1. Pengertian
dan Unsur-Unsur Organisasi
1.1. Pengertian Organisasi
Berbagai literatur
tentang organisasi dan manajemen telah memberikan definisi tentang organisasi,
dengan berbagai cara, tergantung segi tinjauan atau pendekatannya. Pada dasamya
pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam
arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
Organisasi dalam arti statis
Organisasi dalam arti
statis berarti melihat
organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam. Melihat organisasi sebagai
sesuatu yang tidak bergerak/diam berarti melihat organisasi itu seperti yang
tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka ragam.
Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam
arti statis, antara lain sebagai berikut:
1) Organisasi dipandang sebagai wadah
atau sebagai alat (tool) yang berarti:
a) Organisasi sebagai alat pencapaian
tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
b) Organisasi merupakan wadah daripada
sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
c) Organisasi sebagai wadah atau
tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan
administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga memberi bentuk pada
admanistrasi dan manajemen.
2) Organisasi dipandang sebagai
jaringan dan hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam
suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kota
tersebut memberikan gambaran-gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang hams
diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi
masing-masing.
3) Organisasi dipandang
sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan
secara jelas tentang garis wewenang, garis komando, dan garis tanggungjawab.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti
statis merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen
berlangsung dengan gambaran yang
jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis
komando dan tanggung jawab.
Organisasi Dalam Arti Dinamis
Organisasi
dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang
hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme
yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dan segi bentuk dan
wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dan segi isinya. Isi danipada
organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti
menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala
macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi
dalam arti dinamis, sebagai berikut:
1)
Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu
selalu bergerak mengadakan pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang
telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2) Organisasi dalam arti
dinamis berarti memandang organisasi itu dan segi isinya, yaitu sekelompok
orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi
dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia
merupakan unsur terpenting dan seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah
yang memiliki sifat kedinamisan.
Organisasi dalam arti dinamis selalu
dihadapkan kepada 2 (dua) macam kemungkinan, yaitu:
1)
Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yang berarti organisasi
itu selalu bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman.
Pertumbuhan dan perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Yang lebih penting adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi
yang bersifat kualitatif.
2) Kemungkinan organisasi
itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat
diatasi. Kematian organisasi mempakan
tantangan dalam arti bahwa orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu
dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat atau kadar persoalan
yang berbeda-beda. Setiap masalah harus dapat diatasi, karena bila tidak dapat
diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi. Kematian organisasi
merupakan ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang ditampung datam
organisasi akan bubar berantakan.
Ancaman
kematian suatu organisasi dapat bersumber dan dalam maupun dan luar.
Ancaman yang datangnya dan dalam adalah ancaman yang datangnya dan para anggota
organisasi sendini, misalnya, pam anggota bersifat statis, tidak mau menerima
pembahan (metode) barn, tidak ada nasa memiliki dan pam anggota dan lain
sebagainya. Ancaman yang datangnya dan luar adalah ancaman yang datangnya dan
berbagai organisasi Iainnya dalam bentuk persaingan, baik secara wajar maupun
secara tidak wajar (persaingan tidak sehat), baik persaingan itu dilakukan
secara terbuka (terang-terangan) maupun secara tertutup (terselubung).
Dengan demikian organisasi dalam arti dinamis berarti
organisasi selalu bergerak, tumbuh dan benkembang untuk mempertahankan
eksistensinya. Bergena,k, tumbuh dan benkembangnya organisasi pada dasamya
mempakan kenyataan hidup. Dan uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa
onganisasi dalam anti dinamis merupakan proses kenjasama antara orang-orang
yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti
yang telah ditetapkan secara bersama pula. Proses adalah langkah-Iangkah yang
hams dilalui. Langkah.Iangkah yang hams dilalui dalam usaha mencapai tujuan
bersama dimulai dan pnoses penencanaan (planning), proses pengonganisasian
(organizing), pembenian motivasi (motivating), pnoses pengawasan (controlling)
dan proses pengambilan keputusan (decision making). Pnoses tersebut
sening disebut sebagai fungsi manajemen sehingga onganisasi dalam anti dinamis
disebut pula onganisasi sebagai fungsi, yaitu onganisasi yang membeni
kemungkinan manajemen untuk bengenak. Organisasi sebagai proses juga memandang
organisasi dari segi interaction antara orang-orang yang ada di dalam
organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat berlangsung
secara formal (hubungan— hubungan formal), dan secara informal (hubungan-hubungan
informal).
Hubungan
formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah
diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi,
seperti yang telah ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.
Hubungan
informal adalah hubungan-hubungan yang terjadi dalam organisasi yang tidak
terikat oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak terikat oleh struktur
organisasi, tidak terikat oleh hirarki, dan tidak terikat oleh aturan-aturan
yang ditetapkan secara resmi oleh pemimpin organisasi. Oleh karena itu
hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur organisasi atau tidak
tergambar dalam bagan organisasi.
Hubungan-hubungan
informal berdasarkan kepada
hubungan-hubungan pribadi atau personal relations, dan atas dasar kesamaan
kepentingan di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi
dapat terjadi antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan,
antara bawahan dengan bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain
interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal,
horizontal maupun secara diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan
oleh keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di dalam
organisasi. Oleh karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti
proses lebih banyak menyoroti faktor manusia dalam organisasi.
Kesimpulan
yang dapat kita ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya
sekedar sebagai wadah saja, tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai
sistem tata-hubungan kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.
Organisasi Sebagai Sistem Kerjasama
Sistem adalah suatu keseluruhan yang sangat rumit dan
berbagai unsur atau faktor atau hal yang saling berhubungan dan saling
ketergantungan antara yang satu derigan lainnya sehingga semua unsur atau semua
faktor atau semua hal itu merupakan suatu kesatuan atau merupakan suatu
kebulatan yang utuh. Keutuhan dan kebulatan dan semua unsur/faktor atau hal
tersebut disatupadukan oleh suatu asas atau prinsip tatatertib tertentu.
Kerjasama merupakan suatu bentuk perwujn danpada
hubungan dua orang atau lebih dalam usaha mencapai tujuan bersama. Jadi tujuan
daripada orang-orang melakukan keniasama ialah untuk mewujudkan apa yang
menjaditujuan bersama mereka. Agar orang-orang yang bekenjasama itu dapat
mencapai tujuan maka perlu adanya hubungan yang baik. Hubungan yang dilakukan
oleh orang-orang dalam usaha mencapai tujuan bersama dinamakan hubungan kerja.
Dengan demikian dalam kenjasama paling tidak terdapat dua unsur, yaltu tujuan
bersama dan hubungan kerja.
Apabila
tujuan yang akan dicapai itu sedemikian kompleks, hal itu akan mengakibatkan
timbulnya jaringan hubungan kerja yang sangat kompleks dan rumit, sehingga
memerlukan perumusan kenja yang lebih baik. Setiap pekerjaan dirumuskan dengan
baik, dan setiap pekerjaan mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab
tertentu. Karena setiap pekerjaan itu mengandung wewenang, tugas dan
tanggungjawab, maka diperlukan suatu sistem penugasan kepada orang-orang yang
mengkhususkan din dalam bidang tertentu dati suatu tugas bersama. Dengan
demikian setiap orang yang terbentuk dalam suatu bentuk kerjasama mempunyai
peran yang diikuti dengan pertanggungjawaban.
Dan uraian tersebut jelas bahwa organisasi
sebagai sistem kerja sama dapat diartikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai
benikut:
1)
Organisasi sebagai sistem kerjasama, adalah suatu sistem
mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, dan masingmasing
pekeijaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggungjawab tertentu yang
memungkinkan orang-orang dan suatu organisasi dapat bekerjasama secara efektif
dalam usaha mencapai tujuan bersama.
2) Organisasi sebagai
sistem kerja adalah suatu sistem
penugasan pekerjaan kepada orang-orang yang mengadakan kenjasama yang
mengkhususkan dii dalam suatu bidang tertentu dan suatu tugas bersama.
3) Organisasi sebagai
sistem kerjasama adalah suatu sistem daripada aktivitas-aktivitas kenjasama dan sekelompok
onang yang mengadakan kenjasama untuk mencapai
tujuan bensama.
4) Organisasi sebagai
sistem kerjasama adalah suatu sistem yang tenencana daripada usaha kenjasama dengan membenikan
penan kepada setiap onang untuk dijalankan, wewenang, tugas dan tanggungjawab
untuk dilaksanakan.
Organisasi Sebagai Sistem Tata-Hubungan Kerja
Tata-hubungan kerja ialah hubungan yang dilakukan oleh
orang-orang yang berada di dalam suatu situasi kelompok (group situation) untuk
mengadakan kerjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan
situasi kelompok adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya dapat mengadakan
interaksi (hubungan) dalam waktu yang sama sehingga terjalin suatu hubungan
yang sangat erat. Lawan dari situasi kelompok adalah situasi kebersamaan
(togetherness situation), yaltu kelompok di mana orangorang yang berada dalam
kelompok saling tidak mengenal sebelumnya. Mereka berada dalam suatu tempat
hanya secara kebetulan dan secara kebetulan pula mereka mempunyai kepentingan
atau kebutuhan yang sama. Misalnya pasar, adalah suatu contoh yang konkrit dan
situasi kebersamaan, karena mereka bertemu di pasar hanya secara kebetulan dan
secara kebetulan pula mempunyal kepentingan atau kebutuhan yang sama, yaitu
berbelanja atau menjual barang dagangannya.
Setelah
selesai dengan urusan masing-masing atau setelah pasar bubar, mereka saling
berpisah dan entah kapan bertemu lagi. Oleh karena itu suatu tata-hubungan yang
tidak dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam situasi kelompok (dalam
situasi kebersamaan = togetherness situation) tidak dapat dinamakan
tata-hubungan kerja. Dalam tata-hubungan kerja masingmasing berada dalam suatu
situasi kelompok, masing-masing pihak bekerja untuk kepentingan bersama, dan
satu sama lain saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Tata-hubungan
dapat bersifat pribadi, formal, informal Iangsung atau secara tidak
langsung. Apabila kegiatan dalam kelompok itu semakin kompleks, maka diperlukan
sistem pembagian tugas/pekerjaan, ketentuanketentuan atau peraturan-peraturan
yang hams ditaati dan dijalankan oleh setiap anggota. Dalam hal demikian maka
perlu ditunjuk anggota yang diserahi tugas untuk mengums atau memimpin
(pengurus/pemimpin) dan anggotaanggota yang diserahi tugas untuk melaksanakan
ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pengurus atau
pemimpin, yaitu pekeija atau workers. Tenjadilah tata-hubungan antara pemimpin
dengan pekerja dan sebaliknya antara pekerja dengan pemimpin. Dengan demikian
tata-hubungan tidak hanya berlangsung secara pribadi, formal, informal,
langsung dan tidak langsung, tetapi dapat berlangsung pula secara struktural,
hirarki, vertikal, horizontal dan diagonal.
1)
Tata-hubungan pribadi, adalah tata-hubungan yang berlangsung
antarpnbadi, satu dengan satu.
2) Tata-hubungan formal, adalah tata-hubungan
yang berlangsung dengan mengikuti suatu pola atau aturan-aturan yang telah
ditentukan. Media yang dipergunakan dalam tata-hubungan formal, misalnya
perintah, instruksi, saran/petunjuk, rapat, laporan, surat memo).
3) Tata-hubungan informal, adalah
tata-hubungan yang tidak mengikuti atau menyimpang dan aturan atau ketentuan
formal yang telah ditetapkan. Tata-hubungan informal mi dapat tenjadi setiap
saat (di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam keadaan atau
kondisi yang bagaimanapun).
4) Tata-hubungan langsung, adalah
tata-hubungan yang tidak dipisahkan oleh jarak (tamp muka = face to face).
Media yang dipergunakan antara lain wawancara, rapat, ceramah, temu karya dan
lain sebagainya.
5) Tata-hubungan tidak
Iangsung, adalah tata-hubungan
yang dipisahkan oleh jarak. Media yang dipergunakan misalnya: telepon, intercom
atau interpon, surat, memo atau nota).
