prinsip organisasi. 10 macam prinsip organisasi itu dapat diuraikan kembali secara singkat sebagai benikut:
        Prinsip pertama adalah pninsip penetapan tujuan yang jelas. Dengan penetapan tujuan yang jelas organisasi akan bergerak ke arah sasaran yang telah ditetapkan. OIeh karena itu penetapan tujuan yang jelas merupakan dasar danipada organisasi untuk bergerak.
        Prinsip kedua adalah pninsip kesatuan perintah (the principle of unity of command). Dengan adanya kesatuan perintah maka para bawahan akan lebib jelas dani siapa mereka menerima permntah, instruksi dan bimbingan; daji kepada siapa mereka hams memberikan laporan dan pertanggungjawaban Dengan adanya kesatuan penintah maka para bawahan akan merasa aman karena ada kepastian dalam melaksanakan tugasnya.
        Prinsip ketiga adalah prinsip keseimbangan. Di dalam organisasi pemakaian prinsip-prinsip atau teknik-teknik harus seimbang dengan mem perhatikan efisiensi dan efektivitas yang menyeluruh dani organisasi da1an menghadapi tujuan-tujuan organisasi. Dalam organisasi selalu terdapat kebutuhan akan keseimbangan, misalnya keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi wewenang, keseimbangan antana wewenang dan tanggungjawab, dan sebagainya.
        Prinsip keernpat adalah pninsip pendistribusian pekenjaan (the principle of distribution of work). Pekerjaan yang terdapat di dalam organisasi dibagi-bagi sesuai dengan kemampuan dan keahlian pam pegawai. Oleh karena itu prinsip pembagian pekerjaan adalah menuju ke arab adanya spesialisasi. Dalam batas batas tertentu spesialisasi merupakaii cara yang tepat untuk memanfaatkan pam anggota organisasi baik secara individual maupun secara kelompok.
        Prinsip kelima adalah prinsip rentangan pengawasan (the principle of span of control). Prinsip mi mengatakan sampai seberapa jauh kemampuan seorang manajer dalam menjalankan fungsi pengawasan. Kemampuan setiap pemimpin dalam menjalankan fungsi pengawasan berbeda-beda. Perbedaan kemampuan mi disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya perbedaan pendidikan, perbec.laan pengalaman, perbedaan umur dan sebagainya.
        Prinsip keenam adalah prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority). Mengingat kemampuan pemimpin terbatas, maka perlu ada pelimpahan wewenang, yaitu penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
        Prinsip ketujuh adalah prinsip departementasi (the principle of departementation). Dalam setiap organisasi, pekerjaan hams dikelompokkan dalam suatu kelompok yang dinamakan fungsi. Pengelompokan pekerjaan atas fungsi inerupakan dasar daripada penyusunan organisasi.
        Prinsip kedelapan adalah prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right place). Prinsip mi merupakan salah satu azas dalam bidang kepegawaian yang mengatakan bahwa seorang pegawai hendaknya ditempatkan pada tempat yang tepat sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing.
        Prinsip kesembilan adalah prinsip koordinasi (the principle of coordination) yang pada prinsipnya menghendaki bahwa dalam organisasi hams ada keselarasan dan keserasian aktivitas antara anggota organisasi atau antara pimpinan/pejabat.
        Prinsip kesepuluh adalah prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan. Balas jasa yang diberikan hendaknya dapat menjamin tingkat hidup yang normal yang berlaku bagi masyarakat di mana pegawai yang bersangkutan hidup. Balas jasa juga hams seimbang dengan jasa yang diberikan.