6) Tata-hubungan struktural atau hirarki, adalah
tata-hubungan yang mengikuti saluran secara hirakis seperti yang telah
ditetapkan dalam struktur organisasi.
7) Tata-hubungan vertikal, adalah tata-hubungan
yang berlangsung antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Dengan
demikian tata-hubungan vertikal dapat berlangsung secara up ward dan secara
down ward.
a)
Up word, adalah tata-hubungan yang benlangsung antara bawahan
dengan pimpinan atau antara instansi yang lebih rendah dengan instansi yang
lebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu mempakan bawahan
langsung danipada pimpinan atau instansi yang lebih tinggi.
b)
Down ward, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan
dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi yang lebih rendah. Atasan/pimpinan atau instansi
yang Iebih tinggi itu merupakan atasan langsung daripada bawahan atau instansi
yang lebih rendah.
8) Tata-hubungan
horizontal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara pimpinan yang
setingkat, antana bawahan dengan bawahan, atau antara instansi yang setingkat.
9) Tata-hubungan
diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara atasan dengan
bawahan dan sebaliknya, atau antara instanSiyang lebih tinggi dengan instansi
yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan
atasan Iangsung maupun tidak Iangsung dan bawahan atau instansi yang Iebih
rendah. Tata-hubungan diagonal dengan demikian juga dapat bersifat up ward dan
down ward.
a)
Up ward diagonal. adalah tata-hubungan yang berlangsung
antara bawahan dengan pimpinan atau ántara instansi yang Iebih rendah dengan
instansi yang Iebih tinggi. Bawahan atau instansi yang lebih rendah itu bukan
merupakan bawahan Iangsung maupun tidak langsung dan atasan atau instansi yang
lebih tinggi.
b)
Down ward diagonal, adalah tata-hubungan yang berlangsung antara
pimpinan dengan bawahan atau antara instansi yang lebih tinggi dengan instansi
yang Iebih rendah. Pimpinan atau instansi yang lebih tinggi itu bukan merupakan
atasan langsung maupun tidak langsung dan bawahan atau instansi yang lebih
rendah.
Berbagai macam bentuk
hubungan tersebut harus dibina dan dikembangkan guna menciptakan sistem
kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar-unit,
antar-satuan kerja yang ada di dalam organisasi.
|

Keterangan:
Setiap Kepala Bagian membawahi Kepala Seksi
1.
Hubungan horisontal atau hubungan mendatar (horizontal
communication) antara pimpinan yang setingkat. Hubungan dapat bersifat searah
(one way communication), atau bersifat dua arah (two ways communi-cations).
2. Komunikasi vertikal ke
bawah, atau komunikasi menegak
ke bawah atau down ward communication.
3. Komunikasi diagonal ke
bawah, atau komunikasi silang
ke bawah atau down ward diagonal
communication.
4. Komunikasi vertikal ke
atas, atau komunikasi
menegak ke atas atau up ward communication.
5. Komunikasi diagonal ke
atas atau komunikasi silang
ke atas atau komunikasi silang menegak ke atas, atau up ward diagonal
communication.
6. Komunikasi honsontal, atau komunikasi mendatar
antara bawahan dengan bawahan. Komunikasi mi dapat bersifat satu arah atau dua
arah.
Kerjasama
dan tujuan bersama merupakan dua unsur penting suatu organisasi. Akan
tetapi kedua unsur tersebut akan terwujud apabila didukung oleh suatu sistem
tata-hubungan kerja yang baik. Oleb karena segala sesuatunya sangat ditentukan
oleh sistem tata-hubungan kerja maka organisasi sebagai sistem tata-hubungan
kerja memandang organisasi itu sebagai sistem tatahubungan kerja yang sangat
rumit tetapi sistematis sehingga dapat mewujudkan suatu bentuk kerjasama yang
baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada di
dalamnya.
Mengingat
tata-hubungan kerja itu berlangsung dalam suatu situasi kelompok (group
situation) yang masing-masing pihak bekerja dan satu sama lain saling bekerjasama
guna mewujudkan tujuan bersama, maka tatahubungan kerja itu akan menimbulkan
suatu jaringan kerja yang sangat kompleks.
Dan
uraian di atas, organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja dapat diberi
pengertian dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:
1)
Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja, adalah suatu sistem
tata-hubungan kerja yang sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat
menimbulkan suatu bentuk kerjasama
yang baik dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang
ada sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama.
2) Organisasi sebagai
sistem tata-hubungan kezja, adalah suatu jaringan kerja yang mewujudkan suatu
bentuk kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar unit
satuan keija yang ada sehrngga tujuan bersama dapat dicapai dengan cepat,
tepat, efisien dan efektif. Jaringan kerja tersebut dapat dalam bentuk jaringan
kerja vertikal, jaringan kerja horisontal, atau jaringan kerja diagonal.
Organisasi Sebagai Proses Pembagian Tugas
Setiap
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapal tujuan
bersama perlu memiliki sistem pembagian tugas. Adanya kerjasama yang baik tidak
menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Setiap jenis pekerjaan, yang paling
sederhanapun, sepanjang pekerjaan itu d ilakukan oleh dua orang atau lebih,
mutlak memerlukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing
(kemampuan fisik maupun ratio).
Misalnya, ada dua orang mengangkut buah-buahan dengan
mempergunakan gerobak dorong. Antara dua orang itu diadakan pembagian tugas
sebagai berikut:
1)
Satu orang ada di depan, bertugas menarik gerobak sekaligus
mengemudikan untuk memilih jalan yang balk dan menentukan arah jalan gerobak.
2) Apabila keduanya ada di
depan, semuanya menarik
gerobag, ha! itu bisa saja hal terjadi, tetapi jelas tidak efektif dan
menunjukkan tidak adanya pembagian tugas yang baik. Sebaliknya, apabila
keduanya ada di belakang, semua, maka gerobak akan berjalan tidak terarah.
Beberapa Pendapat
Di samping beberapa definisi seperti yang telah
diutarakan di atas, masih banyak definisi lain yang diberikan oleh para ahli.
Sebagai bahan perbandingan dan sebagai bahan pengetahuan, di bawah mi
dikutipkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
a. James D. Mooney: Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose. Artinya
kurang lebih: Organisasi merupakan bentuk dan setiap perserikatan manusia untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
b. John D. Millet: Organization is people
working together, and so it takes on characteristics of human relationships
which are involved in group detiviry. Artinya kurang lebih: Organisasi adalah
orang-orang yang bekerjasama dengan mengandung cin-ciri dan hubungan
kemanusiaan yang timbul di dalam kegiatan kelompok.
c. Dwight Waldo: Organization is the
structure of atuhoritative and habitual personal interrelations in an
administrative systems. Artinya kurang Iebih: Organisasi merupakan struktur
danipada hubunganhubungan atas daar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu
sistem administrasi.
d. Chester I. Barnard: Organij0,j is a system
of’ cooperation activities of two or more persons something intangible and
impersonal, largely a matter of relationships. Artinya kurang lebih: organisasi
merupakan suatusistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang
tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai
hubungan-hubungan kemanusiaan.
e. Herbert A Simon: Organization is the
complex pattern of communication and other relations in a group of human being.
Artinya kurang lebih: Organisasi merupakan pola komunikasi yang kompleks dan
hubungan-hubungan lain dalam suatu kelompok manusia.
f.
S. Prajudi Atmosudirdjo: Organisasi itu sebagai struktur
tata-pembagian kerja dan struktur tata-hubungan kerja antara sekelompok
orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan yang tertentu.
g. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan bersama dan tenikat secara formal dalam suatu ikatan
hirarki di maria selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang
yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
Dan
beberapa definisi tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa organisasi
merupakan suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu wadah tertentu guna mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan
bersama.
1.2. Unsur-Unsur Organisasi
Secara
sederhana organisasi mempunyai tiga unsur, yaitu ada orangorang, ada kenjasama,
dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri
sendiri-sendini, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Agar orang-orang yang ada di dalam Organisasi dapat
melakukan kenjasama dalam usaha mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya
kerja. Daya kerja dibedakan menjadi dua macam, yaitu daya manusma dan daya
bukan manusia.
1) Daya Manusia
Daya
manusia terdiri dani kemauan dan kemampuan, yang meliputi
a. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja atau untuk
benbuat,
b. Kemauan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain,
dan
c. Kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan
pninsip-prinsip organisasi.
2) Daya Bukan Manusia
Daya
bukan manusia ialah daya yang diperoleh dan sumber materi, barang, benda;
misalnya mesin-mesin, uang, waktu, metode, dan dan sumber kekayaan alam lainnya
(iklim, udara, cuaca, air dan sebagainya).
Di
samping itu keadaan lingkungan (environment) juga mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap terbentuknya organisasi. Keadaan lingkungan itu, misalnya,
keadaan sosial, budaya, ekonomis dan teknologis yang sedang berkembang.
Di
atas telah disebutkan bahwa salah satu daya manusia ialah kemauan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip organisasi. Oleh karena itu prinsip-prinsip
organisasi merupakan unsur organisasi juga. Dengan demikian organisasi modem
mempunyai unsur-unsur lengkap yang terdiri dari :
MAN
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau
ketatalembagaan senng disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai
atau personnel terdiri dan semua anggota atau warga organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya terdiri dan unsur pimpinan (administrator)
sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manager yang memimpin
suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semuanya itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
Administrator dan para manager merupakan unsur pimpinan
yang diserahi tugas untuk mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi ke
arah tercapainya tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk
mengelola, menjalankan dan menggerakkan organisasi, administrator dan para
manager hams mampu melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pemberian motivasi kepada para pegawai (motivating), pengawasan
(controling) dan membuat suatu keputusan (decision making) yang cepat dan
tepat.
KERJASAMA
Yang dimaksud dengan kerjasama adalab suatu
perbuatan bantumembantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama
untuk mencapai tuJuan bersama. Oleh karena itu semua anggota atau semua warga
yang menurut t1ngkatantingkatannya dibedakan menjadi administrator, manager,
dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man
power) organisasi.
TUJUAN BERSAMA
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai.
Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai, yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang hams dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang hams dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Menurut jangka waktunya, kapan tujuan itu dapat tercapai
dapat dibedakan menjadi:
1) Tujuan jangka panjang, misalnya Era Pembangunan
25 Tahun di negara kita,
2) Tujuan jangka menengah, misalnya tujuan
Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
3) Tujuan jangka pendek, misalnya tujuan yang
dicapai dalam masa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penetapan
jangka waktu dan masing-masing tujuan tersebut tidak mutlak hanya 25 tahun, 5
tahun dan satu tahun. Hal mi tergantung dan jenis usaha dan sasaran akhir yang
akan dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.
Tujuan
dapat pula dibedakan menjadi tujuan pokok dan tujuan bukan pokok. Tujuan
pokok adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi dan yang
menyebabkan kelangsungan hidup organisasi. Misalnya tujuan pokok setiap
organisasi niaga adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Apabila
suatu perusahaan selalu mengalami mgi, perusahaan itu akan jatuh pailit. Tujuan
pokok dapat pula dikatakan sebagai tujuan akhir yang akan dicapai oleh
organisasi. Untuk mencapai tujuan pokok tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan produksi baik kuantitas maupun
kualitas, meningkatkan pemasaran, meningkatkan pelayanan kepada para pegawai
sebagai upaya untuk meningkatkan semangat kerja mereka, dan sebagainya.
Peningkatan produksi, pemasaran dan peningkatan pelayanan kepada pars pegawai
itu pun merupakan suatu sasaran atau tujuan yang hams dicapai karena hal
tensebut menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan pokok.
Tujuan-tujuan yang demikian dinamakan tujuan bukan pokok. Jadi tujuan bukan
pokok adalah tujuan sampingan yang mau tidak mau harus dipenuhi sebagai sarana
untuk mencapai tujuan pokok.
PERALATAN (EQUIPMENT)
Unsur yang keempat daripada organisasi adalah peralatan
atau equipment yang terdiri dan semua sarana/tool, berupa materi, mesin-mesin,
uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
Yang
termasuk sebagai faktor lingkungan mi misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomis, dan teknologis. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain:
1)
Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara
tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak dan kehidupan organi-sasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
2)
Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan
masalah komuniksi dan transportasi yang hams dilakukan oleh organisasi.
3)
Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan
organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
-
Wilayah kegiatan, menyangkut jenis kegiatan atau macam
kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
-
Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah
tentonal, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
-
Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang,
badanbadan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
-
Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua
urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggungjawab dan kebijaksanaan yang hams
dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampauj sesual dengan
aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
KEKAYAAN ALAM
Yang termasuk dalam kekayaan alam mi misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora
dan fauna.
KERANGKA ATAU KONSTRUKSI MENTAL ORGANISASI
Konstruksi mental organisasi ini berupa pninsip-pnnsip
organisasi. Organisasi modern dibangun dan digerakkan berdasarkan pada
pninsip-prinsip sebagai benikut:
1) Pembagian tugas (division of work),
2) Pendelegasian wewenang (delegation of authority),
3) Disiplin (disipline),
4) Kesatuan penintah (unity of command),
5) Kesatuan arah (unity of direction),
6) Rentangan pengawasan (spon of control),
7) Koordinasi (coordination),
8) Jenjang organisasi (hierarchy),
9) Sentralisasi (centralization),
10) Inisiatif (inisiative), dan
11) Kesatuan jiwa korp (esprit de corp).
Manusia sebagai Faktor Organisasi
Dari
beberapa unsur atau faktor tersebut manusia merupakan faktor yang terpenting.
Manusia merupakan faktor terpenting organisasi karena:
1)
Manusia mempakan makhluk Tuhan yang paling sempuma di antara makhluk
ciptaan Tuhan.
2)
Manusia mempunyai rasio, berbeda dengan makhluk hidup lainnya.
3)
Faktor-faktor lainnya yang dimiliki oleh organisasi hanya
mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu mengelolanya dengan baik.
4)
Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berbuat dan membangun.
5)
Manusia merupakan faktor perangsang ke arah tercapainya
tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
6)
Manusia merupakan modal utama bagi organisasi.
7)
Manusia merupakan mahiuk sosial, makhluk bermasyanakat, yang mampu mengadakan
kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bensama.
8)
Manusia mempakan unsur tenpenting dalam organisasi karena
manusia mampu untuk berkembang baik dalam cara berpikir, carshidup maupun cara
berkelompok atau bermasyarakat. Makin tinggi cara berpikir dan cara hidupnya
maka semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Makin maju cara bermasyrakatnya
berarti semakin tinggi kesadaran manusia untuk berorganisasi, ini merupakan
salah satu ciri manusia modern.
Sebagai
akibat dan kesadaran untuk berorganisasi yang semakin tinggi maka manusia
modern mendapat berbagai macam predikat, antara lain sebagai berikut:
1) Manusia organisasi, adalah:
- Manusia
yang suka berkarya dalam berbagai bentuk kelompok,
- Manusia
yang mampu bekerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama,
dengan sistem, metode dan
prosedur
kerja yang balk,
- Manusia
yang mampu mengendalikan sekelompok orang guna mencapal tujuan bersama dengan
berpedoman kepada prinsip- prinsip organisasi.
2) Manusia manajemen, adalah manusia yang
mampu melakukan pengendalian dan pengembangan kegiatan operasional melalui
kemampuan dalam penyusunan rencana yang balk, pengorganisasian yang rapi,
pemberian motivasi yang selaras dengan kebutuhan dan pam anggota, para pekerja
(workers), pengawasan yang baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan
tepat dalam menghadapi masalah yang harus segera dipecahkan.
3) Manusia adininistrasi
Ada pendapat bahwa administrasi merupakan suatu tipe
manajemen tertentu yang merupakan overall management suatu organisasi. Yang
dimaksud dengan oeverall management ialah manajemen yang sifatnya menyeluruh,
meliputi segala aspek kegiatan dan seluruh unit organisasi. Dengan demikian
yang dimaksud dengan manusia administrasi ialah manusia yang mampu menjalankan
overall management, manusia yang mampu mengadakan pengendalian dan pengembangan
secara efektif dan efisien kegiatan-kegiatan operasional yang masing-masing
dijalankan, dikendalikan,
dikembangkan dan dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia
yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi sepe1i yang dijalankan oleh manusia
manajemen Secara keseluruhan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia
administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan
secara keseluruhan (overall planning), pengorganisasian secara keseluruhan
(overall organizing), pembenan motivasi secara keseluruhan (overall motivating),
pengawasan secara keseluruhan (overal controlling), dan pengambilan keputusan
secara keseluruhan (overal decision making). Overall planning dibuat oleh
administrator sehingga kadang-kadang disebut dengan istilah administratif
perencanaan (administrative planning).
Overrall
planning meliputi segala aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan
menjadi landasan kerja pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal mi
berbeda dengan perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut perencanaan
manajemen (management planning); atau ada yang menyebut perencanaan eksekutif
(excekutive planning). Perencanaan manajemen hanya meliputi satu bidang
tertentu, dan dibuat oleh manager unit yang memegang tugas eksekutif. Demikian
setemsnya untuk fungsi-fungsi lainnya.
2. Macam, Bentuk dan Tipe Organisasi
2.1. Macam-Macam Organisasi
Di
dalam buku ini dikemukakan berbagai macam institusi dilihat dan jalur
pembentukannya, dan telah diuraikan pula institusi formal dan institusi
non-formal. Di samping itu masih terdapat berbagai macam organisasi, tergantung
dan segi memandangnya. Dalam buku mi dikemukakan berbagai macam organisasi
dilihat dan berbagai segi, yaitu dan jumlah pucuk pimpinan, dan segi keresmian,
dan segi tujuan, dan segi luas wilayah, dan segi kebutuhan sosial, serta dan
segi bentuk (bentuk-bentuk organisasi).
Macam organisasi dari segi jumlah pucuk
Pimpinan
Dan
segi jumlah pucuk pimpinan, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi tunggal (single organization) dan organisasi jamak (plural
organization atau plural executive organization).
Organisasi Tunggal
Dinamakan
organisasi tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu
orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dan jenis kegiatan
organisasi. Dalam bidang pemerintahan, misalnya Presiden, Menteri, Direktur
(Djrektur Jendral, Direktur), Kepala, Ketua, Gubernur, Bupati, Walii
kotamaciya, Camat, Lurab. Dalam bidang kemiliteran, misalnya: Panglima,
Komandan, Kepala (Kadapol = Kepala Daerah Kepolisian, Kapolri= Kepala
Kepolisian Republik Indonesia). Dalam bidang pendidikan, misalnya Rektor,
Dekan, Direktur (Direktur Akademi....), Kepala (Kepala Sekolah, organisasi
kursus). Dalam bidang niaga, misalnya Administrator (Administrator Pelabuhan
Tanjung Priok), Manajer.
Organisasi Jamak
Dinamakan
organisasi jamak apabila pucuk pirnpinan organisasi tersebut ada di tangan
beberapa orang. Beberapa orang pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan. Nama
dan kesatuan pimpinan itu ada bermnacam-macam, tergantung dan jenis kegiatan
atau fungsi organisasi atau lembaga tersebut, misalnya: Presidium (Presidium
Kabinet Ampera), IJewan (Dewan Pimpinan Pusat = DPP, Dewan Pimpinan Daerah =
DPD), Majelis, Direksi, Direktorium.
Dalam
praktik masing-masing pimpinan yang duduk dalam dewan, majelis, dan sebagainya
itu mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada
pembagian tugas di antara mereka dan sekaligus perlu ada koordinasi keija.
Untuk itu diperlukan seorang ketua (Ketua Dewan, Ketua Majelis, Direktur Utama,
Ketua Presidium).
Kadang-kadang nama dan kesatuan pimpinan itu sekaligus
dipergunakan sebagai nama dan organisasi atau lembaga yang bersangkutan.
Misalnya: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Pertimbangan Agung, Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI), sekarang
Konperensi Wall Gereja Indonesia (KWI), Majelis Ulama Indonesia (MIJI), Dewan
Gereja—gereja Indonesia (DGI).
Dua
jenis organisasi tersebut masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan.
Organisasi tunggal, karena pucuk pimpinan hanya ada di tangan satu orang,
segala ketentuan, kebijaksanaan dan keputusan ada di tangan pimpinan. Hal mi
mengakibatkan keputusan dapat diambil dengan cepat, tanpa hams melalui prosedur
(musyawarah). Akan tetapi suatu keputusan yang diambil secara perseorangan
belum tentu tepat, karena mungkin kurang input sebagai bahan pertimbangan.
Karena
dalam organisasi tunggal segala sesuatunya ada di tangan satu orang, hal itu
akan mengakiba&an timbulnya kepemimpinan yang bersifat otoriter/diktatur.
Kelemahan dalam organisasi tunggal mi sebenarnya dapat diatasi dengan
menempatkan badan staff sebagai badan penasihat (advisory stafj) yang bertugas
memberikan saran, advis kepada pimpinan. Tetapi perlu diingat bahwa staff tidak
mempunyai wewenang untuk memutuskan sesuatu. Badan staff hanya bertugas sebagai
badan pemberj nasihat/saran/advis dan segala sesuatUflya tetap ada di tangan
pimpinan.
Macam Organisasi Dari Segi Keresmian
Menurut
keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu prganisasi formal
(formal organization) dan organisasi informal (informal irganization).
Organisasi Formal (Formal Organization)
Dikatakan
organisasi formal apabila kegiatan yang dilakukan oleh eberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoorçlinasikan guna tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang tergabung dalam kelompok itu
mempunyai struktur yang jelas. Struktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang
menggambarkan hubungan wewenang, kekuasaan dan tanggungjawab. Mengenai
organisasi formal, Herbert G. Hicks antara lain mengatakan sebagai
berikut:
A formal organization has a well-defined
structure that may describe its authority, power, accountability, and
responsibility relationships. The structure can also define that channel spec
Wed jobs every member. The hierarchy of objective offormal organizations is
explicity stated. Status, prestige, pay, rank, and at her perguimitites are
well ordered, nad controlled. Formal organization are durable and planned;
becaise of their emphasis on order, they are relatively inflexible. Membership
in formal organization is gained consciusly, at aspefic time, and usually
openly.
Jadi menurut Herbert G. Hicks, organisasi formal
mempunyai ciri-cin sebagal benkut:
1)
Suatu organisasi formal mempunyai struktur yang baik, yang dapat
menggambarkan hubungan-hubungan wewenang (authority), kekuasaan(Power),
akuntabilitas (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility).
Struktur itu dapat pula menunjukkan saluran-saluran fllelalui
kornunikasi/tata-hUbUngan.
2) Organisasi formal mempunyai spesifikasi
jabatan yang jelas bagi setiap anggota.
3) Hirarici dan tujuan organisasi formal
dinyatakan dengan tegas.
4) Dalam organisasi formal, masalah status,
prestise (prestige), gaji (pay), keciudukan atau pangkat (rank) dan penghasilan
diatur dan diawasi dengan baik.
5) Orgafl formal tahan lama dan
Jirencanakan, sebab penempatannya sesaai dengan peraturan. Mereka relatif tidak
fleksibel (inflexible).
6) Dalam organisasi formal,
keanggotaafl diperoleh secara sadar, paia waktu tertentu dan umumnya terbuka.
Herbert G. Hicks, memberikan beberapa contoh organisasi
formal, antara lair’ Peflisahaan besar (large business corporations),
pemerintah pusat dan daerah (federal and state government), dan
universitas-universitas.
Organisj formal dapat pula dilihat dan bentuk
hubungan-hubungan yarI teijidi antara orang-orang dalam kelompok tersebut.
Dikatakan organisasii formal apabila hubungan antara orang-orang dalam kelompok
kerjasarila bersifat formal, karena hubungan-hubungan formal pada umumnya telah
diaI1r dalan dasar hukum pendirian organisasi/lembaga.
Hubungan-hubungan
formal biasanya telah tergambar dalam bagan organisasi atau struktur
organisasi.
Organisasi Informal (Informal Organization)
Organisasi
informal adalah organisasi yang disusun secara bebas dan spOmm dan
keanggotaannya diperoleh secara sadar atau secara tidak sadar, di kapan
seseorang menjadi anggota sulit ditentukan. Dalam organisas’ 10formal tidak ada
perincian secara tegas tentang tujuan organisasi. Biasanyaa organiasi informal
bersifat semantara karena pembentukannya tidak didasarkan atas rencana yang
matang dan jelas.