Teori Birokrasi
        Birokrasi bagi kalangan awam sering berkonotasi negatif, dalam bentuk hambatan-hambatan akibat peraturan yang berlebihan, penundaan prosedur, kelambatan yang dibuat-buat yang kesemuanya sebenamya merupakan mismanagemen. Dalam arti yang netral birokrasi berarti suatu pemerintahan yang dijalankan melalui biro-biro. Keterlambatan pelayanan atau tidak baiknya pelayanan kepada masyarakat sebenamya bukan disebabkan oleh birokrasi tetapi disebabkan kurang baiknya birokrasi. Birokrasi sebenarnya merupakan inti daripada setiap organjsasj modem, karena tanpa birokrasi yang baik dan kuat, organisasj tidak akan dapat berjalan.
        Untuk membedakan pengertian antara birokrasm dalani aili negatif dengan birokrasj dalam aIli netral, dalam buku ml dmpergunakan istilah birokratis atau ada yang mengatakan birokratisme untuk birokrasi dalam aili negatif, dan istilah birokrasi untuk pengertian birokrasi dalam arti yang sebenarnya (dalam arti netral). Oleh karena itu di sini digunakan istilah teori organisasi birokrasi, bukan teori organisasi birokratis seperti yang dikatakan oleh Gibson, Ivan Cevich dan Donnelly.

Teori Organisasi Human Relations
        Teori organisasi human relations disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antar manusia, teori hubungan kerja kemanusiaan, atau the human relations theoiy. Hubungan antar manusia dan hubungan kemanusiaan kedua-cluanya merupakan terjemahan dan istilah bahasa Inggris human relations. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang tidak sama. Hubungan antarmanusia merupakan antar-persona yang bersifat Iahiriah saja, kurang memperhatikan aspek kejiwaan, sehingga tidak membenkan kepuasan psikologis. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain (yang menerima informasi) merasa puas. Pengertian hubungan kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas, dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit. Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan kepuasan hati. Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam suatu organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai, sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi, serta disiplin yang tinggi.
Jadi inti dan hubungan antar-manusia adalah hubungan yang bersifat lahiriah, sedang hubungan kemanusiaan lebih bersifat psikologis.
        Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dan suatu anggapari bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dan hubungari kemanusiaan (human relations). Teori mi beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi itu terdapat hubungan antar-pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan.

Teori Organisasi Perilaku
        Teori organisasi perilaku atau The Behaviour Theory of Organization adalah suatu teori yang memandang organisaSi dan segi perilaku anggota organisasi.. Setiap anggota mempuflyai watak, temperamen, cita-cita, keinginan yang berbeda-beda, yang mengakibatkan perilaku dan setiap anggota orgaisasi betheda-beda. Perilaku itu pada awal mulanya berorientasi path din sendiri, akan tetapi karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu hidup dalam kelompok, perilaku mereka berkembang menjadi apa yang clinamakat1 perilaku organisasi (behaviour organization). Oleh karena itU teori miii berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya organisasi rnencapai sasaran yang telah ditetapkan adalah tergantung dan perilaku atau ikap kelakuan (behaviour) dan para anggotanya. Dengan demikian menurut teoii mi masalah utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengajrahkan pam anggota untuk berpikir, bersikap, bertingkah laku atau herperilaku sebagam manusia organi-sasi yang balk.
        Yang dimaksud dengan perilaku dapat berupa sikap, tindakan atau tingkahlaku. Penilaku dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) perilaku formal, (2) perilaku informal, (3) penlaku nonformal.

Perilaku Formal
        Perilaku formal merupakan akibat dan hubungan formal yang berlangsung di dalam organisasi. Hubungan formal adalah keseluruhan hubungan yang dilakukan secara resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan perilaku formal adalab segenap sikap, perbuatan, tindakan, atau tingkah laku yang dilakukan secara formal atau resmi yang sepenuhnya berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan serta tujuan organisasi. Perilaku formal akan menimbulkan organisasi formal.
Perilaku Informal
Perilaku informal merupakan akibat daripada hubungan informal yang timbul di dalam organisasi. Yang dimaksud dengan hubungan informal adalah jalinan hubungan pnbadi yang tidak tenkat oleh berbagai ketentuan atau aturan resmi organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan perilaku informal adalah sikap, perbuatan, tindakan dan tingkah laku yang tidak tenkat oleh ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan resmi organisasi. Perilaku informal akan melahirkan organisasi informal.
Perilaku Non-formal
Penlaku non-formal merupakan akibat adanya hubungan non-formal. Yang dimaksud dengan hubungan non-formal adalah hubungan antara yang bersfat resmi (terikat kepada aturan-aturan resmi), dengan yang bersifat tidak resmi (tidak terikat aturan-aturan resmi), antara yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dengan hubungan pribadi. Dengan demikian perilaku non-formal adalah sikap, perbuatan, tindakan dan tingkah laku antara yang bersifat resmi dengan yang bersifat tidak resmi, antara yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dan tujuan organisasi dengan hubungan pnbadi. Perilaku non-formal akan melahirkan apa yang dinamakan organisasi non-formal. Apa yang dinamakan organisasi formal, organisasi informal dan organisasi non-formal telah kita uraikan dalam Bab 2. Tiga macam perilaku tersebut saling berhubuhgan dan saling pengarub-mempengaruhi. Yang jelas, perilaku non-formal merupakan jembatan atau perantara antara perilaku formal dengan perilaku informal.