Secara terinci, ciri-ciri organisasi informal
ialah sebagai berikut:
1) Disusun secara bebas, spontan, tak pasti, dan
fleksibel.
2) Keanggotannya diperoleh secara sadar atau ecara tidak
sadar.
3) Kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan.
Macam Organisasi Dari Segi Tujuan
Dan
segi tujuan yang hendak dicapai, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi niaga atau organisasi ekonomi, dan organisasi sosial atau organisasi
kemasyarakatan.
Organisasi Niaga atau Organisasi Ekonomi
Organisasi
niaga atau organisasi ekonomi adalah organisasi yang tujuan utamanya
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya. Kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi niaga adalah memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa.
Pelayanan yang diberikan adalah memberikan barang/jasa guna mendapat imbalan
dalam bentuk uang. Konsumen dibebani biaya operasi dan laba. Karena itu
organisasi ekonomi disebut juga organisasi keuntungan atau profit organization.
Organisasi niaga dibedakan menjadi organisasi niaga swasta
dan organisasi niaga pemerintah. Organisasi niaga swasta didirikan oleh pihak
swasta dengan berbagai macam bentuk atau jenis, misalnya Firma (Fa), Perseroan
Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Koperasi. Sedang organisasi niaga
pemerintah ialah organisasi niaga yang didirikan oleh pemerintah, yang dapat
dikelompokkan ke dalam empat macam bentuk, yaitu: Perseroan Terbatas Negara
(Persero), Perusahaan Daerah, Perusahaan Negara Umum (Perum) dan Perusahaan Negara
Jawatan (Perjan). Di samping bentuk-bentuk organisasi niaga seperti yang telah
disebutkan, masih terdapat berbagai macam bentuk usaha lainnya, Seperti Joint
Venture, Trust, Holding Company, Kartel, Sindikat dan Yayasan. Firma (Fa)
Dasar
hukum yang mengatur berdinnya Firma dapat dijumpal pada Pasal 16 Undang-undang
Hukum Dagang, yang antara lain menyatakan bahwa Firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Tanggungjawab para anggota firma
(para firma) tidak terbatas. Keuntungan yang diperoleh dibagi bersama, dan
apabila terjadi kerugian maka semua firma ikut menanggungnya.
Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer disebut juga Command itaire Vennootschaap
(CV). Dasar hukum yang mengatur berdirinya CV dapat dijumpai pada Pasal 19
Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang dinyatakan bahwa Con1man- ditaire
Vennootschaap atau CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha
bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan
bertanggungjawab penuh dengan kekayaan pribadmnya, dengan orang-orang yang
memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta
bertanggungjawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan
tersebut.
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1)
Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemegang saham.
2)
Kekuasaan tertinggi pada PT ada di tangan rapat umum
pëmegang saham. Setiap pemegang saham memiliki hak suara yang sama dalam rapat
umum.
3)
Para pemegang saham utama biasanya duduk dalam dewan
komisaris.
4)
Hasil keputusan rapat umum pemegang saham biasanya
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
5)
Yang menjalankan kebijaksanaan manajemen ialah Dewan
Direksi.
6)
Modal usaha cukup besar. Oleh karena itu bentuk PT
didirikan untuk jenis usaha yang membutuhkan modal yang besar.
Koperasi
Koperasi
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan azas-azas kekeluargaan. Landasan hukum
koperasi di Indonesia ialah Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992.
Berdasarkan kepada Undang-Undang tersebut kemudian ditetapkan landasan koperasi
yang terdiri dan:
1) Landasan idiil adalah Pancasila.
2) Landasan Struktural adalah Undang-Undang Dasar 1945.
3) Landasan mental adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi.
Koperasi dibedakan menjadi:
1)
Koperasi Primer, adalah unit koperasi terkecil dan
beranggotakan paling sedikit 20 orang.
2)
Pusat Koperasi, merupakan gabungan dad beberapa koperasi
primer, paling sedikit terdiri dan Jima koperasi primer yang berbadan hukum.
3)
Gabungan Koperasi, adalah koperasi yang paling sedikit
terdin dan tiga pusat koperasi yang berbadan hukum.
4)
Induk Koperasj, adalah koperasi yang paling sedikit
terdiri dan tiga gabungan koperasi yang berbadan hukum.
PT Pemerintah
PT
Pemerintah atau PT (Persero) atau PT Negara (Persero), adalah PT yang sahamnya
diniiliki oleh peirierintah, baik sebagian maupun selumhnya, baik Pemerintah
Pusat maupun oleh Pemerjntah Daerah. Badan Usaha MilikNegara dibedakan menjadi
PT Negara (Persero), Perusahaan Daerah, Perusahaan Negara Umum (Perum), dan
Perusahaan Negara Jawatan (Perjan).
1)
Saham PT. Negara (Persero) dan Perusahaan Daerah dipisahkan
dengan kekayaan negara. Tujuan Persero dan Perusahaan Daerah adalah mencari
keuntungan yang maksimum.
2)
Perusahaan Negara Umum (Perum) dan Perusahaan Negara
Jawatan (Perjan), bukan organisasi ekonomi yang semata-mata mencari keuntungan.
Tujuan Perum dan Perjan adalah memberikan pelayanan terhadap kepentingan
masyarakat umum dalam bidang jasa dan kesejahteraan.
Trust
Trust merupakan penggabungan (bukan bentuk
kerjasama) dan beberapa perusahaan menjadi satu. Masing-masing perusahaan
meleburkan din atau berfusi sehingga terbentuk satu perusahaan yang besar dan
kuat.
Kartel
Kartel merupakan persekutuan dan beberapa perusahaan
sejenis dengan Suatu perjanjian tertentu. Masing-masing perusahaan tenkat
dengan peijanjian yang telab dibuat bersama, tetapi di luar peijanjian itu
mereka bebas. Masingmasing perusahaan temp merupakan perusahaan yang berdiri
sendiri, danmasing-masing mempunyai kedudukan yang sama. Kartel dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
Holding Company
Perusahaan saham patungan, yang mengontrol
satu atau lebih perusahaan lain. Kepemiljkan saham dapat penub, atau sebagian.
Holding Company dapat terbentuk bila perusahaan membeli saham perusahaanl
perusahaan lain untuk menjadi miliknya.
Yayasan
Yayasan merupakan suatu badan hukum dengan kekayaan
yang dipisahkan dan lebih mengumakan pada usaha-usaha sosial. Beberapa contorh
yayasan misalnya: Yayasan Supersemar, Yayasan Dana Bantuan Sosial, Yayasanyayas
Penderita Anak Cacat (YPAC), dan berbagai bentuk yayasan yang bergerak dalam
bidang peñdidikan.
Organisasi sosial atau organisasi
Kemasyarakatan
Pengertian dan Ciri Organisasi Kemasyarakatan. Yang
dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi kemasyarakatan
seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan. Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 memberikan pengertian
bahwa yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang
dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam
rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
Macam Organisasi Menurut Bentuk
Menurut bentuknya, organisasi dibedakan
menjadi:
1) Organisasi Staff (Staff Organization),
2) Organisasi garis (Line Organization),
3) Organisasi Fungsional (Fuctional Organization),
4) Organisasi Staff dan Garis (Line and Staaf
Organization),
5) Organisasi Garis dan Fungsional (Line and Functional
Organization),
6) Organisasi Fungsionald dan Staff (Fuctional and Staff
Organization),
7) Organisasi Garis, Fungsional dan Staff (Line,
Functional and Staff Organization).
8) Organisasi Panitia (Committee Organization).
Jadi
menurut bentuknya ada 8 (delapan) macam organisasi, walau ada yang Iangsung
membedakan menjadi 4 (empat) macam organisasi, yaitu:
1) Organisasi Lini (Line Organization),
2) Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff
Organization),
3) Organisasi Fungsional (Functional Organization), dan
4) Organ isasi Pantia (Committee Organization).
Macam Organisasi Menurut Tipe
• Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu ,urganisasi dengan tipe Piramid dan organisasi dengan tipe
Kerucut. Organisasi Tipe Mendatar dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
tipe piramide mendatar, dan organisasi tipe piramid terbalik.
demikian secara terinci menurut tipenya, organisasi
dibedakan tiga macam, yaitu:
1) Organisasi dengan Tipe Piramid Mendatar (flat),
2) Organisasi dengan Tipe Piramid terbalik, dan
3) Organisasi dengan tipe Kerucut.
2.2. Bentuk-Bentuk
Organisasi
Pengertian
bentuk organisasi sering disamakan dengan tipe organisasi, adahal keduanya
berberia. Bentuk organisasi memandang organisasi dan segitata-hubungan,
wewenang (authority), dan tanggungjawab (responsibility) yang ada dalam suatu
organisasi.
Apabila
di dalam organisasi hanya terdapat hubungan staf maka organisasi itu adalah
organisasi staff. Tata hubungan wewenang dan tanggungjawab lini akan
menimbulkan organisasi lini. Demikian pula tata hubungan fungsi akan
menimbulkan organisasi fungsi. Tata-hubungan staff berupa tata-hubungan
pemberian saran, nasihat, bantuan pemikiran atas berbagai masalah yang
memerlukan kecakapan khusus. Di dalam bagan organisasi, tata-hubungan staff
digambarkan dengan garis putus-putus ( ) untuk membedakannya dengan
tata-hubungan lini.
Tata-hubungan wewenang dan tanggungjawab lini berupa
tata-hubungan pemberian perintah atau komando dan pucuk pimpinan kepada para
pembantu pimpinan atau kepada satuan pelaksana. Wewenang dan pucuk pimpinan
disalurkan melalui saluran garis atau lini, baik kepada para pembantu pimpinan
maupun kepada para pejabat lini. Yang dimaksud dengan pembantu pimpinan adalah
pejabat (para pejabat) yang secara Iangsung ada di bawah pucuk pimpinan yang
mempunyai wewenang lini (wewenang komando). Pejabat (para pejabat) tersebut diserahi
tugas untuk membantu pimpinan dalam bidang kerja tertentu, serta diserahi tugas
untuk mengkoordinasikan beberapa jenis urusan tertentu. Pejabat lini adalah
pejabat yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelaksanaan tugas operasional
sesuai dengan fungsi atau urusan masing-masing.
Tata-hubungan fungsi adalah tata-hubungari pemberian
perintah dan setiap pimpinan satuan organisasi yang ada di bawah pucuk pimpinan
kepada semua pelaksana yang ada sepanjang perintah itu menyangkut bidang tugas
atau kerjanya. Sesuai dengan luas-sempitnya organisasi, dan tergantung dan
kepentingan organisasi, tiga macam tata-hubungan (staff, lini, dan fungsi) itu
dapat dikombinasikan, bajk dalam bentuk dan kombinasi maupun dalam bentuk tiga
kombinasi.
Apabila
dalam organisasi terdapat tata-hubungan staff dan lini, maka organisasi itu
dinamakari bentuk organisasi lini dan fungsi. Apabila dalam organiSasi itu
terdapat tata-hubungan lini dan fungsi, maka organisasi itu dinamakan bentuk
organisasi lini dan fungsi. Demikian pula apabila dalam organisasi terdapat
tata-hubungan fungsi dan staff, maka organisasi itu dinamakan bentuk organisasi
fungsi dan staff. Organisasi dinamakan bentuk organisasi hni, staff dan fungsi
apabila dalam organisasi itu terdapat tiga macam tata hubungan, yaitu tata
hubungan lini, staff, dan tata-hubungan fungsi. Dengan demikian atas dasar
macam-macam tata-hubungan yang ada di dalam organisasi maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat berbagai macam bentuk organisasi, yaitu:
1)
Bentuk organisasi staff (Staff organization),
2) Bentuk organisasi lini
(Line organization),
3) Bentuk organisasi Fungsi
(Function organization),
4) Bentuk organisasi lini
dan staff ( Line and staff organization),
5) Bentuk organisasi fungsi
dan staff (Functional and staff organization),
6) Bentuk organisasi lini
dan fungsi (Line and functional organization),
7) Bentuk organisasi lini,
staff dan fungsi (Line, staff and functional organization).
Masih
terdapat satu macam bentuk organisasi, yaitu bentuk organisasi panitia
(committee organization), yaitu apabila kegiatan itu dilakukan kelompok
sementara yang terdiri daripada orang-orang yang mempunyai keahlian tertentu.
Bentuk Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam
organisasi staf hanya terdapat pucuk pimpinan dan staf yang memberikan bantuan
pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan. Oleh karena itu
dalam organisasi staf tidak ada garis komando ke bawah karena tidak ada pejabat
pimpinan lini. Di dalam prakteknya.tidak ada organisasi yang murni organisasi
staf, karena tidak ada pimpinan organisasi yang hanya membutuhkan nasihat saja,
tetapi biasanya dikombinasi dengan bentuk organisasi lini sehingga menjadi
bentuk organisasi lini dan staff (line and staff organization), atau
dikombinasi dengan bentuk organisasi fungsi sehingga menjadi bentuk organisasi
lini dan fungsi (line and functional organization).
|

Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)
Bentuk organisasi lini disebut juga bentuk organisasi
garis atau bentuk organisasi komando (line organisation). Bentuk
organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi di mana pucuk pimpinan (top
manager atau chief executive) dipandang sebagai sumber kesusilaan tunggal.
Segala ketentuan, keputusan atau segala kebijaksanaan ada halangan satu orang, yaitu pucuk pimpinan.
Wewenang
dan pucuk pinpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya untu
mua jenis atau bidang pekerjaan, menurut garis komancio. Dan pucuk pinpnan
sampai kepada bawahan (satuan-satuan organisasi lini) berlangsung ilenirut
garis komando. OIeh karena itu dalam bentuk organisasi lini/garis haydikena1
unsur pimpinan dan pelaksana yang nierupakan pejilbat lini. YanI dmaksud dengan
pimpinan adalah pimpinan tunggal atau pucuk pimpinafl. Pelaksana adalah
orang-orang atau unit-Unit di clalam organisasi ying secara langsung
berhubungan dengan tercapaiflya suatu tujuan organisai lini.
|

Berdasarkan urajan teriehit di aLas dapat diketahui bahwa
bentuk organisasi lini mempunyai ciricii sebagai benikut:
1)
Bentuknya Sederhana dpergunakan oleh
organisasi-onganisasi yang relatif masih kecil.
2)
Bawahan hanya mengenal satu pimpinan, yaitu pucuk
pimpinan.
3)
Pucuk pimpinan
merupakan sumber daripada kekuasaanlwewenang.
4)
Bawahan seolah-olah hanya bertindak sebagai pelaksana
perintah.
5)
Hanya dikenal unsur pimpinan dan unsur pelaksana.
6)
Dan pucuk pimpinan sampai ke bawab (para pelaksana),
segala sesuatunya berlangsung menurut garis komando.
7)
Karena organisasi masih relatif kecil maka jumlah
karyawannya sedikit.
8)
Dalam organisasi niaga, pemilik biasanya menjadi pimpinan
tertinggi di dalam organisasi.
9)
Hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan atau
sebaliknya, dan hubungan kerja antarkaryawan masih bersifat hubungan tatap muka
atau face to face sehingga semua anggota organisasi/karyawan masih kenal satu
sama lain.
10)
Tujuan yang hendak dicapai masih sederhana sehingga
kegiatan organisasi belum merupakan suatu kegiatan yang kompleks.
11)
Tingkat spesialisasi masih rendah.
12)
Alat-alat (equipment) yang dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan masih sederhana.
Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini
Bentuk
organisasi fungsional dan lini (finctional and line organization) merupakan perpaduan
antara organisasi fungsional dan organisasi lini/garis. Wewenang dan pucuk
pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di
bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing
pimpinan dan setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada
sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana
mempunyai wewenang dalam semua bidang pekerjaan.
|

Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini Dan
Staf
Bentuk
organisasi fungsional, lini dan staf (Functional Line and Staff Organization)
adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dan tiga bentuk organisasi,
yaitu organisasj fungsional, organisasi lini dan organisasi staf. Bentuk
organisasi fungsional, lini dan staf adalah organisasi di manawewenang dan
pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada
di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi.
Masing-masing pimpinan dan setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana
sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana
mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan di bawah pucuk pimpinan
ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat pimpinan. Jadi pada
dasamya sama dengan bentuk organisasi fungsional dan lini, hanya di bawab pucuk
pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat.
|

Bentuk organisasi lini dan staf (line and
staff Organization)
Bentuk
organisasi lini dan staff merupakan perpaduan antana dua bentuk organisasi,
yaitu organisasi lini dan organisasi staff. Wewenang diserahkan pada pucuk
pimpinan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bsWahnya dalam
semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff. Staff mi
tidaic mempunyai wewenang lini/ganis (wewenang dan Staff Organization), komando
ke bawah. Staff hanya berfungsi sebagai perrrmberi nasihat, pembj pertimbangan
sesuai bidang keahliannya.
Staff dapat pula ditempatkan di setiap satuan organisasi
apabila dibutuhkan.
Ciri-Ciri Organisasi Lini dan Staff.
Berdasarkan uraian di atas mika organisasi
lini darr staff mempunyai cirj ciii sebagai berikut:
1) Dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lxlesar
dan kompleks.
2) Jumlah anggota relatif banyak,
3) Unit-unit dalam organisasidibedakan menjadi cziua macam,
yaitu:
a.
Unit-unit linilgaris, situ sama lain berhulubungan
menurut garis komando mulai top manager (pimpinan pi uncak), sampai dengan unit
lini yang paling bawah. Yang dimaksu.iid dengan unit lini ialah unit-unit yang
sectra langsung terlibasflt dalam pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi.
b.
Unit staff yang dihubungkan dengan gar-is tata-hubungan
staff. Yang dimaksud dengan unit staff adalah ‘ unit yang tidak secara langsung
ikut terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi hanya memberikan
bantuan di bidang pengadaan pegawai, keuangan, material dan bantuan lainnya b
caik untuk kepentingan unit lini maupun kepentingan unit staff sendiri.
c.
Karena jumlah anggota organisasi relatif banyak maka
hubungan yang sifatnya tatap muka (face to face communication) tidak mungkin
lagi dapat dilaksanakan bagi seluruh anggota organisasi.
Bentuk organisasi panitia (committee
Organization)
Pengertian dan
Karakteristik Panitia atau Komite. Istilah panitia sering disamakan dengan istilah komite,
komisi, gugus tugas (task force atau task group). Terlepas dan istilab mana
yang dipakai, pada dasamya semua istilah itu mengandung pengertian yang sama,
yaitu sekelompok orang kepada siapa sejumlah persoalan dibebankan. Jadi yang
dimaksud dengan panitia atau komite adalah sekelompok orang yang ditunjuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seseorang
(pejabat/pimpinan) atau oleh beberapa orang (dewan).
Nama suatu panitia ada bermacam-macam,
tergantung dan jenis dan sifat tugas atau kegiatan yang dijalankan. Ada yang
mempergunakan nama Panitia Kerja (Panja), Panitia Khusus (Pansus), Panitia
Perumus, Panitia Penyelesaian Perburuhan Pusat atau Daerah, Komisi APBN DPR.
Ada pula yang mempergunakan nama dan pejabat ketua dan panitia tersebut,
misalnya Panitia Daryatmo. Nama suatu panitia dapat juga diambilkan dan jumlah
anggota yang duduk dalam panitia, misalnya Panitia 9, karena jumlah anggota
yang duduk dalam panitia beijumlah 9 orang.
Nama
bukanlah masalah yang prinsip karena mempergunakan nama apapun, tugas panitia
adalah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh seseorang atau oleh beberapa orang yang ada dalam
suatu kelompok (dewan).
Wewenang
yang dimiliki oleh panitia berbeda-beda. Ada panitia yang mempunyai wewenang
untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen dan ada pula panitia yang tidak
mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen. Ada panitia yang
berhak membuat keputusan, tetapi ada pula yang terikat pada masalah yang dihadapi
tanpa mempunyai wewenang untuk membuat keputusan. Ada panitia yang bertugas
untuk memberikan rekomendasi kepada pimpinan/manajer. Dapat dikatakan bahwa
wewenang yang diberikan kepada panitia ada berbagai macam.
Apabila
dilihat dan bentuk organisasi, panitia adalah suatu bentuk organisasi staff
tertentu tanpa memiliki ciri-ciri lain. Panitia juga merupakan kelompok
orang-orang yang diberi tugas untuk melaksanakan tindakan administratif yang
khusus, dan dalam pelaksanaannya menunjukkan sebagai staff (staff khusus) atau
sebagai executive (executive committee). Berdasarkan wewenang yang diberikan
kepada panitia, panitia dapat dibedakan menjadi panitia eksekutif dan panitia
staff. Dinamakan panitia eksekutif apabila panitia itu dibeni wewenang untuk
mengambil keputusan, dan keputusan itu mengikat para bawahan. Hal mi beranti
bawahan hams memberikan pertanggungjawaban kepada panitia. Dinamakan panitia
staff apabila panitia itu tidak diberi wewenang untuk mengambil keputusan.
Dalam hal mi panitia hanya bertindak sebagai pemberi advis saja.
Menurut
sifatnya, panitia dapat dibedakan menjadi panitia yang bersifat formal, panitia
yang bersifat informal, panitia yang bersifat permanen dan panitia yang
bersifat temporer.
Panitia yang Bersifat Formal
Ciri-ciri daripada panitia yang bersifat
formal adalah sebagai berikut:
1) Dibentuk atas dasar wewenang yang membentuk.
2) Mempunyai tempat dalam stmktur organisasi.
3) Mempunyai tujuan yang jelas.
4) Menerima delegasi wewenang dan tugas tertentu.
2.3.Tipe Organisasi (Type Of Organization)
Tipe
organisasi berbeda dengan bentuk organisasi. Bentuk bentuk organisasi memandang
organisasi dan segi saluran wewenang, saluran hirarki dan tata-hubungan (lini,
staff dan fungsi) yang ada dalam organisasi. Sedang tipe-tipe organisasi
memandang organisasi dan segi jumlah dan susunan pejabat atau jumlah satuan
organisasi yang terdapat dalam organisasi. Makin banyak jumlah satuan
organisasi dalam organisasi, maka jumlah pejabatnya juga semakin banyak. Secara
hirarki, satuan organisasi dibedakan menjadi:
Satuan organisasi utama, satuan organisasi lanjutan,
sub-satuan organisasi lanjutan, dan satuan organisasi operasional.
1)
Satuan organisasi utama, adalah satuan organisasi yang
ada langsung di bawah pucuk pimpinan.
2)
Satuan organisasi lanjutan, adalah satuan organisasi yang
ada langsung di bawah satuan organisasi utama.
3)
Sub-satuan organisasi lanjutan, adalah satuan organisasi
yang lang- sung ada di bawah satuan organisasi lanjutan.
4)
Satuan organisasi operasional, adalah satuan organisasi
yang ada langsung di bawah sub-satuan organisasi lanjutan.
Agar
pengertian satuan-satuan organisasi semakin jelas, lihat bagan organisasi di
bawah mi, dan akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.
Menurut
tipenya, organisasi dibedakan menjadi: organisasi dengan tipe piramid mendatar
(flat), organisasi dengan tipe kerucut, dan organisasi dengan tipe piramid
terbalik.
Organisasi Dengan Tipe Piramid Mendatar
Ciri-Ciri Organisasi dengan Tipe Piramid Mendatar
Organisasi dengan tipe pirarnid mendatar
mempnyai ciri-ciri sebagai
1)
Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga
tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit.
2)
Jumlah pekerja (bawahan) yang hams dikendalikan cukup
banyak.
3)
Formasi jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena
jumlah pimpinan relatif kecil.
|
|
|

Organisasi Dengan Tipe Kerucut
Ciri-Ciri Organisasi dengan Tipe Kerucut
Organisasi dengan tipe kerucut mempunyai
ciri-ciri sebagai benkut:
1)
Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat
hirarki/ kewenangan banyak.
2)
Rentang kendali sempit.
3)
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan
sampai kepada pejabat/pimpinan yang paling bawah/rendah.
4)
Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat
bawah terlalu jauh.
5)
Jumlah formasi jabatan pimpinan cukup besar.
Kebaikan dan Kelemahan Organisasi dengan Tipe Kerucut
Organisasi dengan tipe kerucut mengandung
kebaikan dan kelemahan. Beberapa kebaikan organisasi dengan tipe kerucut ialah:
1)
Pengendalian dapat dilakukan secara efektif karena
rentang kendali sempit.
2)
Karena jumlah formasi jabatan pimpinan banyak, akan
memberikan motivasi kepada para bawahan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.
3)
Semangat kerja para pegawai pada umumnya tinggi karena
mereka berlomba untuk mendapat promosi.
Sedang beberapa kelemahan organisasi dengan
tipe kerucut, antara lain:
1)
Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan
tingkat bawah sangat jauh.
2)
Komunikasi dalam organisasi hams melalui beberapa jalur
atau saluran (channel) sehingga sering terjadi berbagai macam bentuk hambatan.
3)
Penyampajan informasj dan respon atau umpan balik
(feddback) dan pimpinan tingkat atas kepada pimpinan tingkat bawah dan
sebaliknya memakan waktu yang lama. Hal mi akan mengakibatkan timbulnya
birokratisme, yaitu hambatan-hambatan dalam kantor.
4)
Hubungan lebih bersifat formal sehingga regid (kaku).
5)
Kurang saling mengenal di antara pegawai sehingga
hubungan antar pribadi makin berkurang.
Organisasi dengan Tipe Piramid Terbalik
Salah
satu ciri dan organisasi dengan tipe piramid terbalik ialah jumlah jabatan
pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Kalau ditinjau dan segi
kepangkatan, organisasi dengan tipe piramid terbalik mempunyai pegawai yang
berpangkat tinggi lebih besar daripada jumlah pegawai yang pangkatnya rendah.
Organisasi mi hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan
pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional, seperti organisasi-organisasil
lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan (Akademi, Institut,
Universitas). Organisasi mi tidak baik untuk organisasi-organisasi yang
peng-angkatan pegawainya berdasarkan pada formasj jabatan struktural. Lihat
Gambar 4.20 dan Gambar 4.21.
|

3.Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip
organisasi sering disebut dengan azas-azas organisasi. Prinsip atau azas
merupakan dasar, pondasi, atau sesuatu kebenaran yang menjadi pokok atau
tumpuan berpikir.
Menurut Prajudi Atmosudirjo (1980, 90), prinsip itu mempunyai
dua segi berikut:
1)
Prinsip merupakan pangkal-tolak pikiran untuk meinahami
suatu tata-hubungan, atau suatu kasus, dan
2)
Prinsip merupakan suatu jalan atau sarana untuk
menciptakan suatu tata-hubungan atau kondisi yang kita kehendaki.
Dengan demikian yang dimaksud prinsip-prinsip orgnisasi
adalah pondasi yang menjadi pokok dasar atau yang menjadi pangka1-oIak di dalam
menggerakkan organisasi. Oleh karena itu organisasi dibanguii dan digerakkan di
atas pondasi yang berupa prinsip organisasi, dan setiap prinsip mengandung
suatu kebenaran.
Beberapa Pendapat
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang
,rinsip-pririsip atau azas-azas organisasi. Masing-masing ahli memberikan
pcrumusan yang berbeda, baik dalam jumlah maupun istilah yang dipergunakan.
Beberapa mengemukakannya secara terinci, sementara yang lain menberikan garis
besarnya saja.
PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
W. WARREN HAYNES DAN JOSEPH L. MASSEI
Dalam bukunya yang berjudul Management for Business
and Industri, dua orang penulis mi menyatakan prinsip-prinsip organisasi ada
4 (empat) macam, yaitu:
1) Prinsip kesatuan perintah (unity of command),
2) Prinsip rentangan kendali atau rentangan pengawasan
(span of control),
3) Prinsip pengecualian (the exception princeple), dan
4) Prinsip hirarki (the scalar principle).
PRAJUDI ATMOSUDIRJO
Dalam buku yang berjudul Administrasi dan Management
Umum, Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan 12 (dua belas) prinsip organisasi,
yaitu sebagai berikut:
1)
Prinsip tujuan, yang berarti bahwa organisasi hams
mempunyai tujuan.
2)
Prinsip pembagian kerja, bahwa dalam organisai harus ada
pembagian kerja dan penugasan kerja yang homogen.
1)
Prinsip perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan
wewenang. Prinsip pelimpahan kekuasaan hat-us jelas batas-batasnya.
6)
Kesatuan komando, bahwa azas mi menghendaki satu orang
satu atasan (the one man one chiefprinciple).
7)
Komunjkasj, untuk mengadakan pertukaran informasi antar
instansi yang ada di dalam organisasi.
8)
Prinsip pengecekan, yang berarti bahwa setiap pimpinan
berkewajiban untuk melakukan pengecekan terhadap pelaksanaan kegiatan.
9)
Prinsip kontinuitas, yang artinya kegiatan dalam
organisasi hams bersjfat terus-menerus tidak boleh mandeg, dalam keadaan atau
situasi yang bagaimanapun.
10)
Prinsip saling asuh, yang berarti antara unit (lini
dengan staff) saling bekerjasama dan menyadari akan kepentingan setiap unit
yang ada dalam organisasi. Jangan sampai suatu unit merasa lebih penting
daripada unit yang lain.
11)
Prinsip koordinasi, untuk mencegah timbulnya bahaya
disintegrasi.
12)
Prinsip kehayatan, yang mencerminkan bahwa organisasi itu
hidup atau berhayat.
13)
Prinsip tahu din, yang berarti bahwa setiap anggota
organisasi hams sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui posisi
masing-masing dalam organisasi.
HENRY FAYOL
Henry Fayol, seorang insinyur pertambangan Dari
Perancis, mengemukakan 14 prinsip
organisasi, yaitu sebagai berikut:
1) Pembagian kerja (division of work).
2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility).
3) Prinsip disiplin (discipline).
4) Prinsip kesatuan komando (unity of command).
5) Prinsip kesatuan langkah (unity of direction).
6) Pnnsip subordinasi minat individu di bawah minat pada
umumnya (subordination of individual interest to general interest).
7) Prmnsip pemberian hadiah (remuneration).
8) Prinsip sentralisasi atau pemusatan (centralization).
9) Prinsip jenjang hirarki (line of authoriry/hierarchie).
10) Prinsip ketertiban (order).
11) Prmnsip kesamarataan (equity).
12) Prinsip stabilitas jabatan pegawai (stability of
personel).
13) Prinsip inisiatif (iniciative).
14) Prmnsip kesatuan jiwa korp (esprit de corp).
Di
samping prinsip-prinsip organisasi seperti yang telah dikemukakan oleh ketiga
ahli di atas, kita dapat pula menyimpulkan bahwa suatu organisasi dapat
dikatakan sebagai organisasi yang baik apabila organisasi itu memiliki
pnnsip-prinsip berikut: (1) mempunyai tujuan yang jelas, (2) Mempunyai kesatuan
perintah, (3) ada keseimbangan, (4) ada pendistribusian pekerjaan, (5) ada
rentangan pengawasan, (6) ada pelimpahan wewenang, (7) ada departementalisasi,
(8) ada penempatan pegawai yang tepat, (9) ada koordinasi, dan (10) ada balas
jasa yang memuaskan. Masing-masing prinsip organisasi tersebut akan diuraikan
lebih lanjut sebagai berikut:
Tujuan Yang Jelas
Tujuan merupakan sesuatu atau sasaran yang hendak
dicapai. Karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi maka tujuan
tersebut hams dicapai melalui kerjasama sekelompok orang.
Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal
berikut mi diperhatikan:
1)
Tujuan hams selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan
dengan perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi.
2) Tujuan organisasi hams
dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota, dan dicamkan benar-benar,
sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka. Dengan memahami tujuan organisasi, ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh para anggota, yaitu:
a)
Para anggota dapat mengetahui dan menyadari apa yang
sebenarnya diharapkan oleh organisasi dan para anggota.
b)
Para anggota organisasi dapat mengetahui dan memahami apa
yang akan diperoleh dan organisasi.
c)
Para anggota organisasi mengetahui apakah organisasi yang
bersangkutan dapat memenuhi kebutuhannya.
d)
Para anggota organisasi dapat mengetahui apakah
organisasi yang bersangkutan dapat menyalurkan aspirasinya.
3) Tujuan organisasi hams
dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat diterima
oleh para anggota, hal mi berarti para anggota organisasi mempunyai keyakinan
bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga mereka dapat
dengan mudah digerakkan.
4) Dalam memmuskan tujuan
hendaknya dibedakan antara tujuan utama, tujuan sekunder, tujuan jangka
panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi, dan
tujuan pribadi.
Tujuan Utama
Tujuan utama disebut juga tujuan pokok atau tujuan tunggal,
adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi. Tujuan utama atau tujuan
pokok adalah tujuan yang menjadi dasar dibentuknya organisasi. Menurut jenis
organisasi yang didinikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, misalnya: tujuan mendapat keuntungan, tujuan untuk
membenikan kesejahteraan bagi para anggota, dan tujuan untuk memberikan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
untuk mendapat keuntungan merupakan tujuan dan setiap organisasi niaga.
Organisasi niaga adalah organisasi yang mengadakan konsentrasi modal dan para
pemilik atau penanam modal (investor). Setiap penanam modal pada dasarnya
menghendaki pendapatan yang maksimal dan modal yang ditanamnya. Pendapatan yang
maksimal mi hanya dapat diperoleh apabila organisasi yang didirikan itu
memperoleh keuntungan yang maksimal.
Tujuan
untuk memberikan kesejahteraan anggota, apabila organisasi yang djdji-jkan itu
bukan semata-mata untuk mencan keuntungan dan bukan merupakan konsentrasi
modal. Organisasi yang didirikan merupakan konsentrasi orang-orang, misalnya
koperasi. Koperasi adalah suatu organi-saSi ekonon-n yang menyelenggarakan
usaha di bidang ekonomi (produksi, pembelian, penjualan dan lain-lain) untuk
melayani kepentingan ekonomi atau melayani kesejahteraan para anggota.
Tujuan
memberikan kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan menyediakan barang dan
jasa untuk kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Organisasi atau
lembaga yang bergerak dalam pemberian pelayanan kepentingan umum misalnya:
telekomunikaSi (dalam bidang komunikasi), PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
(dalam bidang penyediaan kredit perumahan rakyat), Perusahaan Air Minum (dalam
penyediaan air bersih), PT. Kereta Api (dalam pemberian pelayanan
transportasi). Pada umumnya organisasi atau lembaga yang menjadi milik
pemerintah atau milik negara memiliki tujuan utama memberikan kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan Sekunder
Tujuan sekunder adalah tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu organisasi setelah tujuan pokok atau tujuan utama dapat dicapai dengan
baik. Contoh dan tujuan sekunder adalah meningkatkan kesejahteraafl pegawai.
Tujuan
sekunder kadang-kadang dikacaukan dengan tujuan tambahan. Tujuan tambahan
adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi setelah tujuan pokok
atau tujuan utama dapat dicapai, sedang organisasi yang bersangkutan masih
mempunyai kelebihan kemampuan. Misalnya suatu pabrik pemintalan benang (Patal),
apabila pabrik tersebut telah dapat memproduksi benang dengan baik sesuai
dengan target yang telah ditetapkan, maka pabrik tersebut dapat menentukan
tujuan tambahan misalnya menghasilkan jok kursi atau jok mobil dengan
memanfaatkan waste kapas, plat eser yang tersedia.
Prinsip Kesatuan Perintah
Tidak
adanya kesatuan perintah akan menyebabkan kebingunan dan ketidak-pastian bagi
para bawahan dalam menjalankan tugas. Hal mi juga akan mengakibatkan
pertanggungjawaban menjadi kurang jelas.
Kesatuan perintah tidak akan mengurangi kerjasama secara
diagonal sepanjang melalui saluran hirarki yang telah ditetapkan. OIeh karena
itu garis saluran perintah dan garis saluran pertanggungjawaban hams digambat
secara jelas dalam bagan struktur organisasi. Agar prinsip kesatuan perintah mi
jelas maka dapat dilukiskan melalui bagan organisasi di bawah mi.
Pada
dasamya setiap individu yang ada di dalam organisasi sudah mempunyai konsep
tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi darn tujuan organisasi hams ada
kesesuaian sehingga akan diperoleh manfaat timbal-balik antara keduanya.
Prinsip kesatuan perintah disebut juga pnnsip kesatuan
komancIo. Dua istilah mi merupakan terjemahan dan istilah bahasa Inggris Unity
of Command. Yang dimaksud dengan kesatuan komando atau kesatuan permntah adalab
bahwa setiap pegawai dalam organisasi hendaknya mempunyai seorang atasan
langsung. Hal mi berarti setiap bawahan hanya dapat diperintah secara langsung
oleh satu orang atasan. Seorang bawahan bertanggungjawab Iangsung hanya kepada
seorang atasan langsung, kepada siapa ia hams memberikan laporan dan
pertanggungjawaban, dan dan siapa ia menerima perintab, instruksi, penarahan, dan
bimbingan.
Prinsip Keseimbangan
Organisasi
selalu membutuhkan keseimbangan. Prinsip keseimbangan di dalam organisasi dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya (a) keseimbangafl antara
sentralisasi dan desentralisasi kewenangan, (b) keseimbangan antara wewenang
dan tanggung jawab, (c) keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan, dan (d)
kerugiañ yang diderita oleh suatu unit hams diimbangi dengan keuntungan yang
diperoleh dan unit lain.
Keseimbangan Antara Sistem Sentralisasi dan
Desentralisasi Kewenangan
Sentralisasi dan desentralisasi mengandung
tiga macam pengertian, yaitu
1)
Sentralisasi dan desentralisasi fisik, (2) sentralisasi
dan desentralisasi fungsi, dan (3) sentralisasi dan desentralisasi pengambilan
keputusan.
2)
Sentralisasi dan desentralisasi fisik, disebut juga
physical central-zation and decentralization. Kegiatan dalam organisasi akan
bersifat sentralisasi (centralized) apabila semua kegiatan operasional
organisasi dilakukan pada suatu tempat tertentu. Kegiatan dalam organisasi akan
bersifat desentralisasi apabila kegiatan-kegiatan organisasi berikut
unit-unitnya dilakukan di berbagai tempat. Karena sentralisasi dan
desentralisasi fisik dapat berhubungan dengan penyebaran secara geografis
danpada kegiatan suatu organisasi, maka sentralisasi dan desentralisasi fisik
sering disebut sentralisasi dan desentralisasi geografis.
3)
Sentralisasi dan desentralisasi fungsi, apabila
sentralisasi dan desentralisasi itu berdasarkan atas fungsi tertentu. Misalnya,
fungsi ketatausahaan dalam organisasi dapat mempergunakan prinsip sentralisasi
atau desentralisasi.
Dengan prinsip sentralisasi, semua kegiatan
organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan tatausaha dipusatkan pada suatu
unit tersendin (berdiri sendiri) yang khusus melayani pekerjaan tatausaha dan
masing-masing unit. Semua pekerjaan dalam bidang tatausaha dilaksanakan oleh
sebuah satuan organisasi yang berdiri sendiri. Satuan organisasi yang mempunyai
fungsi memberikan pelayanan dalam bidang ketatausahaan misalnya adalah Bagian
Sekretariat atau Bagian Tatausaha. Karena Bagian Sekretariat atau Bagian
Tatausaha mempunyai fungsi yang sama, maka bila organisasi sudah memiliki
Bagian Sekretanat tentu tidak perlu membentuk Bagian Tatausaha.
Dengan
prinsip desentralisasi, masing-masing satuan organisasi di samping melaksanakan
tugas pokok organisasi, juga hams melaksanakan pekerjaan tatausaha di
lingkungan satuan kerja masing-masing. Misalnya, bagian pemasaran perusahaan,
selain melaksanakan tugas pokok pemasaran, juga melaksanakan tugas-tugas
ketatausahaan seperti surat menyurat, penggandaan warkat, filing dan
sebagainya. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, menyangkut
masalah kewenangan dan setiap pimpinan satuan organisasi dalam mengambil
keputusan; sampai di mana para eksekutif berwenang ikut serta di dalam
mengambil keputusan.
4. Teori Organisasi
4.1.Pengertian Dan Fungsi Teori
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah teori diberikan penjelasan sebagai
berikut:
1)
Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian dan sebagainya); misalnya teori
tentang terjadinya bumi, teori Darwin tentang evolusi.
2)
Teori merupakan asas-asas dan hukum-hukum umum yang
menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan, niisalnya teori melukis,
teori karang-mengarang, teori hitungan, teori pelayaran.
3)
Teori merupakan pendapat cara-cara dan aturan-aturan
untuk melakukan sesuatu; misalnya teoninya mudah, tetapi prakteknya sukar.
Kita dapat pula memberikan pengertian bahwa yang dimaksud
dengan tori adalah sebagai berikut:
Teori merupakan suatu rumusan yang disusun
secara sistematis, logis dan teratur mengenai suatu fenomena. Yang dimaksud
dengan rumusan merupakan pemyataan atau kesimpulan tentang suatu asas, atau
prinsip atau pendirian yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas tetapi
tepat. Sistematis berarti teratur menurut suatu sistem tertentu. Sedang yang
dimaksud dengan sistem adalah suatu cam atau metode yang teratur untuk melakukan
sesuatu.
4.2.Pengertian Dan Beberapa Pendapat
Tentang Teori Organisasi
Kita
telah mengetahui pengertian dan ftingsi teori. Bab mi khusus membahas teori
organisasi. Oleh karena its perlu diberikan suatu pengertian apa sebenarnya
yang dimaksud dengan teori organisasi. I3anyak buku manajemen dan organisasi
yang antara lain juga meinbahas teori organisasi tetapi tidak memberjkan
perumusan secara jelas apa yang dimaksud dengan teori organisasj yang
sebenamya.
Dalam
buku ini diberikan perumusan yang sangat sederhana, bahwa yang dimaksud dengan
teori organisasi adalah suatu kolisepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat
atau pendekatan tentang petnecahan masalah organisasi sehingga dapat iebih
berhasil sehingga orgasisasi clapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Yang
dimaksud dengan masalah adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan
pengambilan keputusan. Sesuatu yang tidak memerlukan pernecahan bukan merupakan
masa1ah Oleh karena itu yang dimaksud dengan masalah organisasi adalah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memedukan
pemecahan dan pengambilan keputusan. Masalah yang dihadapi oleh organisasi
sangat kompleks dan setiap masalah memerlukan pemecahan tersendiri. Usaha untuk
memecahkan berbagai masalah organisasi yang sangat kompieks itu memunculkan
berbagaj kajian untuk lebib memahami efektivitas organisasi. Dan usaha
intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasm dengan
berbagai kaidah dan rumusnya.
Teori
organisasi bukanlah merupakan suatu dogma, dan juga bukan teori yang memjlijcj
kebenaran mutlak. Dan berbagai eon yang dikemukakan oleh para ahli tidak
satupun yang memiliki kebenaran mutlak sehingga masingmasing teorj berdiri
sencliri. Namun demikian berbagai teori itu saling isi atau saling melengkapj
karena masing-masing ahli se nggunakan sudut tinjauan sendirj-sendin
Prajudi
Atmosudirdjo mengemujcakan bahva teori organisasi modem dalam ilmu
administrasi dapat dibagi menjadi linna golongan, yaitu (1) teori organisasj
klasik, (2) teori hubungan antar manusia, (3) teors proses, (4) teori periIak,
dan (5) teori sistema. Yang disebut terakhir (teori sistema) disebut juga The
System Theory of Organization, yang mernandang organisasi sebagai suatu
janingan (netwo) daripada berbagai macas Sistem yang bertalian satu sama lain,
serta bekerja dan bergerak berdasarkan tata-kaitan sistem-sistem tertentu.
Amitai
Etzioni dalam buku yang berjudul Modern Organization mengemukakan empat
macam teori organisasi, yaitu: (1) teori kiasik, yang mungkin lebih tepat
disebut aliran Manajemen ilmiah (scientific management), (2) aliran hubungan
manusia (human relations), yang merupakan reaksi daripada aliran Manajemen
Ilmiah, (3) sistem pendekatan strukturalis yang merupakan titik temu dan dua
pendekatan (teori kiasik dan aliran hubungan manusia), dan (4) teori pembuatan
keputusan, yaitu suatu teori organisasi yang bertalian dengan pembuatan
keputusan.
Harold
Koontz dan Cyrill o’Donnell, seperti yang dikutip oleh Sutarto (1984,248)
mengemukakan 9 (sembilan) pendekatan, yaitu sebagai berikut:
1) Pendekatari pengalaman atau kasus (the empirical, or
case approach).
2) Pendekatan perilaku antarpribadi (the interpersonal
behavior approach).
3) Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior
approach).
4) Pendekatan kerjasama sistem sosial (the cooperative
social system approach).
5) Pendekatan sistem teknik sosial (the sosiotechnical
system approach).
6) Pendekatan teori keputusan (the decision theo,y-center
approach).
7) Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center
approach).
8) Pendekatan operasi (the operational approach).
Teori Organisasi Klasik
Teori
organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi,
teori formalisma, teori struktur (the structure theory of organization). Teori
kiasik muncul sebagai akibat dan usaha yang ditempuh untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi dengan menentukan prinsip-prinsip yang
dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi para manajer dalam melaksanakan tugas.
Prinsip-prinsip mi memberikan pedoman kepa manajer untuk menyusun suatu sistem
tugas dan wewenang. Prinsip-prinsip jj merupakan prinsip umum yang dapat
diterapkan pada setiap organisasi apapun sehingga merupakan prinsip yang
bersifat universal. Fayol berpendapat bahwa prinsip-prinsip mi sangat
bermanfaat, tetapi bersifat sementara. Fayol me mardang seni manajemen terdiri
dan keahlian memilih prinsip yang cocok untuk situasi tertentu. Oleh karena itu
prinsip-prinsip tersebut belum tentu dapat dilaksanakanlditerapkafl sekaligus
pada saat yang sama untuk situasi yang sama pula.
Dalam
buku ini diuraikan 10 macam prinsip organisasi. 10 macam prinsip organisasi itu
dapat diuraikan kembali secara singkat sebagai benikut:
Prinsip
pertama adalah pninsip penetapan tujuan yang jelas. Dengan penetapan tujuan
yang jelas organisasi akan bergerak ke arah sasaran yang telah ditetapkan. OIeh
karena itu penetapan tujuan yang jelas merupakan dasar danipada organisasi
untuk bergerak.
Prinsip
kedua adalah pninsip kesatuan perintah (the principle of unity of command).
Dengan adanya kesatuan perintah maka para bawahan akan lebib jelas dani siapa
mereka menerima permntah, instruksi dan bimbingan; daji kepada siapa mereka
hams memberikan laporan dan pertanggungjawaban Dengan adanya kesatuan penintah
maka para bawahan akan merasa aman karena ada kepastian dalam melaksanakan
tugasnya.
Prinsip
ketiga adalah prinsip keseimbangan. Di dalam organisasi pemakaian
prinsip-prinsip atau teknik-teknik harus seimbang dengan mem perhatikan
efisiensi dan efektivitas yang menyeluruh dani organisasi da1an menghadapi
tujuan-tujuan organisasi. Dalam organisasi selalu terdapat kebutuhan akan
keseimbangan, misalnya keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi
wewenang, keseimbangan antana wewenang dan tanggungjawab, dan sebagainya.
Prinsip
keernpat adalah pninsip pendistribusian pekenjaan (the principle of
distribution of work). Pekerjaan yang terdapat di dalam organisasi dibagi-bagi
sesuai dengan kemampuan dan keahlian pam pegawai. Oleh karena itu prinsip
pembagian pekerjaan adalah menuju ke arab adanya spesialisasi. Dalam batas
batas tertentu spesialisasi merupakaii cara yang tepat untuk memanfaatkan pam
anggota organisasi baik secara individual maupun secara kelompok.
Prinsip
kelima adalah prinsip rentangan pengawasan (the principle of span of
control). Prinsip mi mengatakan sampai seberapa jauh kemampuan seorang manajer
dalam menjalankan fungsi pengawasan. Kemampuan setiap pemimpin dalam
menjalankan fungsi pengawasan berbeda-beda. Perbedaan kemampuan mi disebabkan
oleh beberapa faktor, misalnya perbedaan pendidikan, perbec.laan pengalaman,
perbedaan umur dan sebagainya.
Prinsip
keenam adalah prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of
authority). Mengingat kemampuan pemimpin terbatas, maka perlu ada pelimpahan
wewenang, yaitu penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang perlu
agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Prinsip
ketujuh adalah prinsip departementasi (the principle of departementation).
Dalam setiap organisasi, pekerjaan hams dikelompokkan dalam suatu kelompok yang
dinamakan fungsi. Pengelompokan pekerjaan atas fungsi inerupakan dasar daripada
penyusunan organisasi.
Prinsip
kedelapan adalah prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of
the right man in the right place). Prinsip mi merupakan salah satu azas dalam
bidang kepegawaian yang mengatakan bahwa seorang pegawai hendaknya ditempatkan
pada tempat yang tepat sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing.
Prinsip
kesembilan adalah prinsip koordinasi (the principle of coordination) yang
pada prinsipnya menghendaki bahwa dalam organisasi hams ada keselarasan dan
keserasian aktivitas antara anggota organisasi atau antara pimpinan/pejabat.
Prinsip
kesepuluh adalah prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan. Balas jasa
yang diberikan hendaknya dapat menjamin tingkat hidup yang normal yang berlaku
bagi masyarakat di mana pegawai yang bersangkutan hidup. Balas jasa juga hams
seimbang dengan jasa yang diberikan.
Teori Birokrasi
Birokrasi bagi kalangan awam sering berkonotasi negatif,
dalam bentuk hambatan-hambatan akibat peraturan yang berlebihan, penundaan
prosedur, kelambatan yang dibuat-buat yang kesemuanya sebenamya merupakan
mismanagemen. Dalam arti yang netral birokrasi berarti suatu pemerintahan yang
dijalankan melalui biro-biro. Keterlambatan pelayanan atau tidak baiknya
pelayanan kepada masyarakat sebenamya bukan disebabkan oleh birokrasi tetapi
disebabkan kurang baiknya birokrasi. Birokrasi sebenarnya merupakan inti
daripada setiap organjsasj modem, karena tanpa birokrasi yang baik dan kuat,
organisasj tidak akan dapat berjalan.
Untuk
membedakan pengertian antara birokrasm dalani aili negatif dengan birokrasj
dalam aIli netral, dalam buku ml dmpergunakan istilah birokratis atau ada yang
mengatakan birokratisme untuk birokrasi dalam aili negatif, dan istilah
birokrasi untuk pengertian birokrasi dalam arti yang sebenarnya (dalam arti
netral). Oleh karena itu di sini digunakan istilah teori organisasi birokrasi,
bukan teori organisasi birokratis seperti yang dikatakan oleh Gibson, Ivan
Cevich dan Donnelly.
Teori Organisasi Human Relations
Teori organisasi human relations disebut juga teori
hubungan kemanusiaan, teori hubungan antar manusia, teori hubungan kerja
kemanusiaan, atau the human relations theoiy. Hubungan antar manusia dan
hubungan kemanusiaan kedua-cluanya merupakan terjemahan dan istilah bahasa
Inggris human relations. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya
mempunyai pengertian yang tidak sama. Hubungan antarmanusia merupakan
antar-persona yang bersifat Iahiriah saja, kurang memperhatikan aspek kejiwaan,
sehingga tidak membenkan kepuasan psikologis. Suatu hubungan dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian
sehingga pihak lain (yang menerima informasi) merasa puas. Pengertian hubungan
kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan kemanusiaan dalam
arti luas, dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit. Dalam arti luas,
hubungan kemanusiaan ialah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang
terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan
untuk mendapatkan kepuasan hati. Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan ialah
hubungan antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam suatu
organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai,
sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang
tinggi, serta disiplin yang tinggi.
Jadi inti dan hubungan antar-manusia adalah
hubungan yang bersifat lahiriah, sedang hubungan kemanusiaan lebih bersifat
psikologis.
Teori
organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dan suatu anggapari bahwa dalam
kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dan hubungari kemanusiaan
(human relations). Teori mi beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan
baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila di dalam organisasi itu
terdapat hubungan antar-pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung
antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan dengan bawahan,
antara bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan.
Teori Organisasi Perilaku
Teori
organisasi perilaku atau The Behaviour Theory of Organization adalah suatu
teori yang memandang organisaSi dan segi perilaku anggota organisasi.. Setiap
anggota mempuflyai watak, temperamen, cita-cita, keinginan yang berbeda-beda,
yang mengakibatkan perilaku dan setiap anggota orgaisasi betheda-beda. Perilaku
itu pada awal mulanya berorientasi path din sendiri, akan tetapi karena pada
dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu hidup dalam kelompok,
perilaku mereka berkembang menjadi apa yang clinamakat1 perilaku organisasi
(behaviour organization). Oleh karena itU teori miii berpendapat bahwa baik
atau tidaknya, berhasil atau tidaknya organisasi rnencapai sasaran yang telah
ditetapkan adalah tergantung dan perilaku atau ikap kelakuan (behaviour) dan
para anggotanya. Dengan demikian menurut teoii mi masalah utama yang dihadapi
organisasi adalah bagaimana mengajrahkan pam anggota untuk berpikir, bersikap,
bertingkah laku atau herperilaku sebagam manusia organi-sasi yang balk.
Yang
dimaksud dengan perilaku dapat berupa sikap, tindakan atau tingkahlaku. Penilaku
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) perilaku formal, (2) perilaku
informal, (3) penlaku nonformal.
Perilaku Formal
Perilaku
formal merupakan akibat dan
hubungan formal yang berlangsung di dalam organisasi. Hubungan formal adalah
keseluruhan hubungan yang dilakukan secara resmi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan
perilaku formal adalab segenap sikap, perbuatan, tindakan, atau tingkah laku
yang dilakukan secara formal atau resmi yang sepenuhnya berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan serta tujuan organisasi. Perilaku formal akan
menimbulkan organisasi formal.
Perilaku Informal
Perilaku informal merupakan akibat daripada
hubungan informal yang timbul di dalam organisasi. Yang dimaksud dengan
hubungan informal adalah jalinan hubungan pnbadi yang tidak tenkat oleh
berbagai ketentuan atau aturan resmi organisasi. Dengan demikian yang dimaksud
dengan perilaku informal adalah sikap, perbuatan, tindakan dan tingkah laku
yang tidak tenkat oleh ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan resmi organisasi.
Perilaku informal akan melahirkan organisasi informal.
Perilaku Non-formal
Penlaku non-formal merupakan akibat adanya hubungan non-formal.
Yang dimaksud dengan hubungan non-formal adalah hubungan antara yang bersfat
resmi (terikat kepada aturan-aturan resmi), dengan yang bersifat tidak resmi
(tidak terikat aturan-aturan resmi), antara yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas pekerjaan dengan hubungan pribadi. Dengan demikian perilaku non-formal
adalah sikap, perbuatan, tindakan dan tingkah laku antara yang bersifat resmi
dengan yang bersifat tidak resmi, antara yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas pekerjaan dan tujuan organisasi dengan hubungan pnbadi. Perilaku
non-formal akan melahirkan apa yang dinamakan organisasi non-formal. Apa yang
dinamakan organisasi formal, organisasi informal dan organisasi non-formal
telah kita uraikan dalam Bab 2. Tiga macam perilaku tersebut saling berhubuhgan
dan saling pengarub-mempengaruhi. Yang jelas, perilaku non-formal merupakan
jembatan atau perantara antara perilaku formal dengan perilaku informal.
Teori Organisasi Proses
Teori organisasi proses atau The Process Theory of
Organization adalah suatu teori yang
memandang organisasi sebagai proses kerja sama antara sekelompok orang yang
tergabung dalam suatu kelompok formal. Oleh karena itu teori mi memandang
organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan di dalamnya terdapat pembagian
tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum, universal.
Berhasil
tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung dan proses
kerja sama antara orang-orang yang ada di dalam organtsasi. Oleh karena itu
pimpinan organisasi hams mendayagunakan dan mengarahkan proses kerja sama itu
ke arab tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Teori Organisasi Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain (pars pengikut, pars bawahan) sehingga
orang lain mau mengikuti apa yang menjadi kehendaknya. Orang yang mampu
mempengaruhi orang lain sehingga mau mengikuti kehendaknya disebut pemim-pin
atau leader. Teori mi beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai
tujuan tergantung dan sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi
pars bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Untuk mempengaruhi pars bawahan dapat dilakukan dengan
berbagai Cara; tergantung dan tipe yang melekat pada din pemimpin tersebut.
Tipe mi rnemberi warna atau corak tersendiri yang dalam perkembangan
selanjutnya flierupakan pendekatan tersendiri atas organisasi. Oleh karena itu
teon orgahisasi kepemimpmnan dapat dibedakan menjadi : (a) teori otokratis,
(b) teori demokratjs, (c) teori kebebasan, (d) teori patemalisme, (e) teori
personal, dan (f) teori non-personal.
1)
Teori otokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas
dalam organisasi akan berjalan lancar apabila segala sesuatu ada di tangan
pimpinan, segala keputusan ada di tangan pimpinan. Dalam hal ini pemimpmn
dianggap sebagai orang yang serba tahu.
2)
Teori demokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas
dalam organisasi akan dapat berjalan lancar apabila segala masalah yang
dihadapi oleb organisasi dipecahkan secara bersama antara pemimpifl dengan para
bawahan. Pemimpin bersifat terbuka, memberi kesempatan kepada pars bawahan
untuk ikut berpartisipasi aktif dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi
organisasi. Segala keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat.
3)
Teorj kebebasan, disebut juga teori laissez faire, yang beranggapan
bahwa agar segala sesuatu, segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan
lancar dan berhasil mencapai tujuan, kepada para bawahan diberikan kebebasan
untuk memutuskan segala masalah yang dihadapi, kemudian melaksanakannya sesuai
keinginannya pula. Dalam hal mi pemimpin tidak ada di tengah-tengah para
bawahan. Pemimpin tidak mempunyai fungsi sehingga pemimpin tetapi hanya
merupakan simbol belaka.
4)
Teori paternalisme, berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa
segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat mencapai
tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pemimpin mampu memberikan
bimbingan, pengarahan, perintah, petunjuk, dan mengawasi para bawahan sampai
mendetail, sampai dengan masalah yang sekecil-kecilnya. Pemimpin menganggap
dirinya paling .nengetahui segala macam persoalan dalam organisasi. Pemimpin
bertindak sebagai seorang ayah, sehingga para bawahan diperlakukan seperti
orang yang belum dewasa.
5)
Teori personal atau leon pribadi berlandaskan kepada suatu pemikiran
bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat
mencapai sasaran atau tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pimpinan
mampu mengadakan hubungan secara langsung dengan para bawahan. Pada umumnya
hubungan langsung dilakukan secara lisan sehingga terjadi hubungan timbal-balik
atau hubungan dua arah. Hubungan mi dapat berlangsung dan atas ke bawah, dan
pimpinan kepada bawahan atau down war communication; dan bawah ke atas,
dan bawahan dengan atasan, atau up ward communication.
6)
Teori non-personal atau teori non-pribadi, berlandaskan kepada
suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan baik
apabila hubungan dalam organisasi berlangsung secara tidak langsung. Segala
bentuk hubungan dalam organisasi melalui saluran hirarki seperti telah
ditetapkan di dalam struktur organisasi. Dengan demikian segala macam bentuk
penintah, petunjuk, bimbingan, laporan dilakukan secara formal (tertulis).
sumbernya mana pak ? :)
BalasHapuscopas dari mana nih? sumber dong.
BalasHapussumbernya dari mana nih
BalasHapuspunten, gambar struktur kok tidak tampil ya
BalasHapus