Teori Organisasi Proses
        Teori organisasi proses atau The Process Theory of Organization adalah suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerja sama antara sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Oleh karena itu teori mi memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan di dalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum, universal.
                Berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung dan proses kerja sama antara orang-orang yang ada di dalam organtsasi. Oleh karena itu pimpinan organisasi hams mendayagunakan dan mengarahkan proses kerja sama itu ke arab tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Teori Organisasi Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (pars pengikut, pars bawahan) sehingga orang lain mau mengikuti apa yang menjadi kehendaknya. Orang yang mampu mempengaruhi orang lain sehingga mau mengikuti kehendaknya disebut pemim-pin atau leader. Teori mi beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung dan sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi pars bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Untuk mempengaruhi pars bawahan dapat dilakukan dengan berbagai Cara; tergantung dan tipe yang melekat pada din pemimpin tersebut. Tipe mi rnemberi warna atau corak tersendiri yang dalam perkembangan selanjutnya flierupakan pendekatan tersendiri atas organisasi. Oleh karena itu teon orgahisasi kepemimpmnan dapat dibedakan menjadi : (a) teori otokratis, (b) teori demokratjs, (c) teori kebebasan, (d) teori patemalisme, (e) teori personal, dan (f) teori non-personal.
1)         Teori otokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan berjalan lancar apabila segala sesuatu ada di tangan pimpinan, segala keputusan ada di tangan pimpinan. Dalam hal ini pemimpmn dianggap sebagai orang yang serba tahu.
2)       Teori demokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar apabila segala masalah yang dihadapi oleb organisasi dipecahkan secara bersama antara pemimpifl dengan para bawahan. Pemimpin bersifat terbuka, memberi kesempatan kepada pars bawahan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi organisasi. Segala keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat.
3)       Teorj kebebasan, disebut juga teori laissez faire, yang beranggapan bahwa agar segala sesuatu, segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan, kepada para bawahan diberikan kebebasan untuk memutuskan segala masalah yang dihadapi, kemudian melaksanakannya sesuai keinginannya pula. Dalam hal mi pemimpin tidak ada di tengah-tengah para bawahan. Pemimpin tidak mempunyai fungsi sehingga pemimpin tetapi hanya merupakan simbol belaka.
4)       Teori paternalisme, berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pemimpin mampu memberikan bimbingan, pengarahan, perintah, petunjuk, dan mengawasi para bawahan sampai mendetail, sampai dengan masalah yang sekecil-kecilnya. Pemimpin menganggap dirinya paling .nengetahui segala macam persoalan dalam organisasi. Pemimpin bertindak sebagai seorang ayah, sehingga para bawahan diperlakukan seperti orang yang belum dewasa.
5)       Teori personal atau leon pribadi berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran atau tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pimpinan mampu mengadakan hubungan secara langsung dengan para bawahan. Pada umumnya hubungan langsung dilakukan secara lisan sehingga terjadi hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah. Hubungan mi dapat berlangsung dan atas ke bawah, dan pimpinan kepada bawahan atau down war communication; dan bawah ke atas, dan bawahan dengan atasan, atau up ward communication.
6)       Teori non-personal atau teori non-pribadi, berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan baik apabila hubungan dalam organisasi berlangsung secara tidak langsung. Segala bentuk hubungan dalam organisasi melalui saluran hirarki seperti telah ditetapkan di dalam struktur organisasi. Dengan demikian segala macam bentuk penintah, petunjuk, bimbingan, laporan dilakukan secara formal (tertulis).


4 komentar